Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68381 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Aprilia Astrianty
"Seiring berkembangnya teknologi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupaya meningkatkan performa pengelolaan bisnis dengan menggunakan aplikasi rantai pasok. Salah satunya adalah aplikasi Krealogi yang dikembangkan oleh PT Karya Du Anyam. Meskipun telah terbukti dapat memudahkan UMKM dalam mengelola bisnisnya, Krealogi masih memiliki permasalahan terkait alur penggunaan dan tampilan pada aplikasi. Dengan demikian, adanya penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan tersebut berupa rancangan desain interaksi alternatif. Perancangan tersebut dilakukan dengan metode User-Centered Design yang mengacu pada teori Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design. Dalam mengetahui kesulitan dan kebutuhan pengguna, penulis menyebarkan survei, melakukan wawancara, dan menganalisis hasil usability testing yang dilakukan pihak Krealogi pada desain sebelumnya. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan solusi desain interaksi untuk fitur keuangan, manajemen hubungan pelanggan, integrasi dengan e-commerce dan logistik, rencana produksi, pesanan masuk, manajemen stok, serta performa. Selanjutnya, dilakukan evaluasi guna menilai usability dari rancangan desain yang dibuat. Evaluasi dilakukan secara kualitatif dengan usability testing dan kuantitatif melalui kuesioner System Usability Scale (SUS). Hasil perhitungan dari evaluasi SUS menunjukkan bahwa desain yang direkomendasikan pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 80.75. Skor SUS ini memiliki predikat A yang berarti sudah cukup baik

As technology develops, Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) seek to improve business management performance using supply chain applications. One of them is the application called Krealogi that developed by PT Karya Du Anyam. Although it has been proven to make it easier for MSMEs to manage their business, Krealogi still has problems related to the application’s flow of use and appearance. Thus, this research aims to provide solutions to these problems in the form of alternative interaction designs. The design was carried out using the User-Centered Design method, which refers to Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design theory. In knowing the difficulties and needs of users, the authors distribute surveys, conduct interviews, and analyze the results of usability testing conducted by Krealogi on the previous design. Based on this analysis, interaction design solutions are generated for financial features, customer relationship management, integration with e-commerce and logistics, production planning, incoming orders, stock management, and performance. Furthermore, an evaluation is carried out to assess the usability of the designs made. The evaluation was conducted qualitatively with usability testing and quantitatively through the System Usability Scale (SUS) questionnaire. The calculation results from the SUS evaluation show that the recommended design in this study has an average value of 80.75. This SUS score has an A predicate which means it is pretty good."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Khairunisa Putri
"Seiring berkembangnya teknologi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupaya meningkatkan performa pengelolaan bisnis dengan menggunakan aplikasi rantai pasok. Salah satunya adalah aplikasi Krealogi yang dikembangkan oleh PT Karya Du Anyam. Meskipun telah terbukti dapat memudahkan UMKM dalam mengelola bisnisnya, Krealogi masih memiliki permasalahan terkait alur penggunaan dan tampilan pada aplikasi. Dengan demikian, adanya penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan tersebut berupa rancangan desain interaksi alternatif. Perancangan tersebut dilakukan dengan metode User-Centered Design yang mengacu pada teori Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design. Dalam mengetahui kesulitan dan kebutuhan pengguna, penulis menyebarkan survei, melakukan wawancara, dan menganalisis hasil usability testing yang dilakukan pihak Krealogi pada desain sebelumnya. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan solusi desain interaksi untuk fitur keuangan, manajemen hubungan pelanggan, integrasi dengan e-commerce dan logistik, rencana produksi, pesanan masuk, manajemen stok, serta performa. Selanjutnya, dilakukan evaluasi guna menilai usability dari rancangan desain yang dibuat. Evaluasi dilakukan secara kualitatif dengan usability testing dan kuantitatif melalui kuesioner System Usability Scale (SUS). Hasil perhitungan dari evaluasi SUS menunjukkan bahwa desain yang direkomendasikan pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 80.75. Skor SUS ini memiliki predikat A yang berarti sudah cukup baik.

As technology develops, Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) seek to improve business management performance using supply chain applications. One of them is the application called Krealogi that developed by PT Karya Du Anyam. Although it has been proven to make it easier for MSMEs to manage their business, Krealogi still has problems related to the application’s flow of use and appearance. Thus, this research aims to provide solutions to these problems in the form of alternative interaction designs. The design was carried out using the User-Centered Design method, which refers to Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design theory. In knowing the difficulties and needs of users, the authors distribute surveys, conduct interviews, and analyze the results of usability testing conducted by Krealogi on the previous design. Based on this analysis, interaction design solutions are generated for financial features, customer relationship management, integration with e-commerce and logistics, production planning, incoming orders, stock management, and performance. Furthermore, an evaluation is carried out to assess the usability of the designs made. The evaluation was conducted qualitatively with usability testing and quantitatively through the System Usability Scale (SUS) questionnaire. The calculation results from the SUS evaluation show that the recommended design in this study has an average value of 80.75. This SUS score has an A predicate which means it is pretty good."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Salsabilla Hisyana Zahra
"Seiring berkembangnya teknologi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupaya meningkatkan performa pengelolaan bisnis dengan menggunakan aplikasi rantai pasok. Salah satunya adalah aplikasi Krealogi yang dikembangkan oleh PT Karya Du Anyam. Meskipun telah terbukti dapat memudahkan UMKM dalam mengelola bisnisnya, Krealogi masih memiliki permasalahan terkait alur penggunaan dan tampilan pada aplikasi. Dengan demikian, adanya penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan tersebut berupa rancangan desain interaksi alternatif. Perancangan tersebut dilakukan dengan metode User-Centered Design yang mengacu pada teori Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design. Dalam mengetahui kesulitan dan kebutuhan pengguna, penulis menyebarkan survei, melakukan wawancara, dan menganalisis hasil usability testing yang dilakukan pihak Krealogi pada desain sebelumnya. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan solusi desain interaksi untuk fitur keuangan, manajemen hubungan pelanggan, integrasi dengan e-commerce dan logistik, rencana produksi, pesanan masuk, manajemen stok, serta performa. Selanjutnya, dilakukan evaluasi guna menilai usability dari rancangan desain yang dibuat. Evaluasi dilakukan secara kualitatif dengan usability testing dan kuantitatif melalui kuesioner System Usability Scale (SUS). Hasil perhitungan dari evaluasi SUS menunjukkan bahwa desain yang direkomendasikan pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 80.75. Skor SUS ini memiliki predikat A yang berarti sudah cukup baik.

As technology develops, Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) seek to improve business management performance using supply chain applications. One of them is the application called Krealogi that developed by PT Karya Du Anyam. Although it has been proven to make it easier for MSMEs to manage their business, Krealogi still has problems related to the application’s flow of use and appearance. Thus, this research aims to provide solutions to these problems in the form of alternative interaction designs. The design was carried out using the User-Centered Design method, which refers to Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design theory. In knowing the difficulties and needs of users, the authors distribute surveys, conduct interviews, and analyze the results of usability testing conducted by Krealogi on the previous design. Based on this analysis, interaction design solutions are generated for financial features, customer relationship management, integration with e-commerce and logistics, production planning, incoming orders, stock management, and performance. Furthermore, an evaluation is carried out to assess the usability of the designs made. The evaluation was conducted qualitatively with usability testing and quantitatively through the System Usability Scale (SUS) questionnaire. The calculation results from the SUS evaluation show that the recommended design in this study has an average value of 80.75. This SUS score has an A predicate which means it is pretty good. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Aulia Mahendra
"ABSTRAK
Untuk dapat meningkatkan daya saing, dibuat desain faktor UKM untuk menerapkan manajemen rantai pasok dalam proses bisnisnya. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui variabel apa saja yang harus dilakukan dalam proses pengimplementasian konsep SCM UKM. Kemudian, variabel tersebut dinilai dan dipilih oleh 9 orang ahli. Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi variabel customer requirement CR dan Design Requirement DR . Variabel CR dan DR penerapan manajemen rantai pasok kemudian diolah menggunakan metode ISM, ANP, dan ZOGP. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa budaya organisasi yang mendukung sharing informasi memiliki kekuatan penggerak yang tinggi dan tingkat kebergantungan yang rendah dalam upaya penerapan manajemen rantai pasok pada UKM. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa kemampuan dalam mengidentifikasi faktor-faktor promosi, diskon, dan lain-lain yang mempengaruhi jumlah permintaan dan menilai pengaruh masing-masing faktor terhadap pemintaan konsumen di masa mendatang memiliki bobot kepentingan relatif yang tertinggi memiliki bobot kepentingan relatif tertinggi dalam upaya penerapan manajemen rantai pasok pada UKM. Disediakan pula beberapa studi kasus yang menggambarkan limitasi dari perusahaan dalam penentuan DR yang harus diimplementasikan.

ABSTRACT<>br>
To improve the competitiveness of SME, they have to construct factor designs of the SCM in the business processes. Literature study was conducted to identify variabels that need to be done in the implementation of suppy chain management in MSME.Then, these variabels were assessed and selected by 9 experts. These variabels mentioned are grouped in to CR dan Design Requirement Variables DR. Cutomer requirement variable dan Design Requirement variabels. CR and DR variables then processed using ISM, ANP, and ZOGP method. The results obtained show that organization culture that support information sharing has high riving power and low dependency in the implementation process of SCM for MSME. Results also showed that the ability to identify factors promotion, discount, etc. that affect the demand and to asses the effect of each factors to future demand has the highest relative weighted priority in the implementation process of SCM for MSME. We also proposed case studies that show the limitation and cosntraint of enterprises in selecting which DR they should imlement."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Windaryanti
"ABSTRACT
Industri makanan dan minuman dijadikan sebagai salah satu industri andalan oleh Kementerian Perindustrian untuk rencana pembangunan industri hingga tahun 2035. Dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM makanan, dirancang usulan perbaikan penerapan manajemen rantai pasok. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan usulan perbaikan untuk penerapan manajemen rantai pasok di UMKM makanan. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui kriteria, sub-kriteria dan usulan perbaikan yang harus dilakukan dalam perbaikan penerepan manajemen rantai pasok di UMKM makanan. Kemudian kriteria, sub-kriteria dan usulan perbaikan divalidasi oleh tujuh ahli. Kriteria, sub-kriteria dan usulan perbaikan penerapan manajemen rantai pasok selanjutnya diolah menggunakan metode Analytical Network Process ANP dan Zero One Goal Programming ZOGP. Hasil pengolahan data menunjukkan usulan perbaikan yang memiliki nilai kepentingan relatif tinggi, yaitu melakukan koordinasi bagian logistik dengan fungsi lainnya di perusahaan A6, menggunakan sistem perencanaan produksi A14, melakukan pendaftaran ke BPOM A1, mempertimbangkan kualitas dari kemasan A5, menyediakan informasi ketelusuran yang jelas tanggal produksi dan kadaluwarsa hingga tiba ke konsumen A3. Ketika sub-kriteria fleksibilitas produk, perencanaan produksi dan manajamen sumber daya manusia ditingkatkan nilai kepentingannya, usulan perbaikan dengan bobot paling tinggi adalah melakukan koordinasi bagian logistik dengan fungsi lainnya di perusahaan A6. Terdapat beberapa skenario untuk menggambarkan penentuan usulan perbaikan yang harus diterapkan sesuai kemampuan sumber daya UMKM makanan. Disediakan pula template pemilihan usulan perbaikan yang dapat digunakan UMKM makanan.

ABSTRACT
Food and beverage industries serve as one of the mainstay industries by the Ministry of Industry for industrial development plan until 2035. In order to improve the competitiveness of food SMEs, the improvement design in implementing of supply chain management is proposed. The literature study was conducted to find out the criteria, sub criteria and proposed improvement that needs to be done in improving the implementation of supply chain management in the food MSME. Then the criteria, sub criteria and proposed improvement are validated by seven experts. The criteria, sub criteria and proposed improvement strategy of supply chain management are further processed using Analytical Network Process ANP and Zero One Goal Programming ZOGP method. The result of data shows proposed improvement that has a relatively high value of interest is coordinating the logistics department with other functions in the company A6, using the production planning system A14, registering to BPOM A1, considering the quality of the packaging A5, and providing information production date and expiration date until it arrives at the consumer A3. When the sub criteria for product flexibility, production planning and management of human resources are increased in importance, the highest priority proposed improvement is to coordinate the logistics department with other functions in the firm A6. There are several scenarios to illustrate the determination of proposed improvement that should be implemented in accordance with the capabilities of the food SME. We provide templates for the proposed improvement selection that can be used for food SMEs. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwiki Bramantyo
"House of Risk (HOR) merupakan metode yang mengintegrasikan antara dua model penelitian yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan House of Quality (HOQ) yang berfokus pada penentuan tindakan pencegahan terhadap sumber risiko yang telah tereliminasi. Pada penelitian ini, House of Risk digunakan sebagai alat untuk menangani risiko terkait proses supply chain PT Odyssey Shipping Lines. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi aktivitas rantai pasok menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) lalu menentukan kejadian risiko apa saja yang terjadi pada proses rantai pasok PT Odyssey Shipping Lines beserta memberikan langkah mitigasi yang tepat untuk risiko-risiko signifikan yang dialami PT Odyssey Shipping Lines. Proses identifikasi dan analisis tersebut dilakukan bersama dengan para ahli yang berpengalaman di bidangnya. Setelah melakukan pengolahan data dengan House of Risk (HOR) tahap 1 maka diperoleh 20 kejadian risiko dan 35 penyebab risiko. Berdasarkan perhitungan Pareto, terdapat 16 agen risiko yang mencakup 80% dari total Aggregate Risk Potential (ARP) dan dipilih sebagai prioritas mitigasi. Penyebab risiko dengan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) terbesar adalah kesalahan dalam kalkulasi forecasting yang telah ditetapkan dengan nilai sebesar 720. Lalu pada House of Risk (HOR) tahap 2 diperoleh nilai efektivitas tertinggi yaitu sebesar 5737 yaitu Pengawasan yang lebih dari supervisor untuk memastikan keberlangsungan pekerjaan.

House of Risk (HOR) is an integration between two research models, namely the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and the House of Quality (HOQ) which focus on determining preventive measures for eliminated risk sources. In this study, the House of Risk is used as a tool to deal with risks related to the supply chain activity in PT Odyssey Shipping Lines. This research begins by identifying the activities of supply chain using Supply Chain Operation Reference (SCOR), determining the risk events and creating the mitigation strategy to the most significant risks. The process of identification and analysis is carried out together with experts who are experienced in their fields. After processing the data with the House of Risk (HOR) stage 1, 20 risk events and 35 risk causes were obtained. Based on Pareto calculations, there are 16 risk agents covering 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) and are selected as mitigation priorities. The cause of the risk with the largest Aggregate Risk Potential (ARP) value is the miscalculation when forecasting that has been set with a value of 720. Then in the House of Risk (HOR) stage 2, the highest effectiveness value was obtained which was 5737, namely to give more supervising process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadh Hakim
"Skripsi ini meneliti tentang pengaruh penerapan sejumlah aktivitas dalam green supply chain management (GSCM), terhadap environmental performance, operational performance dan business performance pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) yang berada di provinsi Jawa Barat. Responden dari penelitian ini melibatkan 175 responden yang merupakan pemilik atau manajer dari UMKM dengan bidang usaha umum. Penelitian ini menggunakan metode analisis data berupa Sequential Equation Modelling (SEM) dengan software LISREL versi 8.80. Hasil yang diperoleh adalah terdapat pengaruh positif dari aktivitas GSCM terhadap environmental performance dan operational performance dan terdapat pengaruh positif dari operational performance terhadap business performance.. Selain itu hasil analisis turut menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung dari GSCM terhadap business performance. Hasil ini menunjukkan perlu adanya perencanaan atas aktivitas dalam penerapan GSCM pada UMKM di Jawa Barat, melalui penerapan aktivitas GSCM yang tepat pada kegiatan UMKM dapat mempengaruhi secara positif environmental dan operasional performance UMKM, bahkan turut mempengaruhi secara tidak langsung performa dari business performance UMKM.

This research examines the effect of implementation a number of activities in green supply chain management (GSCM) on environmental performance, operational performance and business performance in Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in West Java province. Research respondents involved 175 respondents who are owners or managers of MSMEs with general business fields. This study used a data analysis method in the form of Sequential Equation Modeling (SEM) with LISREL version 8.80 software. The results obtained are that there is a positive effect of GSCM activities on environmental performance and operational performance and a positive effect of operational performance on business performance. In addition, the analysis results also show the indirect effect of GSCM business performance. These results indicate the need for planning for activities in the application of GSCM to MSMEs in West Java, the proper application of GSCM in MSME activities can positively affect the environmental and operational performance of MSMEs, even indirectly affect the performance of MSME business performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhafin Naufal Salam
"

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efisiensi rantai pasok industri suku cadang otomotif. Pengukuran kinerja rantai pasok ini dilakukan untuk memahami kondisi perusahaan dalam hal rantai pasok. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR), yang digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Penelitian ini fokus pada perbaikan masalah yang terjadi dalam rantai pasok. Untuk menentukan tingkat kepentingan atribut kinerja, para ahli menggunakan kuesioner perbandingan berpasangan dan pembobotan. Terdapat 27 indikator kinerja yang diukur, yang terbagi menjadi atribut dalam model SCOR. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2022 mencapai 60,07%, berada dalam kategori rata-rata dengan warna kuning dalam Traffic Light System Monitoring. Selanjutnya, setiap indikator dipetakan dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi indikator dengan kinerja yang belum baik namun memiliki tingkat kepentingan yang cukup besar untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Berdasarkan analisis IPA, terdapat 6 indikator dalam rantai pasok perusahaan yang perlu ditingkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja ini.


This research was conducted to measure the performance of the supply chain network of a spareparts automotive industry. Performance measurement of the supply chain is necessary to assess the condition of a company's supply chain. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR), which serves as a framework for measuring the performance of the company's supply chain. The improvement carried out in this research is related to the issues that occur within the supply chain network. The importance level of performance attributes is measured based on weighting using a pairwise comparison questionnaire by several experts. There are 27 performance indicators measured, divided into SCOR model attributes. From the measurement results, the company's supply chain performance in 2021 was found to be 60.07%, indicating an average performance categorized by a yellow color in the Traffic Light System Monitoring. Subsequently, each indicator is mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to identify indicators that have a performance that needs improvement and have a significant importance level to be enhanced. By using the IPA quadrant, six indicators in the company's supply chain were identified as needing improvement in their performance. Therefore, a strategy is needed to improve these performance areas.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiery Widiandito Martokoesoemo
"Manajemen risiko mencakup proses sistematis untuk mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam semua aktivitas perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara keseluruhan dalam upaya meningkatkan ketahanan rantai pasok. Dalam studi ini, metode House of Risk (HOR) diterapkan. Metode ini diadaptasi dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini difokuskan pada proses rantai pasokan gudang perakitan di PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 dimulai dengan mengidentifikasi risiko melalui diskusi dengan para ahli dan tinjauan literatur, diikuti dengan penilaian tingkat keparahan kejadian risiko dan nilai kejadian agen risiko. Temuan dari HOR 1 mengidentifikasi 18 kejadian risiko dan 27 agen risiko. Dengan menggunakan analisis Pareto, 13 agen risiko prioritas telah diidentifikasi, dengan agen risiko tertinggi adalah ketidaksesuaian kualitas material dari pemasok, yang memiliki nilai ARP sebesar 3216. HOR 2 merumuskan 13 tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko prioritas ini. Pemrosesan data pada HOR 2 mengungkapkan bahwa terdapat tiga kelompok tindakan pencegahan yang harus diimplementasikan yaitu tiga kelompok tindakan pencegahannya yaitu menyusun dan melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) yang komprehensif serta program pelatihan, mengevaluasi dan menerapkan sistem teknologi informasi terbaru, menerapkan Warehouse Management System (WMS) secara real-time.

Risk management includes a systematic process for identifying, evaluating, and controlling risks in all company activities to enhance overall effectiveness and efficiency in efforts to improve supply chain resilience. In this study, the House of Risk (HOR) methodology is applied. This method is adapted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. The research is focused on the assembly warehouse supply chain process at PT XYZ. The risk analysis in HOR 1 begins with identifying risks through expert discussions and literature review, followed by an assessment of the severity of risk events and the occurrence values of risk agents. The findings from HOR 1 indicate 18 risk events and 27 risk agents. Using Pareto analysis, 13 priority risk agents were identified, with the top risk agent being the unsuitability of material quality from suppliers, which has an ARP value of 3216. HOR 2 outlines 13 preventive measures to mitigate these priority risks. Data processing at HOR 2 revealed three groups of preventive measures to be implemented: developing and implementing comprehensive SOPs and training programs, evaluating and adopting the latest information technology systems, and implementing a real-time Warehouse Management System (WMS)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auni Saidah Khairani
"Indonesia telah menjadi salah satu produsen alas kaki terbesar di dunia. PT. X merupakan salah satu perusahaan manufaktur sepatu olahraga khususnya Adidas di Indonesia. Saat ini, sedang terjadi penurunan permintaan yang menyebabkan persaingan antara produsen meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang strategi mitigasi risiko yang tepat untuk mengatasi agen risiko yang termasuk dalam prioritas. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengurangi keterlambatan pengiriman sepatu sehingga penilaian performa perusahaan meningkat. Penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HOR). Metode HOR memiliki 2 tahapan. HOR tahap 1 bertujuan untuk mencari agen risiko yang akan diprioritaskan dan HOR tahap 2 bertujuan untuk memilih strategi aksi mitigasi. Hasil penelitian pada HOR tahap 1 menunjukkan bahwa agen risiko dengan nilai aggegate risk potential (ARP) tertinggi adalah pihak produksi telat melaporkan kekurangan material (A7) dan agen risiko dengan nilai ARP terendah adalah tidak ada pengecekan rutin dari sisi leader/technical expert (A12). Berdasarkan prinsip Pareto,11 agen risiko akan diprioritaskan untuk ditangani sesuai dengan nilai ARP tertinggi. Selanjutnya, 14 aksi mitigasi diusulkan. Delapan aksi mitigasi direkomendasikan untuk mencegah agen risiko berdasarkan nilai effectiveness to difficulty ratio (ETD) dari HOR tahap 2.

Indonesia has become one of the largest footwear producers in the world. PT. X is a sports shoe manufacturing company, especially Adidas in Indonesia. Currently, there is a decline in demand which causes competition between producers increase. The purpose of this study is to design appropriate risk mitigation strategies to address the risk agents included in the priority. This is done so that the company can reduce delays in shoe delivery so that the company's performance rating increases. This study uses the House of Risk (HOR) method. The HOR method has 2 stages. HOR stage 1 aims to find risk agents to be prioritized and HOR stage 2 aims to select a mitigation action strategy. The results of the research on HOR stage 1 show that the risk agent with the highest aggregate risk potential (ARP) value is the production party who is late in reporting material deficiencies (A7) and the risk agent with the lowest ARP value is that there is no routine checking from the leader/technical expert's side (A12). Based on the Pareto principle, 11 risk agents will be prioritized to be handled according to the highest ARP value. Furthermore, 14 mitigation actions are proposed. Eight mitigation actions are recommended to prevent risk agents based on the effectiveness to difficulty ratio (ETD) value of HOR stage 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>