Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anandhika Maheswara
"Artikel ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh host podcast terhadap pengikutnya. Menurut Stefan Larson dari Prior Data (2024), terdapat lebih dari lima juta podcast dengan lebih dari 75 juta episode pada tahun 2024. Dalam artikel yang sama, ia menyatakan bahwa basis pendengar podcast global terus tumbuh secara konsisten dari tahun 2019 hingga 2024. Podcast dimulai dengan 274,78 juta pendengar pada tahun 2019 dan berkembang menjadi 332,12 juta pada tahun 2020, peningkatan yang signifikan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan konsumsi media. Makalah ini menggunakan Audience Reception Theory (1973) karya Paul Lazarsfeld dan metode convenient sampling. Mengambil contoh dari Joe Rogan Experience, salah satu saluran podcast paling populer yang sedang berjalan, makalah ini mempelajari faktor-faktor yang membuat pemirsa terlibat dengan pembawa acara podcast. Dengan mengangkat topik-topik tersebut, motivasi penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara influencer dan pengguna biasa. Artikel ini berpendapat bahwa masing-masing pembawa acara podcast memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda, bergantung pada kepribadian dan keaslian konten mereka terhadap penonton.
This article aims to study podcast hosts’ influence on their followers. According to Stefan Larson of Prior Data (2024), there are over five million podcasts with more than 75 million episodes as of 2024. In the same article, he states that the global podcast listener base has consistently grown from 2019 to 2024. The podcast began with 274.78 million listeners in 2019 and expanded to 332.12 million in 2020, a significant increase likely influenced by changing media consumption habits. This ongoing growth has given podcast hosts more relevance in being recognised as people of influence. This paper uses Stuart Hall’s Audience Reception Theory (1973) and a convenient sampling method. Taking the case of Joe Rogan Experience, one of the most popular podcast channels currently running, this paper studies the factors that make audiences engage with a podcast host. By tackling these topics, this study's motivation is to explain the relationship between influencers and regular users, arguing that podcast hosts each have varying levels of influence, depending on the personality and authenticity of their content towards the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Royani
"Keterampilan sosial emosional penting bagi anak-anak dengan disabilitas intelektual ringan beradaptasi di sekolah. Mengasuh secara positif penerimaan dianggap sebagai kunci perkembangan kemampuan sosial emosional anak dengan cacat intelektual ringan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan penerimaan antara orang tua dari aspek kemampuan sosial emosional terdiri dari ketekunan, pengendalian diri, dan kompetensi sosial pada anak penyandang disabilitas usia sekolah dasar intelektual ringan. Hasil penelitian terhadap 104 partisipan yang Yang terdiri dari ibu dan ayah dari anak penyandang disabilitas intelektual ringan, menunjukkan hal ini Ada korelasi positif antara penerimaan orang tua dengan pengendalian diri dan aspek sosial kompetensi, tetapi tidak dengan ketekunan. Kegigihan dianggap terkait dengan faktor lain selain penerimaan orang tua.

Emotional social skills are important for children with mild intellectual disabilities adapt at school. Positive parenting acceptance is considered the key to the development of children's social emotional abilities
with mild intellectual disabilities. This study aims to test the relationship acceptance between parents from the aspect of social emotional abilities consists of persistence, self-control, and social competence in children with disabilities light intellectual elementary school age. The results of the study on 104 participants who Consisting of mothers and fathers of children with mild intellectual disabilities, shows this There is a positive correlation between parental acceptance with self-control and social aspects competence, but not with persistence. Persistence is thought to be associated with other factors besides parental acceptance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayu Pramesty
"Masa remaja disebut masa terberat bagi anak karena pada masa ini seorang anak mengalami banyak perubahan yang mengakibatkan gejolak emosi, menjauhkan diri dari keluarga, dan mengalami banyak masalah baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat, yang tidak jarang terjadi di masyarakat menyebut remaja sebagai individu yang pintar dan pemberontak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan pengendalian diri dengan kenakalan pada remaja SMA di wilayah Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional pada 108 remaja SMA di Jakarta Selatan. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket Emotional Maturity yang diadaptasi oleh Rizqi (2011), Brief Self Control Scale (BSCS) yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister and Boone (2004), dan The Self-Report Delinquency Scale (SRD) yang dikembangkan oleh Elliot dan Ageton (1980). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji komparasi Mann Whitney. Hasil uji analisis menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel kematangan emosi rendah dan tinggi kelompok dengan skor kenakalan remaja (p value = 0,000) dan antara kelompok variabel kontrol diri rendah dan tinggi dengan skor kenakalan remaja (p value = 0,000). Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, salah satunya dengan memenuhi perkembangan sosial emosional remaja.

Adolescence is called the toughest period for children because at this time a child undergoes many changes that cause emotional turmoil, distance himself from family, and experiences many problems both at home, school, and in society, which are not uncommon in society. . call teenagers as smart and rebellious individuals. This study aims to determine the relationship between emotional maturity and self-control with delinquency in high school adolescents in the South Jakarta area. The research method used was a comparative analytical research design with a cross sectional approach to 108 high school adolescents in South Jakarta. The instruments in this study were the Emotional Maturity questionnaire adapted by Rizqi (2011), the Brief Self Control Scale (BSCS) developed by Tangney, Baumeister and Boone (2004), and The Self-Report Delinquency Scale (SRD) developed by Elliot and Ageton (1980). The data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with the Mann Whitney comparison test. The results of the analysis test found that there was a significant difference between the variable low and high emotional maturity of the group with juvenile delinquency scores (p value = 0,000) and between the low and high self-control variable groups and the juvenile delinquency score (p value = 0,000). Therefore, efforts are needed to prevent the factors that cause juvenile delinquency, one of which is by fulfilling adolescent social emotional development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Pradipta Muridan
"Komik menyampaikan informasi dan cerita menggunakan tulisan serta gambar. Kedua unsur ini penting karena dapat mempengaruhi pemahaman pembaca mengenai informasi yang hendak disampaikan. Gambar dan tulisan yang muncul dapat menampakkan berbagai macam konteks. Konteks tersebut dapat dipahami tidak hanya dari tulisan yang muncul, tetapi juga gambar-gambar yang mewakili konteks tersebut. Hal ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut dalam analisis wacana, terutama analisis konteks. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja gambar dan tulisan yang menjelaskan konteks serta mendeskripsikan konteks yang disampaikan oleh tulisan dan gambar tersebut.  Sumber data penelitian ini adalah komik Gump n Hell yang dipublikasikan pada tanggal 1 Januari hingga 31 Maret di media sosial Facebook. Data dikumpulkan melalui teknik observasi. Data yang sudah dikumpulkan lalu dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan konteks dan acuannya. Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa konteks ditemukan pada tulisan dan gambar yang ada di dalam komik. Konteks yang berasal dari tulisan terlihat setelah analisis makna kata, frase, dan klausa. Konteks yang ditemukan adalah konteks situasional, pengetahuan latar belakang, ko-teks, dan interteks. Konteks situasional lebih banyak terlihat pada gambar dibanding tulisan. Konteks pengetahuan latar belakang, ko-teks, interteks terlihat pada gambar dan tulisan. Topik-topik konteks yang diacu adalah politik, kemanusiaan, dan hiburan.

Comic conveys information and its story by using words and images. Both elements are important because they may change the interpretation of the readers about the information that the comic tries to convey. Images and words in the comic may show varieties of context. Those contexts have to be interpreted by analyzing the words together with the images. This factor makes them interesting to be studied by discourse analysis, especially context analysis. This research’s purpose is to describe the images and the words that show contexts and describe those contexts. Gump n Hell comic which is published between January 1st until 31st March 2019 is used as the sample of this research. The datas are collected by observational technique. Then, the collected data are analyzed and grouped based on their contexts and references. This research shows that contexts can be found on the words and the images from the comic. Contexts found on the words appear after the words, phrases, clauses and the sentences are analyzed. Situational context, background knowledge context, co-textual context and intertexts are found in the comics. Situational contexts mostly appeared from the images rather than the words. Background knowledge context, co-textual context and intertexts appeared from both the images and the words. The contexts, grouped based on their topics, are politics, humanitites, and entertainments.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cervone, Daniel
Jakarta: Salemba Humanika, 2011
155.2 CER kt I (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Pradewi Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh trait kepribadian Big Five terhadap perilaku inovatif karyawan di tempat kerja pada PT X dan PT Y. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran trait kepribadian Big Five menggunakan alat ukur Mini-IPIP yang dikembangkan oleh Donnellan, Oswald, Baird, dan Lucas pada tahun 2006 dan alat ukur perilaku inovatif menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale yang dikembangkan oleh Onne Janssen pada tahun 2000. Partisipan berjumlah 216 orang karyawan yang bekerja pada perusahaan photovoltaic (penghasil produk berenergi terbarukan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan pada trait agreeableness dan trait conscientiousness terhadap perilaku inovatif (R2 = 0,124; p < 0,01). Artinya, semakin tinggi trait agreeableness dan trait conscientiousness yang dimiliki individu, maka semakin tinggi perilaku inovatif yang dimilikinya.

This study was conducted to see the influence of the Big Five personality trait on employees’ innovative behavior at work on X company and Y company. This research was conducted using a quantitative approach. Big Five personality trait measurements using the Mini-IPIP measure developed by Donnellan, Oswald, Baird, and Lucas in 2006 and innovative behavior measurement using Innovative Work Behavior Scale developed by Onne Janssen in 2000. Participants totaled 216 employees working on photovoltaic company (producer of renewable energy products).
Results of this study indicate that there is a significant positive effect on agreeableness trait and conscientiousness trait to innovative behavior (R2 = 0.124, p < 0,01). It means, the higher agreeableness trait and conscientiousness trait of the individual, the higher its innovative behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didy Indriani Haryono
"ABSTRAK
Selama seperempat abad terakhir ini, peranan sumber daya manusia dalam proses pembangunan masyarakat di berbagai negara semakin disadari, sehingga upaya-upaya pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangannyapun terus ditingkatkan.
Sebagai negara berkembang yang memasuki era industrialisasi, pola pembangunan Indonesia juga menekankan pentingnya peranan potensi sumber daya manusia yang merupakan modal dasar dan aset bagi proses pertumbuhan dan peningkatan taraf hidup masyarakat (Pola umum pelita IV, 1984).
Pengembangannya secara makro dilandasi asumsi bahwa, sumber daya manusia (termasuk angkatan kerja) yang merupakan sumber daya terbanyak dinegara berkembang belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan efektif dan optimal. Juga sebagian besar upaya-upaya pengembangannya masih jauh dibawah potensi dan kualitas yang diharapkan. (Gunawan Wardana, 1980; Knudson, 1967).
Pada tingkat organisasi (mikro), proses pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan, sedangkan pada tingkat individu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan kerja dan pencapaian kepuasan kerja. Dalam pencapaian tujuan pembangunan dan maksud pengembangan tersebut, maka kontribusi nyata sumber daya manusia sebagai subyek utama penggerak pertumbuhan diberbagai sektor adalah aktivitas kerja, usaha dan karyanya (Departemen Tenaga Kerja RI, 1925).
Adalah suatu kenyataan bahwa bekerja merupakan aktivitas sentral manusia, oleh karenanya "kerja" menjadi titik pusat perhatian dalam pengalaman hidup sehari-hari. (Rambo, 1982; Seeman, 1974; Davies dan Shackleton, 1975; Hackman dan Suttle, 1978; Warr, 1971; Davis, 1965).
Pada hakekatnya makna "kerja" berkaitan erat dengan "aktivitas" dan "ruang". Sebagai "aktivitas", maka "kerja" melibatkan unsur tugas-tugas yang akan mengungkapkan kemampuan dan energi seseorang, serta karakteristik kepribadian dan identitas dirinya. Sebagai "ruang", makna kerja menyangkut lingkungan sosial dan interpersonal serta organisasi tempat aktivita berlangsung. (Rambo, 1982; Super, 1957; Holland, 1966).
Dari kenyataan tersebut, konsekuensi logisnya adalah bahwa terdapat interaksi yaitu saling berhubungan, antara faktor-faktor individu (dengan segala aspek yang melekat padanya), tugas pekerjaan yang dilaksanakannya serta lingkungan kerja/organisasi kerjanya.
Karena itulah seperti dinyatakan oleh Gunawan Wardana, 1982; dan Hidayat, 1979; Sondang Siagian, 1985; Udai Pareek 1984, bahwa berbagai fenomena dan permasalahan yang timbul dalam lingkup individu dan lingkungan/organisasi kerja, mendukung berkembangnya pemikiran dan penelitian-penelitian sumber daya manusia, khususnya perilaku individu dalam organisasi.
Lagi pula aspek individu dalam organisasi merupakan unsur terpenting sehingga pendekatan-pendekatan perilaku perlu di lakukan, sebab perilaku individu dalam organisasi itulah yang akan menentukan berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan. Pembentukan sikap dan perilaku dalam organisasi, menurut Duncan (1981) merupakan perpaduan antara pengalaman masa lampau, dan pengaruh lingkungan masa kini, yang meliputi: lingkungan kelompok kerjanya, nilai-nilai kerja serta aspirasi individu terhadap pekerjaan.
Para ahli dibidang organisasi dan perilaku, juga berpendapat senada tentang adanya kaitan erat antara sikap perilaku individu dengan lingkungan organisasi, bahkan keduanya saling mempengaruhi. (Howell, 1976; Shackleton, 1975; Wexley dan Yuki, 1977; Davies, 1985; Hackman, 1978). Aktivitas kerja dan peranan kerja bagi individu-individu anggota masyarakat tidak hanya berlaku dalam arti ekonomis, tapi justru yang lebih mendasar adalah peranannya sebagai sarana sekaligus wahana pemenuhan kebutuhan psikologis. Dan hal ini nampak tercermin dalam sikap, dan persepsi individu terhadap pekerjaannya. Secara spesifik, sikap dan persepsi tersebut dinyatakan dalam berbagai bentuk reaksi/respons. (Roe, 1978; Kendall dan Hulin, 1969; Gibson dan Klein, 1971; Rambo, 1982).
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Semiun
Yogyakarta: Kanisius, 2013
155.2 YUS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Semiun
Yogyakarta: Kanisius, 2013
155.2 YUS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, Calvin Springer, 1909-1985
Yogyakarta: Kanisius, 1993
155.2 HAL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>