Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Keisha Karinna Avioza
"Penelitian ini menggunakan data dari Sakernas Agustus 2021 untuk menganalisis pengaruh pelatihan dan partisipasi kerja perempuan dengan disabilitas di Indonesia. Dengan menggunakan regresi logistik biner, dapat diketahui terdapat pengaruh pelatihan terhadap partisipasi kerja perempuan dengan disabilitas. Probabilitas perempuan dengan disabilitas untuk memasuki pasar tenaga kerja pun akan semakin besar ketika mengikuti pelatihan yang bersertifikat. Namun, partisipasi kerja akan bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan disabilitas yang dialami. Perempuan dengan disabilitas penglihatan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk bekerja. Sedangkan, perempuan dengan disabilitas fisik (mobilitas dan jari/tangan) dan mental mengalami kemungkinan yang paling kecil untuk bekerja. Kemudian, probabilitas perempuan dengan disabilitas untuk bekerja pada jenis pekerjaan apapun akan berkurang dengan meningkatnya tingkat keparahan yang dialami. Terlepas dari status disabilitasnya, perempuan dengan disabilitas yang berada dalam kelompok usia produktif (35 – 45 tahun), berpendidikan >=SMA/sederajat, bertempat tinggal di pedesaan, berstatus pernah menikah memiliki probabilitas bekerja yang lebih tinggi.

This study utilizes data from Sakernas Augustus 2021 to analyze the effect between training and work participation of women with disabilities in Indonesia. Using binary logistic regression, this study discovered that training has an impact on how many women with disabilities participate in the workforce. When they enroll in certified training, the likelihood of disabled women entering the workforce will increase even more. However, work participation will vary based on the type and degree of disabilities, where women with vision disabilities face the highest likelihood of working participation. Meanwhile, women with mental and physical disabilities (mobility and finger/hand) face the lowest likelihood of working participation. In addition, as the degree of disability increases, it becomes less likely that she will work in any sector of economic activity. Regardless of their disability status, those in the productive age group (35 – 45), have completed at least a high school education, live in rural areas, and have been married are more likely to work."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Putri
"Penyandang disabilitas (PD) akan cenderung memutuskan bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi mandiri. Untuk melihat probabilitas bekerja diantara PD di Indonesia, penelitian ini akan mengestimasi probabilitas bekerja diantara PD dengan menggunakan metode Probit. Penelitian ini menggunakan unit analisis sebanyak 34.200 sampel penduduk usia kerja PD dengan single impairment dan bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa PD yang mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, jari/ tangan, komunikasi, dan mental berpengaruh signifikan meningkatkan probabilitas bekerja diantara PD dibandingkan PD yang mengalami gangguan berjalan. Minimnya aksesibilitas menyebabkan PD dengan gangguan berjalan mengalami kesulitan dalam bermobilitas dalam kehidupan sehari-hari seperti bekerja.

Persons with disabilities (PWD) will tend to decide to work to be able to meet their needs and become independent. To see the probability of working among PWDs in Indonesia, this study will estimate the probability of working among PWDs using the Probit method. This study used an analysis unit of 34,200 samples of working age population with PWD with single impairment and sourced from the National Labor Force Survey (Sakernas) in August 2018. The results of the analysis showed that PWD with visual, hearing, finger/hand, communication, and mental disorders had a significant effect increase the probability of working among PWDs compared to PDs who experience walking disorders. The lack of accessibility causes PWD with impaired walking have difficulty in mobility in daily life such as work.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuliarti
"Industri manufaktur berkontribusi sebesar 20,27% dari produk domestik bruto di Indonesia dan setiap tahunnya membutuhkan sekitar 600 ribu pekerja baru. Proporsi pekerja perempuan pada sektor ini cenderung stagnan pada rata-rata 45% dan rendah pada subsektor industri tertentu. Penelitian ini menganalisis produktivitas pekerja perempuan pada industri manufaktur di Indonesia sampai dengan 23 subsektor industri menggunakan model cross section data survey IBS (Industri Besar Sedang) tahun 2019 pada 28.641 perusahaan. Tujuan analisis adalah untuk mengidentifikasi hubungan korelasi pekerja perempuan terhadap produktivitas perusahaan yang direpresentasikan melalui total output dibandingkan dengan total tenaga kerja (produktivitas tenaga kerja).

Indonesia’s manufacturing sector contributes to 20.27% of the country’s gross domestic product. The sector absorbs approximately 600 thousand new labors annually. It is noted that the proportion of female workers in this sector is approximately 45% and even lower in certain subsectors. This study analyzes the productivity of female labors in Indonesian manufacturing sector within 23 subsectors by using the 2019 IBS survey data of 28,641 companies. The objective of the analysis is to identify the correlation of the female workers participation rates with the companies’ productivities, which is resulted from the ratio of total output and participation rate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Kartikawati
"Seiring dengan makin tingginya tingkat pendidikan formal bagi wanita di Jepang hingga saat ini, maka jumlah wanita yang masuk lapangan kerja di Jepang, makin tahun makin meningkat, balk sebagai pekerja paruh waktu maupun sebagai pekerja puma waktu. Jika dibandingkan dengan jumlah pekerja paruh waktu, maka jumlah pekerja puma waktu lebih sedikit. Namun dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan pekerja puma waktu makin besar. Hal ini membuat semakin banyak wanitalibu Jepang yang terpisah dari anak-anaknya setiap hari karena harus bekerja di kantor. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak-anaknya. Fenomena inilah yang penulis angkal sebagai tema penulisan skripsi ini.
Skripsi dengan judul "Ibu Pekerja Purna Waktu dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Anak di Jepang" ini mengangkat pokok permasalahan sebagai berikut: Apa alasan mereka memilih jalur pekerjaan sebagai pekerja puma waktu? ; Apa segi positif dan segi negatifnya bagi keluarga? ; Apa hambatan yang dihadapinya? ; Bagaimana hubungan dengan keluarga terutama dengan perkembangan kepribadian anak-anaknya? ; Bagaimana perkembangan kepribadian anak-anaknya?.
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, penulis membahas dengan menggunakan metode kepustakaan dan menjelaskan perubahan jumlah ibu-ibu yang bekerja sebagai pekerja purna waktu dengan kecenderungan naik yang dapat dilihat dengan jelas melalui grafik dan tabel. Dernikian abstraksi yang dapat saya sampaikan semoga tulisan saya ini bisa rnendatangkan manfaat bagi pembaca sekalian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Prihastita Rizyana
"[Kontak seks komersial mempercepat penularan HIV. Probabilitas pekerja seks terinfeksi HIV lebih tinggi karena beberapa faktor risiko, salah satunya penggunaan kondom secara tidak konsisten. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan faktor individual (umur, pendidikan, negosiasi kondom, lama bekerja, jumlah pelanggan), faktor lingkungan (pelatihan kondom, ketersediaan kondom, tempat mendapatkan kondom, keterpaparan informasi) dengan konsistensi pemakaian kondom pada WPS. Analisis lanjut data Survei Manajemen Rantai
Pasokan Kondom (SMRPK) tahun 2013 dengan desain cross sectional pada 3225 WPS langsung dan tidak langsung yang dipilih secara multistage random sampling di 16 Provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan 62,8% konsistensi memakai kondom. Umur WPS, negosiasi kondom, ketersediaan kondom berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom. Variabel negosiasi kondom merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom.dimana WPS yang selalu melakukan negosiasi kondom
berpeluang menggunakan kondom secara konsisten 12,6 kali dibandingkan WPS yang tidak selalu negosiasi kondom dengan pelanggannya;Number of commercial sex can speed up the transmission of HIV. Probability of sex workers are infected with HIV is higher because some risk factors such as a consistency condom use. This study aims to determine the associated of individual factors (age, education, condom negotiation, length in commercial work, number of customers), environmental factors (condoms training, availability, source to get condoms, exposure by information) with the consistency of condom use by FSW’s. According to Supply Management Survey
(SMRPK) in 2013, recruited 3225 of direct and indirectly FSW’s through
multistage random sampling in 16 Provinces in Indonesia. The results indicated 62.8% consistent condom use. Age, condom negotiation, condom availability significantly correlated with consistency of condom use. Condom negotiation is the most dominant factor related to consistency of condom use after adjusting with age and condom availability. FSW’s whose always negotiated have a 12.6 times consistently of condom use with a clients.;Number of commercial sex can speed up the transmission of HIV. Probability of sex workers are infected with HIV is higher because some risk factors such as a consistency condom use. This study aims to determine the associated of individual factors (age, education, condom negotiation, length in
commercial work, number of customers), environmental factors (condoms training, availability, source to get condoms, exposure by information) with the consistency of condom use by FSW’s. According to Supply Management Survey (SMRPK) in 2013, recruited 3225 of direct and indirectly FSW’s through multistage random sampling in 16 Provinces in Indonesia. The results indicated 62.8% consistent condom use. Age, condom negotiation, condom availability significantly correlated with consistency of condom use. Condom negotiation is
the most dominant factor related to consistency of condom use after adjusting with age and condom availability. FSW’s whose always negotiated have a 12.6 times consistently of condom use with a clients., Number of commercial sex can speed up the transmission of HIV.
Probability of sex workers are infected with HIV is higher because some risk
factors such as a consistency condom use. This study aims to determine the
associated of individual factors (age, education, condom negotiation, length in
commercial work, number of customers), environmental factors (condoms
training, availability, source to get condoms, exposure by information) with the
consistency of condom use by FSW’s. According to Supply Management Survey
(SMRPK) in 2013, recruited 3225 of direct and indirectly FSW’s through
multistage random sampling in 16 Provinces in Indonesia. The results indicated
62.8% consistent condom use. Age, condom negotiation, condom availability
significantly correlated with consistency of condom use. Condom negotiation is
the most dominant factor related to consistency of condom use after adjusting
with age and condom availability. FSW’s whose always negotiated have a 12.6
times consistently of condom use with a clients.]"
Universitas Indonesia, 2015
T42746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devvy Chaesya Amni Melakasi
"Industri manufaktur, termasuk industri sepatu, memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, namun seringkali pekerja perempuan di sektor ini menghadapi risiko kesehatan yang tinggi, termasuk risiko kejadian abortus spontan. Adapun kematian ibu di Indonesia juga masih didominasi oleh beberapa penyebab, termasuk abortus spontan. Postur kerja yang tidak ergonomis, seperti berdiri atau duduk lama, adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi pekerja buruh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara posisi kerja berdiri dan duduk lama dengan kejadian abortus spontan pada pekerja buruh di PT XY Kota Tangerang. Adapun metode penelitian yang digunakan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Data primer menggunakan purposive random sampling diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh para pekerja buruh di PT XY, sedangkan data sekunder diperoleh dari poliklinik perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi berdiri dan duduk lama memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian abortus spontan pada pekerja buruh di PT XY Kota Tangerang. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor ini dalam upaya menjaga kesehatan reproduksi pekerjanya.

The manufacturing industry, including the footwear sector, plays a pivotal role in economic growth. However, female workers in this field often face elevated health risks, notably the threat of spontaneous abortion. Indonesia's maternal mortality rates are still predominantly driven by various factors, with spontaneous abortion being one of them. Among these factors, unergonomic work postures, such as prolonged standing or sitting, have a significant impact on the reproductive health of laborers. This study is aimed at examining the correlation between extended periods of standing and sitting during work and the incidence of spontaneous abortion among laborers at PT XY in Tangerang City. The research employs a quantitative approach with a cross-sectional design. Primary data was collected using purposive random sampling, involving questionnaires administered to laborers at PT XY, while secondary data was sourced from the company's polyclinic. The findings underscore the substantial influence of prolonged standing and sitting on the occurrence of spontaneous abortion among laborers at PT XY in Tangerang City. Consequently, companies must address these factors to protect the reproductive health of their employees."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmanadia Hidayat
"ABSTRAK
Wanita Pekerja Seks Langsung (WPS) adalah salah satu kelompok populasi kunci yang paling berisiko tertular dan menularkan virus HIV. Prevalensi HIV pada WPSL pada tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada WPSL di 16 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2015. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Integrated Biological and Behavioral Survey (STBP) 2015. Sampel penelitian ini adalah wanita pekerja seks (WPS) berusia 15 tahun ke atas yang pernah melakukan hubungan seks komersial dengan minimal 1 pelanggan dalam 1 bulan terakhir. Hasil penelitian didapatkan WPSL dengan status HIV (+) sebesar 8,6%. Variabel yang secara statistik berhubungan adalah riwayat penggunaan narkoba suntikan (OR 5,449, CI 95% 1,624 - 18,285) dan riwayat gejala IMS (OR 1,579, 95% CI 1,148 - 2,172). Oleh karena itu, program pencegahan HIV-AIDS perlu terus ditingkatkan bagi kelompok perempuan pekerja seks untuk mencegah penularan HIV melalui penggunaan jarum suntik dan penularan melalui hubungan seksual.
ABSTRACT
Female Direct Sex Workers (FSW) are one of the key population groups most at risk of contracting and transmitting the HIV virus. The prevalence of HIV in FSW in 2015 increased compared to 2013. The purpose of this study was to determine the factors associated with HIV status in FSW in 16 districts/cities in Indonesia in 2015. The design of this study was cross sectional. This study uses secondary data from the 2015 Integrated Biological and Behavioral Survey (STBP). The sample of this study is female sex workers (FSW) aged 15 years and over who have had commercial sex with at least 1 customer in the last 1 month. The results of the study found that the WPSL with HIV (+) status was 8.6%. The variables that were statistically related were a history of injection drug use (OR 5,449, 95% CI 1,624 - 18,285) and a history of STI symptoms (OR 1,579, 95% CI 1,148 - 2,172). Therefore, HIV-AIDS prevention programs need to be continuously improved for groups of women sex workers to prevent HIV transmission through the use of needles and transmission through sexual contact."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"Ketidakhadiran merupakan indikator yang dapat menggambarkan baik tidaknya dari sebuah perusahaan. Ketidakhadiran yang tinggi dapat menurunkan produktivitas. Tujuan penelitian mengkaji faktor determinan ketidakhadiran pada pekerja perempuan di bagian sewing PT.X Jakarta tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dengan menggunakan data primer dan sekunder. Subyek diambil dari populasi dengan cara purposive sampling. Setelah dilakukan pengelompokan yang masuk kiteria inklusi menjadi 57 orang. Variabel yang diteliti adalah masa kerja, lama perjalanan, umur, status anemia, gaji/upah, riwayat penyakit sebelumnya.
Hasil analisis didapatkan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap ketidakhadiran adalah masa kerja dengan Odds Ratio (OR) 13,040. Sedangkan variabel umur, anemia, gaji/ upah dan riwayat penyakit terdahulu sebagai variabel confounding.

Absenteism is an indicator of a good company or the contrary. High absenteism could reduce the productivity. The purpose of this research is to assess the determinant factor of absenteism on female workers at sewing department in PT X year 2012.
This research is using cross sectional design with primary and secondary data. Subjects were taken from the population using purposive sampling method. After the categorization, the number of inclusive criteria is 57 people. Research variables are working years, travelling time, age, anemia status, wage/salary, history of previous disease.
Analysis result shows the most influencing variabel on absenteism is the working years with odds ratio 13.040, wbile age, anemia, wage / salary, and history of previous disease variabels act as confounding variabel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiagung Widyantari Aryanto
"Skripsi ini membahas mengenai pemberdayaan Penyandang Disabilitas untuk siap kerja di DNetwork Indonesia – Jaringan Kerja Disabilitas dalam bentuk pelatihan hardskills dan softskills bagi Penyandang Disabilitas. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi covid-19 di tahun 2021 yang merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, difokuskan untuk menggambarkan upaya pemberdayaan Penyandang Disabilitas yang dilakukan oleh DNetwork Indonesia melalui pelatihan hardskills dan softskills sebagai keterampilan untuk Penyandang Disabilitas sehingga siap bersaing di pasar kerja, serta mengidentifikasikan faktor-faktor pendukung serta penghambat program. Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan informan berjumlah enam orang dengan pengumpulan data melalui video conference dan chat menunjukkan bahwa pemberdayaan Penyandang Disabilitas yang dilakukan DNetwork Indonesia dilatarbelakangi karena adanya kondisi ketidakselarasan antara kebutuhan pasar kerja dengan kemampuan yang dimiliki oleh Penyandang Disabilitas sehingga disusunlah program pendidikan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan hardskills dengan 4 jenis pelatihan yaitu pelatihan profesi, pelatihan menjadi wirausaha, digital content writing, dan kelas bahasa inggris dengan tujuan pengembangan keterampilan lapangan bagi Penyandang Disabilitas dan pelatihan softskills dengan 3 jenis pelatihan yaitu mindset training, financial planner, dan sesi well-being bagi Penyandang Disabilitas yang bertujuan untuk memberikan bekal berupa kemampuan yang berfokus mempersiapkan Penyandang Disabilitas untuk dapat bertahan dengan kondisi yang tidak diinginkan dan siap untuk bekerjasama di lingkungan kerja. Faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan adalah pendonor dana, kolaborasi yang meluas, motivasi Penyandang Disabilitas, dan kemampuan Penyandang Disabilitas mengakses teknologi, sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan adalah pandangan masyarakat yang masih negatif terhadap Penyandang Disabilitas, peran pemerintah yang masih kurang, dan kondisi ekonomi Penyandang Disabilitas. Pemberdayaan yang dilakukan DNetwork sudah memberikan hasil dimana peserta pelatihan ada yang sudah bekerja dan membuka usaha secara mandiri.

This study discusses the empowerment of Persons with Disabilities to be ready to work at DNetwork Indonesia – the Disability Network in the form of hardskills and softskills training for Persons with Disabilities. This research was conducted during the COVID-19 pandemic in 2021.This is a descriptive research with a qualitative approach, focused on describing the efforts to empower Persons with Disabilities carried out by DNetwork Indonesia through hardskills and softskills training as skills for Persons with Disabilities so that they are ready to compete in the job market, and identify the supporting and inhibiting factors of the program. The results of the research conducted with six informants with data collection through video conference and chat show that the empowerment of Persons with Disabilities conducted by DNetwork Indonesia is motivated by the condition of incompatibility between the needs of the job market and the capabilities possessed by Persons with Disabilities so that educational programs are arranged in hard skills training with 4 types of training, namely professional training, entrepreneurial training, digital content writing, and english classes with the aim of developing field skills for Persons with Disabilities and soft skills training with 3 types of training, namely mindset training, financial planner, and well-being sessions. for Persons with Disabilities which aims to provide provisions in the form of abilities that focus on preparing Persons with Disabilities to be able to survive with undesirable conditions and be ready to cooperate in the environment. bro work. Supporting factors for the implementation of empowerment are donors of funds, extensive collaboration, motivation of Persons with Disabilities, and the ability of Persons with Disabilities to access technology, while the inhibiting factors for implementing empowerment are community views that are still negative towards Persons with Disabilities, the role of the government is still lacking, and the economic condition of Persons with Disabilities. The empowerment carried out by DNetwork has had an impact on some of the training participants who are already working and opening businesses independently."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sukmawardhani
"Berat badan lebih dan obesitas permasalahan yang meningkat pada pekerja. Salah satu faktor yang dianggap berhubungan adalah kerja gilir.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah pekerja wanita di pabrik sepatu di Jawa Barat. Subyek dengan IMT ≥ 23 disebut kelompok kasus dan subyek dengan IMT < 22,9 disebut kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah demografi, status gizi, asupan kalori, pola makan, aktivitas fisik, masa kerja dan pola kerja gilir. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur (timbangan berat badan dan pita pengukur) serta wawancara menggunakan kuesioner.
Dari 490 sampel, subyek yang kerja gilir (shift) sebanyak 201 orang. Sejumlah 51,7% dari yang bekerja gilir memiliki berat badan lebih/obesitas. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kerja gilir dengan berat badan lebih/obesitas. Pada analisis multivariat didapatkan bahwa subyek yang berusia lebih dari 30 tahun, menikah, memiliki riwayat berat badan lebih dalam keluarga, asupan kalori lebih, serta kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein yang sering dalam enam bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap berat badan lebih/obesitas.
Kerja gilir bukan merupakan faktor risiko terhadap berat badan lebih/obesitas. Usia, status pernikahan, riwayat berat badan dalam keluarga, asupan kalori, kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein, merupakan risiko untuk terjadinya obesitas pada pekerja wanita di pabrik sepatu.

Overweight and obesity are increasing in worker. Being overweight and obesity leads to degenerative diseases which effect on absenteeism and employees? productivity.
The design of this study is case control. Population of research is female workers in shoes manufacturer. Subject with BMI ≥ 23 grouped as case and subject with BMI <22.9 grouped as control. Data are demography data, nutrition status, calorie intake, feeding habit, physical activities, work period, and work pattern. Data collected by using measurement tools (body weight and height measurement) and questionnaire.
From 490 samples, 201 people work in shift. 51.7% from them are overweight/obese. Shift work is not the risk factor of overweight/obese. Multivariate analysis found that subjects more than 30 year old, married, with family obesity history, high calorie intake, and high carbohydrate and protein consumption habit in the past six months related to overweight/obese.
Shift work has no significant relation with overweight/obese. Age, marriage status, history of overweight in the family, calorie intake, carbohydrates and protein consumption are the risk of overweight/obesity on female worker in shoes manufacturer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>