Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jovan Erlando Purwadi
"Fenomena ancaman inflasi global yang terjadi pada tahun 2022 berpotensi menimbulkan dampak gangguan kecemasan. Gejala kecemasan dapat menimbulkan gangguan tidur. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi apakah trait mindfulness memoderasi hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur. Partisipan dalam penelitian ini adalah pekerja dewasa muda (usia 18-41 tahun) yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Terdapat total 198 partisipan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multiple moderated regression. Hasil penelitian ini tidak menemukan efek moderasi dari trait mindfulness terhadap hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur.

The phenomenon of global inflation that occurs in 2022 has the potential to induce anxiety. This research was conducted to explore whether the mindfulness trait moderates the relationship between anxiety and sleep quality. The participants in this study were young adults (18-41 years old) who worked in the Greater Jakarta area. There were a total of 198 participants (109 women and 89 men). The instruments used in this study were the State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), and the Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). The analysis technique used is descriptive analysis and multiple moderated regression. The results of this study found didn’t found any moderating effect of trait mindfulness on the relationship between anxiety and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between self-compassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Fuadillah
"Pendahuluan: Pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap kesehatan mental pada tenaga kesehatan. Gangguan kecemasan merupakan fokus penting pada studi ini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaksinasi berhubungan dengan penurunan gangguan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kecemasan dan perubahan kecemasan pasca vaksinasi Covid-19 pada Pekerja RS X Balikpapan. Metode: Penelitian ini follow-up study menggunakan metode cross-sectional pada pekerja RS X Balikpapan, pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Desember 2021 dengan hasil GAD-7 sebagai data primer serta data sekunder dari rumah sakit dan penelitian sebelumnya. Kami menilai perubahan kecemasan dan faktor risiko setelah vaksinasi menggunakan uji Chi-square dan Fisher's Exact. Hasil: Dari kuesioner GAD-7 170 pekerja, kami menemukan tidak memiliki gangguan kecemasan: 89,4%, gangguan kecemasan sedang: 1,8%, dan gangguan kecemasan ringan: 8,8%. Dari 26 orang dengan perubahan nilai GAD-7, pekerja dengan penurunan tingkat kecemasan 16 orang (61,5%) dan tingkat kecemasan meningkat 10 orang (38,5%). Sedangkan yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan 144 orang (84,7%). Shiftwork memiliki signifikansi secara statistik menurunkan tingkat kecemasan dibandingkan non-shift dengan p-value (0,002). Kesimpulan: Wanita, usia kurang dari 36 tahun, lajang, tingkat pendidikan rendah, petugas kesehatan, dikarantina, bekerja kurang dari 12 tahun, bekerja dalam shift, bekerja di zona kuning-merah dan penyintas covid memberikan penurunan gangguan kecemasan yang lebih besar. Sementara kerja shift menjadi faktor risiko yang dikaitkan dengan penurunan gangguan kecemasan.

Background: The COVID-19 pandemic has affected the mental health of healthcare workers. Anxiety disorders are a significant concern in this field of study. Previous studies have shown that vaccination is associated with a reduction in anxiety disorders. This study aims to investigate the prevalence of anxiety disorders and the associated changes among healthcare workers in Hospital X Balikpapan following COVID-19 vaccination. Methods: This research used a cross-sectional method conducted on Balikpapan Hospital X workers. Data collection from June-December 2021, using GAD-7 questionnaire scores as primary data and hospital data, and previous research as secondary data. We assessed the changes in anxiety and its related factors after vaccination using Chi-square and Fisher’s Exact test. Results: From 170 workers’ GAD-7 questionnaire, we found those who do not have anxiety disorders: 89.4%, moderate anxiety disorders: 1.8%, and mild anxiety disorders 8.8%, in X Hospital workers. Of 26 people who were experiencing changes in GAD-7, decreasing anxiety levels were 16 people (61.5%) and increasing anxiety levels in 10 people (38.5%). Of those who did not experience changes in anxiety were 144 people (84.7%). Shiftwork statistical significance in reducing anxiety compared to non-shift with a p-value (0.002). Conclusion: Women, aged less than 36 years, single, lower educational level, health workers, being quarantined, working less than 12 years, working in shifts, working in the yellow-red zone and covid survivors gave a greater decrease in anxiety disorders, while shiftwork being risk factor that was associated with decreased anxiety disorders."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sukandar
"Masalah psikologis yang terbanyak dirasakan oleh perawat saat pandemi Covid-19 adalah ansietas. Ansietas yang dialami oleh perawat dampak dari pandemi Covid-19 yaitu ansietas ringan, ansietas sedang, dan ansietas berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi tarik napas dalam, hipnosis lima jari dan Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan kecemasan perawat pada masa pandemi Covid-19 di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pre test-post test with control group. Sampel penelitian 64 responden perawat, 32 orang responden sebagai kelompok intervensi yang mendapatkan terapi tarik napas dalam, hipnosis lima jari, dan Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan 32 orang responden kelompok kontrol yang mendapatkan terapi tarik napas dalam dan hipnosis lima jari. Kriteria inklusi yaitu perawat pelaksana, bersedia menjadi responden dan menandatangani surat persetujuan, tidak sedang cutiatau libur, skor ansietas ≥ 14. Alat ukur yang digunakan kuisioner HRS-A. Analisis data menggunakan uji T. Hasil penelitian ditemukan adanya penurunan kecemasan perawat yang mendapatkan terapi tarik napas dalam, hipnosis lima jari, dan Progressive Muscle Relaxation (PMR) lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan terapi tarik napas dalam dan hipnosis lima jari (p value < 0,05). Terapi tarik napas dalam, hipnosis lima jari, dan Progressive Muscle Relaxation (PMR) direkomendasikan untuk terapi keperawatan dalam mengatasi ansietas baik pada pasien atau perawat, dan dapat dijadikan sebagai evidence based dalam membandingkan keefektifan sebagai terapi yang dapat diberikan pada klien ansietas

The most psychological problem felt by nurses during the Covid-19 pandemic was anxiety. The anxiety experienced by nurses as a result of the Covid-19 pandemic is mild anxiety, moderate anxiety, and severe anxiety. This study aims to determine the effect of giving deep breathing therapy, five finger hypnosis and Progressive Muscle Relaxation (PMR) on reducing nurse anxiety during the Covid-19 pandemic at Leuwiliang Hospital, Bogor Regency. The design of this study used a quasi-experimental pre-test-post-test with control group. The research sample was 64 nurse respondents, 32 respondents as an intervention group who received deep breathing therapy, five finger hypnosis, and Progressive Muscle Relaxation (PMR) and 32 control group respondents who received deep breathing therapy and five finger hypnosis. The inclusion criteria were implementing nurses, willing to be respondents and signing a letter of agreement, not on leave or vacation, anxiety score 14. The measuring instrument used was the HRS-A questionnaire. Data analysis using T test. The results of the study found that the decrease in anxiety of nurses who received deep breathing therapy, five-finger hypnosis, and Progressive Muscle Relaxation (PMR) was greater than the group who received deep-breathing therapy and five-finger hypnosis (p value <0.05). Deep breathing therapy, five finger hypnosis, and Progressive Muscle Relaxation (PMR) are recommended for nursing therapy in overcoming anxiety in both patients and nurses, and can be used as evidence based in comparing the effectiveness of therapy that can be given to anxiety clients. The results of the study found that the decrease in anxiety of nurses who received deep breathing therapy, five-finger hypnosis, and Progressive Muscle Relaxation (PMR) was greater than the group who received deep-breathing therapy and five-finger hypnosis (p value <0.05). Deep breathing therapy, five finger hypnosis, and Progressive Muscle Relaxation (PMR) are recommended for nursing therapy in overcoming anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rosfiati
"Dealing with coronary angiography diagnostic procedures and the possibility of being intervene with PCI, SAP patients are often anxious, feel uncomfortable due to stress. Anxiety and discomfort are physiological and psychological response, which can be noticed on the change in blood pressure status, pulse, respiration and body temperature. This research was conducted with the main objective to identify the effect of back-rub on the level of patient?s anxiety and comfort before coronary angiography procedure.
Design used in this research was an equivalent pretest-posttest with control group quasi experiment. Research was conducted using a probability simple random sampling; with 30 respondents participated. A questionnaire was used for data collecting of anxiety level with 0-10 scale, digital sphygmomanometer was used for measuring blood pressure and number of pulse, and digital battery powered thermometer was used for measuring body temperature.
Research finding showed that before back-rub a difference is found in anxiety level (p value 0.048). After back-rub differences are found in anxiety level (p value 0.002, comfort level (p value 0.0001), diastole BP (0.016), pulse (p value 0.0001), respiration (p value 0.005) and temperature (p value 0.052). Before back-rub, no differences are found in comfort level, systole BP, pulse, respiration and temperature and after back-rub no differences in systole BP between intervened and controlled group.
Based on the findings, it can be concluded that back-rub can be applied to reduce patient?s psychological stress (anxiety) and increase comfort before coronary angiography procedure. A recommendation is directed to the management of the ward to apply back-rub as a part of SOP of Angio Procedure.

Menghadapi tindakan diagnostik coronary angiography dan kemungkinan di intervensi lanjut dengan PCI, pasien APS sering cemas, merasa tidak nyaman karena stress. Cemas dan tidak nyaman sebagai respon fisiologis dan psikologis tubuh, terlihat juga pada perubahan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh back-rub terhadap tingkat kecemasan dan kenyamanan serta dampaknya pada TD, nadi, respirasi dan suhu sebelum tindakan coronary angiography.
Desain penelitian ini adalah equivalent pretestposttest with control group quasi experiment. Pemilihan sampel dengan probability simple random sampling, didapat 30 responden. Data kecemasan dan kenyamanan dikumpulkan menggunakan kuesioner berskala 0-10, pengukuran tekanan darah dan jumlah denyut nadi menggunakan tensimeter digital dan suhu menggunakan termometer digital dengan batere.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tingkat kecemasan (p value 0.048) sebelum back-rub. Sesudah backrub perbedaan pada tingkat kecemasan (p value 0.002), tingkat kenyamanan ( p value 0,0001), tekanan darah diastole(p value 0,016), nadi (p value 0.0001), respirasi (p value 0,005) dan suhu (p value 0,052). Tidak ada perbedaan sebelum back-rub pada tingkat kenyamanan, tekanan darah systole, nadi, respirasi, suhu dan sesudah back-rub pada tekanan darah systole antara kelompok intervensi dan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka back-rub dapat digunakan untuk mengurangi stress psikologis (kecemasan) dan meningkatkan kenyamanan pasien sebelum tindakan coronary angiography. Rekomendasi ditujukan kepada manajemen ruangan untuk mengaplikasikan back-rub sebagai bagian dari SPO Angiography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Elyas
"Pasien di ruang intensif selain mengalami masalah biologis juga mengalami masalah psikologis seperti kecemasan. Kecemasan yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi hemodinamik serta mengganggu proses perawatan. Terapi non-farmakologis dapat menjadi pilihan untuk mengatasi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi keperawatan KoMoYas terhadap tingkat kecemasan pasien pasca operasi di ruang intensif. Penelitian ini menggunakan quasy experimental study. Metode sampling dengan consecutive sampling sebanyak 29 responden kelompok intervensi dan 29 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pre dan post-test baik pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol dengan nilai p-value 0.000 (< 0.05). Penurunan nilai kecemasan terjadi lebih banyak pada responden kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol, ditandai dengan selisih nilai mean (pre dan post) pada kelompok intervensi sebesar 1.31 dan pada kelompok kontrol selisih nilai mean (pre dan post) sebesar 0.45. Uji Mann Whitney dilakukan dengan hasil p value=0.000 (< 0.05), sehingga disimpulkan terdapat perbedaan rerata kecemasan pre-test dan post-test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Intervensi KoMoYas dikombinasikan dengan terapi non farmakologis lainnya dapat dengan signifikan menurunkan tingkat kecemasan

n addition to experiencing biological problems, patients in the intensive care unit also experience psychological problems such as anxiety. Uncontrolled anxiety can affect hemodynamics and interfere with the treatment process. Non-pharmacological therapy can be an option for dealing with anxiety. This study aims to determine the effect of KoMoYas nursing interventions on the anxiety level of postoperative patients in the intensive care unit. This research uses a quasy experimental study. The sampling method with consecutive sampling consisted of 29 respondents in the intervention group and 29 respondents in the control group. The results of the study with the Wilcoxon test showed a decrease in pre- and post-test anxiety levels in both the intervention group and the control group with a p-value of 0.000 (<0.05). The decrease in anxiety scores occurred more in respondents in the intervention group than in the control group, marked by a difference in the mean value (pre and post) in the intervention group of 1.31 and in the control group the difference in mean value (pre and post) was 0.45. The Mann Whitney test was carried out with a p value = 0.000 (<0.05), so it was concluded that there was a difference in the mean pre-test and post-test anxiety between the intervention group and the control group. KoMoYas intervention combined with other non-pharmacological therapies can significantly reduce anxiety levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rismunandar
"Latar Belakang : Prevalensi ansietas dan depresi serta faktor risiko pada penyintas COVID-19 di seluruh dunia dan Indonesia masih tinggi dan berbeda beda dari setiap negara. Di Indonesia faktor risiko ansietas dan depresi belum pernah diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevalensi dan faktor risiko gejala ansietas dan depresi pasca rawat inap COVID-19 di rumah sakit Cipto Mangunkusumo.
Metode : Desain penelitian ini adalah Kohort retrospektif. Subjek penelitian diambil dari pasien pasca perawatan inap COVID-19 pada periode Januari 2022 sampai Maret 2023. Gejala ansietas dan depresi dinilai menggunakan Hospital Anxiety Depression Scale. Analisa bivariat digunakan menentukan faktor risiko dari variabel kategorik dan dilanjutkan ke analisa multivariat regresi logistik sampai didapatkan nilai P: 0,05.
Hasil : Terdapat 209 subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini dengan prevalensi gejala ansietas 20,57% dan gejala depresi 13,40%. Faktor risiko gejala ansietas adalah wanita RR (IK95%) 1,805 (1,017 – 3,204), p=0,043, Dukungan sosial sedang dan rendah dengan RR (IK95%) 1,935 (1,028 – 3,643), p=0,041 untuk dukungan sosial sedang dan RR (IK95%) 3,325 (1,314 – 8,411), p=0,011 untuk dukungan sosial rendah, Komorbid dengan RR (IK95%) 1,742 (1,019 – 2,977), p=0,042, Anosmia atau hipogeusia dengan RR (IK95%) 1,894 (1,045 – 3,433), p=0,035, gejala menetap pasca COVID-19 dengan nilai RR (IK95%) 2,885 (1,553 – 5,359), p=0,001. Faktor risiko gejala depresi adalah gejala menetap pasca COVID-19 RR (IK95%) 2,738 (1,300 – 5,770), p=0,008, kedia adalah aktifitas fisik ringan RR (IK95%) 6,556 (1,577 - 27,244), p=0,010.
Kesimpulan : Faktor risiko gejala ansietas pasca perawatan COVID-19 yang bermakna adalah wanita, dukungan sosial, komorbid, anosmia atau hipogeusia, gejala menetap sedangkan faktor risiko gejala depresi adalah gejala menetap pasca COVID-19 dan aktifitas fisik ringan.

Background: The prevalence of anxiety and depression, as well as risk factors for COVID-19 survivors worldwide and in Indonesia, is still high and varies from country to country. In Indonesia, the risk factors for anxiety and depression have not been studied. This study was conducted to determine the prevalence and risk factors for symptoms of anxiety and depression after hospitalization for COVID-19 at Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods: The study design was a retrospective cohort. The study subjects were taken from post-hospitalized COVID-19 patients from January 2022 to March 2023. Symptoms of anxiety and depression were assessed using the Hospital Anxiety Depression Scale. Bivariate analysis was used to determine risk factors from categorical variables and proceeded to multivariate logistic regression analysis until a P value of 0.05 was obtained.
Results: There were 209 subjects involved in this study, with a prevalence of 20.57% anxiety symptoms and 13.40% depressive symptoms. Risk factors for anxiety symptoms are women RR (95% CI) 1.805 (1.017 – 3.204), P=0.043, Medium and low social support with RR (95% CI) 1.935 (1.028 – 3.643), P=0.041 for moderate social support, RR (95% CI 3.325 (1.314 – 8.411), P=0.011 for low social support, Comorbid with RR (95% CI) 1.742 (1.019 – 2.977), P=0.042, Anosmia or hypogeusia with RR (95% CI) 1.894 (1.045 – 3.433 ), P=0.035, persistent symptoms after COVID-19 with a RR (95% CI) 2.885 (1.553 – 5.359), P=0.001. Risk factors for depressive symptoms are persistent symptoms after COVID-19, RR (95% CI) 2.738 (1.300 – 5.770), P=0.008, lastly light physical activity RR (95% CI) 6.556 (1.577 - 27.244), P=0.010.
Conclusion: Significant risk factors for anxiety symptoms post hospitalization for COVID-19 are women, social support, comorbidities, anosmia or hypogeusia, and persistent symptoms, while risk factors for depressive symptoms are persistent symptoms after COVID-19 and light physical activity
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Bardah
"Perawat yang berjuang melawan Covid-19 umumnya berada dibawah tekanan sehingga rentan mengalami kecemasan dan stress. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-10. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari perawat manajer dan teman sejawat untuk mengatasi hal tersebut. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh dukungan perawat manajer dan teman sejawat terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 167 perawat yang berasal dari tiga rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah Cirebon diambil dengan teknik accidental sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner supervisor support scale, peer caring measurement, dan self efficacy in patient centeredness. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara dukungan perawat manajer terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit (p = 0.229) dan ada pengaruh yang signifikan antara dukungan teman sejawat terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit dengan nilai p < 0.001. Variabel yang paling berpengaruh terhadap efikasi diri perawat adalah dukungan teman sejawat dan jenis kelamin dengan kekuatan hubungan sebesar 3.207 dan 2.229. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat manajer dan teman sejawat diharapkan lebih menunjukan sikap empati terhadap perawat yang bertugas merawat pasien Covid-19. Perawat manajer juga perlu menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, seperti peran interpersonal, informasional, dan desisional selama masa pandemi. Dukungan dari teman sejawat perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara nyata seperti saling berbagi cerita dan mendengarkan keluhan masing-masing, saling memberikan saran, serta memberikan dukungan secara emosional

Nurses who are struggling with Covid-19 are generally under pressure so they are risk to anxiety and stress. This certainly affects the self efficacy of nurses in treating Covid-19 patients. Therefore, they need nurse managers and peers supports to address this. The purpose of the study was to identify the influence of nurse manager and peer support on the self efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals. The design of this study used quantitative descriptive with cross-sectional approach. A total of 167 nurses from three Covid-19 referral hospitals in Cirebon were taken with accidental sampling techniques. Data retrieval using modified questionnaires from supervisor support scale questionnaires, peer caring measurement, and self efficacy in patient centeredness. The data was analyzed using Chi Square test and multiple logistic regression test. The results showed that there was no significant influence between the nurse manager support on the self-efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals (p = 0.229) and there was a significant influence between peer support to the self-efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals with a value of p < 0.001. The most influential variable for nurse self-efficacy was peers support and gender with relationship strengths of 3,207 and 2,229. The recommendations of this study are The nurse managers and peers are expected to show more empathy towards nurses in charge of treating Covid-19 patients. The manager nurse also needs to perform her role as a leader, such as interpersonal, informational, and desisional roles during the pandemic. Peer support needs to be improved and implemented in real terms such as sharing stories and listening to each other's complaints, giving advice to each other, and providing emotional support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Ayu Riswaluyo
"Kesehatan mental merupakan salah satu masalah kesehatan global termasuk di Indonesia dan kecemasan merupakan salah satu gangguan mental dengan prevalensi tertinggi pada populasi. Mahasiswa tingkat akhir berisiko mengalami kecemasan karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Namun, penelitian terkait kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir S1 reguler FKM UI Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan google form dan terdapat 161 mahasiswa tingkat akhir yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk menilai kecemasan yaitu dengan menggunakan Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21). Analisis yang dilakukan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara 6 variabel independen dengan kecemasan dan uji regresi logistik berganda untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang mengalami kecemasan sebesar 82,6% dan berdasarkan model akhir analisis multivariat diketahui faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kecemasan adalah hambatan pengerjaan skripsi dan kualitas tidur. Pihak fakultas diharapkan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif terkait kesehatan mental dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi baik secara positif atau negatif terhadap kesehatan mental, serta berkolaboratif dengan Klinik Satelit UI Makara dan Fakultas Psikologi UI untuk dapat menyediakan layanan kesehatan mental yang terjangkau, berkualitas, dan komprehensif di FKM UI

Anxiety is one of the mental disorders with the largest prevalence in the population, making mental health one of the world's major health problems, especially in Indonesia. Due to the numerous hurdles they must overcome, final-year students are at higher risk for developing anxiety; however, there is currently a dearth of study on this topic. The goal of this study was to identify the variables associated with anxiety in FKM UI regular undergraduate final-year students in 2022. Cross-sectional research was conducted in this study using a quantitative methodology. There were 161 final-year students that participated in this study, and data were collected online utilizing a google form. The Chi square test was used in the analysis to examine the association between six independent variables and anxiety, and multiple logistic regression was used to identify the main causes of anxiety. According to the findings, 82.6% of students reported having anxiety. Based on the multivariate analysis's final model, it was shown that sleep quality and difficulties with thesis writing were substantially correlated with anxiety. The faculty is expected to increase mental health promotion and prevention initiatives by identifying factors that contribute positively or negatively to mental health and collaborating with the Klinik Satelit UI Makara and the Faculty of Psychology UI to provide affordable, high-quality, and comprehensive mental health services at FKM UI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arindah Nur Sartika
"Diet terdiri dari berbagai jenis makanan yang dikonsumsi bersama, sehingga penilaian kualitas diet lebih direkomendasikan menggunakan indeks dibanding penilaian nutrien tunggal. Literatur menunjukan bahwa kualitas diet memiliki hubungan dengan perilaku makan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan melihat kualitas diet, perilaku makan, dan hubungan keduanya pada usia dewasa yang tinggal di kawasan perkotaan dan pedesaan. Studi potong lintang dilakukan di Jawa Timur dengan 185 subjek 19-64 tahun . Pemilihan sample pada studi dilakukan dengan metode proportional proportion to size PPS di 1 kota dan 1 kabupaten terpilih. Studi ini menggunakan kuesioner terstruktur, 2 x food recall 24 jam, dan diet quality index ndash; international DQI-I . Hasil studi menunjukan mayoritas subjek perkotaan mengkonsumsi 1-2 makan utama, makan di luar rumah, dan melewatkan makan pagi. Sedangkan mayoritas subjek pedesaan makan 3 kali sehari, dan memiliki presentasi makan di luar dan tidak mengkonsumsi makan pagi yang lebih sedikit. Secara umum juga ditemukan perbedaan signifikan pada kualitas diet di kedua jenis tempat tinggal. Subjek di perkotaan menunjukan skor kualitas diet yang lebih rendah dibanding subjek di pedesaan. Dari studi juga diperoleh hubungan frekuensi snack dan kualitas diet pada subjek di perkotaan. Sehingga, promosi untuk mengkonsumsi snack perlu digalakan, dengan memperhatikan jenis snack yang baik dikonsumsi.
Since diet consists of complex food, assessment of diet using diet quality is preferable. Literatures found diet quality is related to eating behavior. This study aimed to see diet quality, eating behavior, and the association of eating behavior and diet quality among adults living urban and rural area. A cross sectional study in East Java was conducted with 185 total subjects 19 64 years . This study used propotional proportion to size in selected urban and rural area. Structured questionnaire, 2 x 24 h food recall, and diet quality index ndash international DQI I were used in the study. The results showed significant difference in term of meal frequency, eating place lunch and dinner , also breakfast habit. Mostly, subjects in urban ate 1 2 meals, ate outside home, and skipped breakfast. Rural subjects mostly ate 3 meals per day, and had lower percentage of eating out and breakfast skippers. In general, the study found significant difference of diet quality score between urban and rural. People in urban had lower score of diet quality compared to people in rural. In addition, snacking frequency was found influencing diet quality in urban. Thus, promotion on snack consumption should be addressed with considering the type of snack. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>