Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dzakiyyah Alya Yusriyah
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal akan menyebabkan berbagai konsekuensi salah satunya adalah risiko jatuh. Jatuh berdampak di berbagai aspek baik fisik, psikologis, material, hingga kematian. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan kekuatan dan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan kekuatan dan keseimbangan dapat meningkatkan keseimbangan, mobilitas, serta kekuatan otot untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan ini dilakukan setiap hari (9 kali latihan) dengan durasi latihan kurang lebih 40 menit perhari. Latihan ini terbagi menjadi 5 sesi yaitu pemanasan, latihan kekuatan, keseimbangan, gait, dan pendinginan dimana di setiap peralihan sesinya terdapat waktu istirahat 2 – 3 menit, namun waktu istirahat ini lebih fleksibel bergantung dengan kondisi lansia. Sebelum dilakukan latihan, peneliti melakukan skrining MFS, dan dilanjutkan dengan alat ukur yang berkaitan dengan risiko jatuh yaitu BBT, TUG, dan MMT. Peneliti melakukan pengukuran tanda tanda vital sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi untuk mengontrol adanya hipotensi postural yang mungkin dapat terjadi. Latihan kekuatan dan keseimbangan yang dilakukan rutin berpengaruh signifikan terhadap keseimbangan postural, mobilitas, dan kecepatan berjalan yang terlihat dari adanya peningkatan nilai BBT dari skor 32 menjadi 42, serta penurunan waktu TUG dari 20,6 detik sebelum intervensi menjadi 16,1 detik setelah sembilan kali intervensi. Peningkatan kekuatan otot juga meningkat walaupun tidak signifikan yaitu pada bagian lutut dari skor MMT 3 menjadi 4. Hal ini dapat disebabkan karena frekuensi intervensi yang dilakukan hanya dalam jangka pendek. Jika dilakukan secara berkelanjutan, hasil dari intervensi dapat lebih maksimal. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai pencegahan risiko jatuh pada lansia yang ada di panti.

The process of getting older (aging) will affect various declines in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the musculoskeletal system. The decline that occurs in the musculoskeletal system will cause various consequences, one of which is the risk of falling. Falling has an impact on various aspects, both physical, psychological, material, and even death. As a fall risk intervention, strength and balance training can be used as a reference exercise for the elderly. Strength and balance training can improve balance, mobility, and muscle strength to prevent falls. This exercise is done every day (9 times) with a duration of approximately 40 minutes per day. This exercise is divided into 5 sessions, namely warm-up, strength training, balance, gait, and cool-down where in each transition session there is a 2-3 minute rest period, but this rest time is more flexible depending on the condition of the elderly. Prior to the exercise, the researchers conducted an MFS screening, and continued with measuring instruments related to fall risk, namely BBT, TUG, and MMT. Researchers measured vital signs before and after the intervention to control for any possible postural hypotension. Strength and balance exercises that are carried out routinely have a significant effect on postural balance, mobility, and walking speed as seen from an increase in the BBT value from a score of 32 to 42, as well as a decrease in the TUG time from 20.6 seconds before the intervention to 16.1 seconds after nine times intervention. The increase in muscle strength also increased, although not significantly, namely in the knee section from an MMT score of 3 to 4. This could be due to the frequency of interventions carried out only in the short term. If done on an ongoing basis, the results of the intervention can be maximized. Therefore, with this scientific work it is hoped that officers, nurses, or students at the nursing home who are practicing can continue this intervention as a prevention of the risk of falling in the elderly in the orphanage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatn Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Oktavia
"Penuaan menyebabkan penurunan fungsi fisiologis pada lansia yang dapat menyebabkan lansia memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh adalah peningkatan kerentanan untuk jatuh, sehingga menyebabkan bahaya fisik. Intervensi keperawatan Multifactorial Fall Prevention efektif untuk menurunkan risiko jatuh pada lansia. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan asuhan keperawatan pada lansia dengan risiko jatuh. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat peningkatan fungsional yang ditunjukan dengan hasil pengukuran manual muscle test kekuatan otot sebelum 2234 dan setelah latihan menjadi 2334 pada ekstremitas bawah dekstra serta hasil pemeriksaan berg balance test dengan skor awal 33 menjadi 41 setelah latihan selam 5 minggu intervensi. Selain itu terjadi peningkatan prilaku pencegahan jatuh dengan sering menggunakan sandal dan alat bantu jalan dan didukung dengan modifikasi lingkungan. Multifactorial Fall Prevention dapat diterapkan oleh perawat untuk mengatasi lansia dengan risiko jatuh.

Elderly tend to have the risk for falls because of aging that can be decrease of physiological function. Risk for falls vulnerable to increased susceptibility to falling, which may cause physical harm and compromise health. Nursing intervention multifactorial fall prevention can reduce the risk of falls. The purpose of this case study is to expose on nursing care of elderly with risk for falls. The results of the examination of showed that there was a functional improvement shown by manual muscle test result of muscle strength before 2234 and after exercise became 2334 on dextra lower limb as well as check result of balance test with initial score 33 to 41 after 5 weeks intervention. In addition there is an increase in fall prevention behavior by frequent use of flip flops and walkers and supported by environmental modifications. Multifactorial fall prevention can be applied by nurses to the elderly with the risk of falling."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Az-Zahra Anindya Ma'arip
"Lansia mengalami penurunan degeneratif baik fisiologis maupun patologis (seperti stroke) pada sistem muskuloskeletal sehingga timbulnya gangguan mobilitas fisik menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada lansia. Kondisi ini berdampak pada kesulitan melakukan pergerakan dan mobilisasi dalam aktivitas sehari-hari. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band dan genggam bola karet terhadap lansia post stroke dengan kelemahan ekstremitas kiri selama 10 hari dengan durasi 60 menit. Hasil evaluasi menggambarkan
adanya peningkatan kekuatan otot dari 4442 menjadi 5544 , pemeriksaan berg balance test meningkat 4432 5543
dari skor 36 menjadi 45, dan pemeriksaan timed up and go test mengalami percepatan dari 23.69 detik menjdi 16.4 detik. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi secara fungsional pada lansia. Penulis merekomendasikan bagi pihak PSTW agar program latihan kekuatan otot dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mengatasi terjadinya gangguan mobilitias fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Latihan harus dilakukan setiap hari, minimal satu kali dalam sehari selama 60 menit dengan tiga kali pengulangan gerakan dan masing-masing gerakan memiliki 10 hitungan. Perlu dievaluasi menggunakan penilaian MMT, TUG, BBT, beserta kekuatan lansia dalam menarik elastic band melalui pengukuran panjang diameter pita sebelum dan sesudah latihan kekuatan otot.

Degenerative in elderly both physiological and pathological (such as stroke) in musculoskeletal system cause quite high impaired physical mobility problem. This condition has an impact on difficulties in moving and mobilizing in daily activities. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with impaired physical mobility problems at the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. The intervention used was muscle strength exercise therapy with elastic bands and rubber ball grips for post stroke elderly with left extremity weakness for 10 days with a duration of 60 minutes. The evaluation results described an increase in muscle strength from 4442/4432 to 5544/5543, the berg balance test increased from a score of 36 to 45, and the timed up and go test experienced an acceleration from 23.69 seconds to 16.4 seconds. The evaluation results prove that there is an increase in muscle strength and functional mobilization ability in the elderly. The author recommends for PSTW that muscle strength training programs can be implemented consistently and continuously to overcome the occurrence of impaired physical mobility in the elderly so as to improve health and quality of elderly life. Exercise must be done every day, at least once a day for 60 minutes with three repetitions of the movement and each movement has 10 counts. It needs to be evaluated using MMT, TUG, BBT assessments, along with the strength of the elderly in pulling the elastic band through measuring the length of the band diameter before and after muscle strength exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Christine
"Individu yang memasuki tahap akhir perkembangan akan mengalami penurunan fungsi pada sistem tubuhnya. Salah satunya merupakan perubahan sistem muskuloskeletal yang identik dengan penurunan kekuatan otot, tulang dan sendi yang dapat memengaruhi keseimbangannya. Lansia yag memiliki gangguan keseimbangan akan mengalami risiko jatuh yang lebih tinggi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki masalah resiko jatuh. Format pengkajian Burg Balance Test (BBT) dan Timed up and Go test (TUG) digunakan untuk mengukur resiko jatuh klien. Bentuk intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah resiko jatuh adalah latihan keseimbangan dengan metode square stepping exercise (SSE). Intervensi diberikan satu kali dalam sehari selama 12 hari dengan durasi 30-40 menit. Hasil yang diperoleh selama menerapkan metode latihan ini didapatkan peningkatan kecepatan berjalan sebesar 1 menit 15 detik saat dilakukan rata-rata pengukuran awal dan akhir dengan timed up and go test, serta peningkatan keseimbangan dilihat dari adanya penambahan skor Berg Balance Test sebesar 3 poin. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai aktivitas latihan rutin untuk menurunkan resiko jatuh lansia.

Individuals who enter the final stage of development will experience a decline in function in their body systems. One of them is a change in the musculoskeletal system which is synonymous with a decrease in muscle, bone and joint strength which can affect balance. Elderly people who have balance disorders will experience a higher risk of falling. This scientific work aims to provide an overview of the application of nursing care to elderly people who have a risk of falling. The Burg Balance Test (BBT) and Timed up and Go test (TUG) assessment formats are used to measure the client's risk of falling. A form of nursing intervention that can be given to deal with the risk of falls is balance training using the square stepping exercise (SSE) method. Intervention is given once a day for 12 days with a duration of 30-40 minutes. The results obtained during applying this training method showed an increase in walking speed of 1 minute 15 seconds when the initial and final measurements were averaged using a timed up and go test, as well as an increase in balance seen from an increase in the Berg Balance Test score of 3 points. This exercise is recommended to be implemented in nursing homes as a routine exercise activity to reduce the risk of falls in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem kardiovaskular. Penurunan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akan menyebabkan berbagai konsekuensi dan dapat diperburuk dengan hipertensi yang diderita lansia. Dampaknya lansia mengalami risiko ketidakstabilan tekanan darah. Sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah terapi non-famakologis sebagai pelengkap terapi farmakologis seperti aromatherapy foot massage dapat membantu menurunkan tekanan darah. Aromatherapy foot massage dapat membantu memperlancar sirkulasi serta memberikan efek rileksasi sehingga menurunkan tekanan darah. Intervensi ini dilakukan selama 9 kali dengan durasi intervensi selama 10 menit pemijatan kaki kiri dan 10 menit pemijatan kaki kanan. Sebelum dilakukan intervensi dipastikan lansia dalam kondisi rileks dan 30 menit setelah melakukan aktivitas, lalu dilakukan perendaman air hangat 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah dan MAP sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil intervensi didapatkan penurunan tekanan darah ditemukan sebesar 5 sampai 9 mmHg untuk tekanan darah sistolik, sedangkan untuk tekanan darah diastolik terjadi penurunan sebanyak 4 sampai 6 mmHg, serta MAP terjadi penurunan 5 sampai 8 mmHg. Hal ini mebuktikan keefektifan intervensi aromatherapy foot massage. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah yang ada di panti.

The process of increasing age (aging) will affect various decreases in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the cardiovascular system. The decrease that occurs in the cardiovascular system will lead to various consequences and can be exacerbated by hypertension suffered by the elderly. As a result, the elderly experience the risk of blood pressure instability. As a risk intervention for blood pressure instability, non-phamaxological therapies as a complement to pharmacological therapies such as aromatherapy, foot massage can help lower blood pressure. Aromatherapy foot massage can help facilitate circulation and provide a relaxing effect so as to lower blood pressure. This intervention was carried out for 9 times with the duration of the intervention for 10 minutes of left leg massage and 10 minutes. From the results of the intervention, a decrease in blood pressure was found by 5 to 9 mmHg for systolic blood pressure, while for diastolic blood pressure there was a decrease of 4 to 6 mmHg, and MAP decreased by 5 to 8 mmHg. This proves the effectiveness of aromatherapy foot massage intervention. Therefore, with this scientific work, it is hoped that officers, nurses, or students in institutions who are practicing can continue this intervention as a critical intervention"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Dominggas Modok
"ABSTRAK
Peningkatan populasi lansia di perkotaan berkaitan erat dengan munculnya berbagai masalah kesehatan termasuk risiko jatuh. Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 03 Ciracas merupakan salah satu instansi pelayanan bagi lansia yang berada di area perkotaan dan mempunyai peran dalam memberikan kesejahteraan bagi kehidupan lansia. Karya ilmiah akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan lansia dengan risiko jatuh menggunakan intervensi unggulan terapi latihan keseimbangan yaitu simple balance exercise untuk meningkatkan keseimbangan, mengurangi perasaan takut jatuh dan menurunkan risiko jatuh. Intervensi ini dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit setiap sesi latihan. Hasilnya adalah skor Berg Balance Test mengalami peningkatan 8 skor dari skor awal 26 menjadi 34, skor Falls Efficacy Scale-International menurun 7 skor dari skor awal 33 menjadi 26, sedangkan skor Morse Falls Scale tidak mengalami penurunan.

ABSTRACT
The increasing number of elderly in urban areas is closely related to the emergence of various health problem including risk of falling. Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 03 Ciracas is one of the elderly service institutions located in urban areas with the role of providing welfare for the elderly. The final case study aims to analyze the nursing care in elderly with the risk of falling through exercise therapy that is simple balance exercise to improve balance, reduce fear of falling and reduce the risk of falling. This intervention was done at least three times a week for thirty minutes of each training session. The result was that The Berg Balance Test increase 8 initial scores from 26 to 34, Falls Efficacy Scale International score decreased 7 initial scores from 33 to 26, while Morse Falls Scale score did not significant. "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Aini
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah risiko jatuh yang cukup tinggi pada lansia. Kejadian jatuh pada lansia akan berdampak pada kondisi fisik dan fisiologi dari lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh pada lansia dapat diukur melalui beberapa tes, meliputi Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA dan One Leg Stance Test OLTS . Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia adalah program latihan berdiri dan keseimbangan. Hasil yang didapat yaitu adanya peningkatan yang cukup signifikan yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan POMA dari skor 21 menjadi 24 dan OLTS dari 1,99 detik menjadi 7,55 detik. Program latihan berdiri dan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisir risiko jatuh yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high risk of falls problem. The incident of falls on older people will have an impact on the physical and phychological condition of older people. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with risk of falls. Risk of falls in older people can be measurred by using some tests, which are Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA and One Leg Stance Test OLTS . One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is standing and balance training program. The obtained result shows quite significant increase in MFES score, which enhanced from 5,71 to 10. Moreover, there is also an increasing result in POMA and OLTS score. POMA score increases from 21 to 24 and OLTS score increases from 1,99 seconds to 7,55 seconds. Standing and balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize risk of falls on older people.Keywords musculoskeletal change older people risk of falls standing and balance exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Rachmawati
"Peningkatan populasi lansia di perkotaan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia terhadap populasi produktif meningkat khususnya pada munculnya masalah nyeri kronik. Terapi nonfarmakologi merupakan intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri, salah satunya adalah terapi pijat tangan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah nyeri kronik menggunakan intervensi unggulan pijat tangan. Intervensi ini dilakukan tiga kali dalam seminggu selama lima minggu. Setiap kali intervensi, pemijatan dilakukan selama 16 menit. Nyeri kronik dikaji dengan menggunakan McGill Pain Questionnaire. Hasilnya adalah skor McGill Pain Questionnaire mengalami rerata penurunan satu tingkat yaitu dari nyeri berat skor=3 menjadi nyeri sedang skor=2 atau nyeri sedang menjadi nyeri ringan skor=1 atau bahkan tidak nyeri skor=0 . Selain itu, tanda-tanda vital-vital klien juga menurun dari sebelum pemijatan ke setelah pemijatan dan 30 menit setelah pemijatan. Oleh karena itu, pijat tangan ini diharapkan dapat menjadi alternatif intervensi yang dapat digunakan perawat untuk mengatasi masalah nyeri kronik pada lansia di panti.

Increasing the elderly population in urban areas leads to the degree of dependence of the elderly on the productive population increased especially in the emergence of chronic pain problems. Nonpharmacology therapy is a nursing intervention to treat pain, one of which is hand massage therapy. This final scientific work aims to analyze the nursing care of the elderly with chronic pain problems using superior interventions of hand massage. This intervention is done three times a week for five weeks. Each time the intervention, massage done for 16 minutes. Chronic pain is assessed using McGill Pain Questionnaire. The result is a score of McGill Pain Questionnaire experiencing a mean decrease of one level ie from severe pain score 3 to moderate pain score 2 or moderate pain to mild pain score 1 or even pain score 0. In addition, the client 39 s vital signs also decreased from before the massage to after the massage and 30 minutes after the massage. Therefore, this hand massage is expected to be an alternative intervention that nurses can use to overcome the problem of chronic pain in the elderly in the orphanage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Fathidzkia Asmas
"Lansia yang tinggal di perkotaan maupun institusi memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kerusakan gigi. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah melaporkan asuhan keperawatan pada lansia dengan kerusakan gigi di PSTW Budi Mulia 01 Cipayung menggunakan intervensi unggulan oil pulling. Oil pulling merupakan proses dimana minyak dikumur di mulut serupa dengan penggunaan pencuci mulut. Intervensi ini dilakukan sekali setiap hari menggunakan virginia coconut oil VCO dengan durasi 10-20 menit dan dilakukan 1 jam sebelum atau sesudah makan. Setelah 30 hari melakukan intervensi oil pulling didapatkan hasil skor Oral Hygiene Index menurun dari 4.1, yang menunjukkan tingkat kebersihan buruk, menjadi 2.9 yang artinya tingkat kebersihan sedang. Intervensi ini tidak memerlukan banyak biaya, dapat dilakukan dengan mudah, dan tidak menimbulkan efek samiping sehingga dapat menjadi alternatif kegiatan yang dilakukan di panti untuk mencegah bahkan mengurangi masalah kerusakan gigi.

Elderly who live in urban area as well as insitutions have a high risk to experience tooth decay. Tooth decay, or in nursing term called impaired dentition, defined as a condition in which the person has dental caries, halitosis, excessive oral calculus, excessive oral plaque, and other oral problems. This final scientific paper aims to report the nursing care in elderly with impaired dentition at PSTW Budi Mulia 01 Cipayung using an oil pulling as a prime intervention. Oil pulling is the process where oil is being gargled in the mouth similar to the use of mouthwash. This intervention is done using once a day using VCO for about 10 20 minutes at 1 hour before or 1 hour after meals. After 30 days intervention, the Oral Hygiene Index score decreased from 4.1 poor oral hygiene level to 2.9 moderate oral hygiene level . This intervention does not cost much, does not cause side effects, and can be done easily so it can be an alternative activity in the nursing home in order to prevent tooth decay."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
"Penuaan mempengaruhi perubahan tubuh termasuk sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi dikarenakan berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung, dan penurunan kepadatan tulang mengakibatkan kelambanan bergerak,gangguan keseimbangan, dan koordinasi gerak sehingga mudah jatuh. Jatuh berdampak secara fisik maupun psikis lansia. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan keseimbangan meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan keseimbangan dilakukan setiap hari (11 pertemuan) dengan durasi 10 - 15 menit perhari. Sebelum latihan penulis malakukan skreaning MMSE, dilanjutkan dengan instrument skrining jatuh (MFS, BBT, dan TUG). Saat latihan peneliti akan melakukan pengukuran tanda vital sebelum dan sesudah latihan, pengkajian TUG, dan melakukan gerakan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan yang dilakukan rutin signifikan terhadap keseimbangan postural terlihat dari adanya perubahan dalam stepping, gaya berjalan mulai membaik, postur tubuh saat berjalan mulai tegak, peningkatan nilai BBT dari skor 46 menjadi 50, dan penurunan waktu TUG dari 14 detik menjadi rata – rata waktu 12,5 detik selama intervensi. Pelaksanaan intervensi memerlukan seorang pendamping yang bertugas mengawasi dan menjaga lansia agar tidak jatuh, sekaligus menciptakan perasaan aman bagi lansia saat latihan. Sangat disayangkan intervensi ini sulit dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan kekurangan sumber daya serta petugas sosial dan perawat panti memiliki tugas dan kewajiban lainnya yang perlu dilakukan sehingga untuk melakukan intervensi latihan keseimbangan akan sulit terlaksana. Untuk itu saya menyarankan bagi mahasiswa yang berpraktik di panti untuk melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi pencegahan risiko jatuh pada lansia yang terdapat di panti.

Aging affects changes in the body including the musculoskeletal system. The decrease that occurs due to reduced muscle mass, stiffness of connective tissue, and decreased bone density results in sluggishness of movement, balance disorders, and coordination of motion so that it is easy to fall. Falls have a physical and psychological impact on the elderly. As a fall risk intervention, balance exercises can be used as an exercise reference for the elderly. Balance exercises improve muscle strength and balance to prevent the body from falling. Balance exercises are carried out every day (11 meetings) with a duration of 10-15 minutes per day. Before the exercise, the author conducted MMSE screening, followed by fall screening instruments (MFS, BBT, and TUG). During exercise, researchers will measure vital signs before and after exercise, assess TUG, and perform balance exercise movements. Balance exercises performed routinely are significant for postural balance as seen from changes in stepping, gait begins to improve, posture when walking begins to straighten, increases BBT scores from 46 to 50, and decreases TUG time from 14 seconds to an average time of 12. ,5 seconds during the intervention. Implementation of the intervention requires a companion who is in charge of supervising and keeping the elderly from falling, while creating a feeling of security for the elderly during exercise. It is unfortunate that this intervention is difficult to carry out in a sustainable manner due to lack of resources and social workers and nursing home nurses have other duties and obligations that need to be carried out so that it will be difficult to carry out balance training interventions. For that I suggest for students who practice in nursing homes to continue this intervention as an intervention to prevent the risk of falling for the elderly who are in nursing homes"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>