Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukman Tulus Putra
"DETECTION OF VASCULAR ENDOTHELIAL DYSFUNCTION AS AN
EARLY ATHEROSCLEROSIS MARKER:
Effect of breastfeeding duration on vascular characteristics
and other cardiovascular risk factors
Background. Atherosclerosis already starts to develop in childhood and
adolescence. Breastmilk has been recognized to have some protective effects on
the development of atherosclerosis, but the optimal duration in relation to
cardiovascular risk is largely unknown.
Objective. To investigate the effect of breastfeeding duration on vascular
characteristics and other cardiovascular risk factor levels in adolescence.
Methods. We conducted a retrospective cohort study on adolescents aged 15-18
years old. Breastfeeding duration was inquired using a questionnaire filled by
parents and categorised into 0-<2, 2-<4, 4-<6, 6-<12, and >12 months. Outcomes
assessed were flow mediated dilation (FMD), carotid intima media thickness
(CIMT), anthropometrics, lipid/glucose level, high-sensitive C-reactive protein
(hs-CRP), and vascular cell adhesion molecule (VCAM). Analysis was done using
ANOVA and MANOVA general linear model with cardiovascular risk factors as
the dependent variables and breastfeeding duration as the independent variable
with further adjustment for confounders.
Results. We enrolled 285 subjects. Breastfeeding duration of 4-<6 months was
associated with thinner cIMT and the effect was more prominent after adjustment
for gender and postnatal tobacco exposure (mean difference =24.28 micrometer, P
=0.045). Both in univariable and multivariable analyses, breastfeeding duration of
4-<6 months showed a statistically significant association with waist-to-hip ratio
(0.87 vs. 0.81, P<0,001), but not with FMD, lipid profile, and other cardiovascular
biomarkers.
Conclusions. Breastfeeding duration of 4-<6 months is associated with thinner
IMT and thus has a protective effect on the development of cardiovascular
disease. However the association with FMD and other cardiovascular risk factor
levels in adolescents is less clear

DETEKSI DISFUNGSI ENDOTEL VASKULAR PADA REMAJA
SEBAGAI PENANDA AWAL ATEROSKLEROSIS:
Pengaruh lama pemberian air susu ibu pada masa bayi terhadap fungsi dan
struktur vaskular serta beberapa faktor risiko kardiovaskular lainnya
Latar belakang. Proses terjadinya aterosklerosis telah dimulai sejak masa anak.
Air susu ibu (ASI) diduga memiliki efek protektif terhadap perkembangan
aterosklerosis, tetapi lama pemberian ASI yang optimal terkait risiko
kardiovaskular belum diketahui secara pasti.
Tujuan. Mengetahui pengaruh lama pemberian ASI terhadap karakteristik
pembuluh darah dan faktor risiko kardiovaskular pada masa remaja.
Metodologi. Studi kohort retrospektif terhadap remaja usia 15-18 tahun. Data
mengenai lama pemberian ASI diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh orangtua
dan dikelompokkan menjadi 0-<2, 2-<4, 4-<6, 6-<12, dan >12 bulan. Luaran
penelitian adalah flow-mediated dilation (FMD), ketebalan tunika intima media
(KTIM), profil lipid/glukosa darah, high-sensitive C-reactive protein (hs-CRP),
vascular cell adhesion molecule (VCAM) dan ukuran antropometri. Analisis
statistik dilakukan dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan MANOVA general
linear model dengan faktor risiko kardiovaskular sebagai variabel dependen dan
lama pemberian ASI sebagai variabel independen dengan memperhitungkan
variabel perancu.
Hasil. 285 subjek diikutsertakan dalam penelitian. Lama menyusui 4-<6 bulan
berhubungan dengan KTIM arteri karotis yang lebih tipis baik analisis bivariat
maupun multivariat (beda rerata 24,28 mikrometer, p=0,045). Rasio lingkar
pinggang terhadap panggul sedikit lebih besar pada remaja dengan lama
pemberian ASI 4<6 bulan dibandingkan kelompok lain (0,87 vs. 0,81, p<0,001).
Lama pemberian ASI tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan FMD
dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
Kesimpulan. Lama pemberian ASI 4-<6 bulan berhubungan dengan KTIM yang
lebih tipis sehingga mempunyai efek protektif terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskular. Namun tidak ditemukan hubungan yang nyata antara lama
pemberian ASI dengan FMD dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitalisa Andayani
"Retinopati diabetik (DR) merupakan komplikasi mikrovaskular diabetes melitus (DM). Fenofibrat oral dapat mencegah progresivitas DR dengan mekanisme pengaturan kadar lipid lipid-related dan mekanisme lain nonlipid-related, antara lain dengan mencegah disfungsi endotel, mengurangi inflamasi, dan angiogenesis. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek fenofibrat oral terhadap ketebalan makula sentral (CMT) dan volume makula, serta pengaruhnya pada kadar penanda biologis serum disfungsi endotel eNOS, inflamasi (VCAM-1), dan angiogenesis (VEGF) pada penyandang DR dengan dislipidemia.
Penelitian prospektif ini menggunakan disain uji klinis acak tersamar ganda dengan membagi subjek menjadi kelompok intervensi simvastatin dan fenofibrat dan kontrol simvastatin dan plasebo. Penelitian berlangsung sejak Nopember 2016 hingga Oktober 2017, di Klinik Vitreo-retina, Departemen Medik Mata ndash;RSCM Kirana, melibatkan 60 mata dari 30 pasien penyandang DR non-proliferatif NPDR dengan dislipidemia. Penelitian pada tiap subjek dilakukan selama tiga bulan dengan evaluasi klinis, foto fundus, dan spectral domain optical coherence tomography (SD-OCT) makula tiap bulan. Pengukuran kadar eNOS, VCAM-1, dan VEGF, serta HbA1c dan profil lipid dilakukan sebelum dan setelah tiga bulan pengobatan.Sebelum intervensi, pada kedua kelompok tidak didapatkan perbedaan karakteristik demografik, klinik, dan penanda biologis serum. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada CMT kelompok simvastatin fenofibrat 248,0 40,4 m dibandingkan kelompok simvastatin plasebo 265,8 40,8 m, namun CMT lebih rendah secara bermakna pada bulan ke-1 pada kelompok simvastatin fenofibrat. Pada subjek dengan edema makula diabetik DME pemberian simvastatin fenofibrat setelah tiga bulan menunjukkan CMT lebih rendah secara bermakna. Volume makula setelah tiga bulan pemberian obat 10086 886,4 m3 pada kelompok simvastatin fenofibrat dan 10307 1058,6 m3 pada simvastatin plasebo. Perbedaan tersebut tidak bermakna, namun pada subjek dengan regulasi glukosa darah yang baik HbA1c 7 didapatkan volume makula lebih rendah pada bulan ke-2. Kadar penanda biologis serum setelah tiga bulan pemberian obat menunjukkan rerata kadar eNOS dan median VEGF sebesar 3878,8 873,33 pg/mL dan 242,8 86 - 1123,3 pg/mL pada kelompok simvastatin fenofibrat, dibandingkan 4031,2 742,56 pg/mL dan 370 134,8 - 810,6 pg/mL pada kelompok simvastatin plasebo, yang tidak berbeda bermakna, namun penurunan kadar VCAM-1 serum lebih besar secara bermakna pada kelompok simvastatin fenofibrat 50,7 pg/mL, 32,5 - 223,4 pg/mL vs. 40,4 pg/mL, 27,9 - 94,2 pg/mL . Pada subjek dengan kontrol glukosa darah ketat HbA1c 6,5 kadar VEGF 128,7 114,5 - 145,2 pg/mL, lebih rendah secara bermakna dibandingkan 423 86 - 1233,3 pg/mL pada subjek dengan HbA1c > 6,5 .Disimpulkan pemberian simvastatin fenofibrat selama tiga bulan pada subjek DR dengan dislipidemia secara umum tidak menurunkan CMT dan volume makula, namun menurunkan CMT khusus pada subjek DR dengan DME. Pemberian simvastatin fenofibrat pada subjek DR tidak mencegah penurunan kadar eNOS, peningkatan kadar VCAM-1 dan VEGF, namun pengendalian gula darah yang baik dapat mencegah peningkatan kadar VEGF. Simvastatin fenofibrat dapat dipertimbangkan sebagai terapi ajuvan pada penyandang DR dengan DME yang disertai dislipidemia. Pengontrolan glukosa yang baik merupakan manajemen utama pada DR.

Diabetic retinopathy (DR) is a microvascular complication of diabetes mellitus (DM) due to structural and biochemical changes. Previous studies showed that oral fenofibrate prevents DR progression through lipid-regulating and nonlipid-related mechanisms, including preventing endothelial dysfunction, reducing inflammation and angiogenesis. This study aims to investigate the effects of oral fenofibrate on central macular thickness CMT and macular volume, and on specific biomarkers of endothelial dysfunction eNOS, inflammation VCAM-1 , and angiogenesis VEGF in DR individuals with dyslipidemia.
This is a prospective, double-blind randomized clinical trial, with subjects divided into intervention group simvastatin fenofibrate and control group simvastatin placebo. This study was conducted from November 2016 to October 2017 at the Vitreo-retina Clinic, Department of Ophthalmology ndash; RSCM Kirana, involving 60 eyes from 30 non-proliferative DR patients NPDR with dyslipidemia that met inclusion criteria. Each subject was observed for three months, with monthly clinical evaluation, fundus photo, and macular spectral domain optical coherence tomography SD-OCT . Serum eNOS, VCAM-1, and VEGF biomarkers, as well as HbA1c and lipid profile, were examined before and after intervention.Before intervention, there were no differences in demographic and clinical characteristics, and serum biomarker levels between two groups. After three months of treatment, there was no significant difference between CMT in the intervention group and the control group 248 40.4 ? m vs. 265.8 40.8 ? m , but a significantly lower CMT was observed in the intervention group at the first month. There was also a significantly lower CMT compared to the control group 294 39,2 vs 263 24,4, p=0,045 in eyes with diabetic macular edema DME . Macular volume after three-month treatment was 10086 886.4 ? m3 in the intervention group and 10307 1058.6 ? m3 in the control group, this difference was not significant. However, in all subjects with good blood glucose regulation HbA1c 7 , macular volume in the second month was significantly lower compared to subjects with HbA1c > 7 . Serum biologic marker levels after three-month treatment showed no significant difference between control and intervention group, respectively, in mean eNOS 3878.8 873.33 pg/mL vs 4031.2 742.56 pg/mL and median VEGF levels 242.8 86 - 1123.3 pg/mL vs 370 134.8 - 810.6 pg/mL . Nonetheless, the decrease in VCAM-1 level was significantly higher in the intervention group 50.7 pg/mL, 32.5 - 223.4 pg/mL vs. 40.4 pg/mL, 27.9 - 94.2 pg/mL . In subjects with tighter blood glucose control HbA1c 6.5 , serum VEGF level was 128.7 114.5 - 145.2 pg/mL, which was significantly lower compared to 423 86 - 1233.3 pg/mL in subjects with HbA1c > 6.5 .In conclusion, three-month treatment with simvastatin fenofibrate does not reduce CMT and macular volume in overall DR subjects with dyslipidemia, but it reduces CMT in subjects with DME. Simvastatin fenofibrate treatment in DR subjects does not prevent lowering of serum eNOS levels, elevation of VCAM-1 levels, and elevation of VEGF levels, but tight blood sugar control prevents elevation of serum VEGF. Although good glucose control remains the most essential in the management of DR, simvastatin fenofibrate may be considered as adjuvant therapy for DR with dyslipidemia and DME."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Eddya Putra Boer
"Artritis reumatoid AR adalah penyakit autoimun yang saat ini telah diketahui menunjukkan manifestasi klinis bukan hanya intraartikular, tetapi juga ekstraartikular. Kejadian kardiovaskular baik subklinis maupun klinis ditemukan lebih tinggi pada penderita AR. Mediator inflamasi aterogenik pada AR seperti interleukin-6 IL-6 diduga menjadi salah satu faktor risiko nontradisional kardiovaskular yang berkontribusi meningkatkan penanda disfungsi endotel seperti E-Selectin. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran mediator inflamasi dalam kejadian disfungsi endotel, khususnya korelasi IL-6 dan E-selectin, pada pasien artritis reumatoid tanpa faktor risiko kardiovaskular. Studi potong-lintang dilakukan pada 40 pasien AR di Poliklinik Reumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Indonesia, pada bulan September-November 2017. Pemeriksaan IL-6 dan E-Selectin dilakukan dengan teknik enzyme-linked immunosorbent assay ELISA. Analisis korelasi bivariat dilakukan untuk menemukan korelasi kedua penanda tersebut. Rerata usia subjek penelitian ini adalah 44,9 13,1 tahun dan median durasi sakit adalah 36 bulan. Korelasi kadar IL-6 dengan kadar E-Selectin memiliki kekuatan korelasi lemah tetapi tidak bermakna secara statistik r = 0.232, p=0,149. Tidak terdapat korelasi antara IL-6 dengan E-Selectin pada pasien AR tanpa faktor risiko tradisional kardiovaskular.

Rheumatoid arthritis RA is an autoimmune disease which has recently been recognized to manifest as not only intraarticular but also extraarticular symptoms. Cardiovascular events, presented either subclinically or clinically, were discovered more in AR patients. Atherogenic inflammatory mediator in AR including interleukin-6 IL-6 was thought to be one of nontraditional cardiovascular risk factor contributing to increase the endothelial dysfunction biomarker such as E-Selectin. This study was purposed to determine the correlation between inflammatory mediator and endothelial dysfunction event, especially between IL-6 and E-Selectin, in RA patient without traditional cardiovascular risk factor. A cross-sectional study was performed to 40 RA patients of Rheumatology Clinic of Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Indonesia from September to November 2017. Measurement of the level of IL-6 and E-Selectin were performed using enzyme-linked immunosorbent assay ELISA. Bivariate correlation analysis was performed to determine the correlation between those two biomarkers. The mean age of this study subjects was 44.9 13.1 years and median of disease duration was 36 months. This study showed weak correlation between IL-6 and E-Selectin level, but not statistically significant.232, p=0.149 . There is no correlation between IL-6 and sE-Selectin in rheumatoid arthritis patient without traditional risk factor cardiovascular."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desmita
"ASI merupakan makanan terpenting bagi bayi. Persentase ibu yang menyusui mengalami penurunan meskipun sudah diketahui bahwa ASI banyak manfaatnya. Penelitian sebelumnya telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lama pemberian ASI pada ibu bekerja, namun penelitian tersebut dirasa belum konklusif. Ibu bekerja sebagai salah satu golongan ibu yang memberikan ASI mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi lama pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang berkaitan dengan lama pemberian ASI serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Subyek yang diteliliti adalah ibu-ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di beberapa kantor dan rumah sakit pemerintahan di Jakarta dalam jangka waktu Mei hingga Juni 2009. Penelitian ini melibatkan 88 subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Lalu dilakukan uji statistik Chi-Square yang menunjukan adanya hubungan antara lama pemberian ASI dengan faktor dukungan suami (p=0,025). Serta dilakukan uji statistik Kolmogorov-Svirnov yang menunjukan adanya hubungan antara lama pemberian ASI dengan faktor pengetahuan ibu mengenai ASI (p=0,029). Disimpulkan bahwa proporsi ibu bekerja yang menyusui kurang dari empat bulan adalah 25%, selama empat hingga enam bulan 14,8%,dan menyusui lebih dari enam bulan adalah 60,2% .

Breastmilk is the best food for babies. Although the advatages of breastmilk are well known, the percentage of breastfeeding mother keep on declining. Prior research had assess factors that could affect breastfeeding period in working mother, but that research was not adequate. The purpose of this research is to know the proportion of working mother as a civil servant in association with breastfeeding period and other associated factors. The method used in this research is cross-sectional with interview through questionnaire. The samples taken was civil servants working mother in some offices and government hospitals in Jakarta from May to June 2009. This research involving 88 subjects that meet the criteria. Researcher test those samples using chi square statistical test to asses the association between breastefeeding peride with husband?s support (p=0,025). Researcher using Kolmogorov-Svirnov test that show there is an association between breastfeeding period with mother?s knowledge (p=0,029). Researcher concludes that the proportion of civil servants working mother who has breastfeeding period less than four months is 25%, between four and six months is 14.8%, and more than six months is 60.2%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Wicitra
"ASI merupakan makanan terpenting bagi bayi. Persentase ibu yang menyusui mengalami penurunan meskipun sudah diketahui bahwa ASI banyak manfaatnya. Penelitian sebelumnya telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lama pemberian ASI pada ibu bekerja, namun hasil penelitian tersebut dirasa belum konklusif. Ibu bekerja sebagai salah satu golongan ibu yang memberikan ASI mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi lama pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi ibu bekerja sebagai pegawai swasta yang berhubungan dengan lama pemberian ASI serta faktor-faktor yang berhubungan.
Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan wawancara melalui pengisian kuesioner. Subyek yang diteliliti adalah ibu-ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri swasta di beberapa perusahaan swasta di Jakarta dalam jangka waktu Mei 2009 hingga Juni 2009. Penelitian ini melibatkan delapan puluh delapan subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Lalu dilakukan uji statistik Chi-Square yang menunjukan adanya hubungan antara variabel lama pemberian ASI dengan variabel dukungan suami (p=0,001). Serta dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov yang menunjukan adanya hubungan antara lama pemberian ASI dengan faktor pengetahuan ibu mengenai ASI (p=0,005).
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor dukungan suami dan faktor pengetahuan ibu mengenai ASI dengan lama pemberian ASI pada ibu pegawai swasta di beberapa perusahaan di Jakarta.

Breastmilk is the best food for babies. Although the advatages of breastmilk are well known, the percentage of breastfeeding mother keep on declining. Prior research had assess factors that could affect breastfeeding period in working mother, but that research was not adequate. The purpose of this research is to know the association between husband support and mother's knowledge about breastfeeding with the length of breastfeeding periode.
The method used in this research is cross-sectional with interview through questionnaire. The samples taken was private employee working mother in some companies in Jakarta from May to June 2009. This research involving 88 subjects that meet the criteria. Researcher test those samples using chi square statistical test to asses the association between breastfeeding periode with husband supports (p=0,001). Researcher using Kolmogorov-Smirnov test that show there is an association between breastfeeding period with mothers knowledge (p=0,005).
Researcher concludes that there is an association between husband support and mother's knowledge about breastfeeding with the length of breastfeeding periode in civil servant mothers in some companies in jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ariyeni Widiastuti
"Salah satu faktor internal yang menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah pekerjaan. Hambatan ibu bekerja untuk memberikan ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor lingkungan (individu, organisasi, komunitas) dan hubungan interpersonal. Perawat adalah pekerjaan yang menggunakan metode kerja Shift yang beresiko banyak kendala dalam pemberian ASI Eksklusif, oleh sebab itu diperlukan upaya untuk mempertahankan ASI Eksklusif. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi mengenai gambaran pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan upaya mempertahankannya pada perawat kerja Shift di Rumah Sakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif dan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode Consequtif sampling, dengan responden 200 perawat kerja Shift yang mempunyai pengalaman menyusui dan usia 21 - 44 tahun. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik univariat berupa perhitungan proporsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 82 % perawat Shift memberikan ASI Eksklusif dan hanya 46 % perawat Shift mempunyai upaya baik mempertahankan pemberian ASI Eksklusif di rumah sakit. Merekomendasikan penelitian selanjutnya dengan mencari hubungan atau analisa faktor yang memengaruhi upaya mempertahankan pemberian ASI pada perawat Shift.

One of the internal factors that determine the mother's success in exclusive breastfeeding is maternal work. The obstacles to working mothers providing exclusive breastfeeding are influenced by environmental factors (individuals, organizations, communities) and interpersonal relationships. The shift system in nurses' work generates risks of obstacles to exclusive breastfeeding, therefore efforts are needed to maintain the implementation of exclusive breastfeeding. This study aimed to explore the description of the implementation and the efforts to maintain exclusive breastfeeding in hospital nurses that work in shift systems. The type of this research is quantitative using a descriptive design and cross-sectional method. The sampling method that was used in this research was consistent sampling method. This research was conducted on 200 nurses aged between 22 and 40 years that work on shift systems and had experience on giving breastfeeding. The result’s analysis was univariate statistical tests by calculating the proportion. This study showed that 82% of shift nurses provided exclusive breastfeeding and only 46% of shift nurses had good efforts to maintain exclusive breastfeeding during their work in the hospital. Further research can be conducted by looking for relationships or analyzing factors that influence the efforts of shift-working nurses to maintain the implementation of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sekarini
"Angka Kematian Bayi AKB menjadi salah satu poin prioritas pembangunan kesehatan dan indikator kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu cara untuk menurunkan tingginya AKB adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita melalui pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Jakarta tahun 2015 sebesar 67,1, sedangkan di wilayah kota Jakarta Selatan sebesar 34,5 dan untuk wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada tahun 2015 sebesar 68 dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 59,4 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hubungan pengetahuan ibu, Inisiasi Menyusu Dini, dan keterpaparan informasi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 ndash; 6 bulan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan responden seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 7 ndash; 24 bulan sebanyak 84 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 35,7 responden yang ASI eksklusif. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan secara bermakna adalah pengetahuan ibu p=0,024, dan Keterpaparan informasi dan promosi susu formula p=0,009 dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Disarankan bagi Puskesmas kecamatan Pasar Minggu untuk memberikan informasi tentang ASI eksklusif dan IMD pada ibu dan keluarganya sejak dalam masa kehamilan, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai tata cara pelaksanaan IMD dan kebijakan terkait IMD dan ASI eksklusif dan melakukan supervisi, serta meningkatkan sosialisasi pentingnya pemberian ASI eksklusif dan larangan pemberian susu formula untuk bayi 0 - 6 bulan tanpa indikasi medis, menyediakan klinik laktasi atau sarana konsultasi laktasi untuk ibu yang mengalami kesulitan atau masalah dalam proses menyusui. Bagi Ibu dan keluarga untuk meningkatkan mereka suami/ibu/ibu mertua tentang ASI sejak kehamilan, tentang IMD dan peraturan pemerintah tentang larangan penggunaan susu formula untuk bayi 0 ndash; 6 bulan tanpa indikasi medis.

Infant Mortality Rate IMR became one of the priority points of health development and quality of life indicator and public health status. The way used to decrease the high rate of IMR is to fulfill the nutritional needs of infants and toddlers through exclusive breastfeeding for 6 months. The coverage of exclusive breastfeeding in Jakarta in 2015 amounted to 67.1, while in South Jakarta city area was 34.5 and for the Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu area in 2015 was 68 and decreased in 2016 to 59.4 . This study aims to determine the relationship of knowledge of mother, Initiation of Early Breastfeeding, and exposure of infant formula information with exclusive breastfeeding in infants aged 0 6 months in Puskesmas Pasar Minggu Subdistrict 2017. The design of this study is a quantitative study with respondents all mothers who have infants aged 7 24 months as many as 84 respondents. Technique of collecting data using questioner, then analyzed by univariat and bivariate using chi square.
The results showed that only 35.7 of respondents were exclusive breastfeeding. The result of bivariate analysis that proved to be significantly related was maternal knowledge p 0,024, and exposure of information and promotion of infant formula p 0,009 with exclusive breastfeeding behavior. Suggested to Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu to provide information on exclusive breastfeeding and IMD to mothers and their families since pregnancy, to increase the knowledge of health personnel on IMD implementation procedures and related policies on IMD and exclusive breastfeeding and to supervise and to increase the socialization of the importance of exclusive breastfeeding and prohibition of infant formula feeding 0 6 months without medical indication, providing lactation clinic or lactation consultation facility for mother having difficulties or problems in breastfeeding process. For mothers and families to improve their knowledge husband mother mother in law about breastfeeding since pregnancy, IMD and government regulations about the prohibition of using infant formula 0 6 months without medical indication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggriani Priscilia
"Kurang aktivitas fisik telah menjadi masalah kesehatan di dunia yang dapat berdampak kepada 9 kematian dini di seluruh dunia. Kurang aktivitas fisik pada penderita hipertensi dapat menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah yang dapat menyebabkan penyakit komplikasi pada penderita hipertensi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penderita hipertensi tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara durasi tidur dan faktor lainnya dengan aktivitas fisik pada penderita hipertensi di Puskesmas Tegal Gundil Kota Bogor tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden di Puskesmas Tegal Gundil Bogor. Aktivitas fisik ditentukan berdasarkan perhitungan dari kuesioner GPAQ, durasi tidur, kualitas tidur, stres, dan indeks massa tubuh diketahui melalui kuesioner PSQI, PSS, dan dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukan sebesar 32 responden memiliki aktifitas fisik lsquo;tidak aktif. Pada analisis bivariat menunjukkan hubungan antara usia dengan aktiivtas fisik. Oleh karena itu Puskesmas diharapkan memberikan edukasi mengenai melakukan aktivitas fisik secara rutin untuk penderita hipertensi dan meningkatkan program senam pagi di Puskesmas.

Physical inactivity has become a health problem in the world that could impact 9 of premature deaths in worldwide. Lack of physical activity in hypertension patients can lead to uncontrolled blood pressure that can lead to complications of disease on hypertension patients. There are several factors that can cause the hypertension patients sufferers to not do physical activity on a regular basis. The general purpose of this study is to know the relationship between sleep duration and other factors woth physical activity in hypertension patients at Puskesmas Tegal Gundil Bogor City in 2017. This study used cross sectional design. There is 97 respondent of this research at Puskesmas Tegal Gundil bogor. Physical activity was determined on basis of calculations from GPAQ questionnaire, sleep duration, sleep quality, stress, and body mass index known through PSQI, PSS, and weight and height measurements. The results of this study showed that 32 of respondents have physical activity 39 not active 39. The bivariate analysis shows the relationship between age and physical activity. Therefore Puskesmas is expected to give education about doing physical activity routinely for hypertension patient and improve morning gymnastics program at Puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Farhanah
"Anemia merupakan salah satu penyebab dari sebagian permasalahan gizi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data Riskesdas, prevalensi kejadian anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 11,7% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 22,7% pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri usia 15-18 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang berusia 15-18 tahun. Jumlah sampel penelitian sebanyak 1113 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian anemia pada remaja putri usia 15-18 tahun di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 28,4%. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia (p=0,030). Namun,tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi TTD, daerah tempat tinggal, paparan asap rokok, status pekerjaan ayah, pendidikan ibu, pendidikan remaja, dan jumlah anggota keluarga.

Anemia is one of causes the nutrition problems in the world, especially in developing countries like Indonesia. According data of Riskesdas, the prevalence of anemia on adolescent girl in Indonesia was 11,7% in 2007 dan increased to 22,7% in 2013. This study aims to determine the factors associated to anemia on adolescent girl in Indonesia. This study using cross sectional study design based on data of Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018. The sample in this study, were all adolescent girls aged 15-18 years there are 1113 respondents. The result of this study showed the prevalence of anemia in adolescent girls aged 15-18 years in Indonesia was 28,4%. The statistical test result show a significant relationship between nutritional status with anemia (p= 0,030). However, there was no significat relationship between iron supplement consumption, area of residence, exposure of cigarette smoke, father’s employment status, mothers education, adolescent education dan number of family members.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Anjarwati
"ABSTRAK
Persalinan kembar sering terjadi secara prematur dan BBLR. Kondisi ini membutuhkan perawatan khusus dan pemberian nutrisi optimal dengan ASI eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi kembar. Penelitian cross sectional ini dilakukan pada 184 ibu yang mempunyai bayi kembar usia 6-23 bulan di Malang Raya, dengan consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya. Hasil uji statistik Regresi multinomial menunjukan bahwa faktor dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi kembar adalah efikasi diri menyusui OR 0,107; CI 95 0,033-0,378 . Efikasi diri menyusui yang tinggi dapat meningkatkan keyakinan ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi kembar.

ABSTRACT
Multiple birth is one of the factors that challenge the mother in breastfeeding. Twins labor often occurs prematurely and LBW. This condition requires special care and optimal nutrition with exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine factors affect the success of exclusive breastfeeding in twins. This study used cross sectional design with 184 mothers who had twin infants aged 6 23 months in Malang Raya. The sampling technique used is consecutive sampling. . Data were collected through the distribution of previously tested questionnaires. This cross sectional study was conducted in 184 mothers who had twin infants aged 6 23 months in Malang Raya. The result of multinomial regression statistic test showed that the dominant factor that influenced the success of exclusive breastfeeding in twins was self efficacy of breastfeeding OR 0.107 CI 95 0.033 0.378 . Breastfeeding self efficacy can increase the mother 39 s confidence to be able to give exclusive breastfeeding multiple."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>