Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mawar Kusuma Darina
"Penelitian ini mengeksplorasi implementasi kebijakan return-to-work (RTW) di Indonesia setelah pelonggaran pembatasan COVID-19. Penelitian ini berfokus pada perspektif karyawan yang telah beradaptasi dan terbiasa dengan pengaturan kerja fleksibel (FWA) selama situasi pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif narasi kebijakan RTW dari sudut pandang karyawan. Pendekatan kualitatif interpretivisme digunakan melalui proses wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 17 partisipan yang dipilih dari berbagai profesi dan perusahaan. Analisis tematik digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul. Hasil temuan menunjukkan bahwa implementasi kebijakan RTW bagi karyawan di antaranya dimaknai sebagai: (1) Tidak memiliki ruang Alternatif; (2) Hilangnya autonomi kerja, (3) Produktivitas tidak lebih baik, dan (4) Hilangnya motivasi kerja. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memperkaya kajian literatur tentang proses kembali bekerja dalam organisasi yang menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi kebijakan RTW bagi manajemen, serta memastikan selarasnya kepentingan organisasi dan karyawan. Selain itu, penelitian ini berkontribusi pada keberlanjutan penelitian RTW yang memberikan wawasan tentang transisi ke pengaturan kerja baru di kondisi kembali kerja pasca pandemi.

This study explores the implementation of return-to-work (RTW) policies in Indonesia following the easing of COVID-19 restrictions. It focuses on the perspective of employees who had adapted to flexible working arrangements (FWA) during the pandemic situations. The research aims to provide an Alternatif narrative on the RTW policy from the employees' perspective. A qualitative interpretivism approach was employed, utilizing semi-structured in-depth interviews with 17 participants that selected from various professions and companies. Thematic analysis was employed to analyze the gathered data. The findings indicate that the implementation of the RTW policy such as (1) Lacks viable Alternatif workspace options, (2) Diminishes employees' autonomy in their work, (3) Fails to enhance overall work productivity, and (4) Negatively affects work motivation. This study contributes to the existing body of knowledge by emphasizing the importance of monitoring and evaluating RTW policies, ensuring they align with the interests of both organizations and employees. Furthermore, it contributes to existing research by providing insights into the transition to new work arrangements in the post-pandemic transition period."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Naufal Falih
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh flexible working arrangements terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasional sebagai variabel mediasi pada karyawan startup yang berlokasi di Jakarta. Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan survei yang terdiri dari 31 pertanyaan utama untuk menghimpun data dari karyawan yang bekerja di startup yang berlokasi di Jakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini terdiri dari 100 sampel yang merupakan karyawan startup yang berlokasi di Jakarta. Dalam melakukan analisis data, penelitian menggunakan uji korelasi dan multiple hierarchical regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flexible working arrangements memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh flexible working arrangements terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja dan komitmen organisasional.

The purpose of this study is to analyze the effect of flexible working arrangements on employee performance with job satisfaction and organizational commitment as mediating variables for startup employees located in Jakarta. This research is quantitative using a survey consisting of 31 main questions to collect data from employees who work at startups located in Jakarta. The number of samples in this study consisted of 100 samples who were startup employees located in Jakarta. In conducting data analysis, the study used correlation test and multiple hierarchical regression. The results showed that flexible working arrangements have a significant effect on employee performance. Then the results also show that there is an effect of flexible working arrangements on employee performance through job satisfaction and organizational commitment."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Setyarini
"Tesis ini membahas proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal. Penelitian dilatarbelakangi oleh pandemi covid-19 yang berdampak pada perubahan pengaturan kerja pegawai dari sistem work from office menjadi sistem flexible working space. Namun demikian, pengaturan kerja demikian tidak selalu memperoleh respon positif karena keterbatasan mekanisme pemantauan kinerja yang berpotensi menurunkan kinerja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan flexible working space perlu dievaluasi, khususnya dari perspektif proactive work behaviour dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proactive work behaviour. Evaluasi menjadi semakin penting karena mayoritas pegawai menginginkan flexible working space menjadi pengaturan kerja pasca pandemi covid-19. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan mixed methods dengan teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa flexible working space mempengaruhi employee well-being, employee well-being mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space tidak mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, dan perceived organizational support secara bersama-sama mempengaruhi proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being dan variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour. Adapun kebijakan organisasi yang dinilai tepat untuk meningkatkan proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space pasca pandemi covid-19 adalah pengelolaan SDM, kepemimpinan, dan pengelolaan organisasi yang berorientasi pada proactive work behaviour.

This thesis discusses about proactive work behaviour in implementing flexible working space within the Fiscal Policy Agency. The research was motivated by the covid-19 pandemic which had an impact on changing employee work arrangements from a work from office system to a flexible working space system. However, such work arrangements do not always get a positive response due to limitation of performance monitoring mechanisms that have the potential to reduce employee performance. In this regard, the implementation of flexible working space needs to be evaluated, especially from the perspective of proactive work behaviour and the factors that influence proactive work behaviour. Evaluation is becoming important because the majority of employees want flexible working space to be a work arrangement after the COVID-19 pandemic. The research was conducted using a mixed methods approach with quantitative and qualitative data collection techniques. The results showed that flexible working space affects employee wellbeing, employee well-being affects proactive work behaviour, flexible working space does not affect proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, and perceived organizational support jointly affects proactive work behaviour, intervening variable employee well-being affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, moderating variable perceived organizational support affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, intervening variable employee well-being and moderating variable perceived organizational support affect the relationship between flexible working space and proactive work behaviour. The organizational policies that are considered appropriate to increase proactive work behaviour in the implementation of flexible working space after the COVID-19 pandemic are HR management, leadership, and organizational management that is oriented towards proactive work behaviour."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alsyifa Mawira Aura
"Flexible working arrangements (FWA) yang didukung oleh work-family culture (WFC) – dapat menjadi solusi untuk mengurangi persepsi karyawan tentang work-family conflict (WFCON) yang pada akhirnya akan meningkatkan job satisfaction (JS) karyawan. Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya intervensi organisasi untuk mendukung keterkaitan antara peran pekerja dalam kehidupan pribadi dan profesional karyawannya. Belum banyak penelitian tentang topik ini di Asia dimana kasus work-family conflict lebih banyak dialami oleh karyawan perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara FWA dan WFC dengan memediasi WFCON terhadap JS karyawan wanita. Penelitian ini menggunakan hasil survei terhadap 295 karyawan wanita dari perusahaan jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan wanita memiliki persepsi positif tentang flexible working arrangements (FWA), yang memengaruhi job satisfaction (JS) secara keseluruhan. Variabel work-family culture (WFC) berperan signifikan dalam meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi work-family conflict (WFCON). Sedangkan pada hubungan pengaruh tidak langsung, diidentifikasi bahwa WFCON memediasi hubungan WFC terhadap JS serta pada hubungan FWA terhadap JS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penelitian bagi manajer SDM khususnya pada organisasi tentang dampak penerapan FWA dan budaya kerja-keluarga bagi JS melalui peran mediasi konflik kerja-keluarga untuk dapat menggali lebih jauh terkait hal-hal tersebut.

Reduced employee perceptions of work-family conflict (WFCON) can be achieved by flexible working arrangements (FWA) supported by work-family culture (WFC), which will ultimately lead to an increase in job satisfaction (JS). Several studies highlight the value of organizational interventions in establishing connections between employees' roles in their personal and professional life. Yet, research on this subject is lacking in Asia, where female employees are more likely to face work-family conflicts. This research aims to clarify how FWA and WFC affect on JS of female employees through the mediating role of WFCON. This study uses the results of a survey of 295 female employees from Information and Communication Technology (ICT) service companies using Structural Equation Modeling (SEM) as a data analysis method. The results showed that most female employees positively perceived flexible working arrangements (FWA), which influenced overall job satisfaction. The work-family culture variable plays a significant role in increasing job satisfaction by reducing work-family conflict. In the indirect influence relationship, the identification of WFCON mediates the relationship between WFC and JS also between FWA and JS. This research is expected to contribute to the form of research for HR managers, especially in organizations about the impact of implementing FWA and work-family culture for JS through the mediation role of work-family conflicts to be able to explore further related to these things."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwira Sena Adila
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara flexible working place dan flexible working time dengan job satisfaction, baik hubungan secara langsung maupun tidak langsung melalui work-life balance sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan kepada pegawai di instansi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) baik pegawai tetap/Aparatur Sipil Negara (ASN) ataupun pegawai kontrak/Non-ASN menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan degan menyebarkan kuesioner kepada 148 responden serta dilakukan analisis dengan aplikasi Smart PLS versi 3.0 melalui metode Penelitian SEM PLS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedua variabel yaitu flexible working place dan flexible working time berpengaruh positif terhadap variabel job satisfaction. Sementara itu hubungan kedua variabel yaitu flexible working place dan flexible working time terhadap variabel job satisfaction yang dimediasi oleh variabel work-life balance memiliki pengaruh yang positif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penerapan flexible working time dan flexible working time dapat dikatakan berhasil dan berpengaruh positif terhadap job satisfaction dikarenakan terdapat peningkatan work-life balance yang dirasakan oleh pegawai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

The aim of this study is to analyze the relation between the flexible working place and flexible working time on job satisfaction, directly or indirectly, with the itervention of the work-life balance as a mediating variable. This research is conducted to a civil servant and a non civil servant/contract-based staff in Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center (INTRAC). Furthermore, the quantitative approach is used in this research. The data is collected by distributing a questionnaires to 148 respondents and being analyzed with Smart PLS program/application version 3.0 with Sem PLS method. The results concludes that both variables which are flexible working place and flexible working time makes a positive and significant effect on job satisfaction variable. Furthermore the flexible working place and flexible working time on job satisfaction with work-life balance as a mediating variable also have a positive effect. The results of this study explain that the implementation of flexible working place and flexible working time can be said to be successful and has a positive effect on job satisfaction because there is an increase in a work-life balance felt by employees of the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center (INTRAC)"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adetya Surya Kresna Murti
"Tingkat turnover sektor teknologi informasi termasuk yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Kehadiran pekerja teknologi informasi (TI) memegang peranan penting dalam perusahaan guna mendukung kegiatan operasional bisnis masing-masing. Untuk meminimalkan tingkat turnover intention, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang terkait dengan hal tersebut, antara lain beban kerja, fleksibilitas kerja, work-life balance, dan kepuasan kerja. Beban kerja diketahui memberikan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan karyawan. Selain itu, telah menjadi perhatian kritis untuk retensi tenaga kerja ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara beban kerja, kerja fleksibel, dan turnover intention pada pekerja teknologi informasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Data yang diperoleh meliputi 272 responden dengan latar belakang pegawai teknologi informasi (TI) di Indonesia. Metode Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan menggunakan software Lisrel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa worklife balance dan fleksibilitas kerja secara signifikan mampu mempengaruhi kepuasan kerja, work-life balance dan fleksibilitas kerja memiliki hubungan tidak langsung terhadap turnover intention dimediasi oleh kepuasan kerja. Selain itu, pada penelitian ini ditemukan bahwa beban kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Kemudian penelitian ini pun menemukan bahwa kepuasan kerja tidak mampu memediasi hubungan beban kerja terhadap turnover intention pekerja teknologi informasi di Indonesia.

The turnover rate in the information technology sector is one of the highest compared to other sectors. The presence of information technology (IT) employees play an important role in companies in order to support operational activities of each business. To minimize the turnover intention rate, companies need to take into consideration several factors related to this, including workload, work flexibility, work-life balance, and job satisfaction. Workloads are known for giving a big impact on employee’s well-being. In addition, it has become a critical concern for the retention of this workforce. The main aim of this study is to analyze the relationships between workload, flexible working, and turnover intention among information technology employees. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected by distributing questionnaires online. The data obtained data covered 272 respondents with a background in information technology (IT) employee in Indonesia. Structural Equation Modeling (SEM) method was used to analyze the relationships between these variabel using Lisrel software. The results of this study indicate that work-life balance and flexible working has significant and positive influence on job satisfaction. Beside that, this research proves that job satisfaction significantly mediates the relationship between work-life balance and flexible working with turnover intention. In the other hands, workload has no significant impact on job satisfaction, therefore job satisfaction has no mediating a relationship between workload and turnover intention in information technology employees in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sekar Widiaristi
"Gen Z yang memasuki dunia kerja dituntut untuk memiliki perilaku kerja inovatif. Salah satu kebijakan organisasi yang berperan dalam meningkatkan perilaku kerja inovatif dan sesuai dengan karakteristik Gen Z adalah pengaturan kerja fleksibel. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara pengaturan kerja fleksibel dan perilaku kerja inovatif pada karyawan Gen Z yang menjalankan pengaturan kerja fleksibel (WFA/hybrid). Peneliti juga ingin melihat perbedaan perilaku kerja inovatif antara karyawan Gen Z yang bekerja secara fleksibel dengan yang bekerja dari kantor. Partisipan merupakan 217 orang berusia 18-28 tahun, sedang bekerja secara WFO/WFA/hybrid, dan berdomisili di Indonesia. Hasil analisis dengan bootstrap (N= 1000) menunjukkan bahwa pengaturan kerja fleksibel dapat memprediksi perilaku kerja inovatif secara positif dan signifikan (β= 0.23, p= 0.02). Pengaturan kerja fleksibel dapat menjelaskan 5.7% varians dari perilaku kerja inovatif. Hasil analisis juga menunjukkan perbedaan perilaku kerja inovatif antara karyawan Gen Z yang bekerja secara fleksibel (M= 38.58, SD= 7.84) dan karyawan Gen Z yang bekerja dari kantor (M= 33.85, SD= 9.60), signifikan secara statistik, t(215)= 3.88, p= 0.00. Penelitian ini menyarankan perusahaan untuk mulai menerapkan lebih banyak pengaturan kerja fleksibel agar karyawan merasa nyaman dan termotivasi untuk memberikan ide yang inovatif.

Gen Z employees are required to have innovative work behaviors. An organizational policy that could increase innovative work behavior and is in accordance with Gen Z characteristics is flexible work arrangements. In this study, researchers want to see the relationship between flexible work arrangements and innovative work behavior among Gen Z employees who work flexibly (WFA/hybrid). Researchers also want to see differences in innovative work behavior between Gen Z employees who work flexibly and those who work from an office. Participants are 217 people aged 18–28 years old, currently working on a WFO/WFA/hybrid basis, and domiciled in Indonesia. The bootstrap analysis (N= 1000) shows that flexible work arrangements can positively and significantly predict innovative work behavior (β= 0.23, p= 0.02). Flexible work arrangements can explain 5.7% of the variance in innovative work behaviors. The analysis also shows differences in innovative work behaviors between Gen Z employees who work flexibly (M = 38.58, SD = 7.84) and who work from offices (M= 33.85, SD= 9.60), statistically significant, >t(215)= 3.88, p= 0.00. This research suggests that companies start implementing more flexible working arrangements so that employees feel comfortable and motivated to come up with innovative ideas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
"Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik
.The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Mahdiyyah
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana dampak flexible working hours terhadap work-life balance dan work-life conflict terhadap 3 peneliti perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak dengan rentang usia 0-5 tahun di Lembaga Demografi FEB UI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang telah dilaksanakan pada bulan April 2020-Juni 2021. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan flexible working hours memiliki dampak positif terhadap work-life balance dan negatif terhadap work-life conflict khususnya pada peneliti perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak dengan rentang usia 0-5 tahun. Hasil ini didukung dengan temuan penelitian yang memperlihatkan bahwa para peneliti perempuan ini memiliki lingkungan yang suportif dan kondisi pekerjaan dengan prinsip output based.

This bachelor thesis discusses about how flexible working hours impacts to work-life balance and work-life conflict toward 3 female researcher that has been married and having child with age 0-5 in Lembaga Demografi FEB UI. This research was conducted with qualitative approach and descriptive research type and conducted in April 2020 – June 2021. This research shows that flexible working hours has positive impact towards work-life balance dan negative impact towards work-life conflict especially in female researchers that has been married and having child with 0-5 age. This result supported with research find that shown that they have supportive environment and working in output-based principles condition."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO).

This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>