Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Talitha Az Zahra
"Maraknya kemunculan kafe di perkotaan kini telah menjadikan kegiatan nongkrong atau hangout di kafe sebagai gaya hidup yang sangat digemari oleh para remaja, khususnya di wilayah Jabodetabek. Beragamnya kafe yang tersebar di wilayah Jabodetabek dengan segala fasilitasnya menjadikan banyak remaja datang ke kafe dengan tujuan untuk mengupdate status dan mengunggah foto selfie mereka di media sosial sehingga bisa diketahui oleh banyak orang. Dengan kata lain, kegiatan mengunjungi kafe dengan tujuan melakukan selfie dan mengupdatenya ke media sosial saat ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui karakteristik dari kafe yang dipilih dan digemari oleh para remaja di Jabodetabek sebagai tempat melakukan selfie untuk diupdate ke media sosial. Penelitian ini kemudian juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik spot pada kafe yang dipilih untuk dijadikan tempat swafoto atau selfie para remaja Jabodetabek berdasarkan motivasi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik kafe di Jabodetabek yang digemari remaja untuk melakukan selfie merupakan kafe yang memiliki konsep industrial dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Kemudian para remaja juga umumnya memilih mengunjungi kafe di Jabodetabek yang memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau, baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, dan juga memilih kafe yang berada pada kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Sebagian besar para remaja di Jabodetabek memilih spot selfie yang memperlihatkan signag atau logo branding kafe yang dikunjunginya, dimana selfie dilakukan dengan latar papan nama kafe atau bangunan dan bagian depan kafe yang menunjukkan logo branding atau lokasi kafe yang dikunjunginya tersebut.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, perilaku membagi foto dengan menunjukkan brand suatu kafe atau kedai kopi terkenal dilakukan remaja dengan maksud memberitahukan atau membagi informasi kepada khalayak bahwa mereka sedang melakukan tren yang ada, dimana ini merupakan bentuk aktualisasi diri mereka.

The rise of cafes in urban areas has now made hanging out or hanging out at cafes a lifestyle that is very popular with teenagers, especially in the Greater Jakarta area. The variety of cafes spread across the Jabodetabek area with all the amenities makes many teenagers come to the cafe with the aim of updating their status and uploading their selfies on social media so that many people can find them. In other words, visiting cafes with the aim of taking selfies and updating them on social media is currently a form of adolescent self-actualization.
This study aims to analyze and find out the characteristics of cafes that are chosen and favored by teenagers in Jabodetabek as a place to take selfies to be updated on social media. This research was then also conducted to find out the characteristics of the spots in cafes that were chosen to be used as selfie spots for Jabodetabek teenagers based on their motivation.
The results of this study indicate that the characteristics of cafes in Jabodetabek which are popular with teenagers to take selfies are cafes that have an industrial concept and have very complete facilities. Then teenagers also generally choose to visit cafes in Jabodetabek which have easy accessibility, both by public transportation and private vehicles, and also choose cafes that are in office, trade and service areas. Most teenagers in Jabodetabek choose selfie spots that show the signage or branding logo of the cafe they visit, where selfies are taken against the backdrop of the cafe or building's signboard and the front of the cafe showing the branding logo or location of the cafe they visited.
Based on the results of the analysis carried out, the behaviour of sharing photos by showing the brand of a famous cafe or coffee shop is carried out by teenagers with the intention of informing or sharing information with the public that they are following an existing trend, which is a form of self-actualization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Btari Rahma
"Situs jejaring social ada dalam berbagai bentuk dan salah satunya adalah Instagram, sebuah aplikasi berbagi foto yang berperan sebagai perantara untuk para pengguna mengunggah gambar dan berkomunikasi melalui gambar-gambar tersebut menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Instagram yang telah umum digunakan ini menarik perhatian untuk studi ini, terutama dengan kasus pengunggahan selfie, atau foto seseorang yang biasanya diambil dengan kamera menghadap depan dan biasanya diunggah di media sosial, yang ada dimana-mana terutama Instagram.
Studi ini akan membahas arti dibalik pengunggahan selfie di Instagram terutama oleh remaja dikarenakan penggunaan situs jejaring sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari. Studi ini menggunakan metode kajian literatur dengan konsep diri sebagai konsep dasar yang digunakan untuk mendukung temuan-temuan. Studi ini memperlihatkan bahwa remaja mengambil foto selfie dan mengunggahnya di Instagram karena selfie adalah format visual dari formasi identitas dan identitas adalah elemen penting dalam situs jejaring sosial manapun, dimana komunikasi antar remaja telah berpindah.

Social networking sites comes in many forms, and one of the is Instagram, a photo-sharing application that serves as a platform for users to upload pictures and communicate through said pictures using the features available. The common use of Instagram has draw interest to this study, especially the case of ubiquitous uploads of selfie, or a self-portrait taken by front-facing camera and is typically uploaded on social media.
This paper examined the meaning behind selfies upload on Instagram that is specifically done by teenagers because of their common use of SNS platforms in everyday life. The study used literature review with self-concept as the main concept to back up the findings. This study revealed that teenagers take selfies and upload it on Instagram because selfie is a visual format of identity formation and identity is an important element on any SNS platform, where communications between teenagers have shifted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nazmussyarqia
"Remaja menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang membentuk identitas mereka dan pemahaman tentang dunia. Proses pembentukan identitas dan pencarian standar sosial disebut aktualisasi diri, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Dengan perkembangan teknologi dan internet, remaja cenderung menggunakan media sosial untuk proses aktualisasi diri karena lebih mudah mengekspresikan diri di platform tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dengan aktualisasi diri pada remaja pertengahan (14-17 tahun) di kabupaten Bekasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 110 responden. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penelitian, yaitu instrumen data demografi, instrumen aktualisasi diri (SISA) dan instrumen penggunaan media sosial (SIPMS). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial denganaktualisasi diri (p-value = 0.179). Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini dengan mengidentifikasi karakteristik responden serta faktor yang berkaitan dengan aktualisasi diri seperti alasan pola asuh orang tua, status ekonomi dan sosial, atau kondisi kesehatan mental.

Adolescents face various challenges and opportunities that shape their identity and understanding of the world. The process of identity formation and the search for social standards is called self-actualization, which is influenced by the social environment. With the development of technology and the internet, adolescents tend to use social media for the self-actualization process because it is easier to express themselves on these platforms. This study aims to determine the relationship between social media use and self-actualization among mid-adolescents (14-17 years old) in Bekasi Regency. The type of research used in this study is quantitative with a cross-sectional research design. The sampling technique used is non-probability sampling through purposive sampling. The number of samples in this study was 110 respondents. This study uses three research instruments, namely demographic data instruments, self-actualization instruments (SISA), and social media usage instruments (SIPMS). The results of the Chi-Square test showed that there was no relationship between social media use and self-actualization (p-value = 0.179). Further research is expected to develop this study by identifying respondent characteristics and factors related to self-actualization, such as parenting styles, socioeconomic status, or mental health conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Jeffrey Sukiatno Nugroho
"Seiring dengan perkembangan di dunia IT dan internet, game online pun menjadi permainan yang semakin populer. Awalnya, game online identik dengan permainan laki-laki. Namun saat ini sudah merambah ke perempuan. Fenomena ini menjadi dasar yang kuat bagi perempuan untuk menunjukkan potensi dirinya. Dari fenomena ini muncul pertanyaan, sejauh mana game online menjadi sarana yang memfasilitasi gamer perempuan melakukan aktualisasi diri. Berdasarkan hasil pengamatan isi permainan dan hasil wawancara, terungkap bahwa melalui game online, gamer perempuan merasa tertantang untuk meningkatkan potensi diri, manfaat lain adalah rasa kepuasan diri bisa setara dengan laki-laki dalam meraih prestasi sebagai gamer perempuan.

With the advances of IT and Internet, online games becomes more popular. Originally, online game is identical with the game for men. But today online game has expanded to women gamer. This phenomenon becomes a solid foundation for women to show their potential. This phenomenon raises a question, to what extent online game has become a means to facilitate women gamers, perform self-actualization. Based on the observation of games’ content and interviews, revealed that through online game, women gamers feel challenged to improve their potential. In addition, the feeling of satisfaction as women gamer in achieving their goal is equal with men.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firdaus
"Penelitian ini membahas pengaruh personal dan sosial remaja sebagai segmen konsumen yang potensial bagi pasar produk dengan merek mewah dengan mengadopsi model penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gil et al. (2012). Data dari 370 responden berusia 14-19 tahun dianalisis dengan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Studi ini memperlihatkan interdependent self construal, materialism dan social consumption motivation mempengaruhi sikap remaja terhadap merek mewah secara positif. Self-concept clarity dan independent self construal tidak terbukti mempengaruhi social consumption motivation secara negatif. Peer pressure terbukti mempengaruhi hubungan selfconcept clarity pada social consumption motivation.

This research discussed about the personal and social influences on teens as a potential consumer segment in luxury brand market by adopting the research model previously conducted by Gil et al. (2012). Data from 370 respondents consisted of teenagers between the age of 14-19 were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM).
This study demonstrated that interdependent self construal, materialism, and social consumption motivation affect attitude toward luxury brands among teens positively. Self-concept clarity and independent self construal were not proved affected social consumption motivation negatively. Peer pressure was proved that it affected the relationship between self-concept clarity and social consumption motivation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
"Penelitian ini didasari pertanyaan utama "mengapa wanita Cina di Indonesia tidak terlalu terlihat aktualisasi peran sosialnya?" Kemudian, apakah hal itu terjadi karena posisi mereka yang "minoritas ganda"? Punyakah mereka keinginan untuk menunjukkan peran sosialnya di masyarakat? Bagaimana bentuknya dan bidang apa saja yang dipilihnya? Faktor apa yang menghambat atau mendorongnya? Serta pertanyaan-pertanyaan lain seputar hal itu yang sangat menarik untuk dicari jawabnya. Fokus penelitian ini berkaitan erat dengan prilaku manusia yang sulit diukur, karena itu digunakan metodologi penelitian kualitatif fenomenologis yang berbasis pada perspektif interaksi simbolik. Digunakannya metodologi ini memungkinkan pengungkapan fakta atau kebenaran empirik tidak saja dari sisi empiri indrawi, logis, dan etisnya, tapi juga empiri trasendentalnya. Analisis terhadap jawaban 101 responden atas kuesioner yang diberikan, yang dipertajam melalui pengamatan berperan serta (action research) dan wawancara terhadap beberapa tokoh, menghasilkan beberapa simpulan, antara lain bahwa sebagai makhluk sosial wanita Cina di Jabodetabek walaupun ada pada posisi ?minoritas ganda? namun tetap memiliki keinginan untuk mengaktualisasikan peran sosial mereka. Bidang sosial yang menjadi pilihan utama adalah keagamaan, disamping pilihan bidang-bidang lainnya, termasuk bidang politik. Penghambat aktualisasi peran sosial mereka adalah telah terjadinya proses "eksklusivikasi" yang dijalani secara sadar ataupun tidak, melalui 4 aspek kehidupan sosial mereka yaitu tradisi, bahasa, pendidikan, dan lingkungan. Kesadaran diri yang semakin besar bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat Indonesia, merupakan faktor pendorong utama terjadinya aktualisasi peran sosial mereka, di samping faktor-faktor lain termasuk faktor materi di dalamnya.

Actualization Of Chinese Women`s Social Role In Jabodetabek. This research is based on a primary question "Why the actualization of Chinese women's social role is not frequently seen in Indonesia?"; Does it happen because of their "double minority" position? ; Do they have willingness to show their social role in society? ; And some other questions around the issue which are interesting to find the answer. The focus of this research relates to human behavior which is hard to measure, so this research uses qualitative research methodology which is based on symbolic interaction perspective. An analysis on 101 respondents' answers to the questionnaires, and the result of action research and deep interview with some people who have been chosen, give us some conclusions. One of them: as human beings, even though Chinese women in Jabodetabek are on double minority position, they still have the willingness to actualize their social role. The area that becomes their primary choice is in religion, but some of them choose other areas like arts, sports, even politics. Their primary obstacle for actualizing the role in social life is the process of exclusiveness that has happened and has been carried out in their daily lives whether they realize it or not. It happens on their four social living aspects: tradition, language, education, and social environment. The main factor that has motivated them is their self awareness as part of Indonesian society. However, the material interest also has a slight influence on them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaabitah Rizqilla Anwar
"Pembelajaran daring membuat remaja mengalami perubahan dalam melakukan perawatan diri secara fisik, psikologi, dan sosial sehingga dapat mempengaruhi pandangan remaja terhadap tubuhnya. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat perawatan diri dengan citra tubuh pada remaja di Jabodetabek selama pembelajaran daring. Dari 427 sampel remaja di Jabodetabek mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia responden 16.39 tahun. Hasil uji korelasi menggunakan Chi Square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat perawatan diri dengan citra tubuh pada remaja di Jabodetabek selama masa pembelajaran daring dengan nilai p < .001. Perawatan diri merupakan salah satu perilaku positif yang dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Perilaku remaja mempunyai pengaruh terhadap citra tubuh yang dimiliki. Remaja yang mengembangkan perilaku positif dengan melakukan perawatan diri, maka dapat meningkatkan citra tubuh yang positif.

Online learning makes teenagers experience changes in doing self-care physically, psychologically, and socially so that it can affect the adolescent's view of his body. This study uses a descriptive correlation with a cross-sectional research design. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of self-care and body image in adolescents in Jabodetabek during online learning. Of the 427 samples, the majority of respondents in Jabodetabek were female with an average age of 16.39 years. The results of the correlation test using Chi Square showed a significant relationship between the level of self-care and body image in adolescents in Greater Jakarta during the online learning period with a p value of < .001. Self-care is one of the positive behaviors that can maintain physical and mental health. Adolescent behavior has an influence on their body image. Adolescents who develop positive behavior by doing self-care can improve a positive body image. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Febriani
"Tesis ini merupakan penelitian tentang proses-proses budaya yang terjadi pada aktivitas nobar di kafe. Sebagai fenomena budaya, aktivitas ini terbentuk dari beberapa proses sosial yang relasional dan dialogis. Secara umum nobar di kafe merupakan salah satu bentuk konsumsi oleh penonton sepakbola. Namun ia juga tidak lepas dari proses lain yang memengaruhi pola konsumsi tersebut yaitu representasi, identitas, produksi dan regulasi. Pemaknaan terjadi bukan karenbobjek tetapi bagaimana objek itu dikonsumsi. Ketenangan kafe bisa berkompromi dengan keriuhan penonton sepakbola yang bisa terjadi dengan adanya sistem yang menjadikannya sebagai salah satu bentuk konsumsi penonton sepakbola.

This thesis examines the cultural processes happening in nobar in cafes. As a cultural phenomenon, this activity is formed of several relational and dialogicalvsocial processes. Generally, nobar in cafes is one of the consumption form practiced by the football viewers. However, it also cannot be separated from the other processes that influence the consumption, which are representation, identities, production and regulation. Meaning is constructed not by the object but how the object is consumed. The calm of the cafes can compromise with the
excitement of football viewers that can happen with the existence of a system that turns it into one of a consumption form of football viewers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T27991
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Dewi Novita
"Makalah ini akan membahas aktualisasi diri seorang perempuan yang berada dalam lingkungan masyarakat patriarki berdasarkan sebuah novel The Attack karya penulis Yasmine Khadra (2006). Masyarakat patriarki menciptakan stereotype akan bagaimana perempuan seharusnya bertindak di dalam masyarakat tersebut dan juga menetapkan status sosial di dalam tatanan masyarakat. Kemudian, masyarakat patriarki juga menciptakan batasan-batasan mengenai perbedaan status dan peranan perempuan dan laki-laki. Batasan-batasan ini kemudian berbenturan dengan kebutuhan seorang perempuan. Beberapa perempuan memilih untuk tetap dalam batasan tersebut, atau memilih memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka. Sihem adalah salah satu perempuan yang keluar dari batasan tersebut untuk kemudian mencari apa yang menjadi kebutuhannya dan melakukan aktualisasi diri. Makalah ini menyimpulkan bahwa seorang perempuan dapat memperoleh kebutuhan mereka meskipun adanya batasan-batasan di dalam masyarakat itu sendiri.

This paper examines the self actualization of a woman who lives in a patriarchy society based on The Attack by Yasmine Khadra(2006). Patriarchy society creates the stereotypes of how a woman should act and the social status of a woman. The society creates some rules and boundaries regarding the difference between the women and men. These rules and boundaries happen to clash with the women needs. However, some women can decide to follow the rules and boundaries or find their needs. Sihem is one of the women who can break the rules and boundaries and then go for the self actualization. The paper concludes that a woman can obtain their needs even though there are some barriers."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>