Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marqwano Rizal Xaverius Turnip
"Penelitian ini membahas aspek kejiwaan dua tokoh utama pada novel Sesuk karya Tere Liye dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini menjelaskan representasi kecemasan dan trauma serta manifestasi kekecewaan pada dua tokoh utama dalam novel tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini memaparkan trauma, kecemasan, dan manifestasi kekecewaan tokoh dalam novel serta mengungkapkan latar belakang yang memengaruhinya. Analisis menunjukkan gejala kecemasan yang dialami tokoh Gadis mengarah pada sikap menghindar dan kecemasan moral; trauma tokoh Gadis mengarah pada perasaan takut mengingat kembali perasaan sakit yang pernah dialaminya; trauma yang dialami oleh tokoh Bagus menampilkan gejala penolakan dan rasa takut menemui orang tuanya, yang mengarah pada mengurung diri; manifestasi kekecewaan dari tokoh Bagus dan tokoh Gadis terlihat dari perubahan sikap dan pengungkapan perasaan ketidakberdayaan. Gejala kejiwaan mereka mengarah pada ketidakpercayaan dan kenakalan. Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa kekecewaan kedua tokoh tersebut dilatarbelakangi oleh pengabaian dan pola asuh orang tua mereka yang buruk.

This study discusses the psychological aspects of the two main character in the novel “Sesuk” written by Tere Liye. The research is using a literary psychological approach. The study examines and explicates, trauma, anxiety, and disappointment contained in the novel. By employing a qualitative descriptive method, this research explicates the representation of the trauma and anxiety, and the manifestation of disappointment that visible in the character, and also uncovers the factors influencing these psychological aspects. The analysis conducted and reveals the anxiety symptoms experienced by the character manifest in avoidance behavior and moral anxiety. Meanwhile the trauma can be seen by the fear of recalling past experience, and displays rejection symptoms by confronting their parents, which results in self-isolating. Also, the manifestation of disappointment in both main character evident trough changes in their attitudes and expression of helplessness. These tendence of psychological aspects contribute to delinquency and mistrust. The research also concludes the disappointment experienced by the characters stems from neglect and poor parenting."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nur Anzani
"Penelitian ini membahas cerpen “Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali”, “Doa yang Menakutkan”, dan “Dongeng Gelap” dalam kumpulan cerpen Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali karya Puthut EA dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kecemasan dan mengidentifikasi stres pascatrauma pada tokoh utama ketiga cerpen tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menggambarkan bentuk ansietas dan trauma yang dihadapi tokoh-tokoh ketiga cerpen Puthut EA. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ansietas dan trauma yang membentuk kecemasan, ketakutan, dan kehilangan akibat penumpasan PKI dialami keluarga korban yang dituduh terlibat PKI. Ancaman lingkungan sekitar yang muncul akibat ketidakadilan, ketidakamanan, dan ketidakberdayaan menciptakan bentuk stres pascatrauma. Analisis terhadap tokoh ketiga cerpen itu menunjukkan gejala penghindaran (avoidance) dan gejala re-experiencing.

This study discusses "Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali", "Doa yang Menakutkan", and "Dongeng Gelap" in the short story collection of Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali by Puthut EA using the literary psychology approach. This research aims to represent the fear and post-traumatic stress in the main characters. With a qualitative descriptive method, this research shows the conditions of anxiety and trauma encountered by the three characters of Puthut EA's short story. This study concluded that the anxiety and trauma caused by pressure, fear, and loss were driven by suppression of the PKI, experienced by the families of victims who are considered involved in the PKI. Environment threats arise due to injustice, insecurity, and powerlessness, create post-traumatic stress conditions. The analysis of the three short stories shows avoidance and re-experiencing symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Yusuf Al-Fauzi
"Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku tokoh ‘boku’, karakter utama dalam novel Kaze no Uta wo Kike (1979) karya Haruki Murakami. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra, dengan menerapkan teori psikologi Sigmund Freud tentang Id, Ego, dan Superego. Peneliti menganalisis beberapa aspek yang ada di dalam novel yang meliputi narasi, pemikiran tokoh, dan dialog antar tokoh. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa ada perilaku tokoh ‘boku’ dipengaruhi oleh Ide, Ego, dan Superego yang berada dalam dirinya.

This study aims to determine the factors that influence the behavior of the character 'boku', the main character in the novel Kaze no Uta wo Kike (1979) by Haruki Murakami. This study uses a literary psychology approach, by applying Sigmund Freud's psychological theory of the Id, Ego, and Superego. The researcher analyzes several aspects in the novel which include narration, character thoughts, and dialogue between characters. Based on the analysis that has been done, the researcher concludes that the behavior of the 'boku' character is influenced by the Id, Ego, and Superego within him."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Suci Oktaviani
"Aspek psikologis merupakan salah satu hal yang dapat dikaji dalam karya sastra. Aspek psikologis dalam karya sastra ditunjukkan melalui tokoh dan penokohan. Berdasarkan hal ini, terdapat banyak aspek psikologis yang dapat dikaji, salah satunya adalah trauma yang dialami tokoh. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada identifikasi trauma psikologis yang dirasakan oleh tokoh Magi Diela dalam novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa traumatis dan dampaknya pada tokoh Magi Diela serta cara Magi Diela dalam menghadapi trauma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud yang berkaitan dengan trauma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat beberapa peristiwa yang melatarbelakangi trauma tokoh Magi seperti penculikan, pelecehan seksual, dan pemerkosaan, 2) dampak yang dirasakan oleh tokoh Magi meliputi dampak pada fisik dan psikisnya, dan 3) terdapat berbagai cara yang dilakukan Magi dalam menghadapi traumanya seperti pembentukan reaksi, regresi, melarikan diri, dan membalas dendam.

Psychological aspect is considered to be one of the elements to be analyzed in literature. Psychological aspects in literature could be presented through character and the characterization. Hence, there are many psychological aspects that could be analyzed, one of them is the psychological trauma experienced by the caracter. In this regard, this study would focus on the psychological trauma experienced by the character, Magi Diela, in the novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. This research aimed to describe traumatic events and its impact on the character Magi Diela, as well as the way Magi Diela deals with the trauma. This study used a descriptive analysis method by using Sigmund Freud psychoanalysis theory which related to trauma. The result of this study showed that 1) there are some events which cause trauma for the character, Magi, such as kidnapping, sexual harassment, and rape, 2) the impact experienced by the character Magi includes physical and psychological impact, 3) there are many things Magi did to deal with the trauma such as the creation of reaction, regression, self-escape, and revenge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ciciheriyanti
"Penelitian ini berjudul ?Masalah Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi karya Haruki Murakami. ?Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tokoh dan karakter tokoh, peristiwa dan latar yang digunakan Haruki Murakami untuk mendukung gambaran masalah kejiwaan tokoh utama Tazaki Tsukuru dalam peradabannya. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan psiko-analisa Sigmund Freud dalam bukunya Civilization and Its Discontents. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan data-data yang ada, kemudian menganalisisnya sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi karya Haruki Murakami. Data penelitian berupa penggalan kalimat mengenai masalah kejiwaan yang dialami Tazaki Tsukuru dalam peradabannya: (1) kehilangan dan ketidakbahagiaan (2) kesepian dan isolasi sosial (3) cinta samudrawi yang koheren dengan teori psiko-analisa Sigmund Freud dalam bukunya Civilization and Its Discontent.

This study entitled "Psychological Problems? Protagonist in the novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi by Haruki Murakami." This study aims to examine the character, events and settings that are used by Haruki Murakami to support the description of psychological problems of Tazaki Tsukuru as a protagonist in his civilization. The approach that writer use is psycho-analytical of Sigmund Freud in his book Civilization and Its Discontents. This study used a descriptive method of analysis, which describes the existing data, then analyze it according to the research objectives. Sources of data in this study is Haruki Murakami's novel ?Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi.? Research data regarding the sentence fragments of mental problems experienced by Tazaki Tsukuru in civilization: (1) loss and unhappiness (2) loneliness and social isolation (3) oceanic feelings that coherent with theory of psycho-analysis by Sigmund Freud in his book Civilization and Its Discontent."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Diah Utami
"ABSTRAK
Permasalahan KDRT dengan segala dinamika dan dampaknya yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari seolah dianggap sebagai topik yang menarik untuk diangkat ke dalam berbagai medium, salah satunya adalah karya sastra. Salah satu karya sastra yang menampilkan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dalam ranah rumah tangga adalah novel Tea For Two karya Clara Ng. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan telaah terhadap dampak psikologis berupa Battered Woman Syndrome atau BWS yang dialami perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga KDRT dalam novel Tea for Two. Selain menganalisis dampak psikologis akibat KDRT, penelitian ini juga akan melihat pemicu terjadinya KDRT yang dilakukan pelaku dan dinamika psikologis yang dialami korban hingga akhirnya ia mampu keluar dari lingkaran kekerasan dan bercerai dari pelaku KDRT. Setelah melakukan analisis, diketahui bahwa KDRT yang dilakukan oleh pelaku dilatarbelakangi oleh internalisasi budaya patriarki pada pelaku. Pada akhirnya melalui tahapan resiliensi dan sumber-sumber resiliensi, korban mampu mengatasi sindrom BWS serta keluar dari lingkaran kekerasan dan bercerai dari pelaku KDRT.

ABSTRACT
The problem of domestic violence with all the dynamics and impacts that occur in everyday life seems to be considered as an interesting topic to be raised into various mediums, one of which is a literary work. One of the literary works that presents the problem of violence against women in the domestic sphere is Clara Ng 39 s novel titled Tea For Two. This research aims to examine the psychological impact of Battered Woman Syndrome or BWS experienced by women victims of domestic violence KDRT in the novel Tea for Two. In addition to analyzing the psychological impact of domestic violence victim, this study will also see the trigger of domestic violence perpetrated by the perpetrator and the psychological dynamics experienced by the victim until finally she was able to get out of the cycle of violence and divorced from the perpetrator of domestic violence. After conducting the analysis, it is known that domestic violence perpetrated by the perpetrators is motivated by the internalization of patriarchal culture on the perpetrators. In the end through the stages of resilience and resilience sources, the victim was able to overcome the syndrome BWS and out of the cycle of violence and divorced from domestic violence perpetrators. "
2017
S69532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inaya Aafiya Khairunissa
"Meskipun mahasiswa telah mempersepsikan dukungan sosial yang berasal dari berbagai sumber, distres psikologis pada mahasiswa masih sering terjadi dan memiliki urgensi tinggi untuk diperhatikan dan diatasi. Perceived social support sebagai faktor sosial memengaruhi distres psikologis pada individu melalui persepsi bahwa dirinya dicintai, dipedulikan dan dihargai oleh orang lain sehingga individu merasa lebih percaya diri dalam mengatasi stresor. Self-compassion sebagai proses kognitif yang berperan dalam penilaian positif terhadap stresor melalui pemberian belas kasih dan kepedulian pada diri sendiri. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 416 mahasiswa berstatus aktif dalam rentang usia antara 18 hingga 25 tahun. Variabel distres diukur menggunakan Hopkins Symptom Checklist (HSCL), perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan self-compassion menggunakan Self-Compassion Scale (SCS). Analisis utama regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh perceived social support dan self-compassion terhadap distres psikologis. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari perceived social support terhadap distres psikologis dan terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari self-compassion terhadap distres psikologis

Although students have received social support from various sources, psychological distress on students is still common and has a high urgency to be noticed and overcome. Social support as a social factor influences psychological distress in individuals through the belief that they are loved, cared for and valued by others so that individuals feel more confident in dealing with stressors. Self-compassion as a cognitive process plays a role in positive appraisal of stressors through giving compassion and self-care. Participants in this study were 416 active status students in the age range between 18 to 25 years. Distress variables are measured using the Hopkins Symptom Checklist (HSCL), social support is measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and self-compassion using the Self-Compassion Scale (SCS). The main analysis of multiple linear regression is to determine the influence of social support and self-compassion on psychological distress. The results found that there was a significant positive effect of social support on psychological distress and there was a significant negative effect of self-compassion on psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Octaviani Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara gratitude dan psychological well-being pada mahasiswa. Variabel gratitude diukur dengan SS8 (Skala Syukur 8) yang divalidasi dan diterjemahkan oleh Oriza dan Menaldi (2010), dari GQ6 (Gratitude Questionaire 6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2001). Variabel psychological well-being diukur dengan alat ukur self-report yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Hapsari (2011), yang menggunakan Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Penelitian ini melibatkan 340 responden yang berusia 17 sampai 25 tahun dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara gratitude dan psychological well-being. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa mean skor kedua variabel tersebut tidak signifikan berbeda antara responden yang tergabung dalam perkumpulan keagamaan dan yang tidak tergabung dalam perkumpulan keagamaan.

The aim of this research is to investigate the correlation between gratitude and psychological well-being among college students of. Gratitude measurement used SS8 (Skala Syukur 8) which is validated and translated by Oriza and Menaldi (2010), from GQ6 (Gratitude Questionaire 6) which is created by McCullough, Emmons, and Tsang (2001). Psychological well-being measurement used self-report scale which is adopted by Hapsari (2011) from Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Respondents of this research are 340 college students of Universitas Indonesia aged 17 to 25 years old.
Finding shows that gratitude and psychological well-being are significantly and positively correlated. Furhtermore, this research found there is no significant difference among respondents who are involved in religious group and who aren't involved in religious group.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Edith Utami
"Sentuhan pada produk terbukti dapat mempengaruhi rasa kepemilikan (psychological ownership) dan peningkatan penilaian akan harga produk (endowment effect). Pada studi ini, ingin dilihat bagaimana efek sentuhan tersebut jika dilakukan pada antarmuka di perangkat elektronik yang seringkali digunakan konsumen untuk berbelanja, memodifikasi penelitian yang dilakukan oleh Brasel dan Gips (2014). Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop, dengan variasi tiga jenis antarmuka, yaitu tetikus (mouse), bantalan sentuh (touchpad), dan layar sentuh. Jenis antarmuka bervariasi berdasarkan cara beroperasi relatif (tidak langsung) dan absolut (langsung).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada mahasiswa sarjana Universitas Indonesia (N = 102). Partisipan diminta untuk memilih produk jaket Universitas Indonesia dengan laptop dan salah satu jenis antarmuka yang telah disediakan, kemudian diukur endowment dan psychological ownership mereka terhadap jaket yang telah dipilih.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh tingkat sentuhan pada antarmuka terhadap endowment effect (H = 7,292 (2, N = 102), p < 0,05), di mana sentuhan pada layar sentuh menghasilkan endowment effect yang lebih tinggi dibandingkan dengan sentuhan pada antarmuka lainnya. Di sisi lain, sentuhan pada antarmuka tidak ditemukan berpengaruh pada variabel psychological ownership (H = 0,221 (2, N=102), p > 0,05). Penulis menyarankan penelitian selanjutnya untuk meneliti sentuhan pada layar sentuh di perangkat lain yang umum digunakan, seperti smartphone atau tablet.

Touching the product was proven to affect the psychological ownership and the endowment effect (Peck & Shu, 2009). The aim of this study was to see how touch affected them if it was done on the touch interfaces on electronic devices that are often used by consumers to shop. We modified the research conducted by Brasel and Gips (2014). The device used was a laptop, with varying the three types of interfaces, mouse, touch pad, and a touch screen. The three touch interfaces varied based on the way they operating, relative (indirect) or absolute (direct).
This study was an experimental study which were done to University of Indonesia undergraduate students (N = 102). Participants were asked to choose a university jackets they wanted to buy, with a laptop and one type of touch interface provided, and then their endowment and psychological ownership of the jacket chosen were measured.
The results of this study showed that the touch done on a touch screen interface generates a higher endowment effect compared with other touch interfaces (H = 7,292 (2, N = 102), p < 0,05). On the other hand, there were no significant effect of touch through interfaces to psychological ownership (H=0,221 (2, N = 102), p > 0,05). I suggested the following study to investigate the effect of touch to the other common touch screen devices, such as smartphone or table.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffi Hartanto
"Interaksi dengan frekuensi dan intensitas tinggi antar anggota pasangan dalam hubungan romantis memungkinkan terjadinya Fenomena Michelangelo (FM). Di dalam FM anggota pasangan saling membentuk kepribadian mereka menuju diri ideal masing-masing. Pencapaian diri ideal merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan individu akan pertumbuhan personal, yang akan memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fenomena Michelangelo mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan berapa besar sumbangan masing-masing komponen fenomena Michelangelo terhadap dimensi kesejahteraan psikologis. Dengan menggunakan alat ukur Partner Affirmation Scale, Movement Toward Ideal Scale, dan The Ryff’s Scale of Psychological Well Being penelitian ini mengidentifikasi FM dan kesejahteraan psikologis pada 145 partisipan berusia 18 sampai 25 tahun yang sedang menjalani hubungan pacaran selama minimal satu tahun. Hasilnya menunjukan FM signifikan memprediksi kesejahteraan psikologis (18.9%), yang berarti adanya FM berkontribusi terhadap 18.9% kesejahteraan psikologis individu, sementara 81.1% faktor yang berkontribusi pada kesejahteraan psikologis belum diketahui. Secara lebih rinci diketahui fenomena Michelangelo menunjukan hasil yang signifikan dalam memprediksi dimensi kesejahteraan psikologis individu, yaitu hubungan yang positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, tujuan dalam hidup, dan pertumbuhan personal. Penelitian selanjutnya dapat melihat bagaimana hubungan interpersonal lain yang dijalani emerging adult membantu mereka dalam mencapai diri idealnya, misalnya sahabat, peer, tokoh idola, ataupun orangtua.

Interaction with high-frequency and intensity among members of the couple in a romantic relationship allows the Michelangelo Phenomenon. Each members in Michelangelo phenomenon sculpt each other personality towards their ideal self. Achievement of the ideal self is part of the fulfillment of personal growth needs of the individual, which will contribute to psychological well-being. This study was conducted to determine whether the Michelangelo phenomenon affects the psychological well-being and how great the contribution of each component of the Michelangelo phenomenon to dimensions of psychological well-being. By using Partner Affirmation Scale, Movement Toward Ideal Scale, and The Ryff's Psychological Well Being Scale, the study identified FM and psychological wellbeing in 145 participants aged 18 to 25 years who were undergoing dating relationship for at least one year. The result showed that FM significantly predict psychological well-being (18.9%), which mean Michelangelo phenomenon contributed 18.9% of psychological well-being of individuals, while 81.1% of factors that contribute to the psychological well-being is not known yet. In more detail Michelangelo phenomenon showed significant results in predicting dimensions of psychological well-being, namely positive relationships with others, environmental mastery, purpose in life, and personal growth. Future studies could look at how other interpersonal relationships emerging adult engaged in could assist them in achieving their ideal self, for example bestfriend, peer, idol, or parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>