Ditemukan 132571 dokumen yang sesuai dengan query
Saintica Luthfia Utama
"Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Penggunaan antibiotik masih menjadi terapi andalan terhadap penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.. Risiko kejadian resistensi karena kesalahan penggunaan antibiotik adalah permasalahan serius yang harus diatasi. Dalam praktik kedokteran gigi, antibiotik diresepkan untuk tujuan profilaksis atau pun untuk tujuan terapeutik. Namun peresepan antibiotik pada oleh praktisi gigi sering kali tidak tepat sehingga turut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian resistensi antibiotik. Secara global, praktisi gigi meresepkan total 9%–10% dari semua resep antimikroba. Apoteker turut berperan dalam pengendalian, identifikasi dan penyelesaian masalah terkait penggunaan obat termasuk antibiotik yang diresepkan dari semua poli di Puskesmas, termasuk poli gigi. Dalam pengkajian rasionalitas penggunaan antibiotik, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Gyssens. Gyssens. Penelitian dilakukan secara retrospektif yaitu mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien poli gigi dan dilakukan penentuan kriteria ekslusi dan inklusi. rasionalitas penggunaan antibiotika di Poli Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada bulan Januari s.d. Maret 2023 adalah sebesar 52,67%. Terdapat 37,45% antibiotika yang digunakan masih tidak rasional yang disebabkan oleh tidak ada indikasi penggunaan antibiotik; sebesar 9,47%, karena adanya antibiotik yang lebih efektif ; 0,41% karena terdapat antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman.
Antibiotics are substances produced by microorganisms that are able to inhibit the growth of other microorganisms. The use of antibiotics is still the mainstay of therapy for infectious diseases caused by bacteria. The risk of resistance due to incorrect use of antibiotics is a serious problem that must be addressed. In dental practice, antibiotics are prescribed for prophylactic purposes as well as for therapeutic purposes. However, antibiotic prescribing by dental practitioners is often inappropriate, contributing to the increase in the incidence of antibiotic resistance. Globally, dental practitioners prescribe a total of 9%–10% of all antimicrobial prescriptions. Pharmacists play a role in controlling, identifying and resolving problems related to the use of drugs including antibiotics prescribed from all clinics at the Community Health Center, including dental clinics. In assessing the rationality of antibiotic use, one method that can be used is the Gyssens method. Gyssens. The research was carried out retrospectively, namely collecting secondary data in the form of medical records of dental poly patients and determining exclusion and inclusion criteria. rationality for the use of antibiotics in the Dental Clinic of the Pasar Rebo District Health Center from January to March 2023 is 52.67%. There are 37.45% of antibiotics used which are still irrational due to there being no indication for antibiotic use; amounting to 9.47%, due to the presence of more effective antibiotics; 0.41% because there are other antibiotics that are less toxic/safer."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hesty Putri Intan Pratiwi
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada tingkat pertama. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, diantara mikroorganisme yang sering menjadi penyebab ISPA ialah virus dan bakteri. ISPA yang disebabkan oleh bakteri, pada pengobatannya membutuhkan suatu antibakteri atau dikenal dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang sering digunakan mengakibatkan besarnya peluang terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan mengakibatkan terjadinya resistensi antibiotik. Umur sangat berpengaruh terhadap kejadian ISPA, anak dan balita lebih beresiko daripada usia dewasa. Tujuan dilakukan tugas khusus ini untu mengetahui nilai rasionalitas dan peresepan antibiotik pada pasien balita di Poli ISPA Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada Periode 17 Maret hingga 17 Juni 2023. Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien balita di Poli ISPA kemudian ditentukan kriteria inklusi lalu ditentukan kategori rasionalitas dengan metode gyssens. Hasil yang didapat yaitu penggunaan antibiotik peroral pasien balita di Poli ISPA yang sudah rasional sebanyak 30%.
Distrcit Health Center (Puskesmas) is a health service facility that organizes community health efforts and individual health efforts at the first level. ISPA (Acute Respiratory Infection) is a disease caused by microorganisms, among the microorganisms that often cause ISPA are viruses and bacteria. ISPA caused by bacteria, treatment requires an antibacterial or known as an antibiotic. Frequent use of antibiotics results in a large opportunity for irrational use of antibiotics and results in antibiotic resistance. Age greatly influences the incidence of ISPA, children and toddlers are more at risk than adults. The aim of carrying out this special task is to determine the value of rationality and antibiotic prescribing in toddler patients at the ISPA Poly, Pasar Rebo District Helath Center in the period 17 March to 17 June 2023. Observations were carried out by collecting secondary data in the form of medical records of toddler patients at the ISPA Poly Clinic and then determining the inclusion criteria. then determine the category of rationality using the Gyssens method. The results obtained were that the use of oral antibiotics in toddler patients at the ISPA Poly was rational at 30%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Saragih, Elisa Br.
"Penggunaan antibiotik yang rasional merupakan aspek penting dalam pengobatan infeksi guna mencegah resistensi bakteri dan meningkatkan efektivitas terapi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik di Poli Rawat Bersalin Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo periode Januari-Maret 2024. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif menggunakan data rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik random sampling sebanyak 32 pasien. Evaluasi rasionalitas dilakukan berdasarkan parameter tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara dan durasi pemberian, serta interaksi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh resep antibiotik (100%) memenuhi kriteria tepat indikasi, tepat dosis, dan tepat cara serta durasi pemberian, serta tidak ditemukan interaksi obat yang merugikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaan antibiotik di Poli Rawat Bersalin Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo telah sesuai dengan standar rasionalitas pengobatan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pemantauan dan evaluasi berkala terhadap penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan guna memastikan efektivitas dan keamanan terapi.
Rational use of antibiotics is a crucial aspect of infection treatment to prevent bacterial resistance and enhance therapy effectiveness. This study aims to evaluate the rationality of antibiotic use in the Maternity Outpatient Clinic of Pasar Rebo District Health Center during the period of January-March 2024. This research employed a descriptive method with a retrospective approach using medical record data from patients who met the inclusion and exclusion criteria. The study sample was obtained using a random sampling technique, totaling 32 patients. Rationality evaluation was conducted based on parameters including appropriate indication, correct dosage, proper administration route and duration, and drug interactions. The results showed that all antibiotic prescriptions (100%) met the criteria for appropriate indication, correct dosage, and proper administration and duration, with no harmful drug interactions found. These findings indicate that the use of antibiotics in the Maternity Outpatient Clinic of Pasar Rebo District Health Center aligns with rational drug use standards. This study emphasizes the importance of continuous monitoring and periodic evaluation of antibiotic use in healthcare facilities to ensure therapy effectiveness and safety. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Mishbahus Surur
"Penggunaan antibiotik memiliki peran penting dalam mengatasi infeksi bakteri; namun, penggunaan yang berlebihan dan tidak rasional dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang menjadi perhatian kesehatan global. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotik di Puskesmas Pasar Rebo pada periode Januari–Juni 2023 dengan menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90%. Data dikumpulkan secara retrospektif dari sumber sekunder, termasuk laporan LPLPO, dan dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan total penggunaan antibiotik sebesar 610,81 DDD/1000 kunjungan rawat jalan, dengan amoksisilin, siprofloksasin, dan klindamisin menjadi antibiotik yang paling banyak digunakan, masing-masing menyumbang 69,39%, 13,44%, dan 6,54% dari total penggunaan. Antibiotik ini mendominasi segmen DU 90%, menunjukkan peran signifikan dalam pengobatan rawat jalan. Temuan ini sejalan dengan studi lain yang mengidentifikasi antibiotik serupa dengan tingkat penggunaan tinggi di fasilitas layanan kesehatan primer di Indonesia. Penelitian ini menekankan perlunya pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap peresepan antibiotik untuk meningkatkan penggunaan yang rasional dan mengurangi risiko resistensi. Penelitian lanjutan disarankan untuk menitikberatkan pada kesesuaian pemilihan antibiotik dengan kondisi klinis. Evaluasi ini merupakan langkah penting menuju peningkatan pengelolaan antibiotik di layanan kesehatan primer.
The use of antibiotics plays a critical role in treating bacterial infections; however, excessive and irrational use can lead to antibiotic resistance, a global health concern. This study evaluates the antibiotic usage at Puskesmas Pasar Rebo for the period of January–June 2023, employing the ATC/DDD and DU 90% methodologies. Data were collected retrospectively from secondary sources, including LPLPO reports, and analyzed quantitatively. Results show a total of 610.81 DDD/1000 outpatient visits, with amoxicillin, ciprofloxacin, and clindamycin being the most utilized antibiotics, contributing to 69.39%, 13.44%, and 6.54% of total usage, respectively. These antibiotics dominate the DU 90% segment, indicating their substantial role in outpatient treatment. The findings align with other studies identifying similar high-usage antibiotics in primary healthcare facilities across Indonesia. The study highlights the need for continued monitoring and evaluation of antibiotic prescriptions to enhance rational use and reduce the risk of resistance. Future research is recommended to focus on the appropriateness of antibiotic selection concerning clinical conditions. This evaluation serves as a vital step toward improving antibiotic stewardship in primary healthcare settings. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salikha Rizky Dirgantara
"Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama di negara berkembang. Antimikroba, seperti antibiotik, menjadi solusi utama untuk menghadapi masalah ini. Pada penggunaannya, evaluasi antibiotik merupakan aspek penting dalam mempromosikan penggunaan antibiotik yang tepat dalam praktik klinis. Penyalahgunaan dan penggunaan berlebihan antibiotik dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang menjadi masalah serius dalam kesehatan global. Metode Gyssens adalah metode kualitatif yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria tertentu dan telah digunakan dalam penelitian di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat jalan Poli Permata Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo menggunakan metode alur Gyssens. Desain penelitian adalah cross-sectional retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien yang terdaftar pada Poli Permata selama Januari hingga Maret 2023. Sampel dipilih dengan teknik random sampling dan berjumlah 86 rekam medis. Data dianalisis kualitatif menggunakan kategori Gyssens yang meliputi kesesuaian diagnosis, indikasi, dosis, keamanan, dan harga. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan antimikroba pada pasien rawat jalan Poli Permata Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian besar tergolong rasional sebesar 93,02%. Evaluasi dengan alur Gyssens menemukan bahwa sebanyak 80 kasus (93,02%) penggunaan antimikroba dinilai tepat dan bijak. Namun, masih terdapat beberapa kasus (6,98%) yang masuk dalam kategori I-VI yang belum tepat atau bijak dalam penggunaan antimikroba, seperti tidak tepat interval pemberian, tidak tepat cara pemberian, dan pemilihan antimikroba yang kurang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas penggunaan antimikroba di Poli Permata Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sesuai dengan kriteria Gyssens. Namun, perlu perhatian lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman dalam penggunaan antibiotik agar dapat mengurangi risiko resistensi antimikroba.
Infectious diseases continue to pose a significant public health challenge, especially in developing countries. Antimicrobials, particularly antibiotics, serve as the primary solution to combat these diseases. However, the appropriate evaluation of antibiotics is crucial to promote their correct usage in clinical practice. Misuse and overuse of antibiotics can lead to the development of antibiotic resistance. To address this issue, the Gyssens method, a qualitative approach based on specific criteria, has been utilized. This study focused on outpatients at the Permata Polyclinic Health Center in Pasar Rebo District, and the evaluation of prescriptions was conducted using the Gyssens method. The research employed a retrospective cross-sectional design, utilizing medical records from patients at the Permata Polyclinic during January to March 2023. The sample size consisted of 86 medical records, selected through a random sampling technique. The data were qualitatively analyzed using Gyssens categories, which encompassed diagnosis suitability, indication, dosage, safety, and price. The evaluation further revealed that in 80 cases (93.02%), the use of antimicrobials was considered appropriate and wise. However, there were still some cases (6.98%) falling into categories I-VI, indicating inappropriate or unwise usage of antimicrobials, such as incorrect administration intervals, inappropriate administration methods, and ineffective antimicrobial selection. The findings of this study demonstrate that the majority of antimicrobial use in the Permata Polyclinic of the Pasar Rebo District Health Center complies with the Gyssens criteria. However, further attention is needed to increase awareness and understanding in the use of antibiotics in order to reduce the risk of antimicrobial resistance."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabila Ariestiani
"Antibiotik merupakan senyawa yang tercipta baik secara alami maupun sintetis, yang berguna dalam menekan atau menghentikan proses biokimia khususnya pada proses perkembangan infeksi bakteri. Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO (2021) penggunaan antibiotik secara global meningkat menjadi 91%, tingginya penggunaan antibiotik ini karena semakin banyak permasalahan yang timbul dalam penggunaan antibiotik salah satunya yaitu resistensi antibiotik. Permasalahan penggunaan antibiotik timbul karena penggunaannya yang tidak tepat serta ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik itu sendiri. Resistensi antibiotik ini timbul karena masyarakat masih kurang pengetahuannya mengenai jenis-jenis dari antibiotik, lalu bagaimana penggunaan dari antibiotik itu sendiri. Jenis studi yang diambil dalam penelitian ini adalah studi literature review menggunakan data yang diambil dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penggunaan jenis antibiotik terbanyak pada poli umum, ISPA, dan gigi adalah amoksisilin. Penggunaan amoksisilin pada ketiga poli sangat menonjol dibandingkan antibiotik jenis lain. Namun, dalam pemberiannya perlu diketahui terlebih dahulu apakah pasien mengidap alergi kepada penisilin dikarenakan amoksisilin termasuk kelompok penisilin. Jika pasien mengidap alergi kenapa pesilin, dapat digantikan dengan obat serupa yang non kelompok penisilin.
Antibiotics are compounds created both naturally and synthetically, which are useful in suppressing or halting biochemical processes, especially in the development of bacterial infections. According to data released by the WHO (2021), global antibiotic usage has increased to 91%. This high usage of antibiotics is due to the increasing number of issues arising from their misuse, one of which is antibiotic resistance. The problem of antibiotic usage arises from its improper use and patients' non-compliance with antibiotic regimens. Antibiotic resistance emerges because the public lacks knowledge about the types of antibiotics and how they should be used. The type of study conducted in this research is a literature review using data obtained from the Community Health Center of Pasar Rebo District. The most commonly used antibiotic in general, respiratory tract infections, and dental problems is amoxicillin. The use of amoxicillin in these three areas is significantly higher compared to other types of antibiotics. However, before administering it, it is necessary to determine whether the patient is allergic to penicillin, as amoxicillin belongs to the penicillin group. If the patient is allergic to penicillin, it can be replaced with a similar non-penicillin medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabila Ariestiani
"Antibiotik merupakan senyawa yang tercipta baik secara alami maupun sintetis, yang berguna dalam menekan atau menghentikan proses biokimia khususnya pada proses perkembangan infeksi bakteri. Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO (2021) penggunaan antibiotik secara global meningkat menjadi 91%, tingginya penggunaan antibiotik ini karena semakin banyak permasalahan yang timbul dalam penggunaan antibiotik salah satunya yaitu resistensi antibiotik. Permasalahan penggunaan antibiotik timbul karena penggunaannya yang tidak tepat serta ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik itu sendiri. Resistensi antibiotik ini timbul karena masyarakat masih kurang pengetahuannya mengenai jenis-jenis dari antibiotik, lalu bagaimana penggunaan dari antibiotik itu sendiri. Jenis studi yang diambil dalam penelitian ini adalah studi literature review menggunakan data yang diambil dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penggunaan jenis antibiotik terbanyak pada poli umum, ISPA, dan gigi adalah amoksisilin. Penggunaan amoksisilin pada ketiga poli sangat menonjol dibandingkan antibiotik jenis lain. Namun, dalam pemberiannya perlu diketahui terlebih dahulu apakah pasien mengidap alergi kepada penisilin dikarenakan amoksisilin termasuk kelompok penisilin. Jika pasien mengidap alergi kenapa pesilin, dapat digantikan dengan obat serupa yang non kelompok penisilin.
Antibiotics are compounds created both naturally and synthetically, which are useful in suppressing or halting biochemical processes, especially in the development of bacterial infections. According to data released by the WHO (2021), global antibiotic usage has increased to 91%. This high usage of antibiotics is due to the increasing number of issues arising from their misuse, one of which is antibiotic resistance. The problem of antibiotic usage arises from its improper use and patients' non-compliance with antibiotic regimens. Antibiotic resistance emerges because the public lacks knowledge about the types of antibiotics and how they should be used. The type of study conducted in this research is a literature review using data obtained from the Community Health Center of Pasar Rebo District. The most commonly used antibiotic in general, respiratory tract infections, and dental problems is amoxicillin. The use of amoxicillin in these three areas is significantly higher compared to other types of antibiotics. However, before administering it, it is necessary to determine whether the patient is allergic to penicillin, as amoxicillin belongs to the penicillin group. If the patient is allergic to penicillin, it can be replaced with a similar non-penicillin medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabila Ariestiani
"Antibiotik merupakan senyawa yang tercipta baik secara alami maupun sintetis, yang berguna dalam menekan atau menghentikan proses biokimia khususnya pada proses perkembangan infeksi bakteri. Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO (2021) penggunaan antibiotik secara global meningkat menjadi 91%, tingginya penggunaan antibiotik ini karena semakin banyak permasalahan yang timbul dalam penggunaan antibiotik salah satunya yaitu resistensi antibiotik. Permasalahan penggunaan antibiotik timbul karena penggunaannya yang tidak tepat serta ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik itu sendiri. Resistensi antibiotik ini timbul karena masyarakat masih kurang pengetahuannya mengenai jenis-jenis dari antibiotik, lalu bagaimana penggunaan dari antibiotik itu sendiri. Jenis studi yang diambil dalam penelitian ini adalah studi literature review menggunakan data yang diambil dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penggunaan jenis antibiotik terbanyak pada poli umum, ISPA, dan gigi adalah amoksisilin. Penggunaan amoksisilin pada ketiga poli sangat menonjol dibandingkan antibiotik jenis lain. Namun, dalam pemberiannya perlu diketahui terlebih dahulu apakah pasien mengidap alergi kepada penisilin dikarenakan amoksisilin termasuk kelompok penisilin. Jika pasien mengidap alergi kenapa pesilin, dapat digantikan dengan obat serupa yang non kelompok penisilin.
Antibiotics are compounds created both naturally and synthetically, which are useful in suppressing or halting biochemical processes, especially in the development of bacterial infections. According to data released by the WHO (2021), global antibiotic usage has increased to 91%. This high usage of antibiotics is due to the increasing number of issues arising from their misuse, one of which is antibiotic resistance. The problem of antibiotic usage arises from its improper use and patients' non-compliance with antibiotic regimens. Antibiotic resistance emerges because the public lacks knowledge about the types of antibiotics and how they should be used. The type of study conducted in this research is a literature review using data obtained from the Community Health Center of Pasar Rebo District. The most commonly used antibiotic in general, respiratory tract infections, and dental problems is amoxicillin. The use of amoxicillin in these three areas is significantly higher compared to other types of antibiotics. However, before administering it, it is necessary to determine whether the patient is allergic to penicillin, as amoxicillin belongs to the penicillin group. If the patient is allergic to penicillin, it can be replaced with a similar non-penicillin medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Noviana
"Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat. Salah satu kegiatan preventif yang dilakukan di Puskesmas yaitu Vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengadakan vaksin rutin yang dilakukan sebagaimana bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini didasarkan pada hasil analisa situasi program imunisasi rutin menunjukkan masih adanya disparitas cakupan imunisasi di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan, dimana jumlah anak-anak yang belum/tidak lengkap status imunisasinya masih banyak. Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan. Imunisasi Program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi Program terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. Berrdasarkan data yang paling banyak digunakan dalam periode Januari-Maret 2023 pada Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yaitu Vaksin IPV. Untuk data yang memenuhi target berdasarkan grafik yaitu Vaksin BCG, IPV, dan TD. Sedangkan data yang belum memenuhi target yaitu DPT, MR, DT, PCV, HB0, dan OPV. Maka dapat disimpulkan bahwa target vaksin rutin belum sepenuhnya terpenuhi.
Community Health Center, Puskesmas is a health service facility that organizes public health efforts and first-level individual health efforts, by prioritizing promotive and preventive efforts, to achieve public health status. One of the preventive activities carried out at the Puskesmas is vaccination to increase immunity. Pasar Rebo Sub-district Health Center conducts routine vaccines as part of public health services. This is based on the results of the situation analysis of the routine immunization program which shows that there are still disparities in immunization coverage at the district, sub-district and village levels, where the number of children with incomplete immunization status is still large. Based on the type of implementation, immunization is grouped into Program Immunization and Optional Immunization. Program Immunization is an immunization that is required for someone as part of the community in order to protect the person concerned and the surrounding community from diseases that can be prevented by immunization. Program immunization consists of routine immunization, additional immunization, and special immunization. Based on the data that was most widely used in the January-March 2023 period at the Pasar Rebo District Health Center, namely the IPV Vaccine. For data that meets the target based on the graph, namely BCG, IPV, and TD Vaccines. Meanwhile, data that have not met the target are DPT, MR, DT, PCV, HB0, and OPV. Then it can be concluded that the routine vaccine target has not been fully met."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sisilia
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas memuat berbagai macam aktivitas baik pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik yang harus dilaksanakan. Kegiatan pelayanan kefarmasian mengenai pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP yaitu salah satunya evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP terhadap kesesuaian dan ketersediaannya. Tujuan dari tugas khusus ini adalah memahami peran apoteker dalam melakukan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas Pasar Rebo terhadap kesesuaian dan ketersediaan bahan gigi di poli gigi. Hasil menunjukkan bahwa Apoteker dapat berkontribusi memantau dan mengevaluasi kesesuaian bahan gigi di Puskesmas Pasar Rebo, dimana adanya 14 tindakan gigi dan ketersediaan bahan-bahan gigi pernah terjadi kekosongan stok pada 4 bahan gigi. Adanya peran Apoteker dalam mengelola bahan gigi dapat membantu terhindarnya kekosongan atau kelebihan stok.
The Community Health Center is a health service facility that organizes public health efforts and first-level individual health efforts, by prioritizing promotive and preventive efforts in its work area. Pharmaceutical services at the Community Health Center include various activities, both the management of pharmaceutical preparations and Medical Consumables (BMHP) and clinical pharmacy services that must be implemented. Pharmaceutical service activities regarding the management of pharmaceutical preparations and BMHP include the evaluation of the management of pharmaceutical preparations and BMHP for their suitability and availability. The purpose of this special task is to understand the role of pharmacists in evaluating the management of pharmaceutical preparations and medical consumables at the Pasar Rebo Community Health Center for the suitability and availability of dental materials in the dental polyclinic. The results show that pharmacists can contribute to monitoring and evaluating the suitability of dental materials at the Pasar Rebo Community Health Center, where there were 14 dental procedures and the availability of dental materials had experienced stock shortages in 4 dental materials. The role of pharmacists in managing dental materials can help avoid stock shortages or excesses. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library