Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frieska Anindya
"Aplikasi kencan daring semakin marak digunakan oleh kalangan dewasa muda sebagai media pemenuhan kebutuhan yang beragam. Penelitian mengenai aplikasi kencan terdahulu sudah melihat adanya alasan menggunakan aplikasi kencan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Seks berkaitan dengan perasaan, pengalaman, dan hasrat erotis yang berangkat dari diri seseorang (self), dan secara bersamaan juga dipengaruhi serta dibatasi oleh faktor lainnya (Rathus dkk, 2014; Gagnon & Parker, 2013). Dengan studi antropologi seksualitas, saya merangkai penelitian autoetnografi untuk melihat peran aplikasi kencan Bumble dalam proses pembentukan subjektivitas seksual. Hasil penelitian ini mendeskripsikan pembentukan subjektivitas seksual yang terjadi ketika para informan belum mengenal aplikasi kencan dan setelah mereka menggunakan aplikasi kencan Bumble. Melalui penelitian ini, kita dapat melihat posisi Bumble sebagai media sosial dalam mewadahi pengalaman seksual dan pengaruhnya pada masing-masing informan.

The using of online dating app is increasing as the young adults are using it to fulfill their various needs. Previous research on dating apps has seen reasons for using dating apps to fulfill sexual needs. Sex is related to feelings, experiences and erotic desires that originate from one's self, and are simultaneously influenced and limited by other factors (Rathus et al, 2014; Gagnon & Parker, 2013). With anthropological studies of sexuality, I combine autoethnographic research to see the role of the dating application Bumble in the process of forming sexual subjectivities. The results of this research describe the formation of sexy subjectivity that occurred when the informants were not familiar with dating applications and after they used the Bumble dating application. Through this research, we can see Bumble's position as social media in accommodating sexual experiences and its influence on each informant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Evita Amanah Wibowo
"Penelitian ini bertujuan menguraikan perwujudan sexual scripts yang berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual dalam penggunaan aplikasi kencan daring Bumble bagi perempuan dan laki-laki heteroseksual, di tengah konstruksi sosial feminitas dan maskulinitas heteronormatif yang berlaku di masyarakat, serta ekspektasi budaya hookup yang dapat muncul. Studi terdahulu belum mengangkat aspek seksual menjadi penting dalam membentuk pola penggunaan aplikasi, yang dapat dilihat sebagai bentuk perwujudan sexual scripts dalam aplikasi kencan daring, khususnya Bumble. Penelitian ini berargumen aplikasi kencan daring Bumble mampu mewujudkan sexual scripts yang berperan membentuk maupun menjelaskan pola serta praktik penggunaan aplikasi dan berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual pengguna. Sexual scripts pun mampu menunjukkan perbedaan laki-laki dengan perempuan heteroseksual dalam hal ekspresi dan praktik seksualnya. Virtual ethnography digunakan sebagai metode penelitian, mencakup wawancara mendalam serta observasi online. Temuan penelitian menunjukkan terwujudnya sexual scripts berdasarkan Simon & Gagnon dalam aplikasi Bumble pada level skenario kultural, interpersonal, serta intrapskis. Level interpersonal menjadi level yang dominan, karena berperan sentral sebagai peleburan skenario kultural dengan level intrapsikis melalui adaptasi yang dilakukan, serta secara konkrit menjelaskan pola dan praktik penggunaan Bumble. Pemaknaan perilaku seksual mendukung maupun memaknai level interpersonal dan intrapsikis sexual scripts, karena pemaknaannya turut dilihat melalui praktik penggunaan dan nilai yang dimiliki pengguna Bumble.

This study aims to describe the embodiment of sexual scripts related with sexual behavior cognition in online dating application Bumble for heterosexual women and men, amid the prevailing social construction of heteronormative femininity and masculinity, also hookup culture expectation that can arise. Previous studies overlook sexual aspects is important in shaping usage patterns, which can be seen as a form of sexual scripts embodiment in online dating applications, especially Bumble. This study argues the online dating application Bumble able to embody sexual scripts that plays role in shaping also explaining patterns and practices of application usage include relating to users' sexual behavior cognition. Sexual scripts also able to show differences between heterosexual men and women sexual expression and practice. Virtual ethnography used as a research method, includes in-depth interviews and online observations. Research findings show the embodiment of sexual scripts based on Simon & Gagnon in Bumble application at the cultural scenarios, interpersonal, and intrapsychic level. The interpersonal level becomes the dominant level because it plays a central role as a fusion of cultural scenarios with intrapsychic level through adaptations, also concretely explains the patterns and practices of using Bumble. Sexual behavior cognition supports and interprets the interpersonal and intrapsychic levels of sexual scripts, because the cognition also seen through practices and values of Bumble users. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Meidira
"Meningkatnya penggunaan aplikasi pada telepon genggam mengiringi perkembangan zaman yang serba digital. Hal ini merubah cara hidup orang-orang sekaligus mendorong perkembangan atas inovasi dari beragam aplikasi, yang kemudian menciptakan kompetisi bagi para developer aplikasi untuk melakukan inovasi atas teknologi baru. Snapchat merupakan salah satu bentuk inovasi yang muncul dengan konsep ephemeral social media, di mana konten yang dibagikan pada Snapchat akan menghilang dalam kurun waktu tertentu sesaat setelah penerima konten membukanya. Berbicara mengenai pengadopsian teknologi baru tidak terlepas dari konsep Technology Acceptance Model TAM dalam menentukan perilaku penggunaan behavioral intention seseorang atas teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel-variabel atas TAM, yakni perceived usefulness dan perceived ease of use serta privacy concern sebagai faktor moderasi berpengaruh terhadap behavioral intention seseorang atas aplikasi Snapchat. Sampel penelitian ini adalah pengguna aktif Snapchat minimal tiga bulan yang berusia 18 hingga 25 tahun. Data kemudian diolah menggunakan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness dan behavioral intention atas aplikasi Snapchat. Di sisi lain, perceived usefulness tidak berpengaruh terhadap behavioral intention seseorang atas Snapchat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya privacy concern sebagai faktor moderasi tidak meningkatkan pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap behavioral intention seseorang atas aplikasi Snapchat.

The number of mobile apps user is increasing as the digital age is developing as well. This phenomenon changes the way people live their life and also encourages the development of innovation in various mobile apps that further creates competition among apps developers. Snapchat is one of many forms of new technology innovation with its ephemeral social media concept, which its content will disappear within a certain time as soon as the receiver sees it. Speaking of new technology adoption cannot be separated from the concept of the Technology Acceptance Model TAM in determining people rsquo s behavioral intention towards the technology. This study aims to examine TAM rsquo s variables, perceived usefulness and perceived ease of use, and also privacy concern as the moderating factor that have significant effect towards people rsquo s behavioral intention in using Snapchat app. The data for this study was collected from Snapchat rsquo s active users who had been using Snapchat for the past three months or more with range of 18 to 25 years old. Data then were analyzed by using Structural Equation Modelling. The result of this study showed that perceived ease of use has positive effect on perceived usefulness and people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. However, this study showed that perceived usefulness doesn 39 t have positive effect on people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. This study also showed that privacy concern as moderating factor doesn 39 t increase the effect of perceived ease of use and perceived usefulness on people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
"Salah satu bentuk perilaku yang dapat menurunkan school well being dan membuat iklim sekolah menjadi tidak menyenangkan adalah perundungan. Pada fenomena perundungan, selain sebagai pelaku dan korban, siswa juga dapat berperan sebagai saksi yang berpotensi sebagai pembela korban. Sebagian besar penelitian dan program anti perundungan selama ini berfokus pada penurunan aspek negatif siswa, seperti agresi, padahal menurut studi literatur, para saksi dapat menjadi kunci untuk menanggulangi perundungan dengan mengembangkan aspek positifnya. Maka dari itu, penulis bersama tim menyusun rangkaian intervensi dengan menggunakan kerangka program CEPIDEA yang diadaptasi dalam pelatihan yang diharapkan akan meningkatkan perilaku prososial siswa SMA XYZ. Rangkaian intervensi terdiri dari studi baseline, pelatihan, penguatan melalui media sosial dan evaluasi. Penelitian ini akan berfokus pada tahapan penguatan melalui media sosial kepada 20 siswa sekolah menengah atas dengan menggunakan media Instagram. Hasil intervensi menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri siswa dalam menampilkan perilaku prososial di sekolah, namun perlu adanya peranan dari seluruh pihak sekolah untuk dapat meningkatkan efikasi komunitas. Secara keseluruhan, rangkaian intervensi ini terbukti dapat meningkatkan perilaku prososial siswa, sehingga kedepannya program ini dapat dikembangkan sebagai program penanggulangan perundungan di sekolah.
One form of behavior that can reduce school well being and make school climate unpleasant is bullying. In bullying, students can be involved as bully, victim and also a bystander who are potentially become the defender. Most anti bullying studies and programs are more focused on reducing the negative aspects of students, such as aggression. Whereas according to the literature, witness or bystander could be the key to reduce bullying. Therefore, the author and the team, develop a series of intervention using the CEPIDEA program framework that adapted in training module. The series of interventions consisted of baseline study, training, strengthening through social media and evaluation. This study will focus on strengthening through social media to 20 high school students using Instagram as a platform. The result of this intervention indicate an increase on student rsquo s self efficacy in displaying prosocial behavior in school, but it is necessary to involve the whole school to improve the collective efficacy. This series of interventions proved to improve student rsquo s behavior, so it could be used as interventions in other schools. "
2018
T50838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khadiza
"Fenomena kencan online merupakan fenomena yang populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan kemajuan teknologi seperti internet,aktivitas kencan berubah dari bertemu secara langsung hingga menjadi secara virtual. Tidak hanya di negara barat, kencan online mulai berkembang di dalam masyarakat muslim yang memiliki tradisi perjodohan. Salah satu pengguna dari kencan online ini adalah wanita muslim. Berbagai aplikasi kencan oline mulai berkembang dari yang bersifat umum hingga spesifik berbasis agama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna dari pengalaman wanita muslim di JABODETABEK dalam menggunakan aplikasi kencan online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hasil dari penelitian ini adalah informan memaknai kencan online sebagai medium untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Selain itu self-disclosure pada perkembangan hubungan melalui aplikasi kencan online berbeda dengan tahapan kencan secara tradisional.

The online dating phenomenon is a popular phenomenon among people today. With advances in technology such as the internet, dating activities have changed from direct to virtual. Not only in western countries, online dating is starting to develop in Muslim societies which have a tradition of matchmaking. One of the users of this online dating is a Muslim woman. Various online dating applications start to develop from general to specific religion-based ones. This research was conducted to see the meaning of the experiences of Muslim women in JABODETABEK in using online dating applications. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews with informants. The result of this research is that the informants interpret online dating as a medium to fulfill their social needs. Moreover, self-disclosure on the development of online dating relationships is different from the stages of traditional dating."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Ayuwardhani
"Penelitian ini membahas bagaimana interaksi yang dilakukan melalui media digital dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu merek dilihat dari tiga aspek user to user, user to document, dan user to user. Pendekatan yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain eksplanatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang diberikan interaksi melalui media digital terhadap kepercayaan konsumen dan menyarankan agar kedua produk lebih memperhatikan tidak hanya dari materi konten yang diberikan namun juga desain yang ditampilkan; meningkatkan interaksi dengan konsumennya; mengemas informasi dengan semenarik mungkin.

This study examines the interaction using the digital media and its effects on the consumer trust towards brand from three of aspects: (1) user to system; (2) user to document; and (3) user to user. The study applies quantitative method with explanative approach.
The results of this study show positive effects of digital media interaction towards consumers trust. It also suggests that Sunsilk and Pantene to not limit their focus on the content of the digital media, but also prioritize the design; both products needs to improve the interaction with their consumers; and present the information as attractive as possible.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darell Hanriza Putra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara perilaku objektifikasi seksual interpersonal dengan sikap mengenai persetujuan seksual pada dewasa muda pengguna aplikasi kencan daring di Indonesia, serta apakah terdapat perbedaan dalam skor rata-rata kedua variabel antara partisipan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional Pearson Product-Moment Correlation dan komparatif menggunakan Independent Samples t-test, dengan menggunakan alat ukur adaptasi Sexual Consent Attitude Scale dan Interpersonal Sexual Objectification Scale – Perpetration Version dengan jumlah total 330 sampel. Hasil analisis utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku objektifikasi seksual interpersonal, baik secara keseluruhan maupun masing-masing dimensinya (body comments, body gazes, dan unwanted explicit sexual advances), dengan masing-masing dimensi dari sikap mengenai persetujuan seksual (hubungan negatif pada asking for consent first is important dan hubungan positif pada commitment reduces asking for consent). Selain itu, hasil penelitian ini juga mennjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan dalam objektifikasi seksual interpersonal maupun sikap mengenai persetujuan seksual antara partisipan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap program psikoedukasi mengenai persetujuan seksual dan/atau upaya prevensi kekerasan seksual.

This research is conducted to see whether there is a relationship between interpersonal sexual objectification and sexual consent attitude and in young adult dating app users in Indonesia, and whether there are differences in both variable mean scores between male and female participants. This study uses correlational quantitative method using Pearson Product-Moment Correlation and comparative method using Independent Samples t-test, using the adapted version of Sexual Consent Attitude Scale and Interpersonal Sexual Objectification Scale – Perpetration Version with a total of 330 samples. Results of this research showed that there is a significant relationship between interpersonal sexual objectification, both with the total score and scores within each dimension (body comments, body gazes, and unwanted explicit sexual advances) and each dimension of sexual consent attitude (negative relationship on asking for consent first is important, and positive relationship on commitment to reduce asking for consent). Besides that, results of this study also showed that there is a significant mean difference on both interpersonal sexual objectification and sexual consent attitude between male and female participants. This research has an implication towards psychoeducational programs about sexual consent and/or to prevent sexual violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Branitasandhini Wijayanto
"Penelitian terdahulu memperkirakan bahwa 81% orang Amerika tidak dapat melepaskan perhatian mereka dari telepon genggam saat makan dengan orang lain dan lebih memilih untuk mengunjungi media sosial dibanding berbincang dalam dunia nyata. Diperkirakan bahwa ada sejumlah faktor yang berkontribusi dalam kecenderungan individu untuk menggunakan media sosial. Untuk mencari tahu peran karakter psikologis dalam intensitas penggunaan sosial media seseorang, penelitian ini berfokus pada korelasi antara intensitas penggunaan Facebook dengan tiga variabel psikologis lainnya, yaitu ekstraversi, tingkat kesepian, dan depresi. 852 partisipan yang direkrut melalui convenience sampling mengikuti survei korelasional dengan menggunakan analisis berbasis kuesioner. Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa individu ekstrovert cenderung lebih banyak mengkonsumsi Facebook daripada introvert. Di sisi lain, individu yang kesepian cenderung tidak memainkan media sosial. Demikian pula, individu dengan tingkat depresi yang tinggi juga menggunakan Facebook lebih jarang. Kekurangan studi ini beserta saran untuk penelitian lanjutan dibahas lebih lanjut.

Past research has suggested that 81% of Americans are unable to leave their phones unattended while eating with others and favour visiting social media pages over engaging in real-life conversations. A variety of factors are assumed to contribute to the tendency of social media use. To investigate the role of psychological traits in the intensity of social media use, the current research focuses on the correlations between Facebook use and three psychological variables, namely extraversion, loneliness, and depression. 852 participants recruited through convenience sampling took part in a correlational survey using a questionnaire-based analysis. Pearson’s correlation analyses indicated that extroverted individuals are more likely to consume Facebook than introverts. Lonely individuals, on the other hand, are less likely to partake in social media practices. Similarly, people with a high level of depression also use Facebook less intensely. The current study's weaknesses and suggestions for further studies are discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Chantika Herlambang
"ABSTRAK
Karya ilmiah ini meneliti pengaruh standar kecantikan yang ada di Instagram dalam membentuk identitas online mahasiswi-mahasiswi. Riset ini menelaah apakah mahasiswi-mahasiswi berselaras dengan standar kecantikan yang ditetapkan oleh masyarakat yang ada di situs jejaring sosial tersebut; seberapa penting hal itu dilakukan dan cara mereka melakukannya untuk membangun identitas online yang diinginkan. Subyek studi ini adalah mahasiswi-mahasiswi berumur 18 sampai 24 tahun dan data akan dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuisioner online. Dari studi ini, dapat dibuktikan bahwa mahasisiwi-mahasiswi yang sering menggunakan Instagram paham akan adanya standar kecantikan di gambar-gambar yang diposting di media sosial tetapi mereka memilih untuk tidak menyesuaikan dengan standar kecantikan tersebut.

ABSTRACT
This paper examines the impact of beauty standards on Instagram in shaping female university students rsquo online identity. The research explores whether or not female university students conform to the ideal of beauty set by society on the social networking site, the importance of following the standards of beauty that exist on Instagram, as well as the way they follow beauty standards on Instagram and applying these benchmarks to construct a desirable online identity. Female university students between the ages of 18 to 24 will be the subjects for this study and the data will be collected through the distributions of online questionnaire. From this study, it is proven that most of the university student who use Instagram frequently understand the existence of beauty standards on pictures posted on the social media but choose not to conform to it."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Cahyani
"ABSTRAK
Penggunaan media sosial semakin marak akhir-akhir ini karena tidak hanya digunakan oleh pribadi tetapi juga organisasi dengan tujuan lebih dari sekedar komunikasi. Tesis ini membahas bagaimana Perpustakaan Nasional RI mengelola dan menggunakan media sosial sebagai sarana promosi. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari wawancara yang menggunakan teknik snowball sampling, observasi dan analisis dokumen. Wawancara terhadap admin akun media sosial Perpustakaan Nasional RI dan analisis dokumen peraturan untuk mengidentifikasi pengelolaan media sosial di Perpustakaan Nasional RI. Sedangkan, data yang diperoleh dari observasi terhadap posting Perpustakaan Nasional RI pada akun media sosialnya digunakan untuk menganalisis penggunaan media sosial sebagai sarana promosi oleh Perpustakaan Nasional RI. Hasil penelitian menunjukkan Perpustakaan Nasional RI menyadari pentingnya promosi melalui media sosial tetapi cenderung fokus pada target posting dalam hal perencanaan, ditemukan beberapa kendala dalam pengelolaan media sosial dan masih kurangnya evaluasi terhadap kegiatan tersebut. Perpustakaan Nasional RI menggunakan Facebook, Twitter dan YouTube untuk mempromosikan koleksi, layanan dan kegiatannya. Selain itu, media sosial dapat juga berfungsi sebagai customer service, dimana audience dapat menyampaikan pertanyaan dan keluhan untuk ditanggapi oleh Perpustakaan Nasional RI. Dengan demikian, pernyataan audience melalui media sosial dan respon audience terhadap posting Perpustakaan Nasional RI dapat dijadikan landasan untuk perbaikan dalam hal layanan dan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional RI perlu menerbitkan pedoman tertulis, mengikutsertakan admin dalam pelatihan pengelolaan media sosial, menambah sumber daya manusia dan fasilitas penunjang agar penggunaan media sosial lebih optimal.

ABSTRACT
Social media use is ubiquitous recently because they are not only used by individuals but also organizations for the purpose of more than a mere communication. This thesis discusses how National Library of Indonesia manages and uses social media as promotion tool. This descriptive research uses qualitative approach and case study method. Data are obtained from interviews using snowball sampling, observation and document analysis. Interviews with administrators of National Library of Indonesia's social media and regulatory document analysis are intended to identify social media management at National Library of Indonesia. Meanwhile, data obtained from observation on National Library of Indonesia's postings on its social media accounts are used to analyze social media use as promotion tool by National Library of Indonesia. The results of this research show that National Library of Indonesia is aware of the importance of promotion via social media but tends to focus on posting target in terms of planning, there are some obstacles in managing social media and there is lack of evaluation on the activity. National Library of Indonesia uses Facebook, Twitter and YouTube to promote its collections, services and events. In addition, social media can serve as customer service, in which library users can ask questions and express complaints to be responded by National Library of Indonesia. Thus, audiences rsquo expression via social media and audiences responses towards National Library of Indonesia's postings can be considered as basis for improvement in services and in fulfilling library users rsquo information needs. Therefore, National Library of Indonesia should issue written guidelines, attend training on social media management and add more administrators as well as supporting facilities in order to use social media in a more optimal manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T50291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>