Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Andromeda
"Berdasarkan konsep WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood Departemen Kesehatan menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan diharapkan dapat menjadi agen perubah perilaku hidup sehat dengan menjaga higienitas diri melalui praktek higienitas tangan. Membudayakan keselamatan pasien dengan melakukan praktek higienitas tangan yang baik dan benar diharapkan dapat menurunkan angka infeksi nosokomial. Di Indonesia angka kematian ibu masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan.
Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif
menggunakan uji t test dan chi square serta regresi logistik berganda dengan
analisis bootstrapping. Sampel adalah bidan di ruang bersalin RSB Asih Panglima
Polim Jakarta dengan cara pengambilan data melalui observasi serta pengisian
kuesioner. Cuci tangan responden yang sesuai standar “5 Kesempatan Higienitas
Tangan” lebih banyak yang angka kepatuhannya (61.1%) masih di bawah ratarata,
sedangkan pada standar “11 Langkah Cuci Tangan” didapatkan lebih banyak
(55.6%) yang angka kepatuhannya di atas rata-rata. Faktor predisposisi yang
secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka kepatuhan cuci
tangan bidan adalah usia, masa kerja, pengetahuan, dan sensitifitas kulit, faktor
pemungkin yang secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka
kepatuhan cuci tangan bidan adalah pelatihan. Hasil uji multivariat menyatakan
sarana prasarana dan kepatuhan terhadap standar “5 Kesempatan Higienitas
Tangan” adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan terhadap
standar “11 Langkah Cuci Tangan”. Dibutuhkan perhatian lebih dari pihak
manajemen dan dukungan pimpinan RS terhadap higienitas tangan agar dapat
meningkatkan angka kepatuhan cuci tangan para petugas kesehatan di RSB Asih.

Based on the concept of the WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood
Department of Health implements a basic obstetric care through safe and clean
delivery assistance. Hospital as a health care organization is expected to be the
agents of change of health behavior by maintaining hygiene of self through hand
hygiene practices. Cultivating patient safety by implementing a correct hand
hygiene practice is expected to reduce the number of healthcare associated
infection. In Indonesia mother death rates remains a major problem in the health
sector. Mother death rates refers to the number of maternal deaths in pregnancy,
childbirth and the postpartum period. The study was conducted by quantitative
methods using T-test, chi square test and multiple logistic regression with
bootstrapping analyses. The sample was a midwife in the delivery room RSB
Asih Panglima Polim Jakarta by collecting data through observation and
questionnaires. Hand-wash respondents according to the standard "5 Hand
Hygiene Opportunities" more of the compliance rate (61.1%) is still below
average, while the standard "11 Steps of Hand Wash" earned more (55.6%) are
above the compliance rate average. Predisposing factors that are statistically
proven significantly associated with hand washing compliance rate of midwives
are age, years of service, knowledge, and sensitivity of the skin, enabling factors
that are statistically proven significantly associated with hand washing compliance
rate of midwives is training. The results of the multivariate test state that the
infrastructure and adherence to standards "5 Hand Hygiene Opportunities" is the
most dominant factor affecting adherence to the standard "11 Steps Hand
Wash". It takes more attention from management and leadership support of the
hospital to hand hygiene in order to increase the compliance rate of hand washing
among health workers in RSB Asih
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crisnah Indah
"Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegah
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Masih rendahnya praktik cuci tangan di
kalangan petugas kesehatan menyebabkan angka infeksi di rumah sakit masih
cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi elemen yang menjadi
penyebab masih rendahnya praktik cuci tangan enam langkah melalui pendekatan
elemen strategi implementasi multimodal WHO di RS Islam Siti Khadijah.
Digunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dilanjutkan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan praktik cuci tangan enam
langkah baik (61,9% ) dan ketersediaan air dan sabun merupakan faktor yang
paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktik cuci tangan enam
langkah

Hand washing practice is key factor to decrease and prevent of health-care
assosiated infections. Poor of hand washing practice among healthcare workers
causing hospital infection rates are still high. This study aimed to identify the
elements that cause the low six-step of hand washing practice through the element
of WHO multimodal strategy implementation approach in Siti Khadijah Islamic
Hospital, Palembang in 2016. The design was cross-sectional, used quantitative
approach, continued by qualitative approach. The results showed that the six-step
of hand-washing practice was good (61.9%) and availability of water and soap to
be the most dominant factor contributed to the implementation of six steps of
hand washing practice
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisa Yusuf Reksoprodjo
"Salah satu bentuk pola hidup bersih adalah mencuci tangan. Cuci tangan dapat mendatangkan banyak manfaat, antara lain mencegah infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung, mencegah infeksi nosokomial serta menurunkan jumlah flora transien. Saat ini, banyak pihak, yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, tidak perhatian terhadap kebiasaan mencuci tangan. Hal ini dijumpai tidak hanya dari kalangan rumah sakit dan paramedis, bahkan sampai mahasiswa kedokteran. Penelitian menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui asosiasi antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan, sikap, serta perilaku cuci tangan serta faktor-faktor yang berhubungan pada populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Angkatan 2007. Pemilihan populasi ini diharapkan dapat mewakili masyarakat Indonesia yang terpelajar sebagai gambaran umum kebiasaaan mencuci tangan. Penelitian cuci tangan ini mengambil data perilaku melalui hasil observasi dan data pengetahuan serta data sikap dari pengisian kuisioner oleh responden. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan metode convenient sampling serta informed consent, didapati 96 responden dengan profil sosiodemografi 49% responden berusia 19 tahun, 61.5% responden adalah perempuan, 95.8% responden tidak memiliki riwayat alergi, dan 56.3% responden mendapatkan informasi cuci tangan yang baik dan benar dari satu sumber informasi saja. Pada penelitian ini jumlah sumber informasi, jenis kelamin, dan riwayat alergi tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pengetahuan, sikap serta perilaku cuci tangan mahasiswa FKUI angkatan 2007. Pengecualian dari hasil tersebut adalah hubungan jenis kelamin terhadap perilaku dan pengetahuan terhadap sikap yang mempunyai hubungan bermakna. Responden perempuan punya peluang perilaku cuci tangan lebih baik sebesar 3,3 kali lipat dibanding laki-laki (95% CI:1.4 – 7.9). Sedangkan, responden yang berpengetahuan baik memilki peluang sikap cuci tangan lebih baik sebesar 3.5x dibanding yang berpengetahuan buruk (95% CI: 1.1 – 11.0)

Handwashing is the implementation of healthy lifestyle nowadays. There are many benefit from it, such as prevent the nosocomial infection, direct-contact transmission diseases, and reducing the amount of transient flora. Nowadays, handwashing matter has still been ignored, not only from hospital society and paramedic, but also from the medical student. This study is aimed obtaining the association of source information with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing and investigating its influencing factors. This study was conducted at Faculty Medicine University of Indonesia (FMUI) involved students from year 2007 as a study subjects. With convenient sampling and based on eligibility of the inclusion criteria, 96 study subjects were recruited and they voluntarily signed the informed consent paper. The data of behaviour handwashing was taken with observation checklist. Self-completed questionnaire was used to collect data of knowledge about and attitude toward handwashing. Based on the socio-demography variables, 49% were 19 years old, 61,5% were women, and 95,8% didn’t have any alergic history, 56,3% got about the good handwashing from one source. The study shows that gender, alergic history, and good handwashing information sources haven’t significant association, statistically, with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing. Nonetheless, female student is 3.34 times better than male student to have a good behaviour in handwashing (95% CI:1.4 – 7.9). Knowledgeable student tend to have better attitude toward handwashing 3.55 times than poor knowledge student (95% CI: 1.1 – 11.0). To conclude, variable that have a significant association with behaviour of handwashing is gender. Plus, the knowledge about handwashing is vital in improving attitude toward handwashing to a better degree."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Fitria
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan intensif RSUD Budhi asih tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh analisis gambaran perilaku cuci tangan perawat pelaksana. Apabila perilaku cuci tangan pada perawat sudah dilakukan secara optimal, hal ini dapat meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh analisis perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit Perawatan Intensif. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen, serta referensi literature-literatur yang terkait dengan topik penelitian ini. Masalah yang di temukan di unit perawatan Intensif dari waktu ke waktu adalah perilaku cuci tangan perawat yang mencuci tangan belum sepenuhnya mengikuti prosedur yang ada.
Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan Intensif masih belum optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait diantaranya adalah dari factor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan fasilitas), faktor penguat (Pendidikan dan pelatihan, SOP, Komunikasi). Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa perilaku cuci tangan perawat tergolong tidak baik maka di perlukan adanya peningkatan pengetahuan perawat melalui pendidikan dan pelatihan terkait cuci tangan, adanya SOP yang di sempurnakan dan sosialisasi terkait pentingnya cuci tangan serta dengan adanya pengawasan dari pihak internal rumah sakit sehingga diharapkan timbul kesadaran dan motivasi untuk melakukan cuci tangan yang benar sesuai prosedur.

This paper discusses the behavior of nursing hand -washing executor in the intensive care unit hospitals Budhi compassion in 2011. The purpose of this study was to obtain a picture analysis of hand-washing behavior of nurse executives. When hand-washing behavior in the nurse had done optimally, this can minimize the occurrence of nosocomial infections. This study used a qualitative approach to obtain the analysis of hand-washing behavior of nurse executive at the Intensive Care Unit. Data obtained on the basis of in-depth interviews, observation, document review, as well as literatureliterature references related to this research topic. The problems found in intensive care units from time to time hand washing is the behavior of nurses washed their hands have not fully follow the procedures. Based on the results obtained that the hand washing behavior of nurse executive in the Intensive care unit is still not optimal due to several interrelated factors which include the predisposing factors (knowledge, attitudes), enabling factors (availability of facilities), reinforcing factors (education and training, SOP, Communications).
From the results of this study was obtained that the behavior of nurses wash their hands properly then classified as not in need of increased knowledge and training of nurses through education related to hand washing, the SOP in the perfected and socialization-related importance of washing hands and with the supervision of the hospital so that the internal party expected to arise awareness and motivation to perform the correct hand washing procedure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edison Sahputra
"ABSTRAK
Nama : Edison SahputaProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Penerapan Praktik Cuci Tangan Perawat diRuang Rawat Inap RSUD Kemayoran Jakarta SebagaiSalah Satu Syarat Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2017Akreditasi rumah sakit adalah untuk keselamatan pasien dengan menilai praktikcuci tangan pada kelompok kerja Pencegahan Pegendalian Infeksi PPI versiKARS 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat praktik cuci tangan yangdilakukan perawat di ruang rawat inap RSUD Kemayoran sehari-hari yangmerupakan salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Metode yang dilakukan adalahpenelitian kuantitatif-kualitatif mixed method . Desain penelitian kuantitatifsecara cross sectional dan data kualitatif diperoleh dengan pengamatan langsungdan wawancara mendalam. Hasil praktik cuci tangan perawat sebesar 58,3 .Variabel usia, ruang kerja, pengingat di tempat kerja, media belajar, ketersediaansarung tangan, telusur kars dan sikap ada hubungan Praktik cuci tangan, p Value

ABSTRACT
Name Edison SahputaStudy Program Hospital Administration StudyTitle Analysis of Implementation of Nurse Hand WashingPractices at Inpatient Room of RSUD KemayoranJakarta As One of the Accreditation Terms of Hospitalin 2017Hospital accreditation is for patient safety by assessing handwashing practices inworking group of Infection Prevention and Control IPC version 2012. Thepurpose of this research is to see the practice of handwashing done by nurses inKemayoran Hospital ward everyday which is one of the requirements of hospitalaccreditation. The method used is quantitative qualitative research mixedmethod . Quantitative research design is cross sectional and qualitative data isobtained by direct observation and in depth interview. The result of nurse handwashing practice was 58,3 . Age variables, workspace, workplace reminders,learning media, availability of gloves, search kars and relationship attitudesHandwashing Practice, p Value "
2017
T48524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Afrina Ferawati
"Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI adalah pertolongan persalinan berkualitas sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih, antara lain penggunaan partograf sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap penggunaan partograf pada pertolongan persalinan di Kabupaten Samosir tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Besar sampel menggunakan uji beda rata-rata dua proporsi dengan teknik sistematic random sampling. Jumlah sampel 96 orang sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi langsung menggunakan daftar tilik. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan yang patuh menggunakan partograf masih rendah yaitu 57,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% antara lain: pengetahuan ( p-value 0,001), sikap (p-value 0,001), motivasi (p-value 0,003), keterampilan (p-value 0.001), pelatihan APN (p-value 0,025), alasan menggunakan (p-value 0,001). Melalui analisis multivariat diketahui faktor paling dominan adalah pengetahuan (p- value 0,000) OR 20.04. Disarankan kepada Dinas Kesehatan, puskemas dan organisasi IBI agar melakukan upaya peningkatan pengetahuan bidan melalui pelatihan, sosialisasi dan supervisi secara berkala.

One of the key interventions and the most effective way to reduce MMR is qualified according to standard delivery assistance by trained health personnel, among others, the use of partograph as a tool to monitor the progress of labor (Bappenas 2010). This study aims to determine the factors associated with adherence midwife to the use of partograph in attendance at the birth in Samosir regency in 2013. This study uses a quantitative observational approach with the cross-sectional design. Of the samples using different test average of two proportions with sistematic random sampling technique. Number of samples 96 people fit the inclusion criteria. Collecting data through questionnaires and direct observation using a checklist. Data analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes. The results showed that the proportion of midwives who dutifully using partograph is still low at 57.3%. Factors significantly associated with 95% CI are: knowledge (p-value 0.001), attitude (p-value 0.001), motivation (p-value 0.003), skills (p-value 0.001), APN training (p- value 0.025), the reason for using (p-value 0.001). Through multivariate analysis known to most dominant factor is the knowledge (p-value 0.001) OR 20.04. Recommended to the Department of Health, Public Health Centers and organizations IBI that make efforts to increase knowledge for midwife through training, socialization and supervision perodically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Tenriola Fitri Kessi
"Saat ini RS dituntut untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya yang masih yang masih dalam batas kemampuan masyarakat. Untuk mencapai hal ini maka penetapan tarif pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan pada antara lain biaya satuan pada masing-masing unit pelayanan. Dalam hal ini yang menjadi kendala ialah belum adanya informasi yang akurat mengenai besarnya biaya pelayanan diruang perawatan VIP(Gladiol) RSUD Budhi Asih.
Penelitian dilaksanakan di RSIJD Budhi Asih selama tahun anggaran 1999/2000 pada ruang perawatan VIP (Gladiol) dan beberapa unit lain yang terkait dengan ruang perawatan VIP (Gladiol), dengan ruang lingkup penelitian analisis biaya satuan dikaitkan dengan cost recovery rate dan ATP untuk mendapatkan tarif yang sesuai.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari besarnya biaya yang digunakan pada ruang perawatan VIP(Gladiol) serta melakukan simulasi tarif dengan mempertimbangkan biaya satuan, cost recovery, dan ATP. Metode analisa biaya yang dipakai adalah "double distribution" di mana tahap pertama dilakukan perhitungan besar biaya path unit penunjang dan mengalokasikannya diantara sesama unit penunjang dan langsung ke unit produksi. Tahap kedua biaya yang diterima unit penunjang hasil alokasi tahap pertama dialokasikan kepada unit produksi.
Hasilnya adalah sejumlah biaya pada unit produksi yang merupakan gabungan biaya dari unit penunjang dan produksi. Dari perhitungan biaya diperoleh biaya satuan aktual yang lebih besar dari tarif dan biaya satuan normatif yang lebih kecil dari tarif yang berlaku saat ini.Dimana tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp140.000 dan UC aktual sebesar Rp.171.503,33 dan UC normatif sebesar Rp. 133.935,80,Kemudian CRnya mempunyai nilai negatif sebesar Rp. 48.767.149,3 sedangkan CRR nya sebesar 81,63%.

At present hospitals are expected to provide the good quality public health services with the cost affordable by the public community. In order to achieve this, the determination of the tariff of the public health services shall be based on the unit cost at each service unit. On this regard, the obstacle encountered is the lack of the accurate information regarding the amount of the cost required for the VIP Care Room (Gladiol) RSUD Budhi Asih. Further, if this is related to the existing tariff, it has to be compared with the unit cost which is obtained.
The research is carried out at RSUD Budhi Asih during the budget year of 1999/2000 at the VIP Care Room (Gladiol) and other related units with the said VIP Care Room, with the scope of the research is the analysis of the unit cost related to the cost recovery rate and ATP in order to obtain the proper tariff.
The research is a descriptive one which is aimed at describing and studying the amount of the cost used by the VIP Care Room (Gladiol) as well as carrying out a tariff simulation with a consideration of the unit cost, cost recovery and ATP. The method of the cost analysis used is the double distribution where the first phase is to calculate the amount of the cost at the supporting units and allocate among the supporting units and directly to the production unit.In the second phase, the cost received by the supporting unit to be reallocated to the production unit. The result is a range of cost at the production unit which is a combination of costs at the supporting units and production units.
On the basis of the cost calculation, it is obtained the actual unit cost which is higher and normative unit cost which is lower than the existing tariff. The existing tariff is RpI40.000 and the actual UC is Rp171.503,33 and the normative UC is Rp. 133.935,80.The CR has a negative value in the amount of Rp48.767.149,3 while CRR is 81,63%.Based on the tariff simulation, the number of public community who are able to pay the existing tariff in the amount or Rp140.000 is only 37% and who are not able to pay is 63%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Setya Nugroho
"ABSTRAK
Nama : Mahardhika Setya NugrohoProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Praktik Cuci Tangan Perawat Ciputra HospitalCitraGarden Jakarta Tahun 2017Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegahHealthCare Associated Infections HCAI . Rendahnya praktik cuci tangan padaperawat menyebabkan HCAI di Ciputra Hospital CitraGarden Jakarta masih cukuptinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel yang berpengaruh dalampraktik cuci tangan sesuai standar WHO di rumah sakit tersebut, menggunakan desainpotong lintang yang dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan praktik cuci tangan sesuai standar WHO baik 88,6 dan pengetahuanmerupakan variabel yang paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktikcuci tangan sesuai standar WHO. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuandengan cara memberikan pelatihan yang spesifik terkait praktik cuci tangan.Kata Kunci : Praktik Cuci Tangan Perawat, HealthCare AssociatedInfections HCAI

ABSTRACT
Name Mahardhika Setya NugrohoStudy Program Hospital Administration ProgramTitle Analysis of Hand Washing Practice Among Nurses at CiputraCitraGarden Hospital Jakarta in 2017.Hand washing practice is one of the key factors to decrease and prevent HealthCareAssociated Infections HCAI . Poor hand washing practice among nurses causingHCAI rates are still high. This study aimed to identify the variables that are correlatedwith WHO rsquo s hand washing practice at Ciputra CitraGarden Hospital Jakarta in 2017.The design of the study was cross sectional, using quantitative approach, thenfollowed by qualitative approach. The result showed that WHO rsquo s hand washingpractice was good 88,6 and ldquo Knowledge rdquo is the most dominant factor contributedto the implementation of WHO rsquo s hand washing practice. It is suggested to gain more ldquo Knowledge rdquo on how to give trainings, especially with regards to hand washingpractice.Keywords Hand washing practice among nurse, HealthCare Associated Infections HCAI ."
2017
T48644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Habibah Sari Melati
"Kebersihan tangan adalah salah satu hal yang penting dalam pengendalian infeksi di rumah sakit. Perawat sebagai lini terdepan layanan kesehatan, memiliki beban kerja yang fluktuatif, juga dituntut memiliki kepatuhan cuci tangan. Rumah Sakit. telah terakreditasi JCI Joint Commission International, dimana keselamatan pasien merupakan fokus utamanya, dan cuci tangan memiliki peranan yang sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor beban kerja dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit S. Desain penelitiannya adalah potong lintang, dengan 55 sampel pada perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat, Unit Perawatan Intensif dan Unit Hemodialisis. Data diambil dengan cara observasi dan kuisioner, yaitu menggunakan lembar observasi kepatuhan cuci tangan; lembar observasi perilaku. langkah cuci tangan; lembar observasi beban kerja; kuisioner karakteristik demografi; kuisioner pengetahuan; dan kuisioner persepsi. Data dianalisis dengan uji pearson untuk melihat hubungan kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dan uji. tidak berpasangan untuk melihat hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan variabel perilaku, pengetahuan, persepsi, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dengan pengetahuan; dengan persepsi cuci tangan; dengan usia; dengan pendidikan; dan dengan masa kerja. >0,05. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan jenis kelamin. = 0,02. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan masa kerja. = 0,02. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan: beban kerja, karakteristik demografi usia, pendidikan dan masa kerja. pengetahuan, dan persepsi. Namun ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan perilaku cuci tangan dan dengan jenis kelamin. Faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku cuci tangan dan masa kerja. Safety meeting/ safety talk dapat dilakukan secara berkala untuk mengatasi kendala dalam kepatuhan cuci tangan perawat.

Hand hygiene is one of the important things in hospital infection control. Nurses who act as the leading line of health services and have. fluctuating workload, are also required to have hygienic hands.. Hospital has been accredited JCI Joint Commission International. where patient safety is the main focus, and where having hygienic hands has. very big role. The purpose of this research is to know the workload factor and other factors related to the hand hygiene compliance of nurses at. Hospital. The research design is cross sectional, with 55 samples on nurses who work in Emergency Department, Intensive Care Unit and Hemodialysis Unit. Data were taken by observation and questionnaire, ie using hand hygiene compliance observation sheet. step hand hygiene behavior observation sheet workload observation sheet questionnaire of demographic characteristics hand hygiene knowledge questionnaire and perception questionnaires. Data were analyzed by pearson test to see the hand hygiene compliance relationship with workload and independent. Test to see the relationship between hand hygiene compliance with behavioral, knowledge, perception, age, gender, education, and working period. Furthermore, multiple linear regression test is also used.
Based on the analysis result, there is no significant relationship between hand hygiene compliance with workload with knowledge with perception with age with education and with working period. 0.05. The variables significantly associated with hand hygiene compliance were behavior. 0.00 and gender. 0.02. The most dominant factors affecting hand hygiene compliance were behavior. 0,00 and working period. 0,02. In this study, there was no relationship between hand hygiene compliance with workload demographic characteristics age, education and working period knowledge and perception. However, there was. relationship between hand hygiene compliance with hand hygiene behavior and gender. The most dominant factors for hand hygiene compliance are hand hygiene behavior and working period. Safety meeting safety talk can be done regularly to overcome obstacles in the hand hygiene compliance of nurse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Aufi Habibie Alfahmi
"Penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib dilaksanakan dengan mepertimbangkan aspek mutu dan keselamatan pasien. Perawat merupakan salah satu komponen sumber daya manusia terbesar dalam sistem pelayanan di rumah sakit yang lebih banyak berhadapan langsung dengan pasien dan memegang peranan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi beban kerja perawat dan kinerja perawat berdasarkan jumlah angka insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang akan menganalisis persepsi beban kerja terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Persepsi beban kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (80,2%) dan persepsi beban kerja tinggi (17,6%). Kinerja perawat yang dilihat dari indikator sensitif keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih didapatkan angka kejadian phlebitis sebesar 72,7% sesuai standar, angka kejadian infeksi daerah operasi secara keseluruhan 100% memenuhi angka standar dan pasien jatuh sebesar 72,7% memenuhi angka standar selama periode pelaporan Januari-November 2023.

The provision of health services carried out by each health service facility must be carried out by considering aspects of quality and patient safety. Nurses are one of the largest health human resources in the hospital service system who deal directly with patients and play an important role in implementing patient safety. This study aims to determine the relationship between perceptions of nurses' workload and the number of patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. This study is a quantitative research with a cross sectional study design which will analyze perceptions of workload regarding patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. The perception of the workload of nurses in the inpatient ward is mostly in the medium category (80.2%) and the perception of high workload (17.6%). The performance of nurses as seen from sensitive indicators of patient safety in the inpatient room at RSUD Budhi Asih Jakarta obtained a phlebitis incidence rate of 72.7% according to the standard, the overall incidence of surgical site infections was 100% meeting the standard figure and patient falls were 72.7% meeting the standard figure during the January-November 2023 reporting period."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>