Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Angelina Ernawaty
"Skripsi ini mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diterima oleh mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UI yang mengalami stres pada masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 mengharuskan mahasiswa melakukan penyesuaian, namun tidak semua mahasiswa mampu untuk melakukan penyesuaian, dikarenakan munculnya stresor yang berpengaruh pada kondisi stres mahasiswa. Dukungan sosial merupakan bantuan atau pendampingan yang diberikan oleh orang disekitar individu untuk menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Dukungan sosial diperlukan untuk meminimalisir kondisi stres yang dihadapi oleh mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi stres mahasiswa pada masa pandemi Covid-19 dan mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diterima oleh mereka saat mengalami kondisi stres tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022 hingga November 2022 melalui teknik wawancara mendalam kepada sembilan informan yang dipilih berdasarkan kriteria informan dengan teknik purposive sampling. Informan utama adalah mahasiswa S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial 2018 yang mengakses layanan konseling BKM UI ataupun layanan konseling swasta dalam kurun waktu 2021/2022, dengan informan pendukung adalah keluarga (orang tua) dan teman dekat mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pandemi Covid-19, mahasiswa mengalami stres baik secara akademik maupun non akademik. Stres yang disebabkan aspek akademik meliputi proses perkuliahan seperti metode pengajaran daring dan metode pengerjaan tugas secara kelompok, serta beban studi. Stres yang disebabkan non akademik meliputi kegiatan organisasi, tuntutan pekerjaan magang dan tren magang serta terbatasnya interaksi akibat pandemi. Dalam menghadapi kondisi stres tersebut, mahasiswa mendapatkan dukungan sosial dari orang di sekitar mereka, yaitu keluarga dan teman dekat. Bentuk dukungan sosial yang diberikan antara lain: pertama, dukungan emosional dengan pemberian perhatian, seperti menanyakan kondisi dan mendengarkan cerita mahasiswa serta memberikan semangat. Kedua, dukungan instrumental dengan memenuhi kebutuhan mahasiswa seperti laptop dan hiburan, menyediakan makanan kesukaan, dan memberikan uang jajan. Untuk dukungan informasional diberikan dalam bentuk pemberian saran, pengarahan dan penyampaian informasi yang dibutuhkan. Dukungan sosial yang diperlukan dan lebih banyak diberikan kepada mahasiswa saat mengalami kesulitan adalah dukungan emosional melalui pemberian perhatian dan semangat serta dukungan informasional melalui pemberian saran dan pengarahan pada kesulitan atau kondisi stres mahasiswa.

This thesis describes the picture of social support received by UI Social Welfare Science students who experienced stress during the Covid-19 pandemic. The Covid-19 pandemic requires students to make adjustments, but not all students are able to make adjustments, due to the emergence of stressors that affect student stress conditions. Social support is assistance or assistance provided by people around the individual to face problems that occur in life. Social support is needed to minimize stressful conditions faced by students. The purpose of this study is to describe the stressful condition of students during the Covid-19 pandemic and describe the picture of social support received by them when experiencing these stressful conditions. This research is a qualitative-descriptive research with triangulation of data sources to improve the quality of research. The data collection of this study was carried out from June 2022 to November 2022 through an in-depth interview technique to nine informants selected based on informant criteria with purposive sampling techniques. The main informants are S1 Social Welfare Science 2018 students who access BKM UI counseling services or private counseling services within the 2021/2022 period, with supporting informants being family (parents) and close friends of students. The results of the study found that during the Covid-19 pandemic, students experienced stress both academically and non-academically. Stress caused by academic aspects includes lecture processes such as online teaching methods and methods of working on assignments in groups, as well as study loads. Non-academic stress includes organizational activities, internship demands and internship trends as well as limited interactions due to the pandemic. In dealing with these stressful conditions, students get social support from people around them, namely family and close friends. The forms of social support provided include: first, emotional support by giving attention, such as asking about conditions and listening to student stories and providing encouragement. Second, instrumental support by meeting student needs such as laptops and entertainment, providing favorite food, and providing pocket money. For informational support is provided in the form of providing advice, briefing and conveying the required information. The social support that is needed and given more to students when experiencing difficulties is emotional support through the provision of attention and encouragement and informational support through the provision of advice and direction on student difficulties or stressful conditions."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Shaka Wiranti
"Pandemi COVID-19 mengharuskan mahasiswa menjaga jarak sosial, jarak fisik, dan sedapat mungkin melakukan aktivitas dari rumah. Hal ini menyebabkan penurunan interaksi sosial secara langsung yang berujung pada munculnya masalah kesepian. Situasi pandemi juga dianggap sebagai situasi yang sulit dan menekan, sehingga mahasiswa membutuhkan dukungan sosial untuk mempertahankan kesejahteraan hidup. Selama pandemi COVID-19, dukungan sosial menjadi salah satu faktor pelindung dari masalah kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dukungan sosial dan kesepian selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring pada 170 mahasiswa S1 reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan UCLA Loneliness Scale. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki dukungan sosial yang sedang (71,8%) dan tingkat kesepian yang rendah (71,8%). Selama pandemi COVID-19 mahasiswa disarankan untuk memaksimalkan waktu bersama keluarga dan meningkatkan interaksi sosial secara virtual dengan teman dekat.

The COVID-19 pandemic required college students to do social distancing, physical distancing, and carry out activities from home in every possible way. The phenomenon caused a decrease in social interaction that leads to the emergence of loneliness problems. The pandemic situation was considered a precarious and stressful situation for college students causes an increase in the need for social support to maintain their welfare. During the COVID-19 pandemic, social support is one of the protective factors against loneliness. This study aims to determine the level of social support and loneliness during the COVID-19 pandemic in college students. The research method used is descriptive quantitative with a cross-sectional design. Data collection was conducted online on 170 undergraduate students at Universitas Indonesia using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support and UCLA Loneliness Scale questionnaires. The results showed that most of the students had moderate social support (71.8%) and low levels of loneliness (71.8%). During the COVID-19 pandemic, college students were advised to maximize their time with family and increase virtual social interaction with close friends. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Izza Nafisa
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh dukungan sosial terhadap stres kerja pada mahasiswa magang di Indonesia. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial terhadap stres kerja. Data diperoleh dari 149 partisipan berusia 18–23 tahun yang merupakan mahasiswa dan sedang menjalani kegiatan magang. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk variabel dukungan sosial dan Job Stress Scale (JSS) untuk variabel stres kerja. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring menggunakan Google Form. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja. Kemudian, dukungan sosial dapat memprediksi varians stres kerja sebesar 13%. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, dukungan sosial yang berasal dari teman berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja. Akan tetapi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan pasangan romantis terhadap stres kerja. Secara garis besar, hasil penelitian ini membuktikan bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap tingkat stres kerja pada mahasiswa magang. Lebih lanjut, jika dibandingkan antara dukungan sosial dari keluarga, teman, dan pasangan romantis, hanya dukungan sosial dari teman yang berpengaruh terhadap stres kerja mahasiswa magang. Implikasi penelitian ini adalah penambahan pengetahuan terkait kontribusi yang dapat diberikan oleh dukungan sosial terhadap stres kerja.

This research aims to identify the impact of social support on job stress among internship students in Indonesia. The hypothesis proposed is that there is a significant relationship between social support and job stress. Data were obtained from 149 participants aged 18–23 years, who were students and currently undergoing internship activities. The measurement tools used were the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) for the social support variable and the Job Stress Scale (JSS) for the job stress variable. The questionnaire was distributed online using Google Form. The results of simple linear regression analysis indicate that social support has a significant impact on job stress. Social support can predict 13% of the variance in job stress. Based on multiple linear regression analysis, social support from friends significantly influences job stress. However, there is no significant effect of social support from family and romantic partner on job stress. In general, the results of this research prove that social support influences the level of work stress in internship students. Furthermore, when compared between social support from family, friends, and romantic partner, only social support from friends affects work stress among intern students. The implications of this research are the addition of knowledge regarding the contribution that social support can make to job stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadillah Nur Fitriyani
"Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor pemicu stres bagi remaja. Dukungan sosial dan kecerdasan emosional diperlukan oleh remaja agar mampu mengelola stresnya menjadi respon adaptif dan tidak berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan sosial dan kecerdasan emosional dengan tingkat stres siswa SMP di Jakarta Timur selama pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan penelitian ini desain penelitian deskriptif korelatif melalui pendekatan cross sectional. Sebanyak 426 siswa SMP di Jakarta Timur dengan kriteria responden pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling serta purposive sampling. Kuesioner menggunakan analisis data dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square menunjukkan bahwa tingkat dukungan sosial dan tingkat kecerdasan emosional baik tinggi dan rendah memiliki nilai mendekati sama; hanya 41,8% responden memiliki tingkat stres normal. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan tingkat stres (p=0,001), dan adanya hubungan yang signifikan antara variabel kecerdasan emosional dengan tingkat stres (p=0,013). Temuan penelitian ini dapat membantu siswa lebih aware terhadap permasalahan yang mengganggu fisik dan psikologisnya dan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

The COVID-19 pandemic is one of the factors that trigger stress for teenagers. Social support and emotional intelligence are needed by adolescents to be able to manage their stress into an adaptive and not prolonged response. This study aims to determine the relationship between social support and emotional intelligence with the stress level of junior high school students in East Jakarta during the COVID-19 pandemic. The research method used in this research is descriptive correlative research design through a cross sectional approach. A total of 426 junior high school students in East Jakarta with the criteria of respondents taking samples with stratified random sampling technique and purposive sampling The questionnaire using data analysis with univariate and bivariate analysis with chi square test shows that the level of social support and the level of emotional intelligence both high and low have nearly the same value; only 41.8% of respondents had normal stress levels. The results of the bivariate analysis showed a significant relationship between social support variables and stress levels (p=0.001), and a significant relationship between emotional intelligence variables and stress levels (p=0.013). The findings of this study can help students become more aware of the problems that interfere with their physical and psychological and nurses in providing nursing care according to patient needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresha Utami Hanggarini
"Dukungan sosial keluarga, teman, atau significant other yang dipersepsikan tersedia saat dibutuhkan dapat menjadi salah satu faktor penting untuk mengembangkan resiliensi selama pandemi COVID-19. Bagi mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi, salah satunya mahasiswa penerima Bidikmisi, dukungan sosial memperkuat kapabilitas diri untuk menghadapi keadaan yang dialami sehingga tetap mampu berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum memprediksi resiliensi, sekaligus mengetahui apakah dukungan sosial keluarga, teman, dan significant other masing-masing memprediksi resiliensi mahasiswa penerima Bidikmisi selama pandemi. Sebanyak 336 mahasiswa penerima Bidikmisi berusia 18-22 tahun diuji dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) untuk melihat nilai dukungan sosial yang dipersepsikan dan resiliensi, secara berurutan. Analisis simple regression menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum memprediksi resiliensi. Analisis multiple regression juga menunjukkan bahwa dukungan sosial dari keluarga dan significant other memprediksi resiliensi, sementara dukungan sosial dari teman tidak memprediksi resiliensi. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang dipersepsikan oleh mahasiswa penerima Bidikmisi, semakin tinggi pula resiliensi dalam menghadapi berbagai kesulitan selama pandemi.
.....Family, friend, and significant other social support which perceived as available when needed can be one of the important factors to develop resilience during the COVID-19 pandemic. For college students with economic hardship, one of which is college students of Bidikmisi scholarship, social support strengthens their capability to face life difficulties so that they still can function optimally in everyday life. Therefore, this study aims to find out whether overall perceived social support predicts resilience and whether family, friend, and significant other social support each predicts the resilience of college students of Bidikmisi scholarship during the pandemic. 336 college students of Bidikmisi scholarship aged 18-22 years were tested using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) to see perceived social support and resilience scores, respectively. Simple regression analysis shows that overall perceived social support predicts resilience. Multiple regression analysis also shows that perceived social support from family and significant other predict resilience, meanwhile perceived social support from friend does not predict resilience. Based on these findings, it can be concluded that the higher social support perceived by college students of Bidikmisi scholarship, the higher the resilience in facing various difficulties during the pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naela Adiba
"Penelitian ini membahas mengenai peran Modal Sosial yang dimiliki oleh para pelaku usaha online Mahasiswa FISIP UI dalam menjalankan usaha online nya di saat pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini ialah 8 Mahasiswa FISIP UI yang memiliki usaha online saat pandemi Covid-19 dan 1 informan perwakilan dari BEM FISIP UI. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara mendalam secara daring serta observasi virtual yang dilakukan pada tahun 2021. Hasil penelitian ini menguraikan bentuk-bentuk modal sosial yang dimiliki Mahasiswa FISIP UI beserta peran modal sosial tersebut terhadap usaha online Mahasiwa FISIP UI. Adapun peran modal sosial yang dimiliki Mahasiswa FISIP UI pada usaha online yang mereka jalani ialah; jaringan sosial berperan dalam memasarkan produk usaha; dukungan sosial yang dimiliki berperan dalam memotivasi untuk menjalankan usaha online; kolektif di masyarakat untuk saling membantu bisnis orang lain di tengah kondisi pandemi.

This study discusses the role of Social Capital owned by online business actors FISIP UI students in running their online businesses during the Covid-19 pandemic. This study uses a qualitative approach with a descriptive type of research. The informants in this study are 8 FISIP UI students who have online businesses during the Covid-19 pandemic and 1 representative informant form BEM FISIP UI. The data collection technique used in this research is in-depth online interviews and virtual observations conducted in 2021. The results of this study describe the forms of social capital owned by FISIP UI students and the role of social capital in the online business of FISIP UI students. The roles of social capital owned by FISIP UI students in the online businesses they run are; social networkds play a role in marketing business products; social support has a role in motivating to run an online business; collective values in society to help each other's business in the midst of a pandemic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheina Audy Farrasati
"Penelitian ini didasarkan pada pentingnya memahami keberfungsian sosial ibu tunggal bekerja dilihat dari aspek pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dalam menjalani peranannya. Dalam upaya memenuhi kedua aspek tersebut, ibu tunggal menemui permasalahan. Cara yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut dikenal sebagai coping mechanism. Urgensi penelitian ini adalah memberikan gambaran pemahaman tentang salah satu aspek terkait perempuan dalam dunia kerja, yang dapat membantu perumusan kebijakan terkait job requirement dan job design pekerja perempuan kerja dan dapat membantu pengembangan dan perencanaan karir pekerja perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-November 2021, masa pandemi Covid-19, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk memahami keberfungsian sosial ibu tunggal yang bekerja di masa pandemi Covid-19 serta mekanisme kopingnya dalam menghadapi permasalahan. Pengambilan data melalui wawancara secara daring melalui video call dengan 17 informan. Informan terbagi 3 kelompok, pertama informan utama yakni ibu tunggal, informan pendukung – relasi keluarga yakni anak dari informan utama, dan informan pendukung – relasi kerja yakni rekan kerja informan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan kebutuhan ibu tunggal meningkat yaitu pada kebutuhan pangan, uang transportasi, dan kebutuhan rumah tangga. Peningkatan juga terjadi pada tanggung jawab atas perannya sebagai pekerja akibat kebijakan ‘bekerja dari rumah’/work from home- WFH. Namun penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberfungsian sosial ibu tunggal dapat berjalan dengan baik walaupun terjadi peningkatan kebutuhan dan tanggungjawab peran, karena para informan masih mampu memenuhi keduanya. Penelitian inipun mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi para informan di masa pandemi yakni jenuh bekerja, masalah peningkatan beban pekerjaan, dan kekhawatiran beraktivitas di luar rumah. Menghadapi permasalahan tersebut, para informan ibu tunggal bekerja ini melakukan lima mekanisme koping/coping mechanism dalam 3 kategori. Tiga mekanisme dalam kategori pertama, problem-focused coping yaitu dengan mengatur keuangan, tidak keluar rumah apabila tidak ada hal mendesak, dan melakukan hobi untuk menyegarkan pikiran. Satu mekanisme dalam kategori kedua, emotion-focused coping yakni meminta dukungan dari teman dan keluarga. Satu bentuk mekanisme dalam kategori ketiga avoidance-focused coping, yakni bersantai menunda tanggung jawab dengan menonton acara dan mendengarkan musik.

This research underpinned by importance of the social functioning of working single mothers from the aspect of meeting their daily needs and in carrying out their roles. In an effort to fulfill these two aspects, single mothers encounter problems. The way to deal with this problem is known as a coping mechanism. This research can see how women in the world of work, can assist related parties in formulating policies related to job requirements and job design for female workers and can assist in the development and career planning of women workers.This research was conducted during the Covid-19 pandemic, namely in February-November 2021 using a descriptive type approach to understand the social functioning of single mothers who work during the Covid-19 pandemic and their coping mechanisms in dealing with problems. Collecting data through nterview using video calls with 17 informants. Informants were divided into 3 groups, first is the main informant, namely single mothers, second is supporting informants - family relations, namely the children of the main informants, and third is supporting informants - work relations, namely co-workers of the main informants. The results showed that the needs of single mothers increased during a pandemic such as food needs, transportation, and household needs. An increase in responsibilities of their roles is also seen as a result of WFH policies. However, in addition to an increase in these 2 aspects, the social functioning of single mothers can run well because they are still able to fulfill both aspects of social functioning. The problems faced during the pandemic are the increase of feeling surfeited because of working, increasing workload because of pandemic and its policy , and worry about doing activities outside the house. In dealing with her problems, single mothers do what is known as a coping mechanism. The method consists of 3 methods, first problem-focused coping, namely managing finances, not leaving the house if there is nothing urgent, and doing hobbies to refresh the mind. Second is emotion-focused coping which asking for support from friends and family. Third, avoidance-focused coping, namely relaxing in order to procrastinate by watching shows and listening to music."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrun Naja Maulidia
"Pandemi COVID-19 menyebabkan munculnya konsekuensi negatif bagi Subjective well-being (SWB) remaja, yang merupakan kelompok paling rentan karena karakteristik perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi respons terhadap stres (primary control engagement coping, secondary control engagement coping, disengagement coping, involuntary engagement dan involuntary disengagement), traits kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience) dan persepsi terhadap dukungan sosial (keluarga, teman, figur yang signifikan) pada SWB remaja selama masa pandemi COVID-19. Partisipan adalah 313 orang remaja Indonesia (13-18 tahun) yang dipilih menggunakan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, Child Self Report Responses to Stress Questionnaire-COVID-19 dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data dianalisis dengan regresi hierarki berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons terhadap stres, traits kepribadian, dan persepsi terhadap dukungan sosial berkontribusi terhadap SWB (LS, PA dan NA) remaja. Secara khusus, involuntary disengagement response, extraversion, neuroticism dan persepsi terhadap dukungan sosial dari keluarga secara signifikan berkontribusi pada SWB remaja. Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi para praktisi untuk menyusun intervensi bagi remaja agar dapat mengembangkan respon terhadap stres yang adaptif dan untuk orang tua agar memberikan dukungan kepada remaja sehingga dapat mengoptimalkan SWB remaja Indonesia pada masa pandemi COVID-19 dan seterusnya.

COVID-19 pandemic causes negative consequence for adolescents’ subjective well- being (SWB) as they are the most vulnerable group due to their developmental characteristic. This research investigated contribution response to stress (primary control engagement coping, secondary control engagement coping, disengagement coping, involuntary engagement dan involuntary disengagement), personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), and perceived social support (family, friends, significant figure) of adolescent SWB during COVID-19 pandemic period. The participants were 313 Indonesian adolescents (13-18 years old), selected using convenience sampling method. The measurements were Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, Child Self Report Responses to Stress Questionnaire-COVID-19 dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data were analyzed using hierarchical multiple regression. Results showed that response to stress, personality traits, and perceived social support together contributed to adolescents’ SWB (LS, PA & NA) significantly. Specifically, involuntary disengagement response, extraversion, neuroticism and perceived social support from family significantly contributed to adolescents’ SWB. The practical implication for professionals are to develop psychological intervention for adolescents to be able to develop adaptive response to stress and for parents to give support to adolescents in order optimize their SWB in Indonesian context during the COVID-19 pandemic and onward."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Fitriana Semudi
"Kasus DMT2 pada anak di dunia meningkat 132,6 ribu anak. Ada 1213 kasus DMT2 pada anak di Indonesia. Manajemen perawatan harian yang dilakukan oleh anak-anak dengan DMT2 membuat stres. Stres yang dialami dapat mengganggu pengendalian penyakit dan tingkat kualitas hidup anak dengan DMT2. Salah satu aspek yang dapat meningkatkan manajemen pengasuhan dan kualitas hidup anak dengan DMT2 adalah ketahanan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres, dukungan keluarga dan koping dengan resiliensi pada anak DMT1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 36 balita di Jawa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Area Masalah dalam Diabetes (DIBAYAR), Skala Dukungan Keluarga Diabetes Hensarling (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) dan Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) untuk mengukur ketahanan. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan resiliensi pada anak DMT1 dengan p-value 0,021, OR 5,360 dan α 0,05. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan keperawatan psikologis pada anak DMT1.
T2DM cases in children in the world increased by 132.6 thousand children. There are 1213 cases of T2DM in children in Indonesia. The daily care management performed by children with T2DM is stressful. The stress experienced can interfere with disease control and the level of quality of life for children with T2DM. One aspect that can improve parenting management and quality of life for children with T2DM is psychological resilience. This study aims to see the relationship between stress levels, family support and coping with resilience in children with T2DM. This study used a cross sectional design with a sample of 36 toddlers in Java. The instruments used to measure stress levels are the Problem Area in Diabetes (PAID), the Diabetes Hensarling Family Support Scale (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) and the Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) to measure endurance. The results of the chi-square test showed that there was a relationship between stress levels and resilience in DMT1 children with p-value 0.021, OR 5.360 and α 0.05. Researchers hope that this research can be developed to improve knowledge and psychological nursing services in children with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitroh Nurbayani Habiebah
"Stres merupakan suatu respon seseorang terhadap peristiwa yang dianggap sebagai ancaman. Ketika seseorang merasa stres dapat menggunakan strategi coping sebagai upaya mengurangi stres tersebut. Studi sebelumnya yang telah dilakukan, seseorang dengan tingkat stres yang tinggi, maka orang tersebut tidak sering menggunakan strategi coping untuk mengurangi stres yang dialaminya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan strategi coping pada mahasiswa program sarjana reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan desain studi potong lintang. Pengambilan 361 sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan proporsi kuota berdasarkan rumpun keilmuan yang terdapat di Universitas Indonesia. Tingkat Stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10) dan strategi coping diukur menggunakan Brief-COPE yang dilakukan secara daring. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor PSS-10 sebesar 20,76 dari skala 5-37 dengan tingkat stres mahasiswa sebagian besar mengalami stres sedang (67,9%), tingkat stres ringan (16,6%), dan tingkat stres berat (15,5%) serta strategi coping yang lebih sering digunakan oleh mahasiswa program sarjana reguler Universitas Indonesia adalah problem-focused coping dengan rata-rata skor berdasarkan subskalanya sebesar 2,7584. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan problem-focused coping (p>0,005) dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan emotion-focused coping (p<0,001). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diperlukan pembuatan program intervensi dan edukasi promosi kesehatan mengenai stres dan strategi coping bagi mahasiswa saat pandemi COVID-19.

Stress is a person's response to events that are considered a threat. When someone feels stressed, they can use coping strategies as an effort to reduce the stress. Previous studies that have been done, someone with a high level of stress, then that person does not often use coping strategies to reduce the stress they experience Therefore, this study was conducted to determine the relationship between coping strategies and stress levels in regular undergraduate students at the University of Indonesia using a cross-sectional design. The sampling of 361 samples in this study used a purposive sampling method with quota proportions based on scientific clumps at the University of Indonesia. Stress levels were measured using the Perceived Stress Scale (PSS-10) and coping strategies were measured using the online Brief-COPE. This study shows that the average PSS-10 score is 20.76 from a scale of 5-37 with the stress level of students mostly experiencing moderate stress (67.9%), mild stress level (16.6%), and severe stress level (15.5%) and coping strategies are more often used by regular undergraduate students at the University of Indonesia is a problem-focused coping with an average score based on the subscale of 2.7584. This study also showed that there was no significant relationship between stress levels and problem-focused coping (p>0.005) and there was a significant relationship between stress levels and emotion-focused coping (p<0.001). Based on the results of this study, it is necessary to create an intervention program and health promotion education regarding stress and coping strategies for students during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>