Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azka Aghnianuri
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator keberhasilan program kesehatan Ibu dan anak. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi merupakan salah satu cara efektif agar dapat menurunkan Angka Kematian Bayi di Indonesia. Cakupan ASI eksklusif berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 37,3%, hal tersebut belum memenuhi minimal 50% dari target nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 3.623 yang terdiri dari ibu berusia 15-49 tahun yang memiliki anak berusia 6-23 bulan terakhir. Analisis data berupa analisis bivariabel dengan metode chi-square dan analisis multivariabel dengan metode regresi logistik berganda. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan yaitu umur ibu, pendidikan ibu, paritas, berat lahir bayi, metode persalinan, tempat persalinan, IMD, frekuensi kunjungan ANC, dan konseling ASI saat PNC. Faktor yang paling berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif adalah berat bayi lahir, dimana bayi yang lahir dengan berat <2500 gram 1.62 kali lebih berisiko untuk tidak diberikan ASI eksklusif dibandingkan yang memiliki berat ≥2500 gram (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), serta konseling ASI, dimana  ibu yang tidak memperoleh konseling ASI saat PNC secara signifikan berisiko 1.50 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan memperoleh konseling ASI saat PNC, setelah dikontrol oleh variabel lainnya (OR 1.50; 95%CI: 1.17-1.92).  Diperlukan konseling ASI yang adekuat sejak masa kehamilan kepada ibu serta penambahan jumlah konselor laktasi sebagai upaya peningkatan capaianpemberian ASI Eksklusif.

The infant mortality rate was an indicator of the success of maternal and child health programs. Giving exclusive breast milk to babies is one effective way to reduce the infant mortality rate in Indonesia. Exclusive breastfeeding coverage based on Riskesdas 2018 is 37.3%. This number does not meet the minimum 50% of the national target. This study aims to determine the factors that influence exclusive breastfeeding for Six months in children aged 6-23 months on the island of Java. This research uses secondary data from the 2018 Riskesdas with a cross-sectional design. The research sample was 3,623 consist of mothers aged 15-49 years who had children aged 6-23 months. Data analysis took the form of bivariable analysis using the chi-square method and multivariable analysis using the multiple logistic regression method. Factors that influence exclusive breastfeeding for six months are the mother's age, mother's education, parity, baby's birth weight, delivery method, place of birth, IEB, frequency of ANC visits, and breastfeeding counseling during PNC. The most influential factor in giving exclusive breastfeeding is the birth weight of the baby, where babies born weighing <2500 grams are 1.62 times more likely to not be given exclusive breastfeeding than those weighing ≥2500 grams (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), as well as breastfeeding counseling, where mothers who did not receive breastfeeding counseling during PNC had a significantly 1.50 times greater risk of not providing exclusive breastfeeding for six months compared to receiving breastfeeding counseling during PNC, after controlling for other variables (OR 1.50; 95%CI: 1.17 – 1.92).  Adequate breastfeeding counseling is needed from the time of pregnancy to mothers as well as increasing the number of lactation counselors as a support to improve rates of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Zahra Lydia Cross
"ASI eksklusif terbukti menjadi makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya selama 6 bulan pertama. Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia perlu menjadi perhatian mengingat tingginya risiko kesehatan yang dapat mengancam pertumbuhan, kesehatan, hingga menyebabkan kematian bayi jika tidak ASI eksklusif. Berbagai faktor ditemukan menjadi penentu dalam praktik pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS-5 tahun 2014-2015 yang memiliki sampel anak usia 6-23 bulan sebanyak 1550 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan prevalensi pemberian ASI eksklusif hingga usia minimal 5 bulan adalah sebesar 24,9%. Analisis bivariat menemukan beberapa faktor yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu usia ibu, pendidikan ibu, berat badan lahir, tempat persalinan, penolong persalinan, dan kunjungan ANC. Faktor status pekerjaan, status perkawinan, paritas, pengetahuan terkait ASI eksklusif, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan kunjungan PNC ditemukan tidak berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif dalam penelitian ini. Hasil analisis multivariat menemukan usia ibu sebagai faktor dominan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan anak usia 6-23 bulan di Indonesia dengan OR 2,13. Penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi praktik menyusui pada usia reproduktif dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2,1 kali lebih tinggi.

Exclusive breastfeeding (EBF) is proven to be the best food a mother can give to her child during the first 6 months. The low prevalence of EBF in Indonesia needs to be a concern given the many health risk of not breastfeeding exclusively, such as delayed growth, threatened health, and infant mortality. Various factors were found to be determinants in the practice of exclusive breastfeeding. This study was conducted to identify the dominant factor associated with 6-month EBF among children aged 6-23 months in Indonesia. The design used in this study is cross-sectional using IFLS-5 2014-2015 as a secondary data with a sample of 1550 children aged 6-23 months. Data were analyzed using chi square test dan multiple logistic regression test. The result found the prevalence of 5-month EBF was 24,9%. Bivariate analysis found several factors that were significantly related to EBF, which are maternal age, maternal education, birth weight, place of delivery, birth attendant, and ANC visits. The factors of employment status, marital status, parity, knowledge related to EBF, gender, area of residence, and PNC visits were not found to be significantly related to EBF practice in this study. The result of multivariate analysis showed maternal age as the dominant factor of EBF practice in mothers with children aged 6-23 months in Indonesia with an OR of 2,13. This study shows that optimizing breastfeeding practices at reproductive age can increase the success of 6-month EBF up to 2,1 times."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisya Aurelia
"Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB. Data yang digunakan bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menu that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriarni
"Di era globalisasi ini banyak terjadi masalah gizi ganda. Masalah ini terutama banyak terjadi di negara berkembang dan negara miskin. Masalah gizi ganda adalah munculnya masalah gizi lebih dengan gizi kurang juga masih menjadi masalah di negara tersebut. Masalah gizi lebih ini terjadi karena makanan murah yang dikonsumsi banyak mengandung tinggi gula, tinggi lemak, tinggi garam dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan kegemukan terutama pada anak-anak. Kegemukan pada anak-anak akan menyebabkan menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain kelak jika mereka dewasa nanti.
Masa anak-anak merupakan masa yang penting untuk proses tumbuh kembangnya, untuk itu sangat diperlukan konsumsi makanan yang mengandung zatzat gizi yang diperlukan oleh tubuh anak-anak sesuai dengan kebutuhannya. Jika berlebihan akan menimbulkan dampak yang buruk bagi anak-anak. Konsumsi makanan pada anak-anak ditentukan dari apa yang mereka konsumsi sejak dini. Makanan yang pertama kali dikonsumsi oleh anak-anak adalah air susu ibu (ASI). ASI diketahui banyak mengandung gizi penting yang dibutuhkan oleh bayi, untuk itu pemerintah dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan pertama bayi. ASI juga diketahui memiliki efek protektif terhadap kegemukan pada anak. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hubungan antara konsumsi ASI eksklusif dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada anak usia 6-23 bulan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah cross sectional (potong lintang). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada anak usia 6-23 bulan berdasarkan IMT/U.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil proporsi kegemukan pada anak usia 6-23 bulan adalah 22,6% dan proporsi ASI eksklusif sebesar 19,9%. Dari hasil uji chisquare diketahui tidak ada hubungan bermakna antara ASI eksklusif dengan kegemukan, sedangkan hubungan yang bermakna ditemukan pada variabel berat lahir, pekerjaan ibu dan pengeluaran keluarga. Faktor yang paling berhubungan dari semua variabel independen yang diteliti adalah berat lahir.

Globalization era has make a double burden on nutrition problem. This problems happened in the develeloped and poor country. Double burden on nutrition is a problem with overnutrition has come while the undernutrition still become a problem. Overnutrition arise because a children consume cheap food that contain of high sugar, high fat, high salt and high calory that can cause a degenerative diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus when they grow up later.
Children period plays an important role for their development and growth, and for that they need the food that contain of nutrition that they need. If it more than they need, it will become a bad impact for the child. For babies, the first food that they consume is breastmilk. Breastmilk has been known as an important nutrition for the baby so that the World Health Organization has recommend to give breastmilk only for the first six months of their early life. Breastmilk has a protective effect for overweight on child. Based on that reason, the writer interested to analyze the association between breastfeeding and other factors with overweight on children ages 6-23 months in Indonesia 2010.
This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age).
This research has found that overweight proportion is 22,6% while the breastfeeding proportion is 19,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between breastfeeding with overweight while the significant relationship has been found on birth weight, mother occupation and family expenses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhuddiniyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Prevalens diare di Indonesia berdasarkan SDKI 2007 adalah 14 % . Insidens diare cenderung naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/ 1000 penduduk, sampai dengan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya diare yang belum tertangani dengan baik di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian diare pada anak usia 6-59 bulan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional menggunakan data SDKI Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 11.627 anak. Analisis multivariat menggunakan logistic regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pemberian ASI terhadap kejadian diare dipengaruhi oleh status ekonomi dan berinteraksi dengan kebiasaan membuang tinja anak terkecil. Hal ini berarti bahwa efek pemberian ASI terhadap kejadian diare bervariasi, tergantung pada kebiasaan membuang tinja anak terkecil. Pada anak yang tidak ASI (proxi ASI eksklusif) dan yang ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak terkecil ke jamban, tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian diare dengan PR=1,05 (95 % CI : 0,89-1.24). Pada anak yang tidak mendapat ASI (proxi ASI eksklusif) dan ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak terkecil ke tempat selain jamban,terdapat hubungan yang bermakna terhadap diare dengan PR=1,72 (95 % CI : 1,50-1,97). Pada anak yang mendapat ASI (proxi ASI eksklusif) dan ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak ke tempat selain jamban, didapatkan hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare dengan PR=1,31 (95 % CI : 1,09-1,58). Oleh karenanya usaha untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak dan membuang tinja anak dengan benar akan membantu menurunkan terjadinya diare pada anak.

countries such as Indonesia. Prevalence of diarrhea in Indonesia by IDHS 2007 was 14,0%. The trend incidence of diarrhea to go up from year to year. In 2000 IR diarrhea 301/1000 population, until 2010 to 411/1000 population. This is possible because many risk factors that affect the occurrence of diarrhea that has not been handled properly in society.
This study aims to determine the association of breastfeeding with diarrhea in children aged 6-59 months in Indonesia. The study was conducted with a crosssectional design using data IDHS 2007 with sample 11.627 children. Multivariate analysis using logistic regression.
The results showed that association of breastfeeding on diarrhea is influenced by economic status and interact with the habit of throwing feces smallest child. That means, the effect of breastfeeding on diarrhea varies, depending on the habit of throwing feces smallest child. Children who are not breastfeed (exclusive breastfeeding proxy) and the mother had a habit of throwing feces smallest child to the toilet, there was no significant association with diarrhea, PR=1,05 (95% CI : 0,89-1,24). Children who are not breastfeed (exclusive breastfeeding proxy) and his mother had a habit of throwing feces smallest child to a place other than latrines, there was a significant association of diarrhea with PR=1,72 (95% CI : 1,50-1.97).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Frisky Valentina
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional. Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8 95 CI: 54 -66, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5. This condition has not reached the national target of 80. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0 6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design. The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8 95 CI 54 66, indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelvi Novianita
"Sejak tahun 2001 WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. WHO menargetkan cakupan ASI eksklusif 50% untuk tahun 2025 dan 60% untuk tahun 2030. Indonesia berhasil melakukan percepatan target dengan cakupan ASI eksklusif 66,1% pada tahun 2020. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Data survey serta penelitian-penelitian dari internasional ataupun nasional menunjukkan bahwa prevalensi ASI eksklusif di perkotaan lebih rendah dibandingkan di perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia. Studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 pada 2.384 ibu dengan bayi berusia 6-24 bulan. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan bahwa proporsi ibu dengan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 1.221 (51,2%), sementara ibu yang tidak ASI eksklusif 6 bulan 1.163 (48,8%). Pekerjaan ibu, paritas dan IMD memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia (p<0,05). IMD (p=0,001; OR=3,147; 95% CI= 2,572–3,852) merupakan faktor dominan diantara faktor-faktor tersebut. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia adalah pekerjaan ibu, paritas dan IMD. Disarankan agar pemerintah dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang berkaitan dengan pemberian edukasi dan pendampingan menyusui agar proporsi ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan meningkat.

Since 2001 WHO recommends exclusive breastfeeding for 6 months. WHO targets exclusive breastfeeding coverage of 50% for 2025 and 60% for 2030. Indonesia has succeeded in accelerating the target with exclusive breastfeeding coverage of 66.1% in 2020. Many factors affect the success of exclusive breastfeeding. Survey data and researches from international or national show that the prevalence of exclusive breastfeeding in urban areas is lower than in rural areas. This study aims to analyze the factors associated with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia. This cross-sectional study used secondary data from the 2017 IDHS on 2,384 mothers with infants aged 6-24 months. Bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The research results found that the proportion of mothers with exclusive breastfeeding for 6 months was 1,221 (51.2%), while mothers who were not exclusively breastfed for 6 months were 1,163 (48.8%). Maternal occupation, parity and IMD had a significant relationship with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia (p<0.05). IMD (p=0.001; OR=3.147; 95% CI=2.572-3.852) was the dominant factor among these factors. It can be concluded that the factors associated with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia are maternal occupation, parity and IMD. It is suggested that the government can monitor and evaluate programs related to the provision of education and breastfeeding assistance so that the proportion of exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas increases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Purnama Dewi
"ASI eksklusif semakin menjadi perhatian masyarakat karena angka cakupannya masih sangat jauh dari target yang diharapkan padahal banyak sekali manfaat yang didapatkan dari pemberian ASI eksklusif, baik bagi ibu, bayi bahkan untuk negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di Poliklinik Anak RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat tahun 2015. Penellitian ini menggunakan desain case control yang dilakukan pada bulan November-Desember 2015. Ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan dan tercatat sebagai pasien Poliklinik Anak RSUD Al-Ihsan dipilih sebagai populasi studi.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil: faktor predisiposisi yang berhubungan bermakna yaitu pengetahuan (OR=5,0; 95% CI 1,9-13,3) dan sikap (OR=3,1; 95% CI=1,1-8,3), faktor pemungkin yang berhubungan bermakna adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (OR=9,21; 95% CI= 3,2-26,3) dan keterpaparan sampel susu formula (OR=5,312; 95% CI= 3,4-8,2), faktor penguat yang berhubungan bermakna adalah dukungan suami (OR=20,9; 95% CI= 6,5-66,2), dukungan sarana dan tenaga kesehatan (OR=15,2; 95% CI= 4,9-47,5), dukungan teman (OR=10,7; 95% CI= 3,5-32,4), dukungan keluarga (OR=10,7; 95% CI= 3,5-32,4), keterpaparan informasi ASI eksklusif (OR=10,5; 95% CI= 3,7-29,4). Perlunya peningkatan pengawasan pelaksanaan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, peningkatan pelayanan klinik laktasi dan pembentukan kelompok pendukung menyusui di masyarakat untuk menyukseskan pemberian ASI eksklusif 6 bulan.

Exclusive breastfeeding is getting the attention of the public because the number coverage is still very far from their intended target when a lot of benefit obtained from exclusive breastfeeding, both for mothers, babies and even for the country. The objectives of this study was to examine the factors associated with exclusive breastfeeding for 6 months at Children's Hospital Polyclinic Al-Ihsan West Java province in 2015. This research using case control design. This study was conducted in November-December 2015. Mothers with babies 6-12 months old and are listed as patients at Children's Polyclinic of Al-Ihsan Hospital chosen as the study population.
Based on the analysis, the result: a significant factor related predisiposisi namely knowledge (OR = 5.0; 95% CI 1.9 to 13.3) and attitudes (OR = 3.1; 95% CI = 1.1 to 8.3), enabling factors related is a significant Early Initiation of Breastfeeding (IMD) (OR = 9.2; 95% CI = 3.2 to 26.3) and keteraparan samples of formula (OR = 5.3; 95% CI = 3.4 to 8.2), as well as reinforcing factors that are significantly associated support husband (OR = 20.9; 95% CI = 6.5 to 66.2), support facilities and health workers (OR = 15.2; 95% CI = 4.9 to 47.5), the support of friends (OR = 10.7; 95% CI = 3.5 to 32.4), family support (OR = 10.7; 95% CI = 3.5 to 32.4), and exposure information of exclusive breastfeeding (OR = 10.5; 95% CI = 3.7 to 29.4). The need to increase supervision of the implementation of the 10 steps to successful breastfeeding, lactation clinic service improvement and the establishment of breastfeeding support groups in the community to improve exclusive breastfeeding for 6 months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muchtar Nasir
"Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit pada bayi umur 0 ndash; 6 bulan, salah satunya pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi umur 0-6 bulan. Sampel sebanyak 5.017 ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan pada survei klaster Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Analisis menggunakan regresi Cox yang dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24, prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan sebesar 18,24%, prevalensi bayi sakit pada ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebesar 19,57, sedangkan prevalensi bayi sakit pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Rasio prevalensi kasar bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48), dan rasio prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95% CI 1,05-1,41).
Kesimpulan: Bayi umur 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu.

Many factors are associated with illness of infant aged 0-6 months. The objective of this study is to see the association between exclusive breastfeeding and illness of infants aged 0-6 months. Sample of 5.017 infant aged 0-6 months are selected from Basic Health Research in 2013, and analyzed using modified Cox regression model.
Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of illness of infants aged 0 6 months was 18,24%, the prevalence of illness among non exclusive breastfeeding infants was 19,57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16. Crude prevalence ratio PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1,29 (95% CI 1,13 1,48), and PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother's education level was 1,29 (95% CI 1,05 1,41).
Conclusions: Infants aged 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1,29 times higher risk of getting illness compared with 0-6 months old who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother's education level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Apriyana
"Skripsi ini dilatar-belakangi oleh pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Pasir Angin Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 80 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis data univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 77,5% tidak ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara statistik adalah pendidikan, pengetahuan dan ASI segera.

The thesis was based on the importance of exclusive breastfeeding with the purpose of the study to knowing the description and relationship factors that influence the exclusive breastfeeding behavior in Pasir Angin Health Center Bogor District Cileungsi.
The design study is a cross sectional study was done in May-June 2012 with a sample of mothers that have a infants aged 6-12 months, as many as 80 people who obtained the accidental sampling technique. The instrument was used questionnaire, with univariate and bivariate data analysis.
The results showed 77.5% were exclusively breastfed. Variables that have statistically significant relationships are education, knowledge and Immediate breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>