Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169373 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Firyal Adiba
"Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keamanan pekerjaan dan juga dukungan dari organisasi. Seperti yang disebutkan dalam hasil survei Deloitte yang berjudul "Selamat datang di Generasi Z" yang dilakukan pada tahun 2022, tercatat bahwa salah satu perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan Generasi Z adalah keinginan untuk memiliki keamanan pekerjaan yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang dampak ketidakamanan pekerjaan dan juga dukungan organisasi yang dirasakan terhadap kinerja karyawan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja yang saat ini terjadi di Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada 256 karyawan Generasi Z, dengan menyebarkan kuesioner. Setelah data terkumpul, pengolahan data akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan pendekatan CB-SEM. Temuan menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi secara positif oleh dukungan organisasi yang dirasakan dan identifikasi organisasional. Selain itu, kinerja karyawan juga dipengaruhi secara negatif oleh ketidakamanan pekerjaan. Identifikasi organisasional juga berperan sebagai faktor mediasi antara dukungan organisasi yang dirasakan dan kinerja karyawan. Tetapi, identifikasi organisasional ditemukan tidak dapat memediasi hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kinerja karyawan. Penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan mengenai pengaruh ketidakamanan pekerjaan dan dukungan organisasi yang dirasakan dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui identifikasi organisasional di kalangan karyawan Generasi Z.

Employee performance can be influenced by various factors, including job security and also support from the organization. As stated in the Deloitte survey results titled "Welcome to Generation Z" conducted in 2022, it is noted that one of the behaviors exhibited by Generation Z employees is the desire for stable job security. This study aims to look deeper into the impact of job insecurity and also perceived organizational support on employee performance with the storm of layoffs that are currently happening in Indonesia. This research will be conducted on 256 Generation Z employees, by distributing questionnaires. After the data is collected, data processing will be carried out and find out the relationship between variables using CB-SEM approach. Finding shows that employee performance is positively influenced by perceived organizational support and organizational identification. Furthermore, employee performance is negatively affected by job insecurity. Organizational identification also serves as a mediating factor between perceived organizational support and employee performance. However, organizational identification was found to be unable to mediate the relationship between job insecurity and employee performance. This research provides insights to companies on the influence of job insecurity and perceived organizational support in enhancing employee performance through organizational identification among Generation Z employees."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Billy
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fenomena di Indonesia saat ini, yaitu menurunnya jumlah anggota serikat pekerja yang diketahui telah terjadi beberapa tahun ke belakang. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 149 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pekerja kerah putih yang juga merupakan mahasiswa atau mahasiswi program studi Magister Manajemen, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh perceived organizational support dan job insecurity terhadap intention to join union dengan variabel mediasi job satisfaction. Penelitian ini menggunakan metode structural equation modelling untuk mengetahui hasil dari pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap responden yang telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perceived organizational support, job insecurity, dan job satisfaction tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention to join union pekerja kerah putih.

This research is to find the solution for the phenomenon in Indonesia recently. The phenomenon is the decline of membership on union, the data consist the summary of total member of trade union from the past few years. Total respondents in this research are 149 people. The respondents are white collar workers which are also students at Magister Management, Universitas Indonesia.This research purpose is to find about the influence of perceived organizational support and job insecurity to intention to join union with job satisfaction as a mediator. This research use the method of structural equation modelling to know the result from the data collected from the respondents that have been explained before. The result of this research shows that perceived organizational support, job insecurity, and job satisfaction are not significantly influence intention to join union white collar workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fachri Maldini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran burnout sebagai mediator pada hubungan antara job insecurity (ketidakamanan pekerjaan) dan task performance (kinerja tugas). Partisipan penelitian ini adalah pekerja perusahaan swasta yang berjumlah 106 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Job Insecurity Scale dan Task Performance Scale yang diadaptasi oleh Piccoli et al., (2017), serta Maslach Burnout Inventory-General Scale yang dikembangkan oleh Maslach et al., (1996). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa burnout dapat memediasi secara parsial hubungan antara ketidakamanan pekerjaan dan kinerja tugas.

The purpose of this study is to investigate the role of burnout as a mediator between job insecurity and task performance. The sample for this study is collected from 106 private company employees. This study is conducted by using Job Insecurity Scale and Task Performance Scale which was adapted by Piccoli et al., (2017), and Maslach Burnout Inventory - General Scale which was developed by Maslach et al., (1996). The result shows that burnout partially mediate the relationship between job insecurity and task performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Dwimar Poetri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran komitmen organisasi afektif sebagai mediator tentang hubungan antara ketidakamanan kerja dan kinerja. Peserta Penelitian ini dilakukan pada karyawan pada perusahaan start up yang berjumlah 124 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Data dikumpulkan menggunakan Skala Kerawanan Pekerjaan Kuesioner dan Skala Kinerja Tugas diadaptasi oleh Piccoli et al., (2017), serta Organizational Commitment Questionnaire yang diadaptasi oleh Bohle et al., (2018). Metode pengolahan data penelitian menggunakan SPSS versi 23.0. Hasil dari Penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi afektif dapat menjadi perantara hubungan parsial antara ketidakamanan kerja dan kinerja.

The purpose of this study was to examine the role of affective organizational commitment as a mediator on the relationship between job insecurity and performance. Participants This research was conducted on employees at start-up companies, amounting to 124 people. This research is a quantitative study with a correlational design. Data were collected using the Job Insecurity Questionnaire Scale and the Task Performance Scale adapted by Piccoli et al., (2017), and the Organizational Commitment Questionnaire adapted by Bohle et al., (2018). The research data processing method uses SPSS version 23.0. The results of the study indicate that affective organizational commitment can mediate a partial relationship between job insecurity and performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Hartasari Angguna
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mediasi dari job insecurity terhadap hubungan antara perceived organizational support dan in-role performance. Menggunakan teori psychological safety sebagai pedoman, individu yang menilai positif perlakuan dari perusahaan akan merasa aman dan keberlangsungannya di perusahaan terjamin, sehingga akan meningkatkan kinerjanya di perusahaan. Data diperoleh dari karyawan di Jabodetabek N= 269, dan dianalisis menggunakan macro Hayes PROCESS, pada SPSS v20. Hasil menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung yang signifikan dari POS pada in-role performance melalui job insecurity. Implikasi secara teoretis dan praktis akan dibahas dalam penelitian ini.

This study aims to investigate the mediating effect of job insecurity on the relationship between perceived organizational support and in role performance. Drawing from psychological safety theory, perceived organizational support would affect individuals rsquo feeling that they could secure their job, and this would lead to high in role performance. Data were collected among employess from Jabodetabek N 269, and analyzed using the Hayes PROCESS macro on SPSS v20. The result showed that job insecurity mediated the relationship between POS and in role performance, as the indirect effect of POS on in role performance via job insecurity was found significant. Theoretical and pracyical implications were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ira Theresia
"Laporan BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan realisasi pencapaian AR belum optimal dimana jumlah tenaga kerja aktif membayar premi hanya 25% dari total jumlah angkatan kerja di Indonesia (BPJS Ketenagakerjaan, 2022). Kazmi dan Javaid (2020) menemukan terdapat hubungan positif antara dukungan atasan yang dirasakan terhadap peningkatan kinerja dimediasi oleh identifikasi organisasi. Untuk mengetahui pengaruh dukungan atasan yang dirasakan terhadap kinerja Account Representative (AR) BPJS Ketenagakerjaan, penelitian dibagi menjadi dua studi kuantitatif. Studi pertama melihat peran mediasi identifikasi organisasi terhadap hubungan dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja Account Representative pada 160 partisipan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data studi pertama menggunakan Uji Mediasi Hayes dan Uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian studi pertama menemukan peran identifikasi organisasi terhadap dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja memiliki pengaruh partial mediation. Hal tersebut menunjukkan dukungan atasan yang dirasakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan meskipun tanpa mediasi identifikasi organisasi. Studi kedua dilakukan untuk melihat perubahan hubungan dukungan atasan yang dirasakan terhadap kinerja karyawan yang di mediasi oleh identifikasi organisasi dengan melakukan intervensi terhadap identifikasi organsiasi. Intervensi pendekatan identifikasi sosial digunakan untuk melihat pengaruh dukungan atasan yang dirasakan dalam meningkatkan kinerja Account Representative BPJS Ketenagakerjaan dengan melibatkan 21 partisipan. Hasil penelitian kedua menunjukkan terdapat perubahan pengetahuan pada evaluasi pembelajaran, reaksi, dan perilaku pada evaluasi intervensi. Namun hasil analisa Uji T-Test Berpasangan Wilcoxon terhadap evaluasi pembelajaran menunjukkan pendekatan identifikasi sosial tidak berdampak signifikan pada hubungan dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja Account Representative sebelum dan sesudah intervensi.

The latest report from BPJS Ketenagakerjaan indicates that the performance of the Account Representative has not been ideal: only 25% of Indonesia's total workforce are actively paying their premiums (BPJS Ketenagakerjaan, 2022). Kazmi and Javaid (2020) discovered a positive correlation between perceived supervisor support and performance improvement, which was mediated by organizational identification. To investigate the impact of perceived supervisor support on the performance of Account Representatives (AR) at BPJS Ketenagakerjaan, the research was divided into two quantitative studies. The first study examined the mediating role of organizational identification in the relationship between perceived supervisor support and the performance of Account Representatives, involving 160 participants who completed a questionnaire. Data from the first study was processed using Jamovi with Hayes Mediation Test and Pearson Correlation Test. The finding revealed that organizational identification partially mediated the relationship between perceived supervisor support and performance, indicating that perceived supervisor support significantly influences employee performance, even in the absence of organizational identification mediation. The second study aimed to observe the change in the relationship between perceived supervisor support and employee performance, mediated by organizational identification, following an intervention targeting organizational identification. A social identification approach intervention was implemented to assess the impact of perceived supervisor support on enhancing the performance of Account Representatives at BPJS Ketenagakerjaan, involving 21 participants. The results of the second study indicated a shift in knowledge in learning assessment, reactions, and behavior in the intervention assessment. However, the paired Wilcoxon T-Test analysis of the learning assessment suggested that the social identification approach did not have a significant impact on the relationship between perceived supervisor support and the performance of Account Representatives before and after the intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhasari Juliajengningtyas
"Jumlah pekerja di Indonesia saat ini didominasi oleh pekerja generasi milenial. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan untuk mempertimbangkan karakteristik kerja generasi milenial dalam mencapai keefektifan tujuan perusahaan. Namun demikian, salah satu permasalahan yang terjadi pada pekerja milenial adalah rendahnya perilaku kewargaan organisasi di tempat kerja. Meningkatkan persepsi pekerja terhadap dukungan organisasi dapat membantu pekerja milenial dalam mengembangkan perilaku kewargaan organisasi di lingkungan kerja, dan asosiasi ini di mediasi oleh keterlibatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran dari keterlibatan kerja sebagai mediator dalam pengaruh dari persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi pada pekerja milenial. Partisipan penelitian merupakan pekerja milenial (kelahiran tahun 1981-2000) dengan masa kerja selama minimal satu tahun di tempat kerja saat ini (N = 233) yang direkrut dengan teknik convenience dan snowball sampling. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dan analisis regresi digunakan untuk menguji peran mediator dari keterlibatan kerja. Perilaku kewargaan organisasi diukur dengan Organizational Citizenship Behavior Scale (OCB scale), persepsi terhadap dukungan organisasi diukur dengan Survey of Perceived Organizational Support (SPOS), dan keterlibatan kerja diukur dengan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9). Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan kerja berperan dalam memediasi pengaruh positif dari persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi pekerja milenial di perusahaan. Temuan dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap dukungan organisasi dan keterlibatan kerja untuk dapat meningkatkan kesukarelaan pekerja milenial memunculkan perilaku kewargaan organisasi di perusahaan.

The number of workers in Indonesia are currently dominated by millennial generation. This phenomenon requires companies concern to consider the work characteristics of millennial workers in order to achieve the effectiveness of organizational goals. However, one of the problems that occur in millennial workers are less likely to demonstrate organizational citizenship behavior. Improving workers' perceived organizational support can assist millennial workers in developing organizational citizenship behavior in the work environment and this association is mediated by work engagement. This study aims to examine the role of work engagement as a mediator on the influence of perceived organizational support to organizational citizenship behavior in millennial workers. Participants of this research were millennial workers (those born 1981-2000) with a minimum of one year work experience in current workplace (N = 233). They were recruited by convenience and snowball sampling techniques. This research is a correlational study and regression analysis is used to examine the mediation hypotheses. Organizational citizenship behavior is measured by Organizational Citizenship Behavior Scale (OCB scale), perceived of organizational support is measured by the Survey of Perceived Organizational Support (SPOS), and work engagement is measured by the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9). This study found that work engagement mediates the positive impact of perceived organizational support on organizational citizenship behavior among millennial workers. Hopefully, the findings of this study can provide information for organizations to promote perceived organizational support and work engagement to increase the willingness of Millennial workers doing organizational citizenship behavior in their companies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhasari Juliajengningtyas
"Jumlah pekerja di Indonesia saat ini didominasi oleh pekerja generasi milenial. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan untuk mempertimbangkan karakteristik kerja generasi milenial dalam mencapai keefektifan tujuan perusahaan. Namun demikian, salah satu permasalahan yang terjadi pada pekerja milenial adalah rendahnya perilaku kewargaan organisasi di tempat kerja. Meningkatkan persepsi pekerja terhadap dukungan organisasi dapat membantu pekerja milenial dalam mengembangkan perilaku kewargaan organisasi di lingkungan kerja, dan asosiasi ini di mediasi oleh keterlibatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran dari keterlibatan kerja sebagai mediator dalam pengaruh dari persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi pada pekerja milenial. Partisipan penelitian merupakan pekerja milenial (kelahiran tahun 1981-2000) dengan masa kerja selama minimal satu tahun di tempat kerja saat ini (N = 233) yang direkrut dengan teknik convenience dan snowball sampling. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dan analisis regresi digunakan untuk menguji peran mediator dari keterlibatan kerja. Perilaku kewargaan organisasi diukur dengan Organizational Citizenship Behavior Scale (OCB scale), persepsi terhadap dukungan organisasi diukur dengan Survey of Perceived Organizational Support (SPOS), dan keterlibatan kerja diukur dengan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9). Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan kerja berperan dalam memediasi pengaruh positif dari persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi pekerja milenial di perusahaan. Temuan dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap dukungan organisasi dan keterlibatan kerja untuk dapat meningkatkan kesukarelaan pekerja milenial memunculkan perilaku kewargaan organisasi di perusahaan.

The number of workers in Indonesia are currently dominated by millennial generation. This phenomenon requires companies concern to consider the work characteristics of millennial workers in order to achieve the effectiveness of organizational goals. However, one of the problems that occur in millennial workers are less likely to demonstrate organizational citizenship behavior. Improving workers' perceived organizational support can assist millennial workers in developing organizational citizenship behavior in the work environment and this association is mediated by work engagement. This study aims to examine the role of work engagement as a mediator on the influence of perceived organizational support to organizational citizenship behavior in millennial workers. Participants of this research were millennial workers (those born 1981-2000) with a minimum of one year work experience in current workplace (N = 233). They were recruited by convenience and snowball sampling techniques. This research is a correlational study and regression analysis is used to examine the mediation hypotheses. Organizational citizenship behavior is measured by Organizational Citizenship Behavior Scale (OCB scale), perceived of organizational support is measured by the Survey of Perceived Organizational Support (SPOS), and work engagement is measured by the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9). This study found that work engagement mediates the positive impact of perceived organizational support on organizational citizenship behavior among millennial workers. Hopefully, the findings of this study can provide information for organizations to promote perceived organizational support and work engagement to increase the willingness of Millennial workers doing organizational citizenship behavior in their companies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurona Moulisa
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peran persepsi dukungan organisasional sebagai mediator pengaruh ketidakpastian terkait perubahan dan kemampuan adaptasi individual terhadap kepuasan kerja pada pekerja PT X. Perubahan peraturan, prosedural, dan teknologi yang terjadi di PT X akibat dari perpindahan plant, menyebabkan ketidakpastian dan menuntut kemampuan adaptasi individual sehingga mempengaruhi kepuasan kerja pada pekerja. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada pekerja PT X sejumlah 101 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasional tidak berperan memediasi pengaruh ketidakpastian terkait perubahan terhadap kepuasan kerja, tetapi persepsi dukungan organisasional berperan memediasi pengaruh kemampuan adaptasi individual terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa dukungan yang diberikan organisasi tidak memediasi pengaruh ketidakpastian akibat perubahan, tetapi membantu pekerja dalam beradaptasi pada lingkungan kerja yang baru dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan oleh pekerja PT X.

ABSTRACT
The aim of this study is to investigate the role of perceived organizational support as mediator in the influence of change related uncertainty and individual adaptability on job satisfaction among workers at PT X. Change of regulation, procedural, and technology that happened in PT X that is cause of plant displacement, either causes uncertainty and require individual adaptability that affecting job satisfaction. This research used quantitative method was obtained through questionnaire given to 101 respondents. The results show that perceived organizational support does not mediate the influence of change related uncertainty on job satisfaction, but perceived organizational support mediates the influence of individual adaptability on job satisfaction. Based on these results that support provided by organization does not mediate the effects of change related uncertainty but help workers in adapted to new work environment in an effort to improve job satisfaction among workers of PT X.
"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Benaya Mahendra
"Keluarnya karyawan dari perusahaan adalah fenomena yang selalu terjadi. Saat ini tingkat keluarnya karyawan cenderung tinggi dan terus meningkat, baik karena alasan ekonomi maupun karena pengembangan karier, terutama pada Generasi Milenial. Hal tersebut dapat merugikan karyawan dan perusahaan. Keluarnya karyawan dapat dipengaruhi oleh niat keluar dan keterlibatan karyawan. Namun, saat ini tingkat niat keluar karyawan tinggi dan keterlibatan karyawan rendah, karena ketidakpuasan terhadap gaji/upah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi niat keluar, komitmen organisasi, keterlibatan karyawan, dan kepuasan penghargaan. Penelitian dilakukan secara daring pada 176 karyawan Generasi Milenial. Hasil analisis menggunakan metode regresi dan PROCESS v4.2 menunjukkan: kepuasan penghargaan memengaruhi keterlibatan karyawan dan komitmen organisasi secara positif, serta niat keluar secara negatif; keterlibatan karyawan memengaruhi komitmen organisasi secara positif dan niat keluar secara negatif; dan keterlibatan karyawan dapat memediasi pengaruh kepuasan penghargaan terhadap komitmen organisasi, tetapi tidak terhadap niat keluar. Selain itu, ditemukan bahwa karyawan Generasi Milenial memiliki niat keluar yang rendah, keterlibatan karyawan tinggi, serta komitmen organisasi dan kepuasan penghargaan sedang. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan penghargaan yang diberikan dan memberikan peran pekerjaan yang dapat melibatkan karyawan secara aktif agar karyawan memiliki komitmen yang lebih kuat dan tidak memiliki niat untuk keluar sehingga meminimalisasi
keluarnya karyawan.

Employee turnover is a phenomenon that always occurs. Currently, employee turnover rates tend to be high and continue to increase, both for economic reasons and for career development, especially among the Millennial Generation. This can be detrimental to employees and companies. Employee turnover can be influenced by turnover intention and employee engagement. However, currently the level of employee turnover intention is high and employee engagement is low, due to dissatisfaction with salary/wages. This research aims to determine the interaction of turnover intention, organizational commitment, employee engagement, and reward satisfaction. Research was conducted online on 176 Millennial Generation employees. The results of the analysis using the regression and PROCESS v4.2 method show: reward satisfaction influences employee engagement and organizational commitment positively, and turnover intention negatively; employee engagement influences organizational commitment positively and turnover intention negatively; and employee engagement can mediate the effect of reward satisfaction on organizational commitment, but not on intention to leave. In addition, it was found that Millennial Generation employees have low turnover intention, high employee engagement, and moderate organizational commitment and reward satisfaction. In this way, companies can increase the rewards given and provide work roles that can actively engage employees so employees have stronger commitment and have no intention of leaving, thereby minimizing employee turnover."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>