Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) Terhadap Penerimaan Keluarga dengan Anak Tunagrahita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sampel  56 diambil dengan teknik purposive sampling pada keluarga dengan anak retardasi mental yang mengalami masalah psikososial dalam merawat anaknya. Analisis data dengan Independent t-test dan Paired t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita meningkat secara bermakna setelah mendapat TPK. TPK direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam meningkatkan penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita.

The aim of this study was to determine the influence of ACT on family’s acceptance to the mental retardation child. This was a quasi-experimental research, using pre-post test with control group. A number of 56 samples were recruited using purposive sampling technique in family having mental retardation child that experiences psychosocial problem in caring the child. Samples are divided into 2 groups of control and intervention group. Data were analyzed using Independent t-test and Paired t-test. The results showed that the acceptance in family with mental retardation child  who get ACT was significantly increased. ACT is recommended as primary therapy in nursing care to increase level of acceptance in family with mental retardation child."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) Terhadap Penerimaan Keluarga dengan Anak Tunagrahita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 56 diambil dengan teknik purposive sampling pada keluarga dengan anak retardasi mental yang mengalami masalah psikososial dalam merawat anaknya. Analisis data dengan Independent t-test dan Paired ttest.
Hasil penelitian menemukan bahwa penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita meningkat secara bermakna setelah mendapat TPK. TPK direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam meningkatkan penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita.

The aim of this study was to determine the influence of ACT on family?s acceptance to the mental retardation child. This was a quasi-experimental research, using pre-post test with control group. A number of 56 samples were recruited using purposive sampling technique in family having mental retardation child that experiences psychosocial problem in caring the child. Samples are divided into 2 groups of control and intervention group. Data were analyzed using Independent t-test and Paired t-test.
The results showed that the acceptance in family with mental retardation child who get ACT was significantly increased. ACT is recommended as primary therapy in nursing care to increase level of acceptance in family with mental retardation child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Sutini
"ABSTRAK
Keluarga dengan anak retardasi mental di Kabupaten Sumedang sekitar 10.898 orang
dari 1.089.889 penduduk di Kabupaten Sumedang, dan yang tercatat di SLB-C
sekabupaten sumedang hanya 218 orang. Tujuan penelitian ini adalah Memperoleh
gambaran tentang pengaruh pelaksanaan terapi Self-Help Groups terhadap koping
keluarga dengan anak Retardasi mental di SLB-C Kabupaten Sumedang tahun 2009
sehingga dapat mengurangi faktor resiko terjadinya gangguan. Metode penelitian
adalah adalah ”Quasi experimental pre-post test with control group” dengan
intervensi self help group. Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling
dengan sampel sebanyak 22 keluarga . Alat pengumpulan data menggunakan
kuesioner karakteristik keluarga dan kuesioner koping keluarga. Self help group
dilakukan pada dua kelompok; kelompok I diberikan self help group dengan enam
kali pertemuan (empat kali bimbingan dan dua kali mandiri), kelompok II
tidak diberikan self help group. Analisa data menggunakan univariat dengan
menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan sentral
tendensi. Analisa Bivariat menggunakan Independent sample t-test, Chi-Square dan
Dependent sample t-test. Multivariat menggunakan pearson product moment dan
Rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan koping
setelah self-help group pada keluarga dengan anak retardasi mental secara bermakna
dan terjadi perubahan dari koping maladaptif menjadi adaptif (p value = 0,000). Pada
kelompok yang hanya diberikan terapi generalis terjadi juga peningkatan kemampuan
koping keluarga dengan anak retardasi mental tetapi peningkatan tersebut masih
berada di koping maladaptif. Direkomendasikan untuk membentuk kelompok selfhelp
group lainnya di lingkungan SLB-C.

ABSTRACT
Family and children with mental retardation at Sumedang district are almost 10.898
people of 1.089.889 population at Sumedang district, and they are only 218 people
which recorded at SLB-C of Sumedang district. This study purpose to find describing
the effect of implementing Self Help Groups therapy toward coping family and
children with mental retardation at SLB-C of Sumedang District in 2009 so it can
decrease risk factors of disturbance occur. This study used design of quasi
experimental pre-post test with control group by self help group intervention. This
study used a purposive sampling on getting samples by 22 families as samples. The
equipment on collecting data using questionares of family characteristic and family
coping. Self help group has been done for two groups where the first group was given
self help group for six times of meeting (four times for guiding and two times for
standing alone), while the second group was given self help group. Analized data
used univariate by analizing as descriptive by calculating frequency distribution and
central tendency. Bivariate analysis used Independent sample t-test, Chi-Square and
Dependent sample t-test. Multivariate analysis used pearson product moment and
rank spearman. Study result indicated improvement the abilities of coping family and
children with mental retardation as means (p value = 0,000). It was recommended to
build and implementing self help group for family who had children with mental
retardation.
Family and children with mental retardation at Sumedang district are almost 10.898 people of 1.089.889 population at Sumedang district, and they are only 218 people which recorded at SLB-C of Sumedang district. This study purpose to find describing the effect of implementing Self Help Groups therapy toward coping family and children with mental retardation at SLB-C of Sumedang District in 2009 so it can decrease risk factors of disturbance occur. This study used design of quasi experimental pre-post test with control group by self help group intervention. This study used a purposive sampling on getting samples by 22 families as samples. The equipment on collecting data using questionares of family characteristic and family coping. Self help group has been done for two groups where the first group was given self help group for six times of meeting (four times for guiding and two times for standing alone), while the second group was given self help group. Analized data used univariate by analizing as descriptive by calculating frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used Independent sample t-test, Chi-Square and Dependent sample t-test. Multivariate analysis used pearson product moment and rank spearman. Study result indicated improvement the abilities of coping family and children with mental retardation as means (p value = 0,000). It was recommended to build and implementing self help group for family who had children with mental retardation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Encik Putri Ema Komala
"Skizofrenia adalah penyakit gangguan jiwa berat yang banyak dirawat di Rumah Sakit. Insight buruk dan perilaku kekerasan adalah tanda dan gejala dominan yang ditemukan pada klien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen, psiko edukasi keluarga terhadap insight, tanda dan gejala serta kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Metode penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment pre post test without control group. Responden adalah klien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan berjumlah 66 orang. Program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen dan psiko edukasi keluarga efektif menaikan secara bermakna insight klien, menurunkan secara bermakna tanda dan gejala perilaku kekerasan serta meningkatkan secara bermakna kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan (p-value <0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen, psiko edukasi keluarga dijadikan tindakan keperawatan terpadu untuk meningkatkan insight klien, menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta meningkatkan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan.

Schizophrenia is a severe mental illness that many hospitalized. Insight bad and violent behavior is predominant signs and symptoms found in schizophrenia clients. This study aims to determine the effectiveness of patient education programs, acceptance commitment therapy, family psycho education on patient?s insight, signs and symptoms as well as the client's ability to control aggresive behavior. research methods is quantitative with design quasi experimental pre-post test with control group. Respondents are schizophrenic client who experienced aggresive behavior amounted to 66 people. Patient education programs, acceptance commitments therapy and family psycho education effectively increase significantly clients ?insight, significantly reduce the signs and symptoms of aggresive behavior as well as significantly improve the client's ability to control aggresive behavior (p-value <0.05). This study recommends that patient education programs, acceptance commitment therapy, family psycho education nursing used to improve client?s insight, reduce the signs and symptoms of aggressive behavior and to improve the client's ability to control aggresive behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nawawi N.
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif terhadap kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita di SLB-C Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre post tes dengan grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan anak tunagrahita, 60 keluarga anak tunagrahita, terdiri atas 30 keluarga kelompok intervensi dan 30 keluarga kelompok kontrol. Kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita yang mendapatkan terapi kelompok suportif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi kelompok suportif. Kemampuan keluarga setelah di kontrol dengan faktor confounding didapatkan peningkatan mean namun tidak signifikan. Artinya peningkatan kemampuan keluarga disebabkan karena intervensi yang dilakukan bukan dari faktor confounding. Disarankan terapi kelompok suportif digunakan sebagai terapi kelompok dalam meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anak tunagrahita.

Thepurpode of their research use to identify the effects of group supportive therapy to wording the family ability to take the family in caring for children Tunagrahita in SLB-C Cianjur Regency. This research utilized quasi experimental design using pre and post test with control group.The respondents consist of family in caring for children tunagrahita,sixty families were divided inti 2 groups; 30 families as experimental group and 30 families as control group. The research result demonstrated that the the families who recewed supportive group therapy showed that higer ability as composed to families without supportive group therapy.The family ability after being controlled by counfounding factors showed the improvement of mean but not significant. This weart that the family ability was only effected by the intervention not by the counfounding factors. It was recommended the supportive group therapy would be utilited of group therapy in inproving family ability to case for the family with caring for children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30346
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kellyana Irawati
"Sikap negatif dan penolakan keluarga terhadap anggota keluarga dengan gangguan jiwa meningkatkan kejadian kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi suportif terhadap sikap dan penolakan keluarga dengan anggota keluarga gangguan jiwa skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment pre post with control group dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 keluarga yang mendapat terapi suportif dan 45 keluarga yang tidak mendapat terapi suportif. Penelitian menggunakan instrument family attitude scale dan acceptance and rejection scale. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelomppok yang mendapat terapi suportif terdapat perubahan bermakna pada sikap negatif dan penolakan setelah diberikan terapi kelompok suportif (p-value<α=0,05). Pada kelompok yang mendapat terapi suportif sikap negatif dan penolakan menurun lebih besar secara bermakna dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi suportif (p-value<α=0,05). Saran dari penelitian ini adalah mengaplikasikan terapi kelompok suportif diranah komunitas dan keluarga.

Family negative attitudes and family rejection against family members with mental illness increased the incidence of recurrence in patients with mental disorder. The study aimed to determine the effect of supportive therapy on family attitudes and family rejection of family members with mental disorder schizophrenia. This study used a pre-post design quasi experiment with control group with sampling using cluster sampling The numbers of sample in this study were 51 family with mental illness family member for the intervention group and 45 family with mental illness family member to the control group. This research used the instrument family attitude scale and family rejection scale. The result of this study showed that the group who received supportive therapy has significantly changes in the negative attitude and family rejection after supportive group therapy (p-value <α=0,05). The group who received supportive therapy had a greater significantly decreased of a family attitude and family rejection compared with those who were not received supportive therapy (p-value <α= 0.05). The suggestion of this research is to apply supportive group therapy and family communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fionna Callista
"Rasa bersalah dalam kedukaan merupakan salah satu respon emosional ketika individu merasa telah gagal memenuhi standar dan harapannya dalam hubungannya dengan almarhum dan/atau kematian. Rasa bersalah yang dirasakan secara intens dan berkepanjangan ini beresiko menghambat keberfungsian dan kesejahteraan individu dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kemungkinan individu mengalami masalah kesehatan mental, hingga resiko untuk bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT), berjumlah empat sesi, untuk menurunkan rasa bersalah yang dialami individu. Partisipan penelitian berjumlah tiga, yang memenuhi kriteria, yaitu berusia 18-30 tahun, mengalami kehilangan (meninggal dunia) orang terdekat, mengalami rasa bersalah selama masa kedukaan yang dijalani, dan belum pernah mendapatkan penanganan psikologis terkait kedukaan sebelumnya. Desain penelitian adalah one group before-after (pretest-posttest) untuk mengevaluasi pengaruh intervensi dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi. Data kuantitatif didapatkan menggunakan alat ukur Bereavement Guilt Scale (BGS), Acceptance and Action Questionnaire-II (AAQ-2), Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ), dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ), sedangkan data kualitatif didapatkan lewat hasil wawancara dan observasi selama intervensi. Hasil kuantitatif menunjukkan adanya penurunan skor rasa bersalah dan meningkatnya fleksibilitas psikologis partisipan. Secara kualitatif, intervensi terbukti dapat membantu partisipan dalam proses pemaafan dirinya terhadap perilaku yang dilakukan selama almarhum masih hidup, mengurangi kecenderungannya untuk menyalahkan diri, keluar dari pemikiran bahwa ia merupakan penanggung jawab atas kematian almarhum, dan menerima bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan usaha terbaik yang telah diusahakannya saat almarhum masih hidup. Dapat disimpulkan bahwa ACT dengan total 4 sesi terbukti mengatasi rasa bersalah pada partisipan penelitian.

Guilt in grieving is an emotional response when individuals feel they have failed to meet their standards and expectations concerning the deceased and/or death. Intense and prolonged feeling of guilt has the risk of hampering the functioning and well-being of individuals in everyday life, increasing the likelihood of individuals experiencing mental health problems, to the risk of suicide. The study aims to evaluate the effectiveness of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) intervention, totaling four sessions, to reduce feelings of guilt experienced by individuals. Three participants were aged 18-30 years, experienced the loss (passed away) of a loved one, has experienced guilt during their grieving period, and had never received any psychological treatment. The research design was a one group before-after (pretest-posttest) design to evaluate the effect of the intervention by comparing the results of measurements before and after the intervention. Quantitative data obtained using the Bereavement Guilt Scale (BGS), Acceptance and Action Questionnaire-II (AAQ-2), Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ), and Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ), while qualitative data obtained through interviews and observations during the intervention. Quantitative results show a decrease in the score of guilt and an increase in the psychological flexibility of the participants. Qualitatively, the intervention was proven to be able to help participants in the process of forgiving themselves for the behavior they committed during the life of the deceased, reducing the tendency to blame themselves, getting out of thinking that they are responsible for the death, and accepting that the decisions made were the best they could take. It is shown that ACT of 4 sessions is proven to overcome guilt in research participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasmira
"

Ulkus diabetik merupakan komplikasi diabetes melitus berupa neuropati dan  iskemik.Klien ulkus diabetik mengalami luka di  kaki yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama sehingga rentan mengalami ansietas dan gangguan citra tubuh. Ansietas merupakan rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastiandan ketidaknyamanan sedangkan gangguan citra tubuh merupakan persepsi yang tidak jelas terhadap bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi penerimaan komitmen(TPK) dan psikoedukasi keluarga terhadap ansietas dan citra tubuh klien ulkus diabetik. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan Quasy Experimental Pre-Post with Control Group. Responden sejumlah 20 orangdengan total samplingwithpurposive sampling. Peneliti menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisiansietas, citra tubuh, kondisi ulkus mengalami penurunan. Kemampuan menerima dan berkomitmenserta kemampuan keluarga merawat menjadi meningkat secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi penerimaan komitmen (TPK) dan psikoedukasi keluarga terhadap ansietas dan citra tubuh klien ulkus diabetik. Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam mengatasi penyakit  komplikasi fisik dengan gangguan psikososial.

 

 

 

Kata kunci : Ulkus Diabetik, Ansietas, Citra Tubuh, Tindakan Keperawatan Ners, Terapi Penerimaan Komitmen(TPK) dan Psikoedukasi keluarga

 


Diabetic ulcers are complications of diabetes mellitus in the form of neuropathy and ischemia. Diabetic ulcer clients experience wounds on the legs which healing takes a long time so they are prone to experiencing anxiety and body image disorders. Anxiety is an unclear fear accompanied by a feeling of uncertainty and discomfort while body image disturbance is an unclear perception of the shape, structure and function of the body. anxiety and body image of diabetic ulcer client. The research method used a quantitative design with a Quasy Experimental Pre-Post with Control Group approach. There were 20 respondents with total sampling with purposive sampling. Researchers used a questionnaire. The results showed that the condition of anxiety, body image, and ulcer conditions decreased. The ability to accept and commit and the ability of the family to care for them is significantly improved. The conclusion of this study is that there is an effect of nursingaction,acceptance commitment therapy (ACT) and family psychoeducation on anxiety and body image of diabetic ulcer clients. It is hoped that this research can be applied in dealing with physical complications and psychosocial disorders.
 
 
 

Keywords :Diabetic Ulcers, Anxiety, Body Image, Effects of Acceptances and Commitment Therapy( ACT) and family psychoeducation

 

 

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Shinta Yuliana
"Promosi kesehatan jiwa merupakan bagian penting yang perlu untuk diberikan kepada anak usia sekolah dalam membantu proses tumbuh kembangnya ketika menghadapi stresor. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan guru terhadap peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah. Desain penelitian riset operasional melibatkan 47 anak sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan monitoring evaluasi orang tua dan kader lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (p value < 0.05). TKT anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader, dan monitoring evaluasi orang tua dan kader direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.

Mental health promotion is an important part that needs to be given to school-age children in helping the process of growth and development when facing stressors. This study aims to determine the effect of school children's therapeutic group therapy (TKT), family psychoeducation, mentoring of cadres and teachers on improving the tasks and developmental aspects of school-age children. The operational research research design involved 47 school children. The results showed that there was a significant increase in the tasks and developmental aspects of school-age children after therapeutic group therapy for school-age children, family psychoeducation, cadre assistance and evaluation monitoring of parents and cadres were significantly higher than in other groups (p value < 0.05). TKT for school children, family psychoeducation, cadre assistance, and monitoring evaluation of parents and cadres are recommended for school-age children to improve the tasks and developmental aspects of school-age children to improve mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>