Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Afrazayne Safitri
"Penerimaan orang tua dapat memengaruhi perkembangan anak tunarungu. Berdasarkan hal ini, penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas program intervensi “Menjadi Orang Tua Istimewa” dalam meningkatkan pemahaman tentang penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Penelitian ini dilakukan dengan desain within subject yang diikuti oleh empat partisipan yang merupakan Ibu dari anak tunarungu usia dini. Terdapat tiga materi utama yang disampaikan, yakni kondisi anak tunarungu usia dini, peran orang tua dalam kehidupan anak tunarungu usia dini, dan penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Respon partisipan didapatkan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil analisis statistik menunjukkan program intervensi tidak signifikan dalam meningkatkan penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Hal ini ditunjukkan melalui hasil perbedaan skor post-test dan pre-test (Z = -0,921, p > 0,05) dan perbedaan skor follow-up test dan post-test (Z = 0,000, p > 0,05). Namun hasil pendalaman respon partisipan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman dan penerapan materi intervensi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam pengembangan program intervensi terkait penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu. 

Parental acceptance can affect development of early childhood children with Deaf. Based on this phenomenon, this study aimed to examine the effectiveness of the intervention program “Menjadi Orang Tua Istimewa” to increase understanding of parental acceptance towards early childhood children with Deaf. This study was conducted using within subject design with four participants who are mothers of early childhood children with Deaf. There were three main topics, which are condition of early childhood children with Deaf, parents’ role in early childhood children with Deaf, and parental acceptance towards early childhood children with Deaf. Participants’ response collected through questionnaire, and tested using Wilcoxon Signed Rank Test. The result of statistical analysis showed that the intervention program was not significant in increasing parental acceptance towards early childhood children with Deaf. This is shown through the result of difference in post-test and pre-test scores (Z = -0.921, >0,05) and difference in follow-up test and post-test (Z = 0.000, >0.05). However, the result of participants’ responses showed that there was an increase in understanding and implementation of intervention topics in everyday life. The result of this study can be used as scientific reference in development of intervention programs related to parental acceptance of Deaf children. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Dara Pertiwi
"Anak-anak termasuk dalam kategori rentan terinfeksi COVID-19. Keputusan orang tua untuk memberikan izin kepada anaknya untuk divaksinasi atau tidak, bergantung pada kesediaan orang tua untuk menerima vaksin tersebut. IDAI menetapkan capaian vaksinasi sebesar 100% untuk PTM yang aman, sedangkan WHO menetapkan sebesar 70%. Cakupan vaksinasi COVID-19 untuk anak umur 6-11 tahun di Kecamatan Cakung hanya 65.57% untuk dosis pertama dan 33.59% untuk dosis kedua, angka cakupan ini merupakan yang paling rendah jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penerimaan orang tua terhadap pemberian vaksin COVID-19 pada anak sekolah dasar di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuisioner secara online. Responden penelitian berjumlah 394 orang tua dari murid sekolah dasar yang berada di Kecamatan Cakung. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan 87.3% orang tua menerima pemberian vaksin COVID-19 untuk anak mereka. Persepsi manfaat (pValue: 0.018), persepsi hambatan (pValue: 0.018), dan pemicu bertindak (pValue: 0.001) merupakan variabel yang berhubungan signifikan dengan penerimaan orang tua terhad ap pemberian vaksin COVID-19. Pemicu bertindak menjadi variabel dominan yang berhubungan dengan penerimaan orang tua. Orang tua dengan pemicu bertindak yang tinggi cenderung menerima vaksin COVID-19 3,1 kali lebih besar dibanding dengan orang tua dengan pemicu bertindak rendah setelah dikontrol persepsi manfaat dan persepsi hambatan.

Children are in the vulnerable category ofCOVID-19 infection. Parent’s decision to grant permission for their children to be vaccinatedor not, depends on the parental acceptance of COVID-19 vaccination itself. Indonesian Pediatric Association set the vaccination coverage rate at 100% for safe face-to-face learning, while WHO set it at 70%. COVID-19 vaccination coverage for children aged 6-11 years in Cakung district is only 65.57% for the first dose and 33.59% for the second dose, this rate is the lowest compared to other sub-districts in DKI Jakarta. This study aims to find out the determinants of parental acceptance of COVID-19 vaccination in elementary school children in Cakung district, East Jakarta City. The Study used a cross sectional design, data collection was done through filling out online questionnaires. The research respondents were 394 parents of elementary school students in Cakung district. Multivariate analysis using multiple logistic regression risk factor model. The result has shownthat 87.3% of parents received the COVID-19 vaccinationfor their children. Perceived benefits (pValue: 0.018), perceived barriers (pValue: 0.018), and cues to action (pValue: 0.001) were variables that were significantly associated with parental acceptance of the COVID-19 vaccination. Cues to action became the dominant variable in this study.Parents with high-cues to action tend to receive the COVID-19 vaccination 3.1 times more than those with low-cues to action after being controlled by perceived benefits and perceived barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirza Feny Rahayu
"Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan suatu tantangan karena mereka cenderung memiliki perasaan yang dimanifestasikan dalam bentuk kehilangan keberhargaan diri, merasa sedih dan bersalah, sulit menerima dan berduka bahkan berisiko lebih besar untuk mengalami stres dalam pengasuhan atau pendampingan anak. Keadaan ini dapat memengaruhi kondisi psikologis anak yang berdampak negatif pada kemampuan sosial emosional mereka. Padahal, hubungan antara orang tua dengan anak merupakan pengaruh utama yang membentuk kemampuan sosial emosional anak. Oleh sebab itu, sangat diperlukan peranan dan dukungan dari kedua orang tua dalam meminimalkan dampak tersebut dengan penerimaan dari orang tua. Dalam proses penerimaan orangtua, terdapat beberapa aspek yang berkontribusi pada kesehatan mental orang tua, diantaranya parenting self-efficacy yang merupakan keyakinan orang tua bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas mereka sebagai orang tua. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau lebih jauh mengenai pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus melalui parenting self-efficacy. Penelitian ini melibatkan 291 partisipan dari berbagai daerah di Indonesia. Analisis dilakukan dengan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan parenting self-efficacy terbukti memediasi pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.205) signifikan pada Los 0.05. Begitu pula dengan pengaruh penerimaan orang tua terhadap parenting self-efficacy (B = 0.589) dan pengaruh parenting self-efficacy terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.431) serta pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.338) signifikan pada Los 0.05.

Being the parent of children with special needs is a challenge because they tend to have feelings that are manifested in the form of losing self-worth, feeling sad and guilty, difficult to accept and grieving even at greater risk to experience stress in caring for the children. This situation can affect the childrens psychological condition which negatively impacts their social-emotional abilities. In fact, the relationship between children and parents is the main influence that shapes childrens social-emotional abilities. Therefore, it is very necessary the role and support of both parents in minimizing these impacts with parental acceptance. In the process of parental acceptance, there are several factors that contribute to the mental health of parents, including parenting self-efficacy which is the belief of parents, the ability to carry out their duties as parents. Therefore, the purpose of this study is to further review the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of children with special needs through parenting self-efficacy. This study involved 291 participants from various regions in Indonesia. The analysis was carried out with path analysis. The results of this study found that parenting self-efficacy succeeded in mediating the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of special needs children (B=0.205), significant at Los 0.05. Similarly, the influence of parental acceptance on parenting self-efficacy (B=0.589) and parenting self-efficacy on the social-emotional abilities of children with special needs (B=0.431) and also the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of children with special needs (B=0.338) was significant at Los 0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Putri Eka Yana Gloria
"Kualitas interaksi antara orang tua dan anak diketahui memengaruhi kemampuan sosial- emosional anak. Pada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, kualitas interaksi yang positif tercipta melalui penerimaan orang tua terhadap kondisi anak. Dalam menjalani serangkaian proses hingga akhirnya mampu menerima kondisi anak, dibutuhkan keberfungsian keluarga yang sehat. Keberfungisan keluarga yang sehat memungkinkan orang tua untuk menanggulangi berbagai tantangan yang ditemui sebagai implikasi dari kondisi anak. Penelitian ini bertujuan menguji peran penerimaan orang tua dalam memediasi pengaruh keberfungsian keluarga terhadap kemampuan sosial-emosional anak berkebutuhan khusus. Sejumlah 291 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dan menempuh pendidikan di Sekolah Dasar terlibat sebagai partisipan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tiga alat ukur yaitu Family Assessment Device, Elementary School Student Social and Emotional Skills Survey dan Parental Acceptance-Rejection Questionnaire Short Form. Selanjutnya, data diolah menggunakan program IBM SPSS versi 22 dan R versi 3.4.2 dengan Lavaan 0.6-5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan orang tua tidak berperan secara signifikan dalam memediasi pengaruh keberfungsian keluarga terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus. Hal ini mengindikasikan bahwa dinamika hubungan antara keberfungsian keluarga, penerimaan orang tua dan kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus turut dipengaruhi faktor-faktor lain, seperti gaya atau pola pengasuhan dalam keluarga.

Interaction quality between parents and children is known to be associated with the development of childrens social-emotional competence. In families with special needs children, the bond is built through parental acceptance. In the process of experiencing phases until eventually accepting the childrens condition, a healthy family function is required. A healthy family function empowers parents to overcome many challenges in taking care of special needs children. This study aims to examine the role of parental acceptance in mediating the effect of family functioning on the social-emotional competence of special needs children. A total of 291 parents whose children attend elementary schools are involved as participants. Three instruments used were: Family Assessment Device, Social Skills and Emotional Survey of Primary School Students and Short Form of Parental Acceptance-Rejection Questionnaire. Data processing conducted using IBM SPSS version 22 and R version 3.4.2 with Lavaan 0.6-5. The result determines that parental acceptance doesnt have a significant role in mediating the effect of family function on the social-emotional competence of special needs children. This indicates that the relationship between family function, parental acceptance and social-emotional competence of special needs children are also affected by other additional factors, such as parenting style.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinta Adyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas psikoedukasi untuk meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai mediasi orang tua (parental mediation) dalam kegiatan
menonton televisi anak usia dini. Penyusunan psikoedukasi melalui 3 tahapan, yakni
(1) melakukan asesmen kebutuhan, (2) menyusun rancangan besar psikoedukasi, serta
(3) menyusun modul. Pengujian dilakukan menggunakan pretest dan post-test
terhadap 16 ibu ibu dari anak usia prasekolah yang berasal dari kalangan sosial
ekonomi bawah. Hasil analisa dengan menggunakan wilcoxon signed rank test
menunjukkan psikoedukasi secara signifikan meningkatkan pengetahuan orang tua
mengenai mediasi orang tua (parental mediation) dalam kegiatan menonton televisi
anak usia dini.

ABSTRACT
This study aims to examine the effectiveness of psychoeducation to improve maternal
knowledge about parental mediation in early childhood television viewing activity.
The preparation of psychoeducation are done through 3 stages, namely (1) conducting
needs assessment, (2) preparing the grand design of psychoeducation, and (3)
developing modules. The tests were conducted using pretest and post-test of 16
mothers of preschool-aged children from lower socioeconomic groups. The results of
the analysis using the wilcoxon signed rank test show that psychoeducation
significantly improves maternal knowledge about parental mediation in early
childhood television viewing."
2017
T48390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nabila Haswar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan orang tua dengan aspek-aspek pada kemampuan sosial-emosional anak disabilitas fisik (tunarungu, tunadaksa, tunanetra, tunawicara). Penerimaan orang tua didefinisikan sebagai kontinum penerimaan hingga penolakan yang diberikan orang tua kepada anak mereka. Sedangkan kemampuan sosial-emosional adalah kemampuan yang dapat diajarkan dan dipelajari yang dapat digunakan individu untuk mengelola emosi, berperilaku efektif, bertahan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, menghargai proses belajar, berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain secara efektif. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua anak disabilitas fisik yang menyekolahkan anaknya pada pendidikan tingkat dasar. Total partisipan yang berhasil dikumpulkan berjumlah 120 orang tua.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan alat ukur Parental Acceptance-Rejection Questionare untuk mengukur penerimaan orang tua dan alat ukur Elementary Students Social and Emotional Skill Survey untuk mengukur kemampuan sosial-emosional anak disabilitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif yang signifikan antara penerimaan orang tua dengan aspek social competence anak disabilitas fisik. Selain itu didapatkan pula hasil yang tidak signifikan pada hubungan penerimaan orang tua dengan aspek persistence dan self control pada anak disabilitas fisik.

This study was conducted to determine the relation between parental acceptance and aspects of the social-emotional skill of physically disabled children (deaf, disabled, visually impaired, and speech impaired). Parental acceptance is defined as continuum reception to rejection that parents give to their children. While social-emotional skill are abilities that can be taught and learned that can be used by individuals to manage emotions, behave effectively, survive to achieve their desired goals, appreciate the process of learning, interact and work together with others effectively. Participants in this study were parents of physically disabled children who send their children to elementary level education. The total number of partisipants was collected 120 parents.
This research was conducted with a quantitative method using Parental Acceptance-Rejection Questionare to measure parental acceptance and Elementary Students Social and Emotional Skill Survey to measure the social-emotional skill of physically disabled children.
The results showed a positive relation between the parental acceptance with social competence of sosio-emosional skill in physically disabled children. Besides that, resulft showed that the relation between parents acceptance with aspects of persistence and self control of socio-emotional skill in children with physical disabilities were not significant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Kartika Kusumawardhani
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki akses untuk melakukan aktivitas seksual yang seringkali disertai dengan kekerasan seksual terhadap pasangan. Penerimaan mitos perkosaan dianggap sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual. Faktor ini diinternalisasi oleh agama sebagai tiang kehidupan bermasyarakat yang kental dengan budaya patriarkat. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia dianggap sebagai agama yang patriarkat namun di sisi lain sebagai agama yang mendukung kesetaraan gender.
Studi ini dilakukan untuk melihat pemahaman ajaran Islam dan hubungannya dengan penerimaan mitos perkosaanpada mahasiswa laki-laki yang berpacaran. Studi dilakukan terhadap 132 partisipan penelitian dari enam universitas di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas Islam pada mahasiswa laki-laki yang berpacaran (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).

Dating male college students have the opportunity to do sexual activities with their partner but sometimes sexual offence happens within the relationship. Rape myth acceptance is considered as main factor of sexual offence. This factor is internalized by religion as patriarchal system that also has been the foundation of life for many people. Islam as the religion of majority of the Indonesian people is considered as a patriarchal religion , yet also fights for gender equality.
The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students. As many as 132 students from six universities in Jakarta and Depok was participated in the study.
Result shows that there is no significant correlation between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Qory Aina
"Hasil psikoterapi pada anak dapat dioptimalkan dengan memperhatikan faktor karaktersitik orang tua yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ekspektasi dan motivasi orang tua memengaruhi hasil terapi anak. Penelitian ini melibatkan 78 orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi, yang terpilih dengan teknik convenience sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Parent Expectancies for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), dan formulir demografi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ekspektasi dan motivasi orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil terapi anak. Perlu dilakukan kontrol terhadap variabel lain yang turut memengaruhi hasil terapi, seperti jenis gangguan yang dialami anak, jenis terapi, dan status sosial ekonomi keluarga untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih jelas tentang peran ekspektasi orang tua dan motivasi orang tua terhadap hasil terapi anak.

The results of psychotherapy in children can be optimized by taking the parental characteristics into account that influence it. This study was aimed to determine whether parental expectancy and parental motivation affect the outcome of children's therapy. This study involved 78 parents of children taking therapy who were selected by convenience sampling technique. Measurements were performed using the Parent Expectations for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), and demographic forms. From this study, it was found that parental expectancy and parental motivation did not have a significant effect on the outcome of child therapy. It is necessary to control other variables that also influence the outcome of therapy, such as the type of disorder, the type of therapy, and the socioeconomic status of the family to obtain clearer research result."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspektasi orang tua dalam memediasi hubungan antara tingkat stres orang tua dan hasil terapi pada anak. Desain penelitian ini adalah correlational study dengan melibatkan 92 partisipan, yang merupakan orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi psikologi dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan mengadministrasikan beberapa alat ukur kepada orang tua yaitu Parent Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres orang tua, The Parent Expectancies of Treatment Scale untuk mengukur tingkat ekspektasi orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk mengukur hasil terapi pada anak. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tingkat stres orang tua terhadap hasil terapi tidak dimediasi oleh ekspektasi orang tua. Meskipun demikian, ditemukan bahwa tingkat stres orang tua memiliki hubungan signifikan terhadap hasil terapi.

This study was aimed to examine the role of parental expectation as mediator of the relationship between parenting stress and therapy outcome in children. The research design was correlational study, which involved 92 participants. These participants are parents of children that have been taking psychological therapy in Jabodetabek. Data were collected by administering three instruments to participants: Parent Stress Index - Short Form to measure parenting stress levels, The Parent Expectancies of Treatment Scale to measure parental expectation levels, and the Outcome Rating Scale to measure the therapy outcome in children. The results showed that parenting stress on therapy outcome is not mediated by parental expectations. However, parenting stress was shown to have a significant effect on therapy outcome."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>