Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didin Dimas Ponco Adi
"Penelitian ini membahas mengenai kepuasan pelanggan dalam lembaga keuangan non
bank. Penelitian akan melihat seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan dan dimensi
apa saja yang memberikan pengaruh terbesar dan terkecil dalam pembentukan tingkat
kepuasan pelanggan. Hal ini dilakukan karena sebagai sebuah organisasi keuangan
non bank, kepuasan pelanggan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
kebelangsungan hidup oragnisasi tersebut.
Peneliti menggunakan SERVQUAL sebagai metode untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan karena metode ini adalah metode paling komprehensif dalam
meneliti faktor pembentukan kepuasan pelanggan.
Hasil temuan dapat digunakan untuk merumuskan strategi komunikasi yang lebih
fokus. Strategi komunikasi dapat diarahkan untuk menyasar ke faktor yang paling
berpengaruh dalam membentuk kepuasan pelanggan.
Bagi kajian ilmu komunikasi, hasil peneltian ini sangat berguna untuk melihat
bagaimana dalam sebuah organisasi keuangan non bank kepuasan pelanggan
terbentuk, dan faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh lebih besar dari yang
lainnya.

This study discusses the customer satisfaction measurement in the non-bank financial
institutions. The study will look the level of customer satisfaction and what
dimension gives the largest and smallest influence in the formation of customer
satisfaction levels.
This is done because as a non-bank financial organization, customer satisfaction is
one of the requirements that must be met for the organizations for its lifecycle.
Researchers using SERVQUAL, as a method to measure the level of customer
satisfaction, due to its comprehensiveness to examine the formation of customer
satisfaction.
The findings can be used to formulate a more focused communication strategy.
Communication strategies can be directed to targeting the most influential factor in
shaping customer satisfaction.
For the study of communication science, the results of this research are very useful to
see how in a non-bank financial organization established customer satisfaction, and
what are the factors that have greater influence than others
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanny Nabarian
"ABSTRACT
Persaingan yang sengit antara dua penyedia aplikasi transportasi online di Indonesia, Grab dan Go-Jek, mendorong pengembangan aplikasi yang tidak hanya andal namun juga harus berorientasi pada pelanggan. Pada konteks gig economy, pelanggan dapat disebut sebagai client/consumer dan gig workers. Kelengahan perusahaan dalam mengelola pelanggan dapat mengakibatkan beralihnya pelanggan ke aplikasi kompetitor. Hal ini tentunya dapat berakibat kepada penurunan citra maupun profit dari perusahaan. Penelitian ini akan membahas evaluasi yang dilakukan terhadap sistem e-CRM pada aplikasi transportasi daring di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dimensi-dimensi atau fitur-fitur e-CRM pada aplikasi transportasi daring, kemudian mencari tahu apakah fitur-fitur tersebut memiliki pengaruh positif terhadap variabel dependen electronic service quality (e-SQ) atau e-servqual. Dimensi-dimensi e-CRM yang dianalisis diantaranya: multimedia, speed, information quality, navigation, privacy & security, rewards, personalization, payment option, tracking information, online community, dan customer service. Sementara dimensi e-SQ yang digunakan adalah efficiency, system availability, fullfilment, privacy, responsiveness, dan contact. Analisis dan pengolahan data dilakukan menggunakan metode partial least square - structural equation modelling. Hasil dari penelitian adalah fitur e-CRM yang merupakan penanda kualitas layanan elektronik pada aplikasi transportasi daring adalah, navigation, privacy & security, online community dan customer service. Nilai pengujian hipotesis pada setiap fitur diterima pada tingkat signifikansi 5%. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan daftar fitur e-CRM apa saja yang terdapat pada aplikasi transportasi daring. Selain itu, hasil akhir penelitian berupa fitur yang menjadi penanda kualitas layanan elektronik dapat dimanfaatkan sebagai solusi dalam mengatasi kekecewaan pelanggan transportasi daring.

ABSTRACT
Fierce competition between two providers of ride hailing applications in Indonesia, Grab and Go-Jek, encourages the development of the application that are not only reliable but also have to be customer-oriented. In the context of gig economy, customers can be called as client/consumer and gig workers. The absence in managing customers can result in their shifted to competitor applications. It can decline the company's image and profit. This study will discuss evaluations conducted on e-CRM systems in ride hailing applications in Indonesia. Research was conducted by analysing e-CRM dimensions or features in ride hailing applications, then finding out whether those influence electronic service quality (e-SQ) or e-servqual. The e-CRM dimensions that are analysed include: multimedia, speed, information quality, navigation, privacy & security, rewards, personalization, payment options, tracking information, online community, and customer service. While the e-SQ dimensions that used are efficiency, system availability, fullfillment, privacy, responsiveness, and contact. Data analysis and processing is done using the method of partial least square - structural equation modelling (PLS-SEM). The results of the study are the e-CRM feature as signal of the electronic service quality in ride hailing applications are navigation, privacy & security, online community and customer service. The value of hypothesis testing on each feature is accepted at a 5% significance level. The implication of this research is to provide a list of e-CRM features in online transportation application. In addition, the features itself as the final results can be used as solution to overcome the customers's dissastifaction from online transportation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Hendrik S. Jouwena
"Masyarakat yang memanfaatkan jasa perbankan disebut sebagai nasabah sebagaimana diatur dalam UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 dan hubungan hukum nasabah dengan bank diatur pula sebagai hubungan hukum konsumen dan pelaku usaha berdasarkan UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999. Namun tidak semua kegiatan perbankan aman dari terjadinya pelanggaran hukum, sebagaimana salah satu contoh kasus yang terjadi pada tahun 2003 yaitu dana nasabah Bank Century yang tidak dapat ditarik kembali. Kasus nasabah Bank Century sangat menarik perhatian publik karena jumlah nasabah yang dirugikan begitu banyak dan jumlah kehilangan dana yang terjadi mencapai triliunan rupiah yang disebabkan oleh produk reksadana yang dijual oleh Bank Century. Salah satu jenis kegiatan jasa perbankan adalah selaku agen penjual efek reksadana milik manajer investasi. Dari sekian banyak kasus nasabah Bank Century yang terjadi, kasus yang dianalisis adalah perkara perdata nasabah Bank Century atas nama Go Linawati dan kawan-kawan pada Pengadilan Negeri Surakarta dan atas nama Wahyudi Prasetyo pada Pengadilan Negeri Surabaya. Dalam kedua perkara perdata tersebut Bank Century dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga dihukum untuk mengembalikan dana dan membayar ganti rugi kepada nasabahnya. Reksadana adalah produk pasar modal dan Bank dapat menjadi agen penjual efek reksadana yang wajib memenuhi ketentuan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-11/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tentang Perilaku Agen Penjual Efek Reksadana (Peraturan Nomor V.B.4). Dalam melaksanakan kegiatan perbankan, bank wajib memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Perlindungan Konsumen dan UU Perbankan dan peraturan-peraturan terkait lainnya. Apabila bank melakukan perbuatan yang merugikan nasabahnya, maka bank harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya tersebut.

People who use banking services are referred to as customers as regulated in Law Number 10/1998 on Banking and the relationship between the Bank and Customer is regulated in Law Number 8/1999 on Customer Protection. However, not all banking activities are safe from law violations, one particular example was the case that occurred in 2003, Bank Century customer funds were irrevocable. The case was highly attractive to the public because a lot of customers were being harmed and the amount of lost funds has reached trillions of rupiah caused by mutual fund products sold by Bank Century. One type of banking service activities was an investment fund sales agent owned by an investment manager. There are many cases of Bank Century customers that occurred, however in this thesis there are two cases analyzed namely civil cases of Bank Century customers on behalf of Go Linawati and friends at the Surakarta District Court and on behalf of Wahyudi Prasetyo at the Surabaya District Court. Both of these civil cases, Bank Century was declared to have committed an illegal act and therefore punished for returning funds and paying compensation to its customers. Mutual funds are capital market products and banks may become mutual fund securities selling agents that must fulfill the provisions of the Decree of the Chairman of Bapepam and LK No. Kep-11 / BL / 2006 dated 30 August 2006 concerning the Behavior of Mutual Fund Securities Selling Agents (Regulation Number V.B.4). In carrying out banking activities, banks are required to fulfill the provisions stipulated in the Consumer Protection Law and Banking Law and other relevant regulations. If a Bank conducts an unlawful act toward its customers, the bank must be held responsible for the loss of its customers"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Lerisca
"Persaingan jasa dari perusahaan multiiinance atau yang biasa disebut juga sebagai lembaga keuangan non-bank dari tahun ke tahun semakin menjarnur. Salah satu pemainnya didalamnya adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI). Ditengah maraknya persaingan Iembaga keuangan non-bank, BF] juga menggunakan jasa Customer Service sebagai Salah satu cara untuk mencapai kepuasan bagi pma pelanggannya. Mengingat pentingnya kepuasan pelanggan yang dapat 'diukur dami pelayanan yang diberikan, maka tesis ini membahas mcngenai kepusan pelanggan alas kualitas jasa Customer Service yang mereka miliki. Kualitas layanan dalam penelitian ini, ditinjau daxi 5 faktor utama dalam Servqual (Service Quality) yaitu Assurance, Empathy, Reliability, Responsiveness dan Tangible.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Data primer didapatkan melalui penyebamn kuesioner dengan 200 responden sebagai sampel. 200 kuesioner tersebut seluruhnya dapat digunakan dan diolah yang selanjutnya menjadi dasar perhitungan dalam penelitian. Kuesioner dianalisis unutk mengetahui tingkat kepuasan, tingkat kesesuaian dan kesenjangan antara pengalaman dan harapan pelanggan, serta dibuat diagram Importance and Peijbnnance Matrix untuk mengetahui skala prioritas dari faktor-falCtor Servqual tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan paling tinggi pelanggan berdasarkan lima dimensi Service Quality terdapat pada dimensi tangible (penampilan Bsik / kasat mata) dan paling rcndah adalah pada dimensi reliability. Diperingkat kedua pada tingkat kepuasan pelanggan adalah pada dirncnsi assurance dan diperingkat ketiga adalah dimensi responsiveness dan empathy.
Mengingat dari tahun ke tahun jumlah lembaga kcuangan non-bank terus meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa iingkat kepuasan pelanggan atas jasa layanan lembaga keungan non-bank harus terus ditingkatkan dan dipertahankan, salah wtunya melalui layanan customer servicenya. Hal ini juga dilakukan sebagai salah satu cara dalam mcmcnangkan pelanggan dalam persaingan yang semakin ketat.

The competition in multitinance company or finance institution non-bank is spreading year by year. One of players in the multiiinanee company business is PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI). In the multiiinance company competition, BFI uses Customer Service as one of the ways to achieve customer satisfaction. Since the importance of customer satisfaction can be evaluated according to its service quality granted to the customer, thus this thesis shall analyze the customer satisfaction regarding they Customer Sen/ice quality. The service quality in this research is based on main tive factors in ServQual (Service Quality) namely Assurance, Empathy Reliability Responsiveness and Tangible.
This neserach is using the quantitative method. Primary data is obtained through questioner distribution with 200 respondents as sample, and all questionexs C811 be processed and later become the basic for calculation in research. Questioner is analyzed to identify the satisfaction level, conformity level and the gap between experience and customer expectation, and Importance and Performance Matrix Diagram is prepared to identify the priority scale of such Servqual factors.
The reserach result indicates that the highest customer satisfaction level is based on the Servqual tive dimensions is on the tangible dimension (physical appearance) and the lowest is the reliabiliy dimension. In customer satisfaction second rank is on the assurance dimension and on the third rank are responsiveness dimension dan empathy dimension.
The number of multidnance company is increased every year, so it can be concluded that the customer satisfaction level should be improved, one of its way is through the customer service. It is also executed to win the customers in the tight competition.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Ardiyansyah
"PT. SOHO Industri Pharmasi memproduksi banyak produk obat dan suplemen, diantaranya adalah Imboost tab 10s, Diapet kapsul, dan juga Curcuma Force. Dari data sebelumnya diketahui bahwa ketiga produk tersebut memiliki cycle time yang lebih panjang dibanding dengan cycle time teoritisnya. Hal ini disebabkan karena waktu proses yang lebih panjang ataupun karena adanya waktu tunggu antarproses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai masalah utama panjangnya cycle time dari produk tersebut serta memberikan  saran yang dapat diimplementasikan. Analisi dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan pada tiap proses produksi (weighing,mixing, tableting, coating, primary packaging, secondary packaging, review BR) serta dengan wawancara langsung kepada operator dan supervisor pada tempat proses produksi yang bersangkutan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kita mengetahui bahwa cycle time yang panjang disebabkan oleh waktu tunggu. Waktu tunggu ini disebakan oleh banyak faktor. Pada kasus ini, waktu tunggu disebabkan oleh antrian mesin dan antrian review BR. Antrian mesin dapat terjadi akibat adanya hambatan pada mesin atau oprator sehingga mengakibatkan downtime. Hambatan yang terjadi antara lain karena mesin masih mengerjakan produk lain, mesin rusak, dan operator yang sedang bekerja pada mesin lain. Antrian pada review BR disebabkan oleh admin yang tidak ada pada waktu lembur sabtu dan minggu. Sedangkan proses prosuksi kadang masih berjalan pada hari sabtu dan minggu sehingga terjadi tumpukan pada review BR.

PT. SOHO Pharmaceutical Industry produces many medicinal and supplement products, including Imboost tab 10s, Diapet capsules, and also Curcuma Force. From the previous data, it is known that the three products have a longer cycle time than the theoretical cycle time. This is due to a longer processing time or because of the waiting time between production processes. The purpose of this study is to analyze the main problem of the length of the cycle time of the product and provide suggestions that can be implemented. The analysis is carried out by direct observation in the field for each production process (weighing, mixing, tableting, coating, primary packaging, secondary packaging, BR review) as well as by direct interviews with operators and supervisors at the production process site concerned. From the results of the analysis that has been done, we know that the long cycle time is caused by waiting times. This waiting time is caused by many factors. In this case, the waiting time is caused by the machine queue and the BR review queue. Machine queues can occur due to obstacles in the machine or operator, resulting in downtime. The obstacles that occur are because the machine is still working on other products, the machine is damaged, and the operator is working on other machines. The queue on the BR review was caused by the admin who wasn't there on Saturday and Sunday overtime. While the production process sometimes still runs on Saturdays and Sundays, so there is a pile on the BR review."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen Azizah Putri Perdana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses inovasi layanan kesehatan berupa aplikasi e-jiwa di Puskesmas Cilandak, Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia jumlahnya masih terbatas yaitu tidak semua daerah memiliki fasilitas kesehatan jiwa baik tingkat dasar maupun fasilitas rujukan. Hambatan sosial budaya juga menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan jiwa. Inovasi aplikasi e-jiwa yang muncul pada tahun 2018 menjadi terobosan dalam pelayanan kesehatan jiwa dengan cara deteksi dini. Proses inovasi pelayanan dijelaskan secara kualitatif menggunakan software NVivo dengan melakukan analisis bersifat induktif. Metode pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara mendalam kepada sembilan informan yang berasal dari inisiator program, ketua lapangan program, komunitas kesehatan mental, akademisi, serta dokter psikiatri. Hasil penelitian menemukan bahwa latar belakang pembentukan aplikasi sebagai respon atas minimnya fasilitas kesehatan jiwa dan rendahnya kepedulian masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Puskesmas Cilandak inisiatif membuat aplikasi yang mampu meningkatkan kepedulian masyarakat akan kesehatan mental dan mewujudkan layanan kesehatan jiwa melaui aplikasi. Proses inovasi e-jiwa bermula dari kesadaran organisasi akan permasalahan sosial mengenai kesehatan jiwa, kemudian terbentuklah aplikasi e-jiwa sebagai deteksi dini kesehatan jiwa. Hambatan dari proses inovasi ini yaitu stigma negatif masyarakat tentang kesehatan jiwa serta resistensi ketika aplikasi e-jiwa diperkenalkan. Dengan adanya inovasi e-jiwa dapat menunjukan ketersediaan layanan kesehata jiwa pada tingkat kesehatan dasar serta melibatkan teknologi agar akses layanan menjadi lebih mudah.

This thesis aims to analyze health service innovation process of e-Jiwa at Puskesmas Cilandak, South Jakarta DKI Jakarta Province. The number of the facilities that provide mental health service in Indonesia is still limited. Not all regions have mental health facilities both basic level and referral facilities. Socio cultural barriers are also obstacle in mental health services. E-Jiwa created in 2018 became a breakthrough in mental health services by self-assessment. The innovation process is described qualitative using NVivo software by performing inductive analysis. The data collection method was carried out through in dept interviews with nine informant who came from the initiator, field health program, mental health communities, academic, and psychiatric. The result of the study found that e-Jiwa was a response to the lack of mental health facilities and the low level of public awareness of the importance of maintaining mental health. Puskesmas Cilandak has initiative to create an application that increase public awareness of mental health and realize mental health services through the application. Innovation process of e-Jiwa begin with organizational awareness of social problem regarding mental health. Then e-Jiwa is formed as early detection of mental health. Barriers to this innovation process are the negative stigma of society about mental health and resistance when the e-Jiwa was introduced. With e-Jiwa can show the availability of mental health services at the basic health level and involve technology to make service access easier."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danur Kusuma Atsari
"Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan dimana persepsi pelanggan menjadi salah satu faktor penting di dalamnya Analisis dilakukan pada kualitas pelayanan sebuah perusahaan jasa pengiriman barang JNE dalam melakukan pelayanan untuk konsumen diharapkan mampu memenuhi persepsi Fokus analisis melihat lima indikator kualitas pelayanan yang diterapkan JNE yaitu keterandalan daya tanggap jaminan empati dan fasilitas fisik pada layanan konsumennya Persepsi terhadap layanan yang mampu dipenuhi tersebut akan membawa kepada tercapainya kepuasan pelanggan.

The purpose of this paper is to describe the relationship between service quality and customer satisfaction where the perception of the customer to be one important factor in it The analysis is about the service quality of JNE that implemented in its costumer service which is expected to meet costumer rsquo s perception Focus of the analysis is in the five indicators of service quality that applied in JNE rsquo s customer service such as reliability responsiveness assurance empathy and tangible Customer rsquo s perception of service which can be fulfilled will bring the customer satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Stireino Elfa
"Ketergantungan perusahaan terhadap TI, membuat sumber daya yang berhubungan dengan TI harus aman dan terjaga dari berbagai ancaman. Bencana seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, dan bencana alam atau buatan lainnya merupakan sebuah ancaman bagi perusahaan. Untuk mengurangi risiko kerugian perusahaan jika terjadi bencana, maka dibutuhkan strategi pemulihan bencana. Disaster Recovery Plan (DRP) sebagai proses atau prosedur yang terdokumentasi yang dibuat untuk membantu memulihkan atau melindungi perusahaan dari bencana dan Business Continuity Plan (BCP) sebagai teknik yang digunakan perusahaan untuk pulih baik sebagian atau sepenuhnya dari bencana yang mengganggu proses bisnis dalam jangka waktu yang ditentukan. Walaupun istilah Disaster Recovery Plan (DRP) lebih sering digunakan, tetapi DRP merupakan bagian dari kerangka kerja besar Business Continuity Plan (BCP). DRP cenderung melayani sistem TI, sementara BCP melayani perusahaan secara keseluruhan, walaupun pada sebagian besar kasus, fungsi bisnis penting yang membutuhkan keberlangsungan bisnis biasanya bergantung pada TI. Penelitian ini difokuskan pada kesiapan TI dalam mendukung keberlangsungan bisnis / ICT Readiness of Business Continuity (IRBC) lembaga keuangan non-bank PT JPAS, dimana perlindungan terhadap informasi pelanggan merupakan hal terpenting dalam transaksi bisnis. Penelitian ini melakukan analisis prosedur DRP-BCP yang sudah diterapkan berdasarkan kerangka kerja ISO/IEC 27001:2013 (ISMS) untuk menilai IRBC rencana pemulihan bencana. Penelitian dilakukan dengan metodologi studi kasus kualitatif. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan observasi dan tinjauan dokumen. Hasil penelitian berupa rekomendasi kerangka kerja IRBC dan berdasarkan matrik performansi RTO/RPO dihasilkan rekomendasi infrastruktur untuk solusi less data loss. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa secara teknologi performansi pemulihan bencana sudah berada di level yang tinggi, tetapi secara pendekatan prosedur Plan-Do-Check-Action masih terdapat inkonsistensi. Hasil dari penelitian direkomendasikan agar menjadi pertimbangan manajemen puncak perusahaan demi keberhasilan dalam pengoperasian rencana keberlangsungan bisnis sesuai dengan kebutuhan bisnis dan persyaratan regulasi.

The company's dependence on ICT makes ICT-related resources must be safe and secure from various threats. Disasters such as floods, fires, earthquakes, and other natural or man-made disasters pose a threat to the company. To reduce the risk of loss in the event of a disaster, a disaster recovery strategy is needed. well-known strategies commonly used in disaster recovery are Disaster Recovery Plan (DRP) and Business Continuity Plan (BCP). DRP is a documented process and procedure designed to help restore or protect a company from disasters and BCP is a technique utilized to construct and verify an organization to find a way to recover partially or fully interrupted critical business functions and resume operation during a predetermined timeframe after a disaster. Although DRP is commonly used, DRP is part of Business Continuity Plan (BCP) framework. DRP tends to IT systems, BCP tends the company as a whole, although in most cases, critical business functions that require business continuity usually depend on IT. This study focuses on IT readiness to support business continuity / ICT Readiness Continuity (IRBC) in non-bank financial institution PT JPAS, where the protection of customer information is the most important thing in business transactions. This study analyzes the DRP-BCP procedures that have been implemented based on the ISO/IEC 27001:2013 (ISMS) framework to assess the IRBC of disaster recovery plans. The research was conducted using a qualitative case study methodology. Data collection and processing is done by observing the infrastructure technology implemented and documents review. The results of the research are recommendations for the IRBC framework and based on the RTO/RPO performance matrix, recommendations of infrastructure update to reduce data loss. This study concluded, disaster recovery technology is already at a high level, but there are still inconsistencies found in procedure approach a Plan-Do-Check-Action. The results of the research are recommended to be taken as consideration by the company's top management for its success in implementing business continuity plans."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dwi Yunianti
"Era digitalisasi telah mendorong kebutuhan akan pengelolaan informasi yang efektif dan aman, terutama pada lembaga hukum seperti Mahkamah Agung RI. Meningkatnya kompleksitas informasi dan ancaman terhadap data menjadikan penerapan model tata kelola informasi sangat krusial untuk menjamin keamanan, privasi, dan kepatuhan hukum terutama pada aplikasi informasi yang digunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menganalisis penerapan elemen-elemen Information Governance Reference Model (IGRM) pada aplikasi E-Sadewa di Mahkamah Agung RI. Penentuan informan peneltian dipilih melalui teknik purposive sampling dengan jumlah berjumlah 11 orang yang mencakup tim pengembang dan pengelola E-Sadewa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara semi-terstruktur, dan studi dokumen. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan elemen IGRM, seperti elemen bisnis, teknologi informasi, privasi, keamanan, risiko, hukum, dan manajemen rekod dan informasi, telah mendukung efisiensi pengelolaan aset barang milik negara pada lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya melalui aplikasi E-Sadewa. Meskipun penerapan IGRM pada E-Sadewa menunjukkan potensi besar, tetapi untuk mencapai keberhasilan penuh masih dibutuhkan perhatian dan upaya yang berkelanjutan.

The digital age has necessitated the demand for robust and secure information management, especially within legal entities such as the Indonesian Supreme Court. The increasing complexity of information and threats to data have made the implementation of an information governance model crucial to ensure security, privacy, and legal compliance, especially for information applications. This qualitative study, employing a case study approach, analyzes the implementation of Information Governance Reference Model (IGRM) elements in the E-Sadewa application at the Supreme Court of the Republic of Indonesia. Informants were purposively selected with 11 informants in total comprising the E-Sadewa development and management team. Data was collected through observation, semi-structured interviews, and document analysis. The findings indicate that the implementation of IGRM elements, such as business, information technology, privacy, security, risk, legal, and records and information management, has supported the efficient management of state-owned assets within the Supreme Court and its subordinate courts through the E-Sadewa application. Although the implementation of IGRM in E-Sadewa shows great potential, continued attention and effort are required to achieve full success."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel
"PT. Inixindo Persada Rekaya Komputer merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelatihan TI. Jumlah pelanggan yang mengikuti pelatihan di Inixindo didominasi oleh pelanggan loyal. Dari tahun 2012 hingga 2013 Inixindo mengalami penurunan angka penjualan, maupun jumlah pelanggan loyal. Dengan demikian tim sales tidak mampu mencapai target yang telah direncanakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
Loyalitas pelanggan diharapkan meningkat dengan memperbaiki kualitas pelayanan instruktur dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu penulis menganalisis faktor-faktor kualitas pelayanan instruktur yang memiliki dampak signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk menganalis faktor-faktor tersebut. Aplikasi SEM yang dipilih adalah Lisrel.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan instruktur memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Kemudian kepuasan pelanggan berdampak secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dari 8 faktor pengukur kualitas pelayanan instruktur, ditemukan perbedaan signifikansi yang dapat dijadikan pedoman untuk menyusun prioritas dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan instruktur.

PT. Inixindo Persada Rekayasa Komputer is an organization that provides IT training services. The costumers of Inixindo are dominated by loyal customers. From 2012 until 2013 the total sales of Inixindo‟s training moduls and loyal customers‟ have decreased. As a result the sales could not reach their targets. The main goal of this research is to increase customers‟ loyalty and consequently improve the sales. Service loyalty can be raised by improving the instructors‟ service quality and customers‟ satisfaction. Therefore, the researcher analyzed the factors of instructors‟ service quality, which have significant impact on customers‟ satisfaction and loyalty. Structural Equation Modelling (SEM) with Lisrel is used to analyze these factors.
The results show that factors of instructors‟ service quality have the significant impact on customers‟ satisfaction. Then customers‟ satisfaction significantly impacts customers‟ loyalty. There are different significant levels among the 8 factors measuring instructors‟ service quality. These differences can be used to prioritize improvement on factors of instructors‟ service quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>