Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121705 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imas Mulyani
"Neonatus yang memiliki penyakit yang mengancam jiwa dan bersifat progresif, memerlukan perawatan paliatif. Perawatan secara aktif dan total diberikan menurut tanda dan gejala. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran lima kasus asuhan keperawatan paliatif dan akhir kehidupan di NICU dengan Model Konseptual Sistem dan mengidentifikasi hasil implementasi Evidence-Based Nursing edukasi mengenai perawatan neonatus dengan kondisi paliatif dan akhir kehidupan. Teori Model Konseptual Sistem Betty Neuman dapat diterapkan pada neonatus dalam kondisi paliatif dan akhir kehidupan yang membutuhkan perawatan secara holistik. Hasil gambaran asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu Pasien 1 neonatus kondisi diagnosis medis Gemelli conjoined twin diencephali dipus dibrachius. Pasien 2 neonatus dengan diagnosis medis extreme preterm NEC grad III. Pasien 3 neonatus dengan diagnosis medis very preterm extremely low birth weight dengan perburukan marker infeksi dan anemia normositik normokrom. Pasien 4 neonatus dengan diagnosis medis PDA besar post ligasi. Pasien 5 neonatus dengan diagnosis medis polycystic kidney.Diagnosis keperawatan yang terdapat pada kelima bayi tersebut adalah masalah respirasi. Intervensi sekunder dan tersier dilakukan dalam pencegahan dampak dari tanda dan gejala yang dialami bayi. Evaluasi yang didapatkan kelima bayi meninggal, hanya satu bayi meninggal dengan rekonstitusi kesejahteraan tinggi. Implementasi penerapan edukasi kepada perawat didapatkan hasil terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, setelah dan sebelum dilakukan edukasi (p value 0.000). Berdasarkan penelitian ini mengindikasikan pentingnya edukasi perawat mengenai panduan prosedur perawatan akhir kehidupan pada neonatus dan panduan skoring tingkat keparahan serta tingkat risiko kematian pada neonatus sebagai pencegahan terjadinya dampak dari tanda dan gejala kondisi paliatif pada neonatus berdasarkan evidence-based practice.

Neonates with life-threatening and progressive disease require palliative care. Active and total care is given according to signs and symptoms. The purpose of this study was to identify five cases of palliative and end of life nursing care in the NICU using the Systems Conceptual Model and to identify the results of the implementation of Evidence-Based Nursing education regarding neonatal care with palliative and end of life conditions. The theory of the Betty Neuman Systems Conceptual Model can be applied to neonates in palliative and end-of-life conditions who require holistic care. The results of the nursing care description carried out were Patient 1 neonate with a medical diagnosis of Gemelli conjoined twin diencephali dipus dibrachius. Patients with 2 neonates with a medical diagnosis of extreme preterm NEC grad III. Patient 3 neonates with medical diagnosis of very preterm extremely low birth weight with worsening infection markers and normochromic normocytic anemia. Patient 4 neonates with medical diagnosis of post ligation large PDA. Patients with 5 neonates with a medical diagnosis of polycystic kidney. The nursing diagnosis found in these five babies was respiratory problems. Secondary and tertiary interventions are carried out in preventing the impact of the signs and symptoms experienced by the baby. The evaluation obtained from the five babies died, only one baby died with high welfare reconstitution. The implementation of the application of education to nurses showed that there were significant differences in knowledge and skills between the intervention group and the control group, after and before the education was carried out (p value 0.000). Based on this research, it indicates the importance of educating nurses regarding guidelines for end-of-life care procedures in neonates and guidelines for scoring severity and risk of death in neonates as prevention of the impact of signs and symptoms of palliative conditions in neonates based on evidence-based practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viola Ananda
"Kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia. Kanker paru pada awalnya tidak menimbulkan gejala spesifik hingga sel kanker terus berkembang, sehingga sebagian besar pasien kanker paru sudah berada pada stadium lanjut ketika mencari pertolongan kesehatan. Gejala yang dirasakan oleh pasien pada umumnya timbul ketika sel kanker telah menyebar ke nodus limfa maupun ke rongga pleura, sehingga timbul berbagai gejala yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Hal tersebut membuat asuhan keperawatan paliatif berperan penting dalam manajemen gejala kanker paru. Adapun masalah keperawatan yang sering ditemukan pada pasien kanker paru stadium lanjut adalah nyeri kronik. Intervensi untuk mengatasi masalah nyeri kronik dapat berupa manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, salah satunya adalah pijat aromaterapi. Penerapan pijat aromaterapi dapat meningkatkan relaksasi fisik dan psikis yang dapat mengurangi persepsi nyeri pada pasien. Efektivitas pijat aromaterapi dinilai berdasarkan pengukuran intensitas nyeri, frekuensi denyut jantung, serta tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil intervensi selama empat hari menunjukkan adanya penurunan intensitas nyeri pada pasien, penurunan frekuensi denyut jantung pasien, frekuensi pernapasan, serta tekanan darah sistolik dan diastolik.

Lung cancer is the leading cause of cancer mortality worldwide. Most of lung cancers are diagnosed at the advanced stage, which affects the survival rate of lung cancer. As a result, the palliative care needs for patients with lung cancer are high and distressing, including high symptom burden that affects quality of life. Most of the symptoms experienced by the patients are due to the tumor metastasis in the lymph nodes and pleural space. Chronic pain is common in patients with advanced stage of lung cancer. There are pharmacologic and non-pharmacologic management of chronic pain. Aromatherapy massage has been recognized as one of the most popular complementary treatments in oncological and palliative settings. It is thought to have effects regarding improving blood circulation, muscle relaxation, and affecting emotions via physical and olfactory stimulation. The outcome measures of aromatherapy massage were evaluated by measuring the pain intensity, heart rate, and blood pressure before and after the intervention. Decreased pain intensity along with decreased heart rate and blood pressure after four sessions of aromatherapy massage were found in this study"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gunadi
"Keperawatan sebagai suatu profesi dituntut untuk memberiken pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk menjamin kepercayaan ini praktek keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan berlandaskan etika keperawatan. Inti praktek keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan kepada pasien yang tidak mampu, tidak tahu dan tidak mau, termasuk pasien dalam kondisi keterbatasan kemampuann untuk melakukan pergerakan. Asuhan keperawatan yang perlu diberikan pada pasien dengan keterbatasan pergerakan diantaranya adalah perawatan diri, sehingga kesejahteraan dan kenyamanan pasien dapat dipertahanka.n Namun pada kenyataannya hal ini belum diterapkan secara optimal, sehingga menambah permasalahan kesehatan baru bagi pasien
Memperhatikan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan perawatan diri yang dilakukan oleh perawat pada pasien yang imobilisasi. Pcnelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif pada 30 orang responden pasien yang dirawat di IRNA A Bedah Ortopedi RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data terhadap 30 kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut : Dari 18 pertanyaan tentang pemenuhan perawatan diri, rata - rata pemenuhan perawatan diri yang diberikan berada pada nilai 0,995 - 1,885 yang artinya pemenuhan perawatan diri pada pasien berada pada rentang kurang baik sampai baik. Untuk pemenuhan mandi dan perawatan kulit, toileting, serta berpakaian dan tampil rapi sudah baik, sedangkan untuk pemenuhan perawatan kaki dan kuku, perawatan rambut dan perawatan mata masih kurang baik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemenuhan perawatan diri yang dilakukan perawat belum optimal, sehingga perlu optirnalisasi pada masa mendatang. Apabila pemenuhan pcrawatan diri ini tidak dioptimalkan, maka pennasalahan yang timbul akibat imobilisasi temtama gangguan integritas mit akan tetap terjadi. Akibatnya akan menambah permasalahan kesehatan baru bagi pasien."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5060
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Connecticut : Appleton & lange , 1994
610.73 CUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Almindu Leki Berek
"Latar belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan global. Kebijakan spesifik melalui program CERDIK-PATUH dan PIS-PK telah berjalan dengan baik, namun insiden hipertensi masih sulit dibendung, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kepatuhan kontrol tekanan darah. Pengembangan model perawatan diri yang lebih efektif diperlukan untuk mengatasi permasalahan hipertensi. Tujuan: Mengidentifikasi masalah hipertensi, mengembangkan model perawatan diri hipertensi berbasis mobilephone dan infografis serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kepatuhan kontrol tekanan darah penyandang hipertensi. Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian operasional. Tahap pertama studi kualitatif melibatkan 29 partisipan, tahap kedua pengembangan model dengan pendekatan sintesis teori dan hasil penelitian tahap 1, dan tahap ketiga uji pengaruh model terhadap kepatuhan kontrol tekanan darah dengan pendekatan quasy experiment pre-post with kontrol group melibatkan 208 responden. Hasil: Teridentifikasi 7 tema tentang masalah hipertensi dan penatalaksanaannya. Dihasilkan pula model perawatan diri hipertensi berbasis mobilephone dan infografis. Model perawatan diri hipertensi berbasis mobilephone dan infografis berpengaruh secara bermakna terhadap kepatuhan dan tekanan darah sistolik (p<0,05) namun tidak berpengaruh terhadap tekanan darah diastolik p>0,05). Simpulan: model ini berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dan tekanan darah pasien hipertensi. Saran: Model ini dapat diaplikasikan guna meningkatkan kepatuhan kontrol tekanan darah penyandang hipertensi di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur.

Background: Hypertension is a global health problem. Specific policies through the CERDIK-PATUH and PIS-PK programs have been going well, but the incidence of hypertension is still difficult to stem, so efforts are needed to improve adherence to blood pressure control. The development of a more effective self-care model is needed to overcome the problem of hypertension. Objectives: To identify the hypertension problems, to develop a self-care hypertension model based on mobilephone and infographic, and to identify its effect on adherence to blood pressure control in hypertensive patients. Method: This is an operational research. The first stage used a qualitative study with 29 participants, the second stage was developing the model using a theory synthesis approach, the results of the 1st stage research, and expert consultation, and the third stage was identifying the effect of the model on compliance BP control using a quasy experiment pre-post with group control approach involving 208 respondents. Results: Identified 7 themes regarding hypertension and its management. A self-care hypertension model based mobilephone and infographics were produced. The self-care hypertension model based mobilephone and infographics had a significant effect on adherence and systolic blood pressure (p value < 0.05) but had no effect on dyastolic blood pressure (p value > 0.05). Conclusion: this model has a significant effect on adherence and blood pressure in hypertensive patients. Suggestion: This model can be applied to improve adherence to blood pressure control in people with hypertension in East Nusa Tenggara"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenner, Cornelia V. (Cornelia Vanderstaay)
Boston: Little, Brown & Co., 1985
610.736 1 KEN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Ambar Asmarini
"Bayi baru lahir memiliki kebutuhan fisiologis khusus untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin dan seringkali membutuhkan perawatan khusus. Rutinitas perawatan di ruang rawat dapat membuat bayi baru lahir berisiko mengalami gangguan integritas kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi integritas kulit terhadap kompetensi perawat dalam pemantauan risiko cedera kulit neonatus. Studi menggunakan metoda Pre- experimental dengan rancangan pre and post-test without control design. Sampel penelitian berjumlah 62 perawat yang bekerja di ruang Perinatologi sebuah rumah sakit rujukan di Jakarta. Sampel diambil secara purposive. Intervensi penelitian yang dilakukan yaitu memberikan edukasi secara blended learning dengan memberikan informasi melalui link video presentasi integritas kulit dan diskusi secara langsung saat praktik pemantauan kulit. Hasil penelitian didapatkan rerata nilai pengetahuan responden naik sebesar 3,93, rerata nilai sikap naik sebanyak 32,1 dan rerata keterampilan naik sebanyak 14,41. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat kenaikan nilai rerata secara bermakna dengan p value <0,001, sehingga ada pengaruh intervensi edukasi integritas kulit mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat dalam pemantauan risiko cedera kulit. Untuk mencapai kualitas kompetensi perawat yang optimal, sebaiknya dilakukan mentoring, supervisi, pendampingan dan pengarahan secara terintegrasi. Pembuat kebijakan diharapkan dapat membuat standar pemantauan integritas kulit yang terkini sesuai dengan kondisi neonatus yang memerlukan perawatan intensif.

Newborns are physiologically adapted to the extrauterine environment and often require special care. Routine care in the ward has the risk of increasing skin integrity disorders. The purpose of the study was to determine the effectiveness of skin integrity education on the competence of nurses in monitoring the risk of skin injury. The study used a quasi-experimental method with pre and post-test without a control design. Sampling was done by purposive sampling, where 62 nurses worked in the Perinatology section of a hospital in Jakarta. The interventions carried out were education via video links presentations on skin integrity, and direct discussions during practice. The results of this study are the average score of respondents' knowledge values increased by 3.93, the average score of attitude scores increased by 32.1, and the average score of skills increased by 14.41. The results of the analysis showed a positive average increase, with a p-value <0,001 so there was an effect of skin integrity education intervention, being able to increase the knowledge, attitudes, and skills of nurses in monitoring the risk of skin injury. The implementation of an educational program for five days can improve the competence of nurses in monitoring the prevention of skin injuries. To achieve optimal quality of nurse competence, mentoring, supervision, mentoring and guidance must be carried out in an integrated manner. Hospital policymakers are also expected to develop new standards for monitoring skin integrity according to the condition of neonates in intensive care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Lestyo Rahayu
"Perawatan paliatif merupakan perawatan yang dibutuhkan bagi seluruh klien, terutama pada klien dengan penyakit terminal. Dengan diberikannya perawatan paliatif, diharapkan klien dapat mempertahankan atau meningkatkan dukungan secara holistik, seperti dukungan biologis/fisik, psikologis, hubungan sosial, dan spiritualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan yang saat ini berada pada tingkat akhir mengenai perawatan paliatif. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan total 109 responden yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa dengan Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN) yang telah dikembangkan, berisi tentang pertanyaan mengenai perawatan paliatif. Proporsi terbesar kategori tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan berada pada kategori cukup, yaitu 96 atau 88,08%.

Palliative care needed for all clients, especially in clients with terminal illness. Given the palliative care, the client is expected to maintain or increase support in a holistic care, such as support for biological/physical, psychological, social relationships, and spirituality. This study aims to determine level of knowledge about palliative care in nursing students. The research design used in this study was a descriptive study with a total of 109 respondents were selected using random sampling techniques. Instruments to assess the knowledge level of students with Quiz for Palliative Care Nursing (PCQN) that have been developed, contains questions about palliative care. The largest proportion category level of knowledge students of Nursing in the category enough, 96 or 88,08%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulli Wulandari
"Pasien dengan penyakit kronis tidak hanya membutuhkan perawatan medis namun perlu perawatan kesehatan holistik yang berkualitas, baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk bertahan hidup dan pulih. Gangguan spiritual meliputi kondisi spiritual yang tidak stabil dengan kurangnya harapan dan pengakuan diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional melibatkan sampel sebanyak 102 pasien paliatif dan menggunakan instrumen The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) serta he Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale yang dimodifikasi dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian didapatkan aspek spiritualitas pasien tinggi (68,6%) dan persepsi penerapan perawatan spiritual menunjukkan proporsi sebagian besar positif (51%). Hasil uji statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna (p=0,040) antara aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Selain terdapat hubungan yang bermakna antara aspek spiritualitas dengan persepsi perawatan spiritual, jenis kelamin, jumlah anak, dan ruang rawat juga terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05). Perawat perlu meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya spiritual care melalui program pelatihan khusus asuhan keperawatan berbasis spiritual. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan untuk menggunakan desain intervensi yang lebih memperhatikan tentang perawatan spiritual agar kualitas pelayanan keperawatan menjadi lebih meningkat.

Patients with chronic illness not only need medical care but also need quality holistic health care, both physical, psychological, social and spiritual to survive and recover. Spiritual disturbance includes an unstable spiritual condition with a lack of hope and self-recognition. This study aims to see the relationship between spiritual aspects and the application of spiritual care perceived by palliative patients. This study used a cross-sectional method with 102 palliative patients. This research used The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and The Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale which were modified and already passed the validity and reliability test. The results showed that the patient's spiritual aspect was high (68.6%) and the perceptions of spiritual care was positive (51%). The results of relationship between aspects of spirituality and the application of spiritual care perceived by palliative patients (p = 0.040). Gender, number of children, and wards also had a significant relationship (p<0.05). Nurses need to improve their ability to provide nursing care, especially spiritual care through special spiritual-based nursing care training programs. This study recommends using an intervention design to pay more attention about spiritual care in order to improve the quality of nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuni Rizka Utami
"Gangguan oksigenasi merupakan masalah yang sering terjadi pada anak paliatif yang dirawat di ruang PICU dan sebagian besar anak mendapatkan bantuan ventilasi mekanik sehingga Integrasi perawatan pasien paliatif di ruang PICU merupakan hal yang penting. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien paliatif dengan gangguan oksigenasi di ruang PICU dengan panduan intervensi perawatan pasien paliatif melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi dan diberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Aplikasi teori kenyamanan Kolcaba efektif dalam memberikan kenyamanan anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi di ruang PICU yang meliputi konteks kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Panduan intervensi perawatan pasien paliatif di ruang PICU terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat terkait perawatan pasien paliatif. Panduan intervensi ini dapat diaplikasikan oleh perawat untuk memberikan intervensi yang sesuai pada pasien paliatif di ruang PICU.Gangguan oksigenasi merupakan masalah yang sering terjadi pada anak paliatif yang dirawat di ruang PICU dan sebagian besar anak mendapatkan bantuan ventilasi mekanik sehingga Integrasi perawatan pasien paliatif di ruang PICU merupakan hal yang penting. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien paliatif dengan gangguan oksigenasi di ruang PICU dengan panduan intervensi perawatan pasien paliatif melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi dan diberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Aplikasi teori kenyamanan Kolcaba efektif dalam memberikan kenyamanan anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi di ruang PICU yang meliputi konteks kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Panduan intervensi perawatan pasien paliatif di ruang PICU terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat terkait perawatan pasien paliatif. Panduan intervensi ini dapat diaplikasikan oleh perawat untuk memberikan intervensi yang sesuai pada pasien paliatif di ruang PICU.

Impaired oxygenation is a problem that often occurs in palliative children who are treated in the PICU and most children receive mechanical ventilation assistance so that integration of palliative care in the PICU is important. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of nursing care for palliative patients with impaired oxygenation in the PICU with guidance for palliative patient care interventions through the Kolcaba comfort theory approach. There were five cases of palliative children who experienced impaired oxygenation and were given nursing care through the Kolcaba comfort theory approach. The application of Kolcaba's theory of comfort is effective in providing comfort for palliative children who have impaired oxygenation in the PICU which includes the context of physical, psychospiritual, sociocultural and environmental comfort. Guidelines for palliative care interventions in the PICU room have proven to be effective in increasing nurses' knowledge and attitudes regarding palliative patient care. This intervention guide can be applied by nurses to provide appropriate interventions for palliative patients in the PICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>