Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20555 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Elena Aritta Mehuli
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi realibilitas dan validitas skala baru yang dikembangkan, yaitu UQ Aggression Scale. Untuk menguji validitas skala ini, t-test digunakan untuk menguji pengaruh jenis kelamin terhadap angket Buss-Perry Scale, dan angket Barratt Impulsiveness Questionnaire. Variabel dikotomis di penelitian ini adalah jenis kelamin.  Untuk menguji realibilitas, konsistensi internal skala itu juga dihitung dengan menggunakan Item Diskriminasi Indeks (IDI). Peserta penelitian ini terdiri dari 142 orang pelajar dari The University of Queensland yang terdiri dari 104 perempuan dan 38 laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realibilitas dari UQ Aggression Scale terbukti tinggi dan skor IDI juga tergolongkan mayoritas tinggi. Juga ditemukan bahwa UQ Aggression Scale dan Agresi Kuesioner Buss-Perry berkorelasi positif satu sama lain dan begitu juga dengan korelasi antara UQ Aggression Scale dan Barratt Impulsivity Questionnaire. Studi ini menyarankan bahwa penelitian di masa yang akan datang lebih baik membuat skala yang dapan digunakan lebih universal yang harus bisa mencakup populasi umum dan diuji dengan jumlah yang sama dari masing-masing jenis kelamin peserta.

The aim of this study was to develop and evaluate the reliability and validity of a newly developed scale, the UQ Aggression Scale. To test the validity of this scale, a t-test were use to test gender effects towards the Buss-Perry Questionnaire, and the Barratt Impulsiveness Scale, as gender was a dichotomous variable.  To test the reliability, the internal consistency of the scale was also calculated using the Item Discrimination Indices (IDI).  A total of 142 participants were students from The University of Queensland which included 104 female subjects and 38 male subjects.  The results has shown that the reliability of the UQ Aggression Scale is high and the IDI scores were also mostly high.  It was also found that the UQ Aggression Scale and the Buss-Perry Aggression Questionnaire were positively correlated to one another and so does the correlation between the UQ Aggression Scale and Barratt Impulsiveness Scale.  These findings suggested that in the future, in order to make the scale more universally used it should cover a more generalized population and tested with an equal number of each genders of the participants.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Devinta Meidriani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengevaluasi validitas alat ukur singkat baru tentang impulsivitas, khususnya tentang belanja impulsif. Ini adalah tindakan membeli tanpa pertimbangan. Kami menciptakan alat ukur berdasarkan alat ukur yang sudah ada (BIS dan IVE) yang mengukur impulsif dan menyatukannya dengan alat ukur lainnya yang mengukur konstruk yang terkait dengan impulsif. Seratus empat puluh enam mahasiswa menyelesaikan kuesioner. Alat ukur baru kami memiliki konsistensi internal yang baik (α = 0,88) dan item skor diskriminasi untuk item juga baik. Hasil kami hanya mendukung satu hipotesis. Hasil menemukan bahwa usia dan perilaku mencari sensasi berkorelasi positif dengan impulsif, sedangkan pengendalian diri berkorelasi negatif dengan impulsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur yang baru ini valid dan dapat mengukur perilaku belanja impulsif. Penelitian di masa depan bisa menyelidiki lebih jauh pengaruh faktor demografi lainnya, seperti status sosial ekonomi dan pendidikan, dalam mempengaruhi perilaku belanja impulsif.

The study aimed to create and validate a new domain-specific short-form measure of impulsivity, specifically about shopping impulsiveness. It is the act of buying without consideration. We created a scale based on previous scales (BIS and IVE) measuring impulsiveness and collated it with other scales measuring constructs related to impulsivity into one questionnaire. One hundred and forty-six undergraduate students completed the questionnaire. Our new scale has a good internal consistency (α = .88) and the item discrimination score for the items were good. Our result only supported one hypothesis. Result found that age and sensation seeking are positively correlated with impulsiveness, while self-control is negatively correlated with impulsiveness. The results suggest the new scale is a valid measure of shopping impulsiveness. Future research could investigate more the effect of other demographic factors, such as socioeconomic status and education, in affecting impulsive shopping behaviour. 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifaturrosidah
"Terdapat banyak cara untuk mengukur agresi. Tetapi, kebanyakan dari mereka sudah tidak dapat dipakai lagi dan tidak sesuai dengan kondisi pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menilai validitas dan reliabilitas dari UQ Aggression scale. Kami mengevaluasi konsistensi internal untuk mengukur reliabilitas. Kami juga mengukur validitas dengan menilai perbedaan nilai agresi antara Buss-Perry Aggression Questionnaire dan Barratt Impulsiveness Scale. Seratus empat puluh dua mahasiswa fakultas psikologi di University of Queensland mengisi UQ Aggression scale. Hasil menunjukkan bahwa reliabilitas UQ Aggression scale tinggi dan indeks diskriminasi item cukup tinggi. UQ Aggression scale berkorelasi positif dengan Buss-Perry Aggression questionnaire. UQ Aggression scale berkorelasi positif dengan Barratt Impulsiveness scale. Terdapat dua pernyataan yang tidak mengukur aggression sepenuhnya. Dengan mengubah kata-kata di pernyataan tersebut dapat memperbaiki UQ Aggression scale secara keseluruhan. Secara keseluruhan, UQ Aggression scale memppunya validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk penelitian selanjutnya, kami dapat mengembangkan populasi dan membuat proporsi yang seimbang antara gender. Kami juga dapat menghubungkan UQ Aggression scale dengan variabel yang lain untuk memperbaiki validitas.

There were many ways to measure aggression. However, most of them were out of date and might not suitable to conditions in 2016. In the present study, the aim was to develop and assess the validity and reliability of UQ Aggression scale. We evaluated the internal consistency to measure the reliability. We also measured the validity by assessing differences in aggression scores between Buss-Perry Aggression questionnaire and Barratt Impulsiveness scale. One hundred forty two psychology students at University of Queensland filled the UQ Aggression scale. It was found that the reliability was high and the item discrimination indices were moderately high. UQ Aggression scale was positively correlated with Buss-Perry Aggression questionnaire. In addition, UQ Aggression scale was positively correlated with Barratt Impulsiveness scale. There were two items that might not measured aggressions. Re-wording those items might improve the overall UQ Aggression scale. Overall, these findings suggested that UQ Aggression scale had high validity and reliability. For future research, we can expand the population and make a balance proportion of gender. We can relate the UQ Aggression scale to another variable to improve the validity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernike Jacinta Effendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan juga dilaksanakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur UQ Aggression Scale yang dikembangkan dari alat ukur Buss & Perry Aggression Scale dan Barrat’s Impulsiveness Scale. Alat ukur UQ Aggression Scale ini dikembangkan untuk mengukur sifat agresi. 142 partisipan dewasa muda berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sejumlah besar item dari UQ Aggression Scale memilki skor sedang dalam skala diskriminasi item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pria dewasa muda memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa muda. UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki korelasi yang signifikan dengan skala agresi Buss & Perry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala agresi UQ memiliki korelasi yang signifikan secara positif dengan skala Barrat’s Impusilveness. Saran untuk penelitian mengenai UQ Aggression Scale di masa depan adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas skala tersebut di populasi lain dan juga untuk menambahkan beberapa item di dalam skala agresi UQ yang bisa memperjelas tipe agresi mana (langsung atau tidak langsung) yang lebih representatif antara pria dewasa muda dan juga wanita dewasa muda.

The study aimed to develop a new measure and to examine the validity and reliability of a new measure, known as the UQ Aggression Scale. The UQ Aggression Scale was developed based on two previous aggression measures: Buss & Perry Aggression Scale and Barrat’s Impulsiveness Scale to measure the aggression trait. 142 participants (young adults) voluntarily participated in the study. Based on the results, the UQ Aggression Scale was declared to have a high validity and reliability. Most of the items on the UQ Aggresion Scale scored moderate on the item discrimination index. Young men were discovered to have a significantly higher aggression compared to young women. The UQ Aggression Scale was also discovered to have been significantly correlated with the Buss & Perry Aggression Questionnaire. The UQ Aggression Scale was also declared to be significantly correlated with the Baratt’s Impulsiveness Scale. Future study suggested that the scale should be tested in a new population to improve the validity and the reliability. It was also suggested to add more items to the scale that could differentiate which type of aggression (direct or indirect) is representative for young adults in both males and females.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bennedict Austin Timothy
"Penelitian ini menguji interaksi antara traits kepribadian gelap (machiavellianisme, narsisisme, psikopati, dan sadisme) dan kehilangan signifikansi dalam memprediksi agresi. Riset meta-analisis menunjukkan bahwa kepribadian gelap merupakan faktor signifikan yang penting terkait dengan agresi. Penelitian eksperimental ini dilaksanakan menggunakan video game Mobile Legends: Bang Bang. Studi dilakukan kepada 30 partisipan pemain game Mobile Legends: Bang Bang. Partisipan dialokasikan secara acak ke dalam kelompok manipulasi (15 partisipan) atau kelompok control (15 partisipan) untuk bermain game sebanyak 2 match. Manipulasi dilakukan dengan menciptakan kondisi kehilangan signifikansi, pada match pertama kelompok manipulasi, yang diakibatkan oleh kegagalan, penghinaan, dan penolakan. Hasil analisis One-Way ANOVA menunjukkan bahwa kehilangan signifikansi signifikan memprediksi agresi terhadap out-group F(1,28) = 8.028, p < 0,01. Data statistik post-match juga menunjukkan bahwa kehilangan signifikansi memprediksi agresi, dilihat dari peningkatan GPM (Gold per Minute) dan DPM (Damage per Minute), serta penurunan DTPM (Damage Taken per Minute) dari match pertama ke match kedua kelompok manipulasi. Sementara itu, hasil analisis regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan bahwa orang yang narsisistik cenderung untuk tidak melakukan agresi terhadap in-group sebagai bentuk pencarian signifikansi mereka Penelitian ini melengkapi hasil penelitian terkait teori pencarian signifikansi dan pengaruhnya terhadap agresi. Hasil dari penelitian ini menambahkan wawasan bahwa pencarian signifikansi dapat divisualisasikan menggunakan video game. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian bidang psikologi sosial selanjutnya yang juga menggunakan video game sebagai media penelitian.

This study examined the interaction between dark tetrad personality traits (Machiavellianism, narcissism, psychopathy, and sadism) and loss of significance in predicting aggression. Meta-analysis research showed that dark personality is an important significant factor related to aggression. This experimental research was carried out using the video game Mobile Legends: Bang Bang. The study was conducted on 30 participants who played the game Mobile Legends: Bang Bang. Participants were randomly assigned into manipulation group (15 participants) or control group (15 participants) to play the game for 2 matches. Manipulation is carried out by creating conditions of loss of significance, in the first match of the manipulation group, caused by failure, humiliation, and rejection. The results of the One-Way ANOVA analysis showed that loss of significance significantly predicted aggression towards out-group F(1,28) = 8.028, p < 0.01. Post-match statistical data also showed that loss of significance predicts aggression, seen through the increase in GPM (Gold per Minute) and DPM (Damage per Minute), as well as the decrease in DTPM (Damage Taken per Minute) from the first match to the second match of the manipulation group. Meanwhile, analysis of the results of Hayes' PROCESS Model 1 regression showed that narcissistic people tend to not to carry out aggression against the in-group as a form of their quest for significance. This research complements the results of research related to the quest for significance theory and its effect on aggression. The results of this research added insight that the quest for significance can be visualized using video games. This research can be used as a reference for further research in the field of social psychology which will also use video games as its media."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goldstein, Arnold P.
New York: John Wiley & Sons, 2002
616.858 2 GOL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tedeschi, James T.
Washington, DC: American Psychological Association , 1994
303.6 TED v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzuly Tara Sharaswaty
"Penelitian ini berusaha melihat apakah terdapat hubungan kesepian dan agresi pada remaja yang sedang berpacaran. Remaja adalah sebuah masa puncak dimana individu akan merasa kesepian sekaligus agresi. Hal ini berjalan seiring dengan adanya peningkatan kasus kekerasan dalam berpacaran pada remaja. Zilboorg (1938) menyatakan bahwa kedua variabel ini berkaitan langsung, dan juga berkaitan secara tidak langsung dengan variabel frustasi diantaranya. Penelitian ini mengikutsertakan 136 remaja yang berada di usia 18-24 tahun, memiliki SES menengah ke atas yang ditandai dengan pengeluaran per bulan di atas Rp 500.000, dan berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, atau Bekasi.
Hasil penghitungan menyatakan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara Kesepian dengan Agresi pada Remaja yang sedang berpacaran, dan hubungan tersebut memiliki nilai positif. Hal ini menyatakan bahwa, semakin individu merasakan kesepian, maka semakin individu tersebut berperilaku agresif, dan sebaliknya, semakin individu merasa puas dengan hubungan sosialnya, maka semakin individu tersebut tidak memiliki tujuan untuk menyakiti atau merusak organisme lain atau barang tertentu.

This study will examine if there is a correlation between loneliness and aggression in teenager who is in a relationship. Teenager is a top period when someone will feel lonely and aggress at the same time. That fact correlate with dating violence case that increasing over time. Zilboorg research in 1938 result that there is direct correlation between Loneliness and Aggression, and indirect correlation with a frustration between. Participants in this research are 136 teenagers with age ranging from 18-24 years old, have money spent over 500.000 in a month, and live in Area Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, or Bekasi.
Result of this research examine that there is significant correlation between loneliness and aggression in teenager who?s in a relationship, and the correlation is positive. That means if someone feel lonely, then he/she will show his/her aggress, and so if someone feel satisfied with his/her social relationships, then he/she will not hurt other organism or things."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
155.92 NUZ h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Rahmanti Djauhari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari regulasi emosi marah terhadap agresi pada remaja. Pengukuran agresi menggunakan Agression Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992), sementara pengukuran regulasi emosi marah menggunakan 20-Item Short Version of the Anger Management Scale yang dikembangkan oleh Stith dan Hamby (2002). Partisipan dari penelitian ini berjumlah 287 orang dengan kriteria remaja berusia 16-21 tahun.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi marah dapat mempengaruhi agresi pada remaja (F = 165.689, R2 = 0.395, p<0.01). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aspek regulasi emosi marah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap agresi pada remaja adalah negative attribution. Berdasarkan hasil penelitian, penting untuk mempertimbangkan pelatihan regulasi emosi marah untuk mengintervensi menurunkan perilaku agresi pada remaja.

This research aimed to investigate whether there is a significant effect of anger regulation on aggression in adolescents. Aggression was measured with Agression Questionnaire that was constructed by Buss dan Perry (1992), while anger regulation was measured with 20-Item Short Version of the Anger Management Scale that was constructed by Stith dan Hamby (2002). There are 287 participants in this research, with the criteria of adolescents aged 16-21 years old.
The results of this research showed that anger regulation could affect aggression in adolescents (F = 165.689, R2 = .395, p<0.01), Furthermore, the results also showed that the aspect of anger regulation that has the biggest effect on aggression in adolescents is negative attribution. According to the results, it is important to consider anger regulation training to plan intervention to reduce aggressive behaviors in adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Giyardin Febrilina Nugrahaini
"ABSTRAK
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Hubungan tersebut tidak hanya dilihat berdasarkan hasil keseluruhan variabel tetapi juga hubungan antara bentuk social ostracism dan perilaku agresi. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen yang dilakukan dengan pengisian self-report oleh 289 partisipan berusia 14 hingga 19 tahun yang tersebar pada lima daerah di DKI Jakarta. Partisipan merupakan siswa sekolah menengah atas atau sederajat dari lima sekolah di DKI Jakarta dimana dalam pemilihan sekolahnya dilakukan secara random dengan metode cluster sampling pada masing-masing daerah. Dalam proses pengambilan data, alat ukur yang digunakan yaitu The Ostracism Experience Scale for Adolescence OES-A untuk mengukur social ostracism dan Buss-Perry Aggression Questionaire BPAQ untuk mengukur perilaku agresi. Teknik statistik yang digunakan dalam pengolahan data yaitu Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Akan tetapi, terdapat hubungan antara social ostracism dengan bentuk perilaku agresi berupa permusuhan. Perilaku agresi juga menunjukkan adanya hubungan dengan bentuk social ostracism berupa socially neglected dan berhubungan negatif dengan socially rejected. Bentuk socially neglected juga menunjukkan hubungan dengan semua bentuk perilaku agresi, tetapi socially rejected berhubungan negatif hanya dengan agresi fisik dan agresi verbal.

ABSTRACT
Purpose of this quantitative study is to determine the relationship between social ostracism and aggression of adolescents in DKI Jakarta. This research is also to determine the relationship between the type of each variables. This research is a non experimental research conducted by self report of 289 participants aged 14 to 19 years in five regions in Jakarta. Participants are high school students or equivalent from five schools in DKI Jakarta which randomly selected of schools conducted by cluster sampling method in each region. Measurement tool used is Ostracism Experience Scale for Adolescence OES A to assess social ostracism and Buss Perry Aggression Questionnaire BPAQ to assess aggression behavior. The statistical technique used in data processing is Pearson Correlation. The results of this study indicate that there is no relationship between social ostracism and aggression of adolescents in Jakarta. However, there is a relationship between social ostracism and the type of aggression in the form of hostility. Aggression also shows a relationship with the type of social ostracism in the form of socially neglected and negatively related to socially rejected. The socially neglected form also shows a relationship with all type of aggression, but socially rejected is negatively related to physical aggression and verbal aggression."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>