Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Nur Annisa
"Sarana pendidikan merupakan perlengkapan sekaligus penopang yang menjadi bagian penting dalam kemajuan dunia pendidikan. Terbatasnya ketersediaan lahan dalam pendirian sekolah di perkotaan, disebabkan oleh pesatnya pembangunan pada berbagai sektor sehingga menyebabkan kondisi lingkungan sekolah yang beragam dan terjadi di SMA Negeri di kota Bogor. Beberapa lokasi SMA Negeri di kota Bogor berada pada lokasi yang kurang sesuai sebagai area yang semestinya dapat memberikan suasana kondusif yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan berpotensi menimbulkan kebisingan. Penelitian ini dilakukan di 10 lokasi SMA Negeri di kota Bogor dengan variabel penelitian yakni sebaran sekolah, jarak dengan jalan raya dan fasilitas, kepadatan penduduk dan tingkat kepemilikan kendaraan di sekitar lokasi sekolah. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan sekolah digunakan dalam menganalisis dampak kebisingan tersebut terhadap siswa sekolah, dengan banyaknya responden pada setiap sekolah sebanyak 64 siswa menggunakan teknik kuesioner skala likert yang berisi pengetahuan siswa terhadap kebisingan, gangguan komunikasi, gangguan emosional, dan gangguan konsentrasi, dan hasilnya tingkat kebisingan tertinggi berada pada sekolah di lingkungan pusat kota dan area terbangun, yaitu SMA Negeri 1 kota Bogor, SMA Negeri 3 kota Bogor dan SMA Negeri 9 kota Bogor, adapun siswa yang teridentifikasi mengalami dampak kebisingan tertinggi berupa gangguan komunikasi dan gangguan emosional dirasakan oleh siswa SMA Negeri 1 kota Bogor, dan gangguan konsentrasi tertinggi dirasakan oleh siswa SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9 kota Bogor.

Educational facilities serve as essential equipment and support that play a crucial role in the advancement of the education sector. Limited land availability for school establishment in urban areas is a result of rapid development across various sectors. This leads to diverse environmental conditions in schools, particularly in State High Schools located in the city of Bogor. Several public high school locations in Bogor are situated in areas that are unsuitable for providing a conducive learning atmosphere due to potential noise disturbances. This study was conducted across 10 public high school locations in Bogor, focusing on variables such as school distribution, proximity to roads and facilities, population density, and surrounding vehicle ownership levels. The study aims to analyze noise levels in school environments and their impact on students. The research involved 64 students from each school, using a Likert scale questionnaire to assess students' awareness of noise, communication disruptions, emotional disturbances, and concentration disorders.The findings reveal that the highest noise levels are observed in schools located in central and densely populated areas, namely SMA Negeri 1 Bogor City, SMA Negeri 3 Bogor City, and SMA Negeri 9 Bogor City. High school students from SMA Negeri 1 Bogor City reported experiencing the highest impact of noise in terms of communication disruptions and emotional disturbances. Additionally, students from SMA Negeri 5 and SMA Negeri 9 Bogor City reported the highest levels of concentration disturbances."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Nugroho Setiyadi
"ABSTRAK
Nama : Ari Nugroho SetiyadiNPM : 1406505494Program Studi : Ilmu GeografiJudul : Pola Spasial Tingkat Kebisingan Di Lingkungan Pendidikan Studi Kasus: SMA Negeri 24 Jakarta dan SMA Negeri 35 Jakarta Kebisingan merupakan bagian dari kondisi lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius karena dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan antara manusia dan lingkungannya. Kebisingan di lingkungan pendidikan yang berada di Kecamatan Tanah Abang bersumber dari lalu lintas yang berdekatan dengan SMA Negeri 24 Jakarta dan SMA Negeri 35 Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial tingkat kebisingan dan membandingkan nilai kebisingan di SMA Negeri 24 Jakarta dan SMA Negeri 35 Jakarta, berdasarkan faktor-faktor fisik seperti: kendaraan bermotor, fasilitas umum, dan karakteristik bangunan sekolah. Penentuan tingkat kebisingan melalui pendekatan spasial dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis GIS dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukan tingkat kebisingan di SMA Negeri 24 Jakarta melebihi ambang batas baku >55 dB yang telah ditetapkan untuk lingkungan pendidikan. Untuk tingkat kebisingan di SMA Negeri 35 Jakarta, masih sesuai dengan batas baku yang ditetapkan

ABSTRACT
Name Ari Nugroho SetiyadiNPM 1406505494Major GeographyTitle Spatial Pattern Noise in Environmental Education Case Study SMA Negeri 24 Jakarta and SMAN 35 Jakarta Noise is part of the environmental conditions that need serious attention because it could affect the balance between human life and the environment. The noise in the educational environment is in Tanah Abang sourced from traffic adjacent to SMA Negeri 24 Jakarta and SMAN 35 Jakarta. The purpose of this study to determine the spatial patterns and comparing the value of the noise level of noise in SMA Negeri 24 Jakarta and SMAN 35 Jakarta, based on physical factors such as motor vehicles, public facilities, and the characteristics of the school building. Determining the level of noise through the spatial approach by utilizing Geographic Information Systems GIS and statistical analysis. The results showed noise levels in SMA Negeri 24 Jakarta exceed standard limits 55 dB that have been assigned to the educational environment. For noise levels in SMA Negeri 35 Jakarta, still in accordance with the specified standard limits "
2017
T47292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florence Dhalia
"Kebisingan lalu lintas meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan dan tingkat kepadatan lalu lintas. Hal yang sama terjadi di Jakarta yang kini mempunyai tingkat kebisingan rata-rata sebesar 78,8 dB, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan batas dari Kementrian Lingkungan yakni 65 dB untuk jalur perdagangan. Dalam skripsi ini penulis mencoba membuktikan dampak lain kebisingan selain pada pendengaran, yaitu pada keawasan pengendara. Dimana keawasan pengendara yang merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas. Keawasan dari subjek akan diukur menggunakan eight-choice reaction time yang dapat merepresentasikan sensasi, persepsi, keawasan dan pemilihan respons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebisingan berdampak secara signifikan pada choice reaction time dimulai pada L Aeq (2 hr) 76 dB untuk komuter dan L Aeq (8 hr) 70 dB untuk yang berprofesi supir.

Traffic Noise increasing from time to time as increasement of vehicle and traffic intensity. The same things happened in Jakarta that has noise level at 78.8 dB based on research in 2004, far higher than the level defined by Indonesia Environment Ministry at 65 dB for commercial road. This research trying to prove another effect of noise besides hearing loss, one of them is alertness. Where driver alertness is one of major reasons of traffic accident. Subject alertness is measured in eight-choice reaction time that represent sensation, perception, awareness and response selection well. The result shown that noise affect choice reaction time significantly starting at L Aeq (2 hr) 76 dB that exposure to commuter dan L Aeq (8 hr) 70 dB exposure for who work as driver."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvira Delviani
"ISPA merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Pada saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah. Bakteri dan virus penyebab ISPA umumnya ditularkan melalui udara yang tercemar. Pada tahun 2017, penyakit ISPA di Kota Bekasi mencapai 34.573 orang. Pada tahun 2015-2017, penyakit ISPA di Kota Bekasi menduduki peringkat pertama penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spasial antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi Tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi ekologi dengan analisis spasial dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2017, namun terdapat beberapa Kelurahan yang memiliki faktor lingkungan tinggi dan kasus ISPA rendah atau sebaliknya. Hubungan antara faktor lingkungan dengan kasus ISPA di Kota Bekasi tidak linier, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan peringatan dini/prediksi kasus ISPA di Kota Bekasi secara spasial. Dinas Kesehatan perlu menjalin kerjasama lintas sektor dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Perumahan, Permukiman dan Pertanahan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perhubungan untuk menekan angka kasus ISPA di Kota Bekasi.
ARI is an infectious disease caused by bacteria and viruses. In the upper respiratory tract or lower respiratory tract. Bacteria and viruses that cause ARI are generally transmitted through polluted air. In 2017, ARI disease in Bekasi City reached 34,573 people. In 2015-2017, ARI in Bekasi City was ranked first in infectious diseases. This study aims to determine the spatial relationship between environmental factors and the incidence of ARI in Bekasi City in 2017. The research design used was an ecological study with spatial analysis and used secondary data. The results of this study indicate that there is a relationship between environmental factors and the incidence of ARI in Bekasi City in 2017, but there are several Kelurahans that have high environmental factors and low ARI cases or vice versa. The relationship between environmental factors and ARI cases in Bekasi City is not linear, so it cannot be used as a benchmark in determining early warning/prediction of ARI cases in Bekasi City spatially. The Health Service needs to establish cross-sectoral collaboration with the Environment Service, Population and Civil Registration Service, Housing, Settlement and Land Affairs, Trade and Industry Service and Transportation Service to reduce the number of ARI cases in Bekasi City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Surya
"ABSTRACT
Seorang karyawan memerlukan ruang kerja yang dapat mendukung aktivitas kerjanya. Kenyamanan ruang kerja adalah salah satu hal yang harus terpenuhi. Salah satu hal yang memengaruhi kenyamanan dari sebuah ruang kerja adalah ruang yang tenang, yaitu tidak ada suara bising yang mengganggu ketenangan para karyawan. Menurut Kepmenaker NOMOR : KEP.51/MEN/1999 , kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran pasal 1, no.10 . Pada zaman sekarang banyak tempat bekerja yang di dalamnya memiliki berbagai jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan bising dan tenang. Kedua jenis pekerjaan ini memang saling terkait dimana dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar para karyawannya agar dapat menghasilkan pekerjaan yang optimal. Penempatan kedua ruang secara berdekatan menjadi solusi untuk memudahkan interaksi para karyawannya. Namun, akan menimbulkan polusi suara yang dihasilkan pekerjaan bising terhadap pekerjaan tenang. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja, konsentrasi, komunikasi serta merusak sistem pendengaran para karyawan lainnya, terlebih jika material ruang tersebut bersifat memantulkan suara.

ABSTRACT
An employee needs a workspace that can support his work activities. Working room comfort is one of the things that must be fulfilled. One of the things that affects the comfort of a work space is a quiet room, which is no noise that disturbs the quietness of the employees. According to Kepmenaker NOMOR KEP.51 MEN 1999 , noise is any undesirable sound sourced from the means of production processes and or work tools which at some level may cause hearing loss pasal 1, no.10 . Today, there are many workplaces in which there are various types of jobs, which are noisy and quiet jobs. Both types of work are indeed interrelated where it takes collaboration and interaction among its workers in order to produce optimal work. Placing the two working spaces close together becomes the solution to facilitate the interaction of the workers. However, it will cause noise pollution resulting in noisy work against quiet work. This will affect performance, concentration, communication and damage the hearing system of other workers, especially if the space material is reflective. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Kuat Purnomo
"Analisis pola spasial harga tanah diperlukan untuk identifikasi bentuk pola harga tanah secara spasial dan zona nilai tanah imajiner. Penelitian ini menggunakan metode indeks Global Moran?s I, regresi maximum likelihood spasial lag dan spasial error serta Moran?s Scatterplot untuk mengidentifikasi pola dan faktor spasial yang memengaruhi harga tanah pasar dan NJOP. Pola spasial harga tanah pasar dan NJOP teridentifikasi memiliki pola sistematik atau mengelompok. Model spasial lag lebih menjelaskan variasi harga tanah pasar sedangkan model spasial error lebih menjelaskan variasi harga tanah NJOP, koefisien lag ρ (rho) 19,62% dan λ (lambda) 20,31% belum cukup kuat dalam menunjukkan pengaruh spatial dependence.

Spatial pattern analysis of land prices is needed to identify the form of the spatial pattern of land prices and imaginary land values zone. This study uses index Global Moran's I, regression maximum likelihood spatial lag and spatial error, Moran's Scatterplot to identify the spatial pattern and factors of land prices in the market and tax. The spatial pattern of land prices in the market and tax has identified systematic pattern or clustered, spatial lag models better explain the variation of land price in the market while the spatial error models better explain the variation of tax value, lag coefficient ρ(rho) 19.62% and λ(lambda) 20.31% has not been strong enough to show the effect of spatial dependence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Primadona
"Penurunan pendengaran merupakan salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat pajanan kebisingan di tempat kerja. Terdapat banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan penurunan pendengaran pekerja, selain itu dampak yang ditimbulkannya pun dapat merugikan banyak pihak. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang merupakan salah satu perusahaan yang mana kegiatan produksinya juga tidak terlepas dari bahaya kebisingan. Data yang ada menunjukkan terdapat beberapa pekerja di sana mengalami penurunan pendengaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara faktor risiko dan kejadian penurunan pendengaran pada pekerja di PT. PGE Area Kamojang Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Terdapat enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini : kejadian penurunan pendengaran sebagai variabel dependen, tingkat pajanan bising per hari dan lama pajanan bising per hari sebagai variabel independen dan masa kerja, usia pekerja dan pemakaian APT sebagai variabel counfounding. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis hasil pemeriksaan audiometri tahun 2011 yang dimiliki perusahaan, mengukur tingkat kebisingan area kerja menggunakan sound level meter (SLM) dan pengisian kuesioner oleh para pekerja. Pekerja yang menjadi sampel penelitian ini ada sebanyak 60 orang.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 pekerja yang mengalami penurunan pendengaran. Area kerja yang memiliki tingkat kebisingan lebih dari NAB adalah WPS Cikaro, area sumur dan area lokal PLTP Unit IV. Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian penurunan pendengaran adalah variabel usia pekerja. Faktor risiko utama yang kemungkinan besar menyebabkan penurunan pendengaran pada pekerja yang terpajan kebisingan adalah tingkat kebisingan yang sangat tinggi yang berasal dari kegiatan uji produksi sumur, khususnya uji tegak, yaitu maksimal hingga mencapai 129,5 dBA (dosis=2.818.382,9%). Saran yang diberikan peneliti untuk mencegah atau mengurangi kejadian penurunan pendengaran adalah pihak perusahaan meningkatkan pelaksanaan program konservasi pendengaran yang telah dilakukan. Selain itu, sebaiknya lakukan pengendalian secara engineering untuk meredam kebisingan pada pipa uji tegak dan area ejector PLTP Unit IV.

Hearing loss is one of the health problems that may occur due to noise exposure in the workplace. There are many risk factors that could cause hearing loss of workers, its impact can also be detrimental to many parties. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang is one of the companies in which the production activities can not be separated from the noise hazard. The data shows that there are some workers who suffered hearing loss.
The objectives of this study are to identify and explain the relationship between risk factors of hearing loss and the incidence of hearing loss in workers at PT. PGE Area Kamojang in 2012. This study uses cross sectional study design. There are six variables that are used in this study: the incidence of hearing loss as a dependent variable, the level of noise exposure per day and the time of noise exposure per day as independent variables, while the years of employment, age of workers and the use of hearing protection device as confounding variables. The methods of data collecting are done by analizing the results of company's audiometric examination in 2011, measuring the noise level at working area by using sound level meter (SLM) and filling out the questionnaire by the workers. There are 60 workers taken as samples in this study.
The results of this study show that there are 5 workers who suffered hearing loss. Working areas where the noise level greater than threshold value are WPS Cikaro, production well areas and the local area of PLTP Unit IV. Variable that has significant relationship with the incidence of hearing loss is the age of workers. The main risk factor that is likely to cause hearing loss in workers exposed to noise is the very high noise level from the well production test activities, especially vertical test (uji tegak) which the maximum noise level is up to 129,5 dBA (dose=2.818.382,9%). Advice that could be given to prevent or reduce the incidence of hearing loss is the company should enhance the implementation of hearing conservation program. In addition, company should do engineering control to reduce noise level in the pipe of vertical test and ejector area of PLTP Unit IV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anaga Budiharso
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari. Masalah transportasi diKabupaten Bogor merupakan masalah yang sangat kompleks, terutama yangterkait dengan kendaraan umum dan kemacetan. Terkait dengan masalahkendaraan umum, banyak pengguna kendaraan umum yang mengeluh mengenaiketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam menggunakan kendaraan umum.Belum lagi masalah kemacetan yang merajalela, terutama di Kabupaten Bogor,yang dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dan ruasjalan, semakin membuat ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. Ditinjau darijenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitupeneliti sangat tergantung terhadap informasi dari objek/partisipan pada ruanglingkup yang luas, pertanyaan yang bersifat umum, pengumpulan data yangsebagian besar terdiri atas kata-kata/teks dari partisipan, menjelaskan danmelakukan analisa terhadap kata-kata dan melakukan penelitian secara subyektif.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulandata, reduksi data, dan display data. Hasil penelitian diketahui bahwa Strategiyang digunakan yaitu sistem satu arah belum mampu menjawab persoalanmendasar tentang fenomena lalu lintas di Jalur Puncak Bogor dimana strategitersebut hanya mampu mengatasi jangka pendek dan sesaat yang tidak dapatdiharapkan dalam mengatasi solusi permasalahan yang bersifat permanen, makauntuk itu perlu digunakan strategi jangka panjang dalam pengelolaan lalu lintasJalur Puncak Bogor dengan mengalihkan fungsi penggunaan kendaraan pribadikepada transportasi massal

ABSTRACT
Traffic congestion becomes a daily problem. The transportation problem in BogorRegency is a very complex problem, especially related to public transportationand congestion. In relation to the issue of public transport, many users of publicvehicles complain about the inconvenience and insecurity in using publictransport. Not to mention the rampant congestion problem, especially in BogorRegency, which is due to the imbalance between the number of vehicles and roadsegments, the more inconvenience for road users. Judging from the data type ofresearch approach used in this study is a qualitative approach. The meaning ofqualitative research is the researcher is very dependent on information from theobject participants on a wide scope, the question of a general nature, the datacollection consisting mostly of the words text of the participants, explain andanalyze the words and conduct research subjectively. Data analysis techniquesused in this study is data collection, data reduction, and data display. The resultof the research is known that the strategy used is one way system has not beenable to answer the fundamental problem about traffic phenomenon in Bogor Peakwhere the strategy is only able to overcome the short term and moment that cannot be expected in overcoming the solution of problems that are permanent,therefore it is necessary used a long term strategy in the management traffic bytransferring the function of private vehicle use to mass transportation"
2018
T52169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Aprianto Aldila
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh kompetensi dan integritas anggotaSatuan Lalu-lintas dalam penerapan E tilang terhadap kinerja Anggota Satuan Lalulintasdi Wilayah Hukum Polres Tangerang Selatan. Kinerja petugas dalammelaksanakan penindakan kasus tilang belum maksimal karena kasus tilang yangsemakin menurun dan dilihat dari penggunaan aplikasi E-Tilang yang belumbanyak digunakan oleh petugas. Metode penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampelsebanyak 110 anggota Satuan Lalu Lantas Polres Tangerang Selatan. Instrumenpenelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert. Hasil penelitiaanmenunjukan bahwa terdapat pengaruh kompetensi P=0,000 dan Integritas P=0,000 anggota Satuan Lalu-lintas dalam penerapan E tilang terhadap kinerjaAnggota Satuan Lalu-lintas. Hasil penelitian secara simultan variabel kompetensidan integritas terhadap kinerja Anggota Satuan Lalu-lintas di Wilayah Hukum PolresTangerang Selatan adalah 87,2 sedangkan 12,8 ditentukan oleh variabel lain yangtidak diteliti. Untuk lebih meningkatkan kinerja anggota, pimpinan perlumelakukan pembinaan dan pengarahan terhadap anggotanya mengenai tugas pokokdan tujuan organisasi secara berkala, agar lebih memahami dan menyadarimengenai apa yang harus dikerjakan oleh setiap anggota, sehingga dapatmeningkatkan kinerja anggota Satuan Lalu-lintas secara keseluruhan.

ABSTRACT
This study discusses the influence of the competence and integrity of Traffic Unitmembers in the implementation of E Tilang on the performance of Traffic UnitMembers in the South Tangerang District Police Territory. The performance ofofficers in carrying out the action of ticket cases has not been maximal due to thedecreasing ticket case and seen from the use of E Tilang application that has notbeen widely used by the officers. The research method used in this research isdescriptive with quantitative approach. Population and sample of 110 members ofTangerang Selatan Police Traffic Unit. The research instrument usedquestionnaires with Likert scale. The result of research shows that there is influenceof competence P 0,000 and Integrity P 0,000 member of Traffic Unit inapplying E Tilang to performance of Traffic Unit Member. The simultaneous resultof competence and integrity variable on the performance of Traffic Unit Memberin Tangerang Selatan District Police Region is 87,2 , while 12,8 is determinedby other variable which is not examined. To further improve the performance ofmembers, leaders need to conduct coaching and direction of their members on themain task and organizational goals periodically, to better understand and be awareof what each member should do, so as to improve the performance of members ofTraffic Unit as a whole."
2018
T52194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Ali
"Transformasi metode penyampaian peringatan dini cuaca konvensional berupa informasi berbasis fenomena menjadi informasi berbasis dampak memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pengurangan resiko bencana. Algoritma prediksi berdasarkan data resolusi tinggi menjadi komponen yang penting daam sistem peringatan dini cuaca. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian spasial implementasikan algoritma prediksi Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) menggunakan data radar cuaca dalam pembuatan peringatan dini cuaca berbasis dampak di Kabupaten Bogor. Teknik weighted overlay digunakan untuk menghitung indeks peringatan berdasarkan nilai variabel Quantitative Precipitation Estimation (QPE) 24 jam, Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 jam dari algoritma STEPS, dan nilai indeks risiko bencana banjir. Nilai pembobotan pada setiap variabel ditentukan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan nilai batas ambang QPE dan QPF dihitung menggunakan metode persentil. Studi kasus yang digunakan adalah kejadian banjir pada tahun 2020 di Kabupaten Bogor. Algoritma STEPS menghasilkan performa prediksi yang baik dimana 75% dari seluruh studi kasus memiliki structure, amplitude, dan location yang hampir sama dengan nilai observasi. Indeks peringatan dini cuaca berbasis dampak pada seluruh studi kasus memiliki rentang nilai 5 hingga 10 atau masuk dalam kategori siaga hingga awas dengan potensi dampak banjir dimana seluruh potensi dampak tersebut sesuai dengan kejadian di lapangan.

The transformation of extreme weather early warnings format from phenomenon-based information into impact-based information has a significant role on disaster risk reduction. Prediction algorithms based on high-resolution data become an important component in extreme weather early warning systems. This research aims to conduct a spatial study of the implementation of the Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) using weather radar data in the making of impact-based extreme weather early warnings in Bogor Regency. The weighted overlay technique is used to calculate the warning index based on the value of the Quantitative Precipitation Estimation (QPE) variable 24 hours ago, the Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 hours ahead from the STEPS algorithm, and the value of the flood risk index. The weighting value for each variable was determined using the Analytical Hierarchy Process (AHP) technique and the threshold values ​​for QPE and QPF were calculated using the percentile method. The case study used is the flood incident in 2020 in Bogor Regency. The STEPS algorithm produces good predictive performance where 75% of all case studies have the same structure, amplitude, and location as the observed values. The impact-based early warning index in all case studies has a range of 5 to 10 or is in the category of alert to alert with potential flood impacts where all of these potential impacts are in accordance with events in the field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>