Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Fitriana Arthati
"Berpartisipasi dalam pekerjaan nonpertanian sebagai strategi diversifikasi meningkatkan probabilitas rumah tangga petani menjadi kurang rentan terhadap guncangan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan penelitian tentang dampak partisipasi nonpertanian terhadap investasi pendidikan rumah tangga pedesaan dengan menggunakan data Indonesia. Karakteristik topografi di setiap kabupaten digunakan sebagai variabel instrumental (IV). Studi ini mengungkapkan bahwa berpartisipasi dalam pekerjaan nonpertanian secara signifikan memberikan kontribusi untuk meningkatkan pengeluaran pendidikan rumah tangga pada rumah tangga petani di perdesaan. Estimasi dasar kami menunjukkan bahwa rumah tangga yang mendiversifikasi pendapatan mereka ke sektor nonpertanian mengalami peningkatan 0,11 poin persentase terhadap pengeluaran pendidikan. Estimasi variabel instrumental kami jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 3,39 poin persentase. Hal ini menunjukkan adanya bias negatif dalam penggunaan OLS. Terdapat heterogenitas yang relatif besar dalam dampak partisipasi nonpertanian di seluruh subsampel. Peran nonpertanian relatif lebih tinggi pada rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan pada rumah tangga yang menjalankan usaha taninya sendiri dibantu oleh pekerja tidak tetap atau tidak dibayar. Pekerjaan nonpertanian memainkan peran penting dan lebih menonjol di Indonesia bagian timur. Diversifikasi pendapatan ke sektor nonpertanian berpotensi meningkatkan investasi pendidikan, khususnya di daerah yang relatif tertinggal, sehingga dapat mengurangi ketimpangan pendidikan di pedesaan.

Participating in nonfarm employment as a diversification strategy increases the probability of farm households becoming less vulnerable to income shocks and improves rural household welfare. This study aims to fill the research gap about the impact of nonfarm participation on rural household educational investment using nationally representative data for Indonesia. Using topographical characteristics in each district as the instrumental variable (IV), this study reveals that participating in nonfarm employment significantly contributes to enhancing household educational expenditure in rural farming households. Our baseline estimate suggests that households that diversify their income to nonfarm sectors have 0.11 percentage points increase in educational spending. Our instrumental variable estimates are considerably higher, 3.39 percentage points, suggesting that there is a negative bias in using OLS. There is considerable heterogeneity in the impacts of nonfarm participation across subsamples. The role of nonfarming is relatively higher in male-headed households and in households that run their own farm business assisted by temporary or unpaid workers. Nonfarm employment plays an essential role and is more prominent in eastern Indonesia. Income diversification to nonfarm sectors can potentially increase educational investment, particularly in relatively lagging regions, thereby reducing inequality in rural education."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Fawziya Zulfah
"Pendidikan suami dalam pola pernikahan diduga memiliki hubungan terhadap partisipasi kerja perempuan, salah satunya adalah assortative mating, yaitu fenomena ketika perempuan menikahi laki-laki dengan pendidikan setara. Untuk mengkaji hubungan ini, digunakan data SUSENAS 2020 yang diolah dengan metode regresi logit biner. Hasilnya, perempuan dalam pola marry-up high, assortative mating mid, marry-down low, marrydown high, dan assortative-mating high memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk bekerja dan bekerja di sektor formal daripada perempuan dalam pola assortative-mating low. Akan tetapi, hasilnya sebaliknya untuk perempuan dengan pola marry-up low. 

The husband’s education is believed to be related to female’s job participation, one of which is assortative mating, a phenomenon when individuals married those with the same level of education. To examine this relationship, the study analyzed the SUSENAS 2020 data using the binary logistic regression method. The results show that females in the marriage pattern of marry-up high, assortative mating mid, marry-down low, marry-down high, and assortative-mating high tend to work and engage in formal sector work compared to female in the assortative-mating low. However, the effect is the opposite for females in the marry-up low."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yul Ismardani
"Studi ini menganalisis determinan partisipasi rumah tangga pertanian pada pekerjaan non pertanian di perdesaan Indonesia, dalam upaya mengurangi kemiskinan di perdesaan sekaligus menjaga ketahanan pangan. Menggunakan data Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 (SPP 2013) dan Pendataan Potensi Desa 2014 (Podes 2014), dengan metode regresi logistik biner, studi ini menunjukkan bahwa partisipasi rumah tangga pertanian pada pekerjaan non pertanian tidak hanya disebabkan oleh rendahnya pendapatan usaha pertanian, namun juga dipengaruhi faktor-faktor demografi sosial dan ekonomi dari karakteristik rumah tangga pertanian tersebut, seperti jumlah, umur dan pendidikan tenaga kerja, jumlah balita, anak 5-14 tahun, dan petani lansia, luas lahan pertanian dan jenis usaha pertanian utamanya, serta akses ke fasilitas dan kegiatan ekonomi.

This study analyzes the determinants of participation of agricultural households in non-farm employment in rural Indonesia, in an effort to reduce poverty in rural areas while maintaining food security. The study used data from Farm Income Survey 2013 (SPP 2013) and Village Potential 2014 (Podes 2014). By using binary logistic regression method, this study revealed that the participation of agricultural households in non-farm employment is not only caused by low farm income, but also influenced by demographic social and economic factors of agricultural households characteristics, such as the number, age and education of the workforce, the number of infants, children 5-14 years old, and elderly farmers, agricultural land and main comodity, as well as access to economic facilities and economic activities."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Tariqa Imani
"Sampah telah menjadi sebuah permasalahan yang semakin tersorot untuk diselesaikan di Indonesia, serta rumah tangga merupakan sumber penghasil sampah terbesar. Layanan curbside recycling muncul sebagai solusi dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan juga memiliki peran yang penting dalam pengimplementasian ekonomi sirkular. Studi ini bertujuan untuk mengestimasi kesediaan membayar (WTP) rumah tangga atas layanan curbside recycling di DKI Jakarta, Indonesia, didukung dengan meneliti faktor apa saja yang memengaruhi kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah, kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam layanan curbside recycling, dan nilai WTP rumah tangga atas layanan curbside recycling. Dengan menggunakan metode valuasi kontingensi, ditemukan bahwa rata-rata rumah tangga bersedia membayar sebesar 107.265 rupiah (7,34 dolar AS) per bulan untuk layanan curbside recycling. Perempuan (gender) memiliki pengaruh positif terhadap kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan layanan curbside recycling. Untuk nilai WTP rumah tangga, perempuan (gender) memiliki pengaruh negatif, sementara pengeluaran rumah tangga dan perilaku pemilahan sampah memiliki pengaruh positif.

Waste problems have become one of the most critical issues that need to addressed in Indonesia, and households contribute the most to the national waste production. The curbside recycling service is introduced as a solution to household waste management, while it is also having an essential role in the circular economy implementation. This study aims to estimate the households' WTP value for the curbside recycling service in Jakarta, Indonesia, supported by the assessment of factors affecting the households' willingness to participate in the waste separation activity, the households' willingness to participate in the curbside recycling service, and the households' WTP value for the curbside recycling service. Using a contingent valuation method (CVM), we found that households' average WTP value for the curbside recycling service in Jakarta is 107,265 rupiahs or about 7.34 dollars per household per month. Moreover, gender (female) positively affects households' willingness to participate in the waste separation activity and curbside recycling service. Factors affecting households' WTP value are female (negative effect), expenditure (positive effect), and waste-separating behaviour (positive effect)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Akbar
"ABSTRAK
Penelitian ini melakukan identifikasi mengenai dampak migrasi terhadap perubahan aset pada rumah tangga perdesaan di Indonesia. Penelitian terdahulu belum memberikan suatu gambaran yang jelas mengenai dugaan bahwa rumah tangga migran memiliki perilaku yang berbeda atas pembelian aset produktif dan non-produktif. Penelitian ini menggunakan metode fixed effect memberikan informasi secara umum mengenai perilaku rumah tangga perdesaan atas pembelian aset produktif dan non-produktif. Pengelompokan rumah tangga berdasarkan kelompok pendapatan memberikan informasi mengenai perilaku rumah tangga perdesaan dalam membeli aset berdasarkan 3 kelompok pendapatan.
Hasil menunjukan rumah tangga migran memiliki rata-rata perubahan aset produktif maupun non-produktif lebih tinggi. Temuan selanjutnya adalah kelompok rumah tangga dengan pendapatan tinggi memiliki rata-rata pembentukan aset yang lebih tinggi dibandingkan kelompok rumah tangga pendapatan rendah. Selanjutnya rumah tangga migran pada kelompok pendapatan rendah lebih cenderung memanfaatkan tambahan pendapatannya untuk mengakumulasikan aset produktif sehingga lebih sejahtera dalam jangka panjang.

ABSTRACT
This study identifies impact of migration on changes in household assets in rural areas in Indonesia. Previous studies have not provided a clear explanation of the allegation that the migrant households have different behavior on the purchase of productive and non-productive assets. This study uses a fixed effect provide general information about the behavior of rural households on the purchase of productive and non-productive assets. Grouping households by percapita incomerate provides information on the behavior of rural households in the purchase of assets by three income group.
Results showed migrant households had an average change of productive and non-productive assets higher. Further findings are a group of high-income households have an average formation of an asset is higher than low-income households. The next findings are migrant domestic low-income groups are more likely to take advantage of additional income to accumulate productive assets so that more prosperous in the long term.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Branarum Ripah
"Salah satu cara orang tua berinvestasi pada pendidikan anak adalah dengan memberikan alokasi pendidikan. Tidak hanya alokasi pendidikan yang berkaitan dengan akademik, alokasi di luar akademik juga ikut berperan penting pada kelangsungan sekolah anak. Penelitian ini menggunakan data dari IFLS 4 dan 5 serta model regresi probit untuk melihat bagaimana jenis alokasi pendidikan berpengaruh pada keberlanjutan sekolah menengah. Hasil penelitian ini menemukan bahwa jenis alokasi pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan secara positif pada kemungkinan anak melanjutkan sekolah menengah di tingkatan yang berbeda. Alokasi akademik yang terdiri dari pengeluaran untuk pendaftaran, SPP, perlengkapan sekolah, dan kursus lebih berpengaruh pada kelanjutan sekolah SMP sederajat, sedangkan alokasi non akademik yang terdiri dari pengeluaran untuk transportasi dan uang saku anak lebih berpengaruh pada kelanjutan sekolah SMA sederajat. Selain itu, penelitian ini juga melihat bahwa bantuan sekolah belum dapat menjamin keberlanjutan sekolah menengah di semua tingkatan.

One way for parents to invest in their children's education is by providing education allocations. Not only educational allocations related to academic but non-academic allocations also play an essential role in the continuity of children's schools. This study uses data from IFLS 4 and 5 and a probit regression model to see how the type of education allocation affects the continuity of children's secondary schools. This study found that the type of education allocation had a significant positive effect on the likelihood of children continuing secondary school at different levels. Academic allocations consisting of expenditures for registration, tuition fees, school supplies, and courses have more effect on the continuation of junior high school, meanwhile non-academic allocations consisting of expenses for transportation and children's pocket money have more effect on the continuation of senior high school. In addition, this study also sees that school assistance does not guarantee the continuity of secondary school at all levels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Sufa Rahmawati
"Tesis ini membahas tentang gambaran partisipasi masyarakat dalam pelayanan pendidikan di SDN Cibeusi dan SDN Jatinangor serta upaya sekolah dalam memberikan peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelayanan pendidikan di sekolah dan analisa pengukuran partisipasi masyarakat dengan menggunakan teori kerangka kerja partisipasi masyarakat oleh Sarah White (1996). Penelitian ini menggunakan pendekatan positivism dengan pengumpulan data kualitatif dan jenis penelitian diskriptif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya partisipasi masyarakat di SDN Cibeusi dalam penyusunan dan pembuatan keputusan, pelaksanaan dan pengawasan pelayanan pendidikan berupa dana dan tenaga, sedangkan di SDN Jatinangor berupa tenaga. Tingkat partisipasi masyarakat di SDN Cibeusi berada pada level yang tinggi sedangkan SDN Jatinangor berada pada level yang lebih rendah.

This thesis studies description of community participation in educational services in SDN Cibeusi and SDN Jatinangor and schools‟ effort in giving chances to community to participate in school educational services, and measurement analysis on community participation using Sarah White‟s (1996) community participation‟s framework theory. This research uses positivism approach with qualitative data collection and descriptive research type.
The result concludes that there is community participation in SDN Cibeusi in planning and making decisions, implementation and control on educational services in form of budget (nominal) and physical help. However, in SDN Jatinangor is only physical help. Community participation in SDN Cibeusi is on high level whereas, in SDN Jatinangor it is on lower level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tri Wardhani
"ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari apakah own produced consumption menjadi strategi rumah tangga perdesaan dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Dalam hal ini peneliti menambahkan variabel konsumsi bahan pangan yang diproduksi sendiri ke dalam sistem permintaan Linearly Approximated Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Dari data Susenas 2008 dan 2011, variabel konsumsi yang berasal dari produksi sendiri terbukti mempengaruhi share konsumsi rumah tangga di semua kelompok komoditi, artinya rumah tangga di perdesaan masih bergantung pada own produced consumption dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Pada tahun 2011, semakin rendah pendapatan rumah tangga, maka own produced consumption untuk kelompok umbi-umbian menjadi semakin tinggi. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga, maka own produced consumption untuk kelompok ikan / udang / cumi / kerang, telur dan susu menjadi semakin tinggi.

ABSTRACT
This studies use an additional variable of self-produced food consumption to the
Linearly Approximated Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) to test for the
own produced consumption behavior in Indonesian rural households. This essay
also proposes a test which permits heterogeneity across households, by dividing
households into low, middle and high income. From the 2008 and 2011 household
budget survey data (SUSENAS core and consumption module) this study finds
that self-produced food consumption variable proved to be significant in all food
groups. It means that own produced consumption behavior is the rural
households? strategy to make sure that their food security is guaranteed. In 2011,
the lower the households? income, the own produced consumption behavior on
tubers is getting higher. While the higher the households? income, the own
produced consumption behavior on fishery, eggs and dairy products is getting
higher."
2016
T46222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>