Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfiya Zhafirah Wahyuningtyas
"Perilaku prokrastinasi akademik umum terjadi pada mahasiswa, diperkirakan sebanyak 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Maka dari itu, penting untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berkaitan agar dapat menambah pengetahuan dalam rangka menangani prokrastinasi akademik. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengonfirmasi kemungkinan peran coping adaptif sebagai mediator dalam hubungan antara conscientiousness dan prokrastinasi akademik, yang hingga saat ini belum diteliti pada mahasiswa Indonesia. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner daring. Semua alat ukur yang digunakan telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, yaitu Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) untuk mengukur prokrastinasi akademik, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) untuk mengukur conscientiousness, dan COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) untuk mengukur coping adaptif. Sebanyak 238 mahasiswa S1 usia 18-25 dari berbagai daerah berpartisipasi dalam mengisi kuesioner. Berdasarkan analisis regresi berganda ditemukan bahwa semakin tinggi conscientiousness dan coping adaptif maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik individu. Akan tetapi, coping adaptif tidak memediasi hubungan conscientiousness dalam memprediksi prokrastinasi akademik. Conscientiousness merupakan faktor yang kuat dalam memprediksi prokrastinasi akademik.

Academic procrastination behavior is common among students, it is estimated that as many as 70% of students do academic procrastination. Therefore, it is important to investigate further about the related factors in order to increase knowledge in dealing with academic procrastination. This correlational study aims to confirm the possible role of adaptive coping as a mediator in the relationship between conscientiousness and academic procrastination, which has not been studied in Indonesian students until now. Data was collected using an online questionnaire. All instruments already adapted to Bahasa Indonesia, namely the Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) to measure academic procrastination, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) to measure conscientiousness, and COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) to measure adaptive coping. A total of 238 respondents which are undergraduate students aged 18 - 25 participated in completing the online questionnaire. Based on multiple regression analysis, it was found that the higher the conscientiousness and adaptive coping in someone, the lower the level of academic procrastination they have. However, adaptive coping does not mediate the relationship of conscientiousness in predicting academic procrastination. Conscientiousness is a strong factor in predicting academic procrastination."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Adyaksa Bagaskara
"Perubahan metode pembelajaran pada mahasiswa dari tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat mengakibatkan berbagai masalah pada mahasiswa, antara lain masalah academic burnout yang ditandai oleh kondisi kelelahan fisik, perilaku sinis yang ditandai dengan menurunnya motivasi, dan kurangnya efikasi diri yang disebabkan oleh banyaknya tuntutan akademik (Schaufeli et al., 2002). Salah satu faktor yang dapat memengaruhi academic burnout mahasiswa adalah perilaku prokrastinasi akademik. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dan academic burnout di situasi PJJ selama pandemi Covid-19. Pengukuran academic burnout dilakukan dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS), sedangkan pengukuran prokrastinasi akademik dilakukan dengan menggunakan Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S). Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (N=201; perempuan = 82.6%). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi akademik dan academic burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia r(201)= .19, p < 0.01. Kemudian, terdapat hubungan yang signifkan antara prokrastinasi akademik dan dimensi academic burnout yaitu exhaustion r(201) = .35, p < 0.01, cynicism r(201) = .36, p < 0.01, dan academic inefficacy r(201) = .46, p < 0.01. Temuan penelitian ini memberi masukan bahwa perilaku prokrastinasi akademik berhubungan dengan adanya kecenderungan academic burnout mahasiswa.

Changes in learning methods for students from offline to distance learning (PJJ) can cause various problems for students, including academic burnout which are characterized by physical exhaustion, cynical behavior marked by decreased motivation, and lack of self-efficacy caused by academic demands (Schaufeli et al., 2002). One factor that can influence student academic burnout is academic procrastination. This study wants to examine the relationship between academic procrastination and academic burnout during the PJJ situation. Measurement of academic burnout was carried out using Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS), whereas measurement of academic procrastination was carried out using Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S). The participants of this study were students of the Faculty of Psychology, University of Indonesia (N=201; female = 82.6%). Pearson Correlation analysis shows that there is a significant positive correlation between academic procrastination and academic burnout r(201)= .19, p < 0.01. Furthermore, there is a significant correlation between academic procrastination and the dimensions of academic burnout, namely exhaustion r(201) = .35, p < 0.01, cynicism r(201) = .36, p < 0.01, and academic inefficacy r(201) = .46 , p < 0.01. Findings of this study provide input that academic procrastination is related to the tendency of academic burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leidar Fitriza Nabila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa berdasarkan tingkat perkualiahannya. Pengukuran kecenderungan prokrastinasi yang dilakukan menggunakan Tuckman?s Procrastination Scale oleh Tuckman (1991) dan prokrastinasi yang dilakukan diukur menggunakan Active Procrastination Scale oleh Choi dan Moran (2009). Responden berjumlah 109 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dari seluruh tingkat perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara prokrastinasi dan tingkat perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya prokrastinator dan prokrastinator aktif pada seluruh responden. Prokrastinator paling banyak terdapat pada mahasiswa tingkat pertama. Prokrastinator aktif paling banyak terdapat pada tingkat akhir.

This research aimed to examine the differences of procrastination in every college's years. The tendency to do procrastination were measured by Tuckman?s Procrastination Scale which made by Tuckman (1991) and which procrastination they do were measured by Active Procrastination Scale which made by Choi and Moran (2009). The respondents were 109 college students from Faculty of Psychology, University of Indonesia from every college?s years. The result of this research showed that there is no a significant differences in procrastination and college's years. The result also showed that there is many procrastinators and active procrastinators in all respondents. The highest amount of procrastinators are in first year of college. The highest amount of active procrastinators are in last year of college.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Rahmawati
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa welas asih berperan sebagai mediator dalam hubungan antara penundaan dan stres. Di sisi lain, munculnya konsep prokrastinasi aktif yang melihat prokrastinasi dari sudut pandang yang lebih positif menimbulkan pertanyaan baru, apakah welas asih secara konsisten berperan sebagai mediator dalam konteks hubungan prokrastinasi yang aktif dan penuh tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran welas asih sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres. Partisipan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terdiri dari 63 laki-laki (28,51%) dan 158 perempuan (71,49%). Pengukuran ketiga variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan kuesioner self report yaitu Tuckman Procrastination Scale (TPS) untuk menyaring partisipan yang prokrastinasi, Active Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi aktif, Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres, dan Skala Cinta Kasih. (SCS) untuk mengukur belas kasihan diri. Hasil penelitian menemukan bahwa prokrastinasi aktif berpengaruh langsung negatif dan signifikan terhadap stres. Namun, hasil uji hubungan mediasi (efek tidak langsung) menunjukkan bahwa welas asih tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres.

Previous research has found that compassion acts as a mediator in the relationship between procrastination and stress. On the other hand, the emergence of the concept of active procrastination which sees procrastination from a more positive point of view raises new questions, whether compassion consistently acts as a mediator in the context of an active and stressful procrastination relationship. Therefore, this study aims to determine the role of compassion as a mediator in the relationship between active procrastination and stress. Participants in this study were 221 active students from various universities in Indonesia consisting of 63 men (28.51%) and 158 women (71.49%). Measurement of these three variables was carried out using a self-report questionnaire, namely the Tuckman Procrastination Scale (TPS) to screen for procrastination participants, the Active Procrastination Scale (APS) to measure active procrastination, the Perceived Stress Scale (PSS) to measure stress levels, and the Loving Kindness Scale. (SCS) to measure self-compassion. The results found that active procrastination had a negative and significant direct effect on stress. However, the results of the mediation relationship test (indirect effect) show that compassion does not act as a mediator in the relationship between active procrastination and stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Amalia
"Prokrastinasi akademik merupakan perilaku yang sering terjadi pada mahasiswa tak terkecuali mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan tugas skripsi. Mahasiswa tingkat akhir yang melakukan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi memiliki kemungkinan untuk terlambat lulus dalam studinya. Untuk menghindari terjadinya perilaku prokrastinasi akademik, mahasiswa tingkat akhir membutuhkan beberapa faktor seperti locus of control dan regulasi diri (self regulation) dalam menyelesaikan skripsinya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran regulasi diri sebagai moderator terhadap hubungan internal dan external locus of control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi. Partisipan penelitian berjumlah 101 mahasiswa tingkat akhir yang didapat melalui survei online. Alat ukur yang digunakan berupa TPC (Tuckman Procrastination Scale), IPC (Internal, Powerful others, Chance) Scale, dan Skala Regulasi Diri yang diadaptasi dari Ottenbreit dan Dobson (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi diri dapat dijadikan sebagai moderator yang mempengaruhi hubungan external locus of control dengan prokrastinasi akademik. Dengan kata lain, adanya interaksi antara regulasi diri dan external locus of control mempengaruhi prokrastinasi akademik. Diartikan bahwa semakin tinggi regulasi diri yang dimiliki maka semakin lemah pengaruh external locus of control terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir.

Academic procrastination is a behavior that often occurs in students, including students who are completing thesis. Students who do academic procrastination in completing their thesis have the possibility to be late in graduating in their studies. To avoid academic procrastination behavior, last year students need several factors such as locus of control and self-regulation in completing their thesis. This study was conducted to examine the role of self-regulation as a moderator of the relationship between internal and external locus of control with student academic procrastination in writing a thesis. The research respondents were 101 students who were obtained through an online survey. The measuring instrument used is the TPC (Tuckman Procrastination Scale), IPC (Internal, Powerful others, Chance) Scale, and the Self-Regulatory Scale which was adapted from Ottenbreit & Dobson (2004). The results showed that self-regulation can be used as a moderator that affects the relationship between external locus of control and academic procrastination. The inclusion of self-regulation weakens the relationship of external locus of control with academic procrastination which results in a decrease in academic procrastination in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilian Ari Rachmawan
"Prokrastinasi, atau penundaan secara sengaja terhadap tugas-tugas yang sebenarnya dapat diselesaikan saat ini, merupakan fenomena sehari-hari dalam lingkungan akademis. Penelitian sebelumnya oleh Habelrih dan Hicks (2015) menemukan bahwa prokrastinasi pada mahasiswa dapat diprediksi oleh psychological well-being. Pada faktanya, hampir semua mahasiswa melakukan prokrastinasi, bukan hanya mereka yang memiliki PWB rendah.
Penelitian ini dilakukan unjuk melihat kembali hubungan antara PWB dan prokrastinasi, selanjutnya menguji strategi coping sebagai moderator pada hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk mengetahui hal itu, 110 mahasiswa Universitas Indonesia berusia 18-24 tahun diminta menyelesaikan Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB), Pure Procrastination Scale (PPS) dan Coping Strategy Indicator (CSI).
Hasil penelitian menunjukkan konsistensi dengan penemuan sebelumnya yaitu PWB secara negatif dapat memprediksi prokrastinasi. Selain itu, diperoleh hasil bahwa strategi coping tidak memiliki fungsi sebagai moderator pada hubungan PWB dan prokrastinasi. Implikasi, keterbatasan serta saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam diskusi.

Procrastination, or the voluntary delay of due tasks that should be done, is a daily phenomenon in academic settings. Previous study by Habelrih and Hicks (2015) have found that procrastination on college students were negatively predicted by psychological well-being. In fact, almost every student did it, not only that they have lower PWB.
The present study conducted to review the relationship between psychological well-being and procrastination, furthermore coping strategies will be tested as moderators in the relationship between those variables. To answer this, 110 University of Indonesia students aged between 18-24 completed the Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB), Pure Procrastination Scale (PPS) and Coping Strategy Indicator (CSI).
The result showed a consistent with the previous findings that PWB negatively predict procrastination. Moreover, coping strategies cannot serve as a moderator between PWB and procrastination. Implications, limitations and future research directions are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrazzaq Fathur Rahman Luthan
"Permasalahan tidur berkembang semenjak pandemi. Penggunaan gawai pun semakin bertambah bagi mahasiswa dalam kegiatan akademis dan waktu luang secara bersamaan. Kaburnya batas antara dua hal itu berdampak pada kualitas tidur yang menurun dari prokrastinasi waktu tidur berbentuk penggunaan gawai bermasalah. Penelitian ini membahas peran penggunaan gawai bermasalah yang berdampak pada kualitas tidur dengan prokrastinasi waktu tidur sebagai mediasi dalam bentuk penundaan tidur pada mahasiswa. Berdasarkan pengukuran Bedtime Procrastination Scale untuk pengukuran prokrastinasi waktu tidur, Smartphone Addiction Scale-Short Version untuk penggunaan gawai berlebihan, dan Pittsburgh Scale Questionnaire Index untuk kualitas tidur (n = 154), hasil penelitiannya adalah penggunaan gawai bermasalah tidak menjadi prediktor kualitas tidur (c = - 0.04, SE = .04, p = .27) serta prokrastinasi waktu tidur tidak memediasi hubungan antara penggunaan gawai bermasalah dan kualitas tidur (ab = 0.01, 95% CI, -.0036 s.d. .0237). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan hasil berbeda bahwa tidak adanya hubungan antara prokrastinasi waktu tidur dan kualitas tidur serta prokrastinasi waktu tidur tidak menjadi mediator dalam penelitian.

Sleep disturbances have increased in number since Covid-19 pandemic. Smartphone usage for college students have also increased in academic activities and leisure in tandem. The blurred boundary between those two things affects the decrease in sleep quality from bedtime procrastination in the form of problematic smartphone use. This research addresses the role of problematic smartphone use toward sleep quality with bedtime procrastination as mediator in the form of sleep delay in college students. Based on measurement conducted with Bedtime Procrastination Scale to measure bedtime procrastination, Smartphone Addiction Scale-Short Version for problematic smartphone use, and Pittsburgh Scale Questionnaire for sleep quality (n = 154), research show that problematic smartphone use does not predict sleep quality (c = - 0.04, SE = .04, p = .27) and bedtime procrastination does not mediate the relationship of problematic smartphone use and sleep quality (ab = 0.01, 95% CI, -.0036 s.d. .0237). Hence, this research shows different results that there is no relationship between bedtime procrastination and sleep quality and also bedtime procrastination is not a mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmah
"Adanya situasi pandemi Covid-19 membuat isu keterbatasan lowongan kerja yang dapat membuat para mahasiswa tingkat akhir mengalami kecemasan dan kebimbangan dalam keputusan kariernya. Kondisi ini membuat mereka perlu mencaricara untuk menghadapi kecemasan dan kebimbangan dalam keputusan karier mereka. Peran strategi coping diketahui dapat membantu mahasiswa dalam mengurangi tingkat kecemasan karier dan juga kebimbangan dalam keputusan karier.Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat peran strategi coping dalam memoderasi hubunganantara kecemasan karier dan kebimbangan dalam keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain non-eksperimental. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 400 mahasiswa tingkat akhir dari berbagai rumpun ilmu dan kota di Indonesia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Career Decision Scale, Career Anxiety Scale dan Ways of Coping Checklist Revised.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping terbukti memoderasi hubungan antara kecemasan karier dan kebimbangan dalam keputusan karier. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa strategi coping dapat menurunkan tingkat kecemasan karier dan kebimbangan dalam keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir. Selain itu, hasil penelitian ini memberikan beberapa manfaat bagi praktisi pengembangan karier di perguruan tinggi

The Covid-19 pandemic situation gives impact of the uncertain conditions on the working world that make senior year college students causing anxiety and career indecision. This condition makes them need to find ways to deal with the anxiety and career indecisions. The role of coping strategies is apparently known to help students reduce the career anxietylevels as well as career indecision. The purpose of this study was to investigate the role of coping strategies in moderating the relationship between career anxiety and career indecision amongsenior year college students. This research was a quantitative study with a non-experimental research design. Participants in this study were 400 senior year college students from various faculties and cities in Indonesia. Research instruments such as Career Decision Scale questionnaire, Career Anxiety Scale and Ways of Coping Checklist revised were used in this study. The results indicated that coping strategies had a moderation in the relationshipbetween career anxiety and career decisions in senior year college students. This study had the implication that coping strategies can reduce career anxiety and also career indecision among senior year college students. In addition, the results of this study provided several benefits for career development practitioners in higher education."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faba Shafira
"Hubungan romantis jarak jauh memiliki berbagai tantangan, seperti keterbatasan komunikasi dan ketiadaan kedekatan secara fisik yang dapat memengaruhi dinamika kepuasan hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi dari kepercayaan terhadap hubungan antara trait kepribadian conscientiousness dan kepuasan hubungan romantis jarak jauh. 1.211 partisipan merupakan individu dewasa yang tinggal di dua kota atau negara berbeda dengan pasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepercayaan memediasi hubungan antara trait kepribadian conscientiousness dan kepuasan hubungan secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan mengenai dinamika hubungan romantis jarak jauh dan bahan evaluasi bagi pasangan yang akan atau sedang menjalani hubungan romantis jarak jauh.

Long-distance romantic relationships have various challenges, such as limited communication and lack of physical closeness that can affect the dynamics of relationship satisfaction. This study aims to examine the mediating role of trust in the relationship between conscientiousness and long-distance romantic relationship satisfaction. 1.211 participants were adults living in two different cities or countries with their partners. The results show that trust mediates the relationship between conscientiousness and relationship satisfaction significantly. The results of this study can be an additional reference regarding the dynamics of long-distance romantic relationships and evaluations for couples who will or are undergoing long-distance romantic relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruthnaomi Vitaloka Liquisa
"Masalah kualitas tidur telah menjadi masalah global yang memengaruhi populasi secara umum. Hal ini juga turut memengaruhi kondisi mahasiswa tahun pertama yang dituntut untuk beradaptasi dalam kehidupan perkuliahannya. Namun, yang terjadi adalah mahasiswa tahun pertama mengalami kesulitan dalam membagi waktu secara proporsional. Mereka seringkali berusaha untuk menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademiknya, namun mereka tetap tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan tidur. Hal inilah yang bisa berpotensi untuk menimbulkan gangguan tidur. Selanjutnya, penelitian ini melihat bagaimana kualitas tidur berperan sebagai moderator dalam pengaruh conscientiousness terhadap prestasi akademis. Dari 119 partisipan, ditemukan bahwa conscientiousness tidak memengaruhi prestasi akademis dengan signifikan, t 115 = 0,6589 , p > 0,05. Namun, kualitas tidur ditemukan memengaruhi prestasi akademis dengan signifikan, t 115 = -2,0338, p < 0,05. Kualitas tidur sendiri secara signifikan berperan sebagai moderator dalam pengaruh kualitas tidur terhadap prestasi akademis, t 115 = -2,1320, p

Sleep quality problems had been present as global problems that affected general population. This matter had also affected college freshmens condition in which they were required to adapt in their newfound life. Yet, college freshmen had difficulties in prioritizing their activities. They often made efforts in balancing their academic and non academic activities but still, they didnt have enough time to rest and sleep. This research would like to find how sleep quality had a role as a moderator on the effect of conscientiousness on academic achievement. From 119 participants, it was found that conscientiousness didnt correlate with academic achievement significantly, t(115) = 0,6589 , p > 0,05. On the other hand, sleep quality was found to have a significant correlation with academic achievement, t 115 2,0338, p 0,05. Finally, sleep quality was found to have moderated conscientiousness and academic achievement, t (115) = 2,1320, p<0,05. Good sleep quality (effect = -0,0123, p < 0,05) moderated the effect of conscientiousness on academic achievement significantly. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>