Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Pranata
"Remaja merupakan aset kesehatan di masa mendatang, namun banyak remaja mengalami masalah nutrisi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan, efikasi diri dan latihan fisik dengan status nutrisi remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel secara consecutive sampling sebanyak 356 siswa sekolah menengah atas negeri di Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan rerata remaja berusia 16 tahun dan berjenis kelamin perempuan 64,9%. Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, efikasi diri dan latihan fisik dengan status nutrisi pada remaja (p > 0,05). Rekomendasi perlu peningkatan upaya pencegahan primer dengan optimalisasi kegiatan UKS dan layanan konseling nutrisi remaja.

Adolescents are health assets in the future, but many adolescents experience nutritional problems. The research objective was to analyze the relationship between knowledge, self-efficacy and physical exercise with the nutritional status of adolescents. This study used a cross-sectional approach and consecutive sampling of 356 public high school students in Bekasi City. The results showed that the average age of adolescents was 16 years and 64.9% female. In conclusion, there is no significant relationship between knowledge, self-efficacy and physical exercise with nutritional status in adolescents (p> 0.05). Recommendations need to increase primary prevention efforts by optimizing UKS activities and adolescent nutrition counseling services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insani Rahmi Putri
"Hipertensi menjadi faktor risiko utama untuk penyakit serius seperti kardiovaskular, ginjal, dan stroke. Salah satu upaya untuk mengontrol kejadian hipertensi dengan melakukan manajemen diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan manajemen diri pada klien hipertensi di RT 001/RW 030 Perumahan Alamanda Regency, Bekasi. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 56 sampel yang diambil menggunakan total sampling. Uji chi square menunjukkan hasil bahwa efikasi diri memiliki hubungan bermakna dengan manajemen diri p=0,040; OR=4,375; 95 CI=0,99-19,26.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa klien dengan efikasi diri yang tinggi memiliki 4,3 kali kesempatan dalam melakukan manajemen diri yang baik dibandingkan dengan klien yang memiliki efikasi diri rendah. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperhatikan karakteristik demografi dalam membantu meningkatkan efikasi diri agar manajemen diri menjadi lebih baik.

Hypertension is a major risk factor for serious cardiovascular events, kidney disease, and stroke. Self management is the method to control hypertension prevalences. This analytic cross sectional study aimed to explore relationship between self efficacy with self management among hypertensive client at RT 001 RW 030 Perumahan Alamanda Regency, Bekasi. Fifty six samples was chosen by total sampling method.
Analytic test using chi square showed that self efficacy hasrelationship with self management p 0,040. Further analysis showed that client with high self efficacy has 4,3 times doing better self management than client with low self efficacy OR 4,375. The concern about demographic characteristic is necessary to help promoting self efficacy of hypertensive client to achieve adequate self management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rahayu Setyaningsih
"ABSTRAK
Populasi lansia semakin tahun akan semakin mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia sendiri sudah mencapai angka diatas tujuh persen yaitu 7,58%, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang berstruktur tua. Semakin bertambahnya umur lansia, maka lansia akan membutuhkan bantuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satunya adalah lansia membutuhkan bantuan caregiver dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Asupan nutrisi sangat mempengaruhi proses penuaan pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan caregiver dengan status gizi lansia di RW 9 dan 10 Kelurahan Jatiraden, Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 107 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan caregiver dengan status gizi lansia (p value = 0,144) di RW 9 dan 10 Kelurahan Jatiraden, Bekasi. Hal ini disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi gizi lansia seperti perubahan pada sistem pencernaan, pengobatan, aktivitas fisik, kondisi mental, adanya penyakit, serta perubahan psikologis.

ABSTRACT
The population of elderly in Indonesia has increased each year, reaching a precentage of 7,58% of the total population. The elderly will need support form someone to meet their needs. One of the needs is meeting nutritional needs. Nutritional intake affects the aging process in the elderly. The aimed of this research was to determine the correlation between caregiver knowledge and the nutritional status of the elderly in RW 9 and 10 Jatiraden, Bekasi. This research used a method quantitative research with descriptive correlative research design. The sampling technique used in this research was proportional random sampling, with a total sample of 107 respondents. The results showed that there is no correlation between caregiver knowledge and the nutritional status of the elderly (p value = 0.144) in RW 9 and 10 Jatiraden, Bekasi. This caused by other factors that affect the elderly nutrition such as changes in the digestive system, medication, physical activity, mental condition, diseases and psychological changes."
2016
S63305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Adijaya Susatyo
"Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing dari genus Filaria yang penularannya melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia kasus filariasis keberadaannya masih tinggi. Desa Jati Sampurna dan Jati Karya Kecamatan Pondokgede Kabupaten Bekasi Jawa Barat telah diketahui merupakan daerah endemik kecacingan. Diduga lama tinggal di daerah tersebut berpengaruh terhadap insidensi filariasis di kedua desa tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi IgG4 antifilaria pada penduduk daerah tersebut dan perbandingannya dengan lama menetap dan status kependudukan. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis pada data sekunder. Data sekunder diperoleh dari data hasil penelitian utama yang dikerjakan secara cross-sectional. Data?data tersebut digunakan untuk menilai hubungan faktor risiko infeksi filaria pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik kecacingan berdasarkan distribusi IgG4 antifilaria di kecamatan Pondok Gede Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat peningkatan IgG4 anti-filaria terhadap status kependudukan (p = 0,017) dan korelasi positif antara jumlah IgG4 anti-filaria dengan lama tinggal dalam tahun (p = 0,003).

Filariasis is a contagious disease caused by worms of the genus Filaria which transmitted through the bite of various species of mosquitoes. In Indonesia the existence of filariasis cases are still high. Jati Sampurna and Jati Karya village in Pondokgede Sub-district, Bekasi District, West Java has been known as filariasis endemic area. Length of stay is presumed as one of many factors that affects filariasis incidence in those villages. This study aimed to determine the distribution of IgG4 antifilaria on the region and its comparison with the length of stay and residence status. This study is based on secondary data. Secondary data were obtained from primary research data done by cross-sectional method. These data were used to assess the association of risk factors filarial infection in pregnant women living in endemic areas based on the distribution of IgG4 antifilaria in Pondok Gede, Bekasi district, West Java. Research shows there is an increase in anti-filarial IgG4 against residence status (p = 0.017) and a positive correlation between the number of anti-filarial IgG4 with length of stay in years (p = 0.003)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uzlifatil Jannah
"Remaja yang sering menggunakan internet melalui media sosial akan lebih rentan terhadap cyberbullying daripada remaja yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses internet. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi remaja di internet tersebut yakni rentan menjadi korban cyberbullying (perundungan maya). Cyberbullying sangat berdampak terhadap korban karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi keadaan psikologis dan mental korban, salah satunya self-esteem (harga diri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan desain analitik korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia remaja (11-20 tahun) yang berjumlah 348 responden dan diambil menggunakan multistage cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan 53,4% responden berada pada kategori keterlibatan berat sebagai korban cyberbullying serta 70,4% responden memiliki self-esteem tinggi. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat (p-value = 0,005; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan pada penelitian ini adalah perawat mencegah dampak dari cyberbullying melalui program pendidikan kesehatan tentang dampak negatif cyberbullying pada remaja, sehingga dapat berfokus pada tugas-tugas perkembangan masa remaja.

Adolescents who frequently use the internet through social media will be more vulnerable to cyberbullying than teenagers who do not have the ability to access the internet. One of the challenges that teenagers need to face on the internet is that they are vulnerable to becoming victims of cyberbullying. Cyberbullying is very impactful on victims because the impact caused affects the psychological and mental state of the victim, one of which is self-esteem. This study aims to determine the relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java. The research design used quantitative methods by applying a correlation analytic design using a cross-sectional approach. The samples used in this study were teenagers (11-20 years old) totaling 348 respondents and were taken using multistage cluster sampling. The instruments used were the Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The results showed that 53.4% of respondents were in the category of heavy involvement as victims of cyberbullying and 70.4% of respondents had high self-esteem. Chi Square test results show that there is a significant relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java (p-value = 0,005; α = 0,05). The researcher recommends that nurses prevent the impact of cyberbullying through health education programs on the negative impact of cyberbullying on adolescents, so that it can focus on the developmental tasks of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Yuliana
"Terapi pencegahan tuberkulosis diperlukan untuk mengurangi insidensi tuberkulosis aktif di Indonesia, sebagai penyumbang tuberkulosis terbesar kedua di dunia. Efektifitas terapi pencegahan tuberkulosis bergantung pada kepatuhan penerimanya. Kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis perlu diperkuat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan efikasi diri dengan kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling untuk menentukan 123 responden di wilayah kerja Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, dan Puskesmas Cinere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata usia 42.78 tahun, jenis kelamin perempuan 79.7%, pendidikan SMA 52.8%, rata rata durasi pengobatan 1,93 bulan, mengalami efek samping ringan 55.3%, kepatuhan 91.9% dukungan keluarga 51.2% dan efikasi diri responden kategori tinggi 52%. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan TPT (p value 0.001, α: 0.05), dan terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan TPT (p value 0.000, α: 0.05). Penelitian ini merekomendasikan pemberdayaan keluarga kepada klien ILTB dalam rangka meningkatkan efikasi diri dan kepatuhan pengobatan.

Tuberculosis preventive therapy is needed to reduce the incidence of active tuberculosis in Indonesia, the second largest contributor to tuberculosis in the world. The effectiveness of tuberculosis preventive therapy depends on the adherence of its recipients. Adherence to tuberculosis preventive therapy needs to be strengthened. The purpose of this study was to identify the relationship between family support and self-efficacy with adherence to tuberculosis preventive therapy in Depok City. This study used a crosssectional design. Sampling with total sampling to determine 123 respondents in the working areas of Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, and Puskesmas Cinere. The results showed that the average age was 42.78 years, female gender 79.7%, high school education 52.8%, average duration of treatment 1.93 months, experienced mild side effects 55.3%, compliance 91.9% family support 51.2% and self-efficacy of respondents in the high category 52%. There was a relationship between family support and TPT compliance (p value 0.001, α: 0.05), and there was a relationship between self-efficacy and TPT compliance (p value 0.000, α: 0.05). This study recommends family empowerment for LTBI clients in order to improve self-efficacy and treatment adherence. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Siva Febriyanti
"Kasus pelecehan seksual pada anak semakin banyak ditemukan terutama pada anak usia sekolah. Terkait hal tersebut, penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah tentang pelecehan agar dapat dilakukan pencegahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman anak usia sekolah terkait pelecehan seksual. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan jumlah sampel sebanyak 112 siswa yang diambil melalui teknik cluster sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan pengalaman pelecehan seksual anak usia sekolah di kota Depok Jawa Barat (p value = 0.001).

Cases of child sexual abuse are increasingly found, especially in school-age children. It is important to recognize the level of knowledge of school-aged children about sexual harassment so that prevention can be carried out. The research aims to determine the relationship between school-age children's knowledge and experiences regarding sexual harassment. This research is a quantitative research with a descriptive analytical design with a sample size of 112 students taken using a cluster sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between the level of knowledge and experience of sexual abuse of school-age children in the city of Depok, West Java (p value = 0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellia Arsy Mahardhika
"Permasalahan gizi yang selalu terjadi sepanjang tahun masih belum pernah terpecahkan salah satunya yaitu kejadian obesitas yang meningkat menjadi masalah kesehatan global. Keterlibatan remaja dalam gaya hidup sedentari dan aktivitas fisik perlu mendapatkan perhatian serius sebagai langkah untuk mengatasi kejadian obesitas pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup sedentari dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada usia remaja di Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 312 siswa, yang diambil dengan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gaya hidup sedentari dengan kejadian obesitas (p value = 0,015) dan adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (p value = 0,001). Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan gaya hidup yang sehat terutama aktivitas fisik dalam upaya menurunkan angka obesitas pada remaja.

Nutritional problems have always existed throughout the years and have never been fully solved, one of them is obesity which has increased to become a global health problem. Adolescent involvement in a sedentary lifestyle and physical activity needs serious attention as a step to overcome the incidence of obesity in adolescents. This study aims to determine the relationship between a sedentary lifestyle and physical activity on the incidence of obesity in adolescents in Depok City. This research design uses a cross-sectional study with a sample size of 312 students, taken using random sampling techniques. The results of the study showed that there was a significant relationship between a sedentary lifestyle and the incidence of obesity (p-value = 0.015) and there was a significant relationship between physical activity and the incidence of obesity (p-value = 0.001). Therefore, promoting a healthy lifestyle, especially physical activity, is important to reduce obesity rates in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini
"Remaja merupakan masa yang penting untuk mempersiapkan tahap perkembangan hidup selanjutnya. Berinteraksi dan mengembangkan psikososialnya menjadi salah satu cara dalam menemukan identitas dirinya. Kebutuhan untuk dapat mendongkrak penemuan identitas diri dipengaruhi oleh lingkungan sekitar termasuk orang tua. Orang tua bertanggung jawab dan berperan dalam perkembangan psikososial remaja. Pengasuhan yang diberikan orang tua dilatarbelakangi oleh kepercayaannya terhadap kemampuan orang tua menjalankan peran pengasuhan kepada anaknya yang disebut sebagai efikasi diri orang tua dalam pengasuhan (Parenting Self-Efficacy). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri orang tua dalam pengasuhan dengan perkembangan psikososial remaja.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 153 responden yang dipilih secara acak menggunakan simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner di kota Depok. Kuesioner yang digunakan adalah SEPTI (Self-Efficacy for Parenting Task Index) untuk mengukur efikasi diri orang tua dalam pengasuhan dan SDQ (Strength and Diffiulties Questionnare) untuk mengukur perkembangan psikososial remaja. Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner SEPTI memenuhi nilai crohnbach alpha. Uji Chi-square dilakukan untuk mengetahui hubungan kedua variabel. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri orang tua dalam pengasuhan dengan perkembangan psikososial remaja. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan meneliti efikasi diri orang tua dalam pengasuhan kepada pasangan suami istri sekaligus yaitu pada ayah dan ibu karena orang tua berasal dari latar belakang yang berbeda.

Adolescence is an important period to prepare for the next stage of life development. Interacting and developing his psychosocial is one way to find his identity. The need to be able to boost the discovery of self-identity is influenced by the surrounding environment, including parents. Parents are responsible for and play a role in the psychosocial development of adolescents. Parenting given by parents is motivated by their belief in the ability of parents to carry out the parenting role for their children which is referred to as parental self-efficacy in parenting (Parenting Self-Efficacy). Therefore, this study aims to determine the relationship between parents' self-efficacy in parenting and adolescent psychosocial development. The research method used in this study was cross-sectional with a sample of 153 respondents who were randomly selected using simple random sampling. Data collection was carried out by distributing questionnaires in the city of Depok. The questionnaire used was SEPTI (Self-Efficacy for Parenting Task Index) to measure parents' self-efficacy in parenting and SDQ (Strength and Difficulties Questionnare) to measure adolescent psychosocial development. The validity and reliability tests on the SEPTI questionnaire met the Crohnbach alpha value. Chi-square test was conducted to determine the relationship between the two variables. The results of the study showed that there was a significant relationship between parents' self-efficacy in parenting and adolescent psychosocial development. Further research can be carried out by examining the self-efficacy of parents in caring for married couples at the same time, namely fathers and mothers because parents come from different backgrounds."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Nurmala
"Status nutrisi merupakan indikator utama dalam menilai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tertutama di wilayah dengan prevalensi masalah gizi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan kader posyandu tentang status nutrisi balita dengan tindak lanjut penilaian status nutrisi di wilayah kabupaten karawang.  Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Dengan responden sebanyak 166 kader posyandu yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah dilakukan uji CVI, validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kader posyandu sebanyak 43,4% cukup, 39,8% kurang, dan hanya 16,9% kader yang berpengetahuan baik. Perilaku tindak lanjut penilaian kader di wilayah Puskesmas Ciampel terdapat 54,8% sesuai, dan 45,2% tidak sesuai. Hasil uji bivariat menunjukan  terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader posyandu tentang status nutrisi balita dengan tindak lanjut penilaian status nutrisi dengan nilai p atau p-value sebesar 0,002 (p < 0,05). Pentingnya pembinaan dan pelatihan rutin bagi kader posyandu, terutama dalam aspek pengukuran status nutrisi dan tindak lanjutnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan status nutrisi balita di masyarakat.

Nutritional status is a key indicator in assessing community health and well-being, especially in areas with a high prevalence of nutritional problems. This study aims to identify the relationship between the level of knowledge of posyandu cadres about the nutritional status of toddlers with follow-up assessment of nutritional status in Karawang district.  This study used a descriptive correlative design with a cross-sectional approach. The respondents were 166 posyandu cadres selected using simple random sampling method from five villages with high malnutrition cases. Data were collected through a questionnaire that had been tested for Content Validity Index, validity and reliability. The results showed that the level of knowledge of posyandu cadres was 43.4% sufficient, 39.8% lacking, and only 16.9% of cadres were well informed. The behavior of follow-up assessment of cadres in the Ciampel Health Center area is 54.8% appropriate, and 45.2% are not appropriate. The results of the bivariate test showed a significant relationship between the level of knowledge of posyandu cadres about the nutritional status of toddlers with follow-up assessment of nutritional status with a p value or p-value of 0.002 (p < 0.05). The importance of regular coaching and training for posyandu cadres, especially in the aspect of measuring nutritional status and its follow-up to improve the quality of health services and nutritional status of toddlers in the community. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>