Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizki Paranto
"Penelitian ini menjelaskan tentang gambaran pengetahuan, sikap, persepsi risiko, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia angkatan 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yang diikuti sebanyak 118 responden dengan mengisi kuesioner daring menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pencegahan COVID-19 sudah tinggi, tetapi masih rendah mengenai jaga jarak dan kontak erat. Responden pada umumnya memiliki sikap positif dalam mencegah COVID-19, tetapi masih terdapat 28% responden yang takut ketika ingin melakukan tes PCR. Sebagian besar responden mempersepsikan COVID-19 sebagai penyakit yang serius dan khawatir ketika mendengar informasi tentang COVID-19. Responden telah melakukan sebagian besar perilaku pencegahan COVID-19 dengan baik, seperti etika batuk, memakai masker ke luar rumah saat pandemi dan di tempat keramaian, menjaga jarak di tempat keramaian, dan mencuci tangan dengan sabun setelah dari tempat keramaian, sebelum makan, dan sesudah makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19. Perlu meningkatkan edukasi atau sosialisasi yang efektif dan konsisten dan menguatkan penerapan perilaku pencegahan yang masih kurang, terutama menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun minimal 40 detik.

This research explained about the description of knowledge, attitude, risk perception, and behavior of COVID-19 prevention among undergraduate students of University of Indonesia Batch 2020. This research used the quantitative method with cross-sectional study. Sampling was carried out by purposive sampling technique that were joined by 118 respondents with filling out an online questionnaire based on Google Form. The results showed that the respondent’s knowledge about COVID-19 prevention was high, but still low regarding physical distancing and close contact. In general, respondents have a positive attitude in preventing COVID-19, but there are still 28% who are afraid to do a PCR test. Most of the respondents perceived COVID-19 as a serious disease and were worried when they heard information about COVID-19. Respondents have done most of the prevention of COVID-19 well, such as cough etiquette, wearing masks outside the house during pandemic and in crowded places, maintaining distance in crowded places, and washing hands with soap and after going to crowded places, before and after eating. The results showed that there was no significant association between knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention. It is necessary to increase effective and consistent education or socialization and strengthen the implementation of prevention behavior that still lack, especially maintaining distance and washing hands with soap for at least 40 seconds."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Azizah
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran perilaku pencegahan covid-19 pada pedagang pasar tradisional. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang informan utama dan 3 orang informan kunci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid assessment procedures (RAP). Teori yang digunakan adalah Health Belief Model. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan tidak merasa rentan terhadap covid-19 dan tidak menganggap covid-19 penyakit yang dapat menimbulkan bahaya karena gejala yang ditimbulkan dianggap sudah sering dijumpai. Namun informan masih menganggap penerapan pencegahan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Adanya kendala berupa ketidaknyamanan penggunaan masker dan kendala dalam melakukan jaga jarak di pasar membuat praktik pencegahan covid-19 menjadi kurang optimal. Disamping itu, praktik cuci tangan, konsumsi sayur dan buah, serta aktifitas fisik sudah cukup bagus.

This thesis discusses the description of Covid-19 prevention behavior in traditional market traders. The number of informants in the study was 13 people consisting of 10 main informants and 3 key informants. This study is a qualitative study using a rapid assessment procedures (RAP) approach. The theory used is the Health Belief Model. The results showed that most informants did not feel vulnerable to Covid-19 and did not consider Covid-19 a disease that could cause harm because the symptoms it caused were considered to be common. However, the informants still considered the implementation of prevention as important as an anticipatory step. The existence of obstacles in the form of discomfort using masks and obstacles in maintaining distance in the market make the practice of preventing Covid-19 less optimal. Besides that, the practice of washing hands, consuming vegetables and fruits, and physical activity is quite good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Gumilar
"Tesis ini membahas tentang analisa implementasi pencegahan dan pengendalian COVID-19 di rumah sakit yang ada di empat provinsi, yaitu Aceh, Bengkulu, Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode campuran (mix method) antara kuantitatif yaitu menggunakan data sekunder hasil evaluasi self assessment oleh narasumber kunci di tiap rumah sakit serta kualitatif melalui wawancara mendalam untuk melengkapi informasi yang ada. Alat ukur penilaian implementasi pencegahan dan pengendalian COVID-19 menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 komponen dalam KMK 413 tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik RS sebagian besar merupakan tipe RS C, proporsi RS Pemerintah dan RS Swasta memiliki proporsi yang sama (50%), median Tempat Tidur (TT) yang dimiliki sesudah dinyatakan pandemi sebanyak 32,50 TT dan median TT untuk perawatan yang digunakan sebanyak 28 TT. Jumlah pekerja mencapai 7.248 orang dimana median pekerja yang positif dan sembuh adalah 37 orang dimana ada 1 kasus pekerja yang positif COVID meninggal dunia. 3 (tiga) komponen terendah dalam penilaian kesiapan meliputi komponen Administrasi, Keuangan dan Keberlanjutan Bisnis (AKKB), Kesehatan Kerja, Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial (KKKMDP) dan Surge Capacity (SC) dimana nilainya di bawah 50. Nilai skoring kesiapan rumah sakit secara keseluruhan dalam mengimplementasikan pencegahan dan pengendalian COVID-19, diketahui sebagian besar RS sudah masuk ke dalam kategori baik dan cukup. Hanya 1 RS yang termasuk kategori kurang dan 1 RS yang termasuk kategori sangat baik

This thesis discusses the analysis of the implementation of COVID-19 prevention and control in hospitals in four provinces, namely Aceh, Bengkulu, Gorontalo and East Nusa Tenggara in 2021. This research is a research with a mixed method between quantitative, namely using secondary data from self-assessment evaluation results by key speakers in each hospital and qualitative through in-depth interviews to complement existing information. The measuring instrument for assessing the implementation of COVID-19 prevention and control uses a questionnaire consisting of 12 components in KMK 413 of 2020. The results showed that the characteristics of hospitals are mostly type C hospitals, the proportion of government hospitals and private hospitals has the same proportion (50%), the median beds owned after the pandemic were declared as much as 32.50 beds and the median beds for the treatment used was 28 beds. The number of workers reached 7,248 people where the median of positive and recovered workers was 37 people where there was 1 case of workers who were positive for COVID died. The 3 (three) lowest components in the readiness assessment include the components of Administration, Finance and Business Sustainability (AFBS), Occupational Health, Mental Health and Psychosocial Support (OHMHPS) and Surge Capacity (SC) where the value is below 50. The overall hospital readiness scoring score in implementing the prevention and control of COVID-19, it is known that most hospitals have entered the good and sufficient category. Only 1 hospital belongs to the less category and 1 hospital belongs to the excellent category"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Sari Tua Roy
"Periode masa pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Hingga tgl 16 September 2021, data kejadian konfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 226.236.577 kasus yang tersebar di 224 negara, dengan 4.654.548 kasus diantaranya meninggal dunia (WHO, 2021). Di Indonesia, pada periode yang sama, jumlah kasus positif mencapai 4.181.309 kejadian, dengan kasus kematian sebanyak 139.919 jiwa dan kasus sembuh sebanyak 3.968.152 orang (covid19.go.id). COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Berbagai kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mengendalikan penularan, namun tingginya interaksi dan mobilitas masyarakat masih menjadi faktor yang berkontribusi mengakibatkan adanya kasus baru setiap harinya. Kelompok pekerja adalah salah satu kelompok masyarakat dengan persentase yang cukup besar, yakni 69.17% (BPS, Februari 2020). Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang berpotensi mengakibatkan penularan COVID-19 dikarenakan interaksi dan mobilitas pekerja yang sangat tinggi. Dengan kata lain risiko penularan yang terdapat di tempat kerja akan sangat berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung kepada lingkungan masyarakat dan rumah tangga. Sektor tempat kerja yang termasuk dalam risiko tinggi penularan COVID-19 adalah sektor transportasi publik karena menjadi tempat interaksi dan bertemunya sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dilihat bahwa penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian COVID-19 di lingkungan tempat kerja memiliki kontribusi yang sangat penting guna memutus rantai penularan di masyarakat. Karakteristik risiko dan proses bisnis di perusahaan PT. X yang merupakan tempat kerja sekaligus tempat umum, yakni sebagai moda transportasi publik tentu menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan tempat kerja pada sektor indsutri lainnya. Selain itu lokasi tempat kerja yang berada tepat di pusat kota menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu PT. X sangat perlu memiliki upaya-upaya pengendalian risiko yang baik dan dapat diandalkan. Kegagalan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 dapat mengakibatkan berbagai kerugian, baik berupa korban jiwa, gangguan operasional, penurunan citra dan kepercayaan publik pada perusahaan, hingga gangguan bisnis yang dapat berdampak tidak hanya dalam lingkup internal PT. X namun juga ke pihak-pihak terkait lainnya. Penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh mana PT. X selaku perusahaan yang bergerak di sektor transportasi publik perkeretaapian melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional deskriptif analitik dengan pendekatan mixed method (kualitatif & kuantitatif) melalui metode wawancara mendalam, observasi, kuesioner dan telaah dokumen untuk meninjau penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja sektor transportasi publik perkeretaapian, PT. X. Data kuantitatif yang akan dikumpulkan oleh peneliti di antaranya berupa data perusahaan terkait status COVID-19 di tempat kerja, mencakup profil risiko pekerja, riwayat infeksi COVID-19 di tempat kerja, gambaran pengetahuan dan sikap terhadap upaya pengendalian risiko COVID-19, serta ketersediaan sarana-prasarana pencegahan dan pengendalian COVID-19. Penelitian ini dilakukan di PT. X yang bergerak di sektor transportasi publik perkeretaapian dan berada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada periode bulan Oktober hingga Desember 2021. Responden penelitian adalah manajemen dan pekerja PT. X yang terlibat langsung dalam mendesain, membuat perencanaan, pelaksanaan, hingga mengevaluasi penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di perusahaan. Responden tersebut di antaranya adalah perwakilan manajemen perusahaan, unit kerja Divisi Risk, Quality, Safety, and Security Management (RQSM), Departemen Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE), dan beberapa perwakilan pekerja worksite dari unit kerja terkait. Management pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di PT. X merupakan bagian dari komitmen dan kebijakan K3 perusahaan yang tertuang dalam Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi (Keselamatan Perkeretaapian, K3, Mutu, Lingkungan, dan Pengamanan). Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi tersebut di antaranya adalah untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja, menyediakan lingkungan yang aman, efisien, dan produktif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta komitmen untuk menghilangkan setiap potensi bahaya K3 dan mengurangi risiko K3. Risiko K3 mencakup risiko keselamatan kerja dan risiko kesehatan kerja. Salah satu risiko kesehatan yang dikelola adalah risiko penularan COVID-19 di lingkungan PT. X melalui penerapan manajemen pecegahan dan pengendalian infeksi COVID-19. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran implementasi penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja yang mencakup risiko terhadap pekerja, pengguna jasa, dan keberlangsungan usaha. PT. X melakukan berbagai upaya sistematis untuk mengendalikan risiko transmisi virus SARS-CoV-2 di tempat kerja dan juga di seluruh fasilitas sarana dan prasarana perkeretaapian. Pencegahan dan pengendalian risiko yang dilakukan mencakup dari beberpa pendekatan, yaitu melalui kebijakan dan upaya-upaya strategis yang ditetapkan manajemen, optimalisasi peran pekerja moda transportasi, dan juga partisipasi kerjasama dari pengguna jasa. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, terdapat sejumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di PT. X. Secara keseluruhan, ositivity rate sepanjang tahun 2021 adalah sebesar 22%, dengan kejadian tertinggi berada pada periode Juni 2021 sebesar 38% dan Juli 2021 sebesar 29% sejalan dengan tingginya trend kasus “second wave” varian delta di Indonesia. Namun sejak periode pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020, tidak terjadi cluster baru transmisi SARS-CoV-2 di tempat kerja maupun di wilayah operasional PT. X. Hal ini mencerminkan upaya penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 yang dilakukan di PT. X sudah cukup efektif. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari upaya dan kerjasama berbagai pihak dalam menjalankan arahan yang ditetapkan oleh perusahaan juga penerapan prosedur 3T (testing, tracing, dan treatment) dalam setiap kasus suspect ataupun konfirmasi positif yang ditemukan, baik yang bergejala ringan, sedang, hingga berat.

The period of the Covid-19 pandemic still occurs in Indonesia and even throughout the world. As of September 16, 2021, positive confirmed cases of Covid-19 worldwide have reached 226,236,577 cases spread across 224 countries, with 4,654,548 death cases (WHO, 2021). In Indonesia, during the same period, the number of positive cases reached 4,181,309 cases, with 139,919 deaths and 3,968,152 recovered cases (covid19.go.id). COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus. Various policies have been carried out by the government to prevent and control transmission, but the high interaction and mobility of the community is still a contributing factor resulting new cases every day. Workers is one of the community groups with a fairly large percentage, namely 69.17% (BPS, February 2020). The workplace is one of the locations that has the potential to cause COVID-19 transmission due to the very high interaction and mobility among the workers. In other words, the risk of transmission in the workplace will have a direct or indirect impact on the community and household environment. The workplace sector that is included in the high risk of COVID-19 transmission is the public transportation sector because it is a place for interaction and meeting point of peoples with different conditions. Based on this background, the implementation of COVID-19 prevention and control management in the workplace environment has a very important contribution to break the chain of transmission in the community. Characteristics of risk and business processes in the company PT. X which is a workplace as well as a public place, namely as a mode of public transportation, is certainly unique compared to workplaces in other industrial sectors. In addition, the location of the workplace which is in the city center is a huge challenge. For that PT. X really needs to have good and reliable risk control efforts. Failure to prevent and control COVID-19 infection can result in various losses, both in the form of fatalities, operational disruptions, a decline in public image and trust in the company, to business disruptions that can have an impact not only within the of PT. X internally but also to other related parties. This research is intended to see how PT. X, as a company engaged in the railway public transportation sector, has made efforts to prevent and control COVID-19 infections in the workplace. This study uses an analytical descriptive cross-sectional study design with a mixed method approach (qualitative & quantitative) through in-depth interviews, observation, questionnaires and document review methods to review the implementation of COVID-19 infection prevention and control management in the workplace of the railway public transportation sector, PT. X. Quantitative data that will be collected by researcher include company data regarding the status of COVID-19 in the workplace, including worker risk profiles, history of COVID-19 infection in the workplace, description of knowledge and attitudes towards COVID-19 risk control efforts, and availability of COVID-19 prevention and control facilities. This research was conducted at PT. X which is engaged in the railway public transportation sector located in DKI Jakarta Province. The research was conducted in the period from October to December 2021. The research respondents were the management and workers of PT. X who is directly involved in designing, planning, implementing, and evaluating the implementation of COVID-19 infection prevention and control management in the company. The respondents included representatives of company management, the work unit of the Risk, Quality, Safety, and Security Management (RQSM) Division, the Department of Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE), and several representatives of worksite workers from related work units. Management of prevention and control of COVID-19 infection at PT. X is part of the company's Occupational Health and Safety (OSH) commitments and policies as stated in the Integrated Management System Policy (Railway Safety, OSH, Quality, Environment, and Security). The objectives of implementing the Integrated Management System include increasing the protection of workers and other people in the workplace, providing a safe, efficient, and productive environment to prevent work accidents and occupational diseases, as well as a commitment to eliminate any potential hazards related OSH and reduce the risk of OSH, innclude occupational safety risks and occupational health risks. One of the health risks that is managed is the risk of transmission of COVID-19 in the PT. X through the implementation of management of prevention and control of COVID-19 infection. Based on the research that has been carried out, an overview of the implementation of the management of prevention and control of COVID-19 infection in the workplace is obtained, which includes risks to workers, passengers, and business continuity. PT. X made various systematic efforts to control the risk of transmission of the SARS-CoV-2 virus in the workplace and in all railway facilities and infrastructure. The risk prevention and control carried out cover several approaches, namely through policies and strategic efforts determined by management, optimizing the role of workers in transportation modes, as well as collaborative participation from passengers. Although various efforts have been made, there are a few positive confirmed cases of COVID-19 at PT. X. Overall, the positivity rate throughout 2021 is 22%, with the highest percentage was occurred in the period of June 2021 at 38% and July 2021 at 29% in line with the high trend of “second wave” delta variant cases in Indonesia. However, since the COVID-19 pandemic period began in March 2020, there have been no new clusters of SARS-CoV-2 transmission in the workplace or in the operational area of ​​PT. X. This reflects the efforts to implement the management of prevention and control of COVID-19 infection carried out at PT. X is already quite effective. This achievement is inseparable from the efforts and cooperation of various parties in carrying out the directions set by the company as well as the implementation of 3T procedures (testing, tracing, and treatment) in every suspect or positive confirmed cases, whether with minor, moderate, to severe symptoms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Puspita Natalicka
"Salah satu terapi COVID-19 adalah plasma konvalesen yang disiapkan Unit Transfusi Darah dari donor yang telah sembuh dari COVID-19. Plasma konvalesen mengandung antibodi netralisasi yang menghambat interaksi antara protein S dengan reseptor ACE2 dengan persyaratan minimal titer 1:160 sehingga diperlukan sistem deteksi antibodi netralisasi seperti tes serologi berbasis ELISA kompetitif yang mudah, murah, cepat dan tidak membutuhkan BSL 3 atau 2. Uji ini membutuhkan protein rekombinan spike S1 yang dapat diekspresikan pada sistem ekspresi mamalia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi spesifik SARS-CoV-2 pada plasma konvalesen COVID-19 menggunakan protein rekombinan Spike S1.Penelitian ini menggunakan plasmid pD609 sebagai vektor ekspresi yang terdapat gen spike S1. DNA ditransfeksi secara transien ke sel CHO. Immunostaining dilakukan setelah transfeksi untuk melihat ekspresi protein rekombinan spike S1 pada sel CHO. Supernatan media sel CHO post transfeksi dianalisis dengan western blot dan ELISA untuk melihat reaktifitas terhadap serum konvalesen COVID-19. Hasil immunostaining menunjukkan plasmid pD609 S1 Spike Foldon-His dapat mengekspresikan protein rekombinan spike S1 SARS-CoV-2 pada sel CHO. Hasil Western Blot dan ELISA menunjukkan supernatan media sel kultur CHO post transfeksi reaktif terhadap serum konvalesen COVID-19. Protein rekombinan spike S1 memiliki potensi untuk dikembangkan dan digunakan dalam uji antibodi spesifik namun hasil ekspresi protein masih rendah.

One of the therapies for COVID-19 is convalescent plasma prepared by the Blood Transfusion Unit from donors who have recovered from COVID-19. Convalescent plasma contains neutralizing antibodies that inhibit the interaction between S protein and ACE2 receptors with a minimum requirement of a titer of 1:160 so that a neutalizing antibody detection system is needed such as a competitive ELISA-based serological test that is easy, inexpensive, fast, and does not require BSL 3 or 2. S1 spike recombinant protein that can be expressed in mammalian expression systems. This study aims to detect SARS-CoV-2 specific antibodies in COVID-19 convalescent plasma using recombinant Spike S1 protein. This study used the pD609 plasmid as an expression vector containing the spike S1 gene. DNA was transiently transfected into CHO cells. Immunostaining was performed after transfection to see the expression of the S1 spike recombinant protein in CHO cells. The post-transfected CHO cell media supernatans were analyzed by western blot and ELISA to see the reactivity to COVID19 convalescent serum. Immunostaining results showed that the plasmid pD609 S1 Spike Foldon-His could express the SARS-CoV-2 spike S1 recombinant protein in CHO cells. The results of Western blot and ELISA showed that the post-transfection CHO cell culture media supernatant was reactive to COVID-19 convalescent serum. S1 spike recombinant protein has the potential to be developed and used in specific antibody assays, but the results of protein expression is still low."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisa Hasna Utami
"Pada masa COVID-19, karyawan garis depan dituntut untuk tetap mempertahankan kinerjanya dalam lingkungan kerja yang menantang. Karyawan garis depan, yaitu setiap orang yang tetap perlu melayani banyak orang dalam keadaan pandemi dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menurunkan kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kreasi pekerjaan dengan kinerja karyawan garis depan COVID-19 yang dimedisasi keterikatan kerja. Penelitian ini juga menguji hubungan variabel kreasi pekerjaan dengan keterikatan kerja dan kinerja. Selain itu, penelitian ini juga menguji hubungan antara keterikatan kerja dengan kinerja karyawan garis depan. Kreasi pekerjaan diukur dengan menggunakan Job Crafting Scale (Tims et al., 2012), keterikatan kerja diukur dengan menggunakan versi pendek UWES (Schaufeli et al., 2002) dan kinerja diukur dengan versi pendek Job Performace (Mastenbroek et al., 2014). Partisipan penelitian ini adalah 216 karyawan garis depan yang bergerak di bidang non medis dengan usia 20-64 tahun di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreasi pekerjaan berhubungan dengan kinerja karyawan garis depan secara langsung. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan kreasi pekerjaan dengan keterikatan kerja karyawan garis depan serta hubungan antara keterikatan kerja garis depan dengan kinerjanya. Terakhir, hasil penelitian ini menunjukkan hubungan tidak langsung antara kreasi pekerjaan yang dilakukan karyawan garis depan dengan kinerjanya, yaitu melalui mediasi dari keterikatan kerja karyawan.

Frontline workers are expected to perform well under difficult work environment during the times of COVID-19 pandemic. Frontline workers, a group of workers who still needs to do their job serving other people needs in public areas, struggles to maintain their job performance during the COVOD-19 pandemic. This study aims to investigate the relationship between job crafting and job performance through the mediating role of work engagement in COVID-19 frontline workers in Indonesia. This study also aims to investigate the relationship between job crafting and work engagement and the direct relationship between job crafting and job performance. Job Crafting is measured using the Job Crafting Scale constructed by Tims et al. (2012), Work Engagement is measured using the short version of UWES (Schaufeli et al., 2002), and Job Performance is measured using the short version of Job Performance Scale originally used by Mastenbroek et al., (2014). Data were collected from 257 Indonesian COVID-19 frontline workers age 20-64. The results show that job crafting directly relates to job performance. This study also shows that job crafting relates to work engagement and frontline workers’ work engagement relates to their job performance. Lastly, the results shows that job crafting indirectly relates to job performance through the mediating effect of work engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Meiliyana
"COVID-19 merupakan jenis penyakit menular baru, yang ditemukan pada Desember 2019 dan menjadi pandemi di tahun 2020. Tenaga kesehatan merupakan garda depan yang berjuang melindungi masyarakat melawan pandemi COVID-19. Tingkat kematian nakes di Indonesia sangat tinggi. Belum ada obat untuk penyakit ini, dan satu-satunya cara adalah dengan mencegah paparan penyakit dengan protokol kesehatan tepat dan konsisten. Teori perilaku yang digunakan pada penelitian ini adalah health belief model. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas, dalam masa pandemi di Indonesia tahun 2020. Metode penelitian: kuantitatif dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder, hasil survei PPPKMI yang bekerja sama dengan PPK FKM UI, di bulan Juni 2020. Variabel independen yang dipilih: faktor modifikasi, persepsi kerawanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, dan isyarat bertindak, dengan variabel dependennya perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas di Indonesia. Hasil: Sampel didapatkan 651 responden yang bekerja di Puskesmas, dengan perempuan 82%, usia terbanyak 20-29 tahun, PNS 54,7% dan wilayah kerja pulau Jawa 62,7%. Proporsi tindakan yang dilakukan yaitu selalu memakai masker saat keluar rumah 93,7%, ditempat kerja 96,2%, selalu mencuci tangan 90%, selalu menjaga jarak 86,7%, dan ketersediaan masker harian≥3 buah 81,6%. Deskripsi mempraktikan perilaku pencegahan sebesar 97,75%. Variabel yang signifikan adalah jenis kelamin, pengetahuan dan persepsi hambatan, dengan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas adalah persepsi hambatan dengan p-value =0,0001 OR.2,080.

Background: COVID-19 is a new contagious disease that was emerging in December 2019 and became a pandemic in 2020. Both morbidity and mortality rates have hit worldwide due to this disease. Health workers as the frontliner had to protect public from the COVID-19 infection. This study used Health belief model framework. Objective: To analyze the prevention behavior of COVID-19 among health workers at health centers, during the pandemic in Indonesia in 2020. Method: This study using cross-sectional approach on secondary data of the Indonesian Society for Health Promotor and Educator (PPPKMI) and Center of Health Researches Public Health Faculty of Universitas Indonesia (PPKFKM UI) in June 2020 survey. Selected independent variables consist of modification factors, perceived threats, perceived barriers, and cues to action. Results: The total sample used was 651 respondents consist of 82% female, 20-29 years old, 54.7% civil servants and 62.7% working area in Java. Proportion of always wearing mask when leaving the house 93,7%, at work 96.2%, always wash hands 90%, always keep a distance 86.7 and the availability of personal masks≥3 pieces is above 91,6%. The average of practicing preventive behavior was 97,75 points. Independent variables that have a significant relationship with COVID-19 prevention behavior are gender, knowledge and perceived barriers. Conclusion: this study found that perceived barriers were the most influencing factor on COVID-19 prevention behavior among health workers at Puskesmas p-value =0,0001 OR.2,080."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Juliandari
"

Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan dengan tingkat penyebaran tinggi yang dapat menular dari orang ke orang. COVID-19 menginfeksi lebih dari 121.000 orang di dunia dan telah dinyatakan sebagai pandemi. Mesipun telah cukup lama dinyatakan sebagai pandemi namun pemahaman terkait COVID-19 di masyarakat masih belum menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, persepsi, dan perilaku masyarakat pada pandemi COVID-19 di Kota Depok tahun 2020. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 226 responden, dengan proporsi responden perempuan 69,9% dan laki-laki 30,1%. Hasil penelitian menunjukan proporsi pengetahuan responden yang baik 89,4%, proporsi persepsi positif 89,4%, dan proporsi perilaku kebersihan diri yang baik 69%. Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (p=0,05, OR=4,797) dan dengan perilaku kebersihan diri (p=0,000, OR= 5,174). Terdapat hubungan usia dewasa dengan perilaku kebersihan diri (p=0,001, OR=3,750) dan jenis kelamin dengan perilaku kebersihan diri (p=0,015, OR=2,194).


Coronavirus Disease (COVID-19) is a respiratory disease with a high spread rate that can be transmitted from person to person. COVID-19 infected more than 121,000 people in the world and has been declared a pandemic. Even though it has long been declared a pandemic, knowledge and perception of COVID-19 in the community is still not comprehensive. This study aims to determine the factors associated with community knowledge, perceptions and personal hygiene behavior in the COVID-19 pandemic in Depok City in 2020. The design of this study is cross-sectional. Among 226 subjects recruited for the study, 69.9% were female and 30.1% were male. The results showed a good proportion of respondents knowledge 89.4%, a proportion of positive respondents perceptions 89.4%, and a proportion of good respondents personal hygiene behavior 69%. Bivariate analysis shows there is a relationship between education and knowledge (p= 0.05, OR =4.797) and with personal hygiene behavior (p =0,000, OR =5.174). Thereis was significant between adult group and personal hygiene behavior (p =0.001, OR = 3.750) and the gender with personal hygiene behavior (p =0.015, OR =2.194).

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Apriedi Syaputra
"Latar belakang: Pengetahuan, sikap, dan praktik mahasiswa yang tepat terkait pengendalian infeksi pada masa pandemi COVID-19 adalah sangat penting untuk mencegah penularan infeksi virus.
Tujuan: Menganalisis pengetahuan, sikap dan praktik mahasiswa klinik kedokteran gigi di Indonesia terkait pengendalian infeksi pada masa pandemi COVID-19 dan hubungannya dengan karakteristik sosio-demografi serta riwayat pengalaman klinik mahasiswa.
Metode: Penelitian cross-sectional berupa kuesioner online kepada mahasiswa klinik kedokteran gigi di Indonesia dengan masa studi ± 1 tahun pada bulan Juli-Oktober 2021. Kuesioner terdiri dari 5 bagian: data sosio-demografi, riwayat pengalaman klinik, pengetahuan, sikap, dan praktik terkait pengendalian infeksi.
Hasil: Jumlah responden adalah 238 mahasiswa. Mayoritas adalah perempuan dengan rerata umur 23,8 tahun (±3,3 tahun).  Pengetahuan dan praktik mahasiswa terkait pengendalian infeksi adalah relatif baik. Sikap mahasiswa adalah positif terkait pengendalian infeksi. Tidak terdapat perbedaan antara karakteristik sosio-demografi mahasiswa dengan rerata skor pengetahuan, sikap, dan praktik. Dengan adanya peningkatan pengetahuan, maka skor sikap meningkat secara signifikan. Sikap yang positif berkorelasi signifikan dengan peningkatan praktik. Peningkatan pada skor  praktik, ditandai dengan adanya peningkatan pada skor pengetahuan.
Kesimpulan: Pendidikan pelatihan berkelanjutan terkait pengendalian infeksi perlu terus dilakukan selama masa studi klinik mahasiswa termasuk informasi dan peran kedokteran gigi selama pandemi.

Background: Proper knowledge, attitudes, and practices of dental students about infection control during the COVID-19 pandemic are important to prevent the transmission of virus.
Aim: Analyze knowledge, attitudes, and practices of clinical dental students in Indonesia about infection control during the COVID-19 pandemic between socio-demographic characteristics and history of student’s clinical experiences.
Method: A cross-sectional study using an online questionnaire delivered to clinical dental students in Indonesia with period of study ± 1 year from July until October 2021. The online questionnaire consisted of 5 sections: socio-demographic characteristic, history of student’s clinical experiences, knowledge, attitudes, and practices about infection control.
Results: Total respondents were 238 students. Majority were females, with an average age of 23.8 years (±3.3 years). Knowledge and practices of students were relatively good. The attitudes of students were positive about infection control. There were no differences in knowledge, attitude, and practice between socio-demographic characteristics. With an improvement in knowledge, the attitude score increased significantly. A positive attitude was significantly correlated with an increase in practice.
Conclusion: Continuous-based infection control lectures and training needs to be held during the period of clinical study including the information and the roles of dentistry during pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Al-Azhar
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang sangat menular dan telah menimbulkan banyak korban jiwa di seluruh dunia. Penularan COVID-19 dapat dicegah dengan melaksanakan praktik pencegahan COVID-19. Beberapa studi di berbagai negara menunjukkan bahwa masih rendahnya praktik pencegahan COVID-19 yang baik pada mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran serta hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 pada mahasiswa S1 reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 415 orang dengan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling dan convenience sampling. Pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 diukur menggunakan kuesioner adaptasi dari survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) terkait COVID-19 secara online menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif, dan praktik pencegahan COVID-19 yang baik. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap (p-value = 0,011), sikap dengan praktik (p-value = <0,001), dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik (p-value = 0,229). Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan suatu program edukasi terkait COVID-19, khususnya mengenai faktor risiko dan pencegahan COVID-19 untuk meningkatkan sikap positif dan penerapan praktik pencegahan COVID-19 yang baik pada mahasiswa Universitas Indonesia.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a highly contagious disease that has caused a lot of victim around the world. The transmission of COVID-19 can be prevented by implementing COVID-19 prevention practices. Several studies in various countries show that good COVID-19 prevention practices in college students are still low. Therefore, this study was conducted to determine the description and relationship between knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention in undergraduate students of Regular Program Universitas Indonesia using a cross sectional study design. The number of samples in this research were 415 people with sampling techniques consist of purposive sampling and convenience sampling. Knowledge, attitudes, and prevention practices for COVID-19 were measured using an adaptation questionnaire from the Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) survey related to COVID-19. Data collection is carried out online using Google Forms. The results showed that students had good knowledge, positive attitudes, and good COVID-19 prevention practices. The results of the chi square test showed that there was a relationship between knowledge and attitude (p-value = 0.011), attitude and practice (p-value = <0.001), and there was no relationship between knowledge and practice (p-value = 0.229). Based on the results of the study, an educational program related to COVID-19 is needed, especially regarding risk factors and prevention of COVID-19 to increase positive attitudes and apply good COVID-19 prevention practices to University of Indonesia students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>