Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saniyya Sridarmi
"Quarter life crisis adalah kondisi yang menggambarkan krisis atas identitas yang dirasakan oleh seorang individu dari mereka remaja dan kemudian beranjak menjadi seorang individu dewasa dengan sumber krisis yang berpusat pada belum siapnya individu dalam proses transisi antar status tersebut. Secara umum, dampak yang dihasilkan pada saat seseorang mengalami situasi krisis ini adalah mereka akan merasakan penurunan tingkat percaya diri, menarik diri secara sosial, cemas hingga depresi. Dalam menghadapi situasi ini, individu diharapkan memiliki sumber penguatan dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis pada Individu dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Alat ukur dukungan sosial disusun dengan mengacu kepada teori oleh House (1981) tentang 4 aspek mengenai dukungan sosial, sedangkan untuk alat ukur quarter life crisis, peneliti mengadaptasi kuesioner oleh Hassler (2009) tentang quarter life crisis. Responden dalam penelitian ini berjumlah 85 mahasiswa yang seluruhnya terhimpun sebagai mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis dengan arah hubungan antara keduanya adalah negatif (r=-0,686**) di mana semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi tingkat quarter life crisis yang dialami oleh seseorang, dan berlaku untuk sebaliknya.

Quarter life crisis is an identity crisis phenomenon that occurs to the unpreparedness in the transition process from a teenager and then turns into an adulthood. The impact that is produced when someone experiences this crisis situation is that they will feel a decrease in their level of self-confidence, anxiety and depression. To dealing with this situation, individuals are expected to have a source of reinforcement from within themselves and their surroundings. Therefore, this study aims to determine the relationship between social support and quarter life crisis in early adulthood. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. The measuring instrument for social support was prepared with reference to the theory by House (1981) regarding 4 aspects of social support, while for the measuring instrument for quarter life crisis, researchers adapted the questionnaire by Hassler (2009) about quarter life crisis. Respondents in this study totaled 85 students, all of whom were final year students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019. The results showed that there was relationship between social support and the level of quarter life crisis. The direction of the relationship between the two was negative ( r=-0.686**). The lower the social support score, the higher the level of quarter life crisis experienced by a person, and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Murfid Nur Aziz
"Dewasa awal memasuki masa transisi yang menimbulkan perasaan negatif terkait masa depan yang dikenal dengan quarter life crisis dan sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial dapat menyebabkan penggunanya mengalami perbandingan sosial yang berisiko meningkatkan terjadinya quarter life crisis. Self-compassion merupakan sikap positif yang dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres dan juga dibutuhkan saat quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dan self-compassion dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 473 dewasa awal di Jakarta Timur yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Skala Welas Diri (SWD), dan Skala Quarter Life Crisis (SQLC). Analisis meggunakan Spearman’s Rho dengan hasil yang menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara intensitas penggunaan media sosial dengan quarter life crisis dan terdapat hubungan (p<0,05) antara self-compassion dengan quarter life crisis. Berdasarkan hasil  penelitian ini, diharapkan dewasa awal dapat memanfaatkan self-compassion selama menghadapi quarter life crisis serta tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait variabel lain yang berkaitan dengan quarter life crisis

Emerging adulthood are entering a transitional period that raises negative feelings about the future known as the quarter life crisis and as the age group that mostlu uses social media. The use of social media could cause users to experience social comparisons that increase the risk of a quarter life crisis.  Self-compassion is a positive attitude that could reduce the negative impact of stressful situations and also needed during quarter life crises. This study aims to determine the relationship between the intensity of social media use and self-compassion with quarter life crisis in emerging adulthood. The research design used a cross sectional approach and quantitative methods. The research sample consisted of 473 emerging adults in East Jakarta who were taken through purposive sampling technique. The research instruments used the Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Self-Compassion Scale (SWD), and Quarter Life Crisis Scale (SQLC). Analysis using Spearman's Rho with results showing there is no relationship (p>0.05) between the intensity of social media use and quarter life crisis and there is a relationship (p<0.05) between self-compassion and quarter life crisis. Based on the results of this research, it is expected that emerging adults can utilize self-compassion when facing a quarter life crisis and must use social media wisely. Future research could examine other variables related to the quarter life crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafrikhatul Maftukhah
"Mahasiswa Ilmu Keperawatan tingkat akhir mengalami stres sehubungan dengan kewajiban penyusunan skripsi dan kewajiban akademik lain seperti kuliah di kelas dan praktik klinik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada mahasiswa Ilmu Keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi. Desain penelitian ini meggunakan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Ilmu Keperawatan UI yang sedang mengerjakan skripsi dengan jumlah sampel sebanyak 105 responden yang dipilih dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) untuk mengukur dukungan sosial dan kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra (2012) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian untuk mengukur tingkat stres. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat stres (p = 0,247 ; p > 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya terkait koping yang efektif untuk mengatasi stres

Final year nursing students experience stress because of the thesis-writing process and other academic activities such as classroom lecture and clinical practice. The aim of this research was to identify the relationship between nursing student?s social support and stress levels in writing undergraduate thesis. The design of this study was cross-sectional that used sample of UI?s nursing students who were working on theses with sample size of 105 respondents that had selected by total sampling technique. The instrument that used in this study was the Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) to measure social support and Safaria and Saputra?s stress levels questionnaires (2012) to measure stress levels that had modified according to the needs of research. The results showed that there was no significant relationship between social support and stress levels (p = 0.247 ; p > 0.05). The results of this research can be used as an additional data for further research related to effective coping to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Wulandari
"Mahasiswa yang baru lulus (freshgraduates) merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang disebabkan oleh kesenjangan ekspektasi antara perusahaan dengan kompetensi yang dimiliki mahasiswa freshgraduate, terutama pada masa transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Mahasiswa dianggap tidak siap dan kurang memiliki kepercayaan diri, serta kurang mengeksplorasi kariernya sebelum melalui masa transisi (Nghia, 2018). Keberhasilan mahasiswa pada masa transisi akan menentukan kesuksesannya dalam berkarier di masa depan (Koen et al., 2012). Peneliti mengajukan bahwa permasalahan ini dapat diatasi dengan memiliki adaptabilitas karier yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (N = 466) dengan tujuan melihat bagaimana dukungan sosial dapat meningkatkan adaptabilitas karier melalui adversity quotient pada mahasiswa tingkat akhir yang berkuliah di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi adaptabilitas karier. Adversity quotient terbukti memediasi sebagian hubungan kedua variabel tersebut dengan ditemukannya signifikansi pada indirect effect pada analisis mediasi.

Many freshgraduates experience difficulties in obtaining jobs right after graduating due to the existence of gap between the expectation of employer and the skills possessed by freshgraduates. This condition frequently occurs in the transition period to working world. These freshgraduates are considered lacking in confidence, readiness, and self exploration to enter the working world (Nghia, 2018). The quality of getting through the transition period would determine future career success of freshgraduates (Koen et al., 2012). This research proposes that this issue can be tackled by possessing career adaptability. This correlational research (N = 466) aims to discover how social support would play a role in elevating career adaptability through adversity quotient of final year student in Jabodetabek area. Results showed that social support predicted career adaptability. Furthermore, adversity quotient also played a role in mediating the relationship of both variables. This is proved by the significance of indirect effect in mediation analysis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Tiffany Cecillia
"Dunia pekerjaan yang saat ini terus berubah menuntut individu yang berada dalam masa transisi karier memiliki sumber daya untuk beradaptasi dalam dunia pekerjaan, terlebih pada mahasiswa tingkat akhir. Meski telah banyak ditemukan berpengaruh positif terhadap adaptabilitas karier, masih terdapat inkonsistensi hubungan antara dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran ketiga dimensi identitas vokasional, sebagai faktor internal individu, dalam memediasi hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian merupakan 466 mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi mengisi kuesioner Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Analisis mediasi dengan PROCESS menunjukkan dukungan sosial memiliki hubungan signifikan dengan adaptabilitas karier (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Analisis mediasi menunjukkan bahwa dua dari tiga dimensi identitas vokasional memediasi secara sebagian hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir, yakni dimensi career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) dan dimensi career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). Di sisi lain, tidak ditemukan peran mediasi dari dimensi career reconsideration dari identitas vokasional.

The everchanging world of work nowadays requires individuals who are in career transition period to have the resources to adapt, especially for final year students. Although many studies have found its positive role, there are still contradictory and inconsistent findings of the relationship between social support and career adaptability. This study was aimed to see the role of the three vocational identity dimensions, as individual internal factors, in mediating the relationship between social support and career adaptability. Participants in this study were 466 final year university students who filled questionnaires consisting of Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Mediation analysis using PROCESS confirmed that social support had a positive and significant relationship with career adaptability (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Mediation analysis revealed that two of the three dimensions of vocational identity played a mediating role in the relationship of social support and career adaptability, namely career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) and career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). However, mediating role of career reconsideration dimension were not proven in this study."
Depot: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemini Rosiana
"Kelompok umur yang berpeluang besar mengalami quarter-life crisis adalah individu pada masa dewasa awal, ini dikarenakan individu sedang mengalami masa transisi dalam membangun kehidupan, karir, dan hubungan interpersonal dengan individu lain secara mandiri. Akan tetapi, metode mindfulness diajukan dapat mengurangi quarter-life crisis. Penelitian dilakukan kepada 175 partisipan dengan proporsi perempuan 57,7% yang berada pada masa dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Pengukuran dilakukan dengan cara self-report, variabel mindfulness diukur dengan MAAS (Mindfulness Attention & Awareness Scale) dan Quarter-life Crisis Scale yang sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa mindfulness berkontribusi positif signifikan terhadap quarter-life crisis yang dialami dewasa awal (r(175) = 0,500, dengan p < 0,05) dan tidak ada perbedaan signifikan pada skor quarter-life crisis antara laki-laki dan perempuan. Implikasi penelitian adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai mindfulness dan quarter-life crisis pada individu dewasa awal setelah pasca pandemi.

Individual in emerging adulthood period are the age group that most likely to experience quarterlife crisis; this mainly caused by individual that experiencing a transitional period whereas trying to build a life, career, and interpersonal relationships with other individuals. However, the mindfulness method is proposed to reduce quarter-life crises. The study was conducted on 175 participants, with a total proportion of 57.7% females who were in their early adulthood with an age range of 18–25 years. The measurement was carried out by utilizing a self-report questionnaire which has been adapted to Bahasa. While the mindfulness variable is measured by the MAAS (Mindfulness Attention and Awareness Scale), the quarter-life crisis variable is measured by a Quarter-life Crisis Scale. The results of the analysis showed that mindfulness made a significant positive contribution to the quarter-life crisis experienced by early adulthood (r(175) = 0.500, with a p<0.05) while there is no significant differences between man and woman for quarter-life crisis score. The results implied the urgency to conduct further research upon post-pandemic period on mindfulness and quarter-life crisis in emerging adulthood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Erningwati Akoit
"ABSTRAK
Keberhasilan perilaku perawatan diri penyandang Diabetes Melitus tipe 2 dipengaruhi
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri penyandang DM
tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, melibatkan 112 penyandang
DM tipe 2 di RS. A di Jakarta. Alat ukur yang digunakan: Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara dukungan
sosial dengan perilaku perawatan diri (p value = 0.002). Analisis multivariat
menunjukkan bahwa dukungan sosial menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap
perilaku perawatan diri setelah dikontrol oleh efikasi diri (p value = 0.004). Peningkatan
dukungan sosial dapat dilakukan melalui pemberian asuhan keperawatan dengan
melibatkan keluarga sebagai support system. Selain itu menganjurkan penyandang DM
terlibat dalam kelompok sosial (PERSADIA) sehingga lebih banyak terpapar informasi
tentang DM yang akan berdampak pada peningkatan perilaku perawatan diri.

ABSTRACT
The success of self - care behaviors in type 2 diabetes melittus patients influenced by
various factors, one of them is social support. This study aims to identify the relationship
between social support and self care behavior in type 2 diabetes patients. This research
used cross-sectional design, recruited 112 tipe 2 diabetes patients in Hospital A in
Jakarta. The questionaire used in this study including Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES. The result showed there was significant correlation between social support and
self care behaviour (p value=0.002). Multivariat analysis showed social supporrt was the
most predictor after controlling by self efficacy (p value = 0.004). Improving social
support can be achieved by involving family member as support system. Additionally,
encouraging type 2 diabetes patients joined up in social group (PERSADIA), could be
better since they gain more information about diabetes will result in improved self care
behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delfitria
"Kualitas Hidup senantiasa diteliti untuk mengetahui kepuasan individu terhadap kehidupannya. Individu senantiasa menghadapi kondisi stres yang disebabkan oleh stressor setiap harinya dapat memberikan dampak terhadap distres psikologis. Distres psikologis merupakan masalah kesehatan mental yang sedang banyak dialami oleh individu. Kondisi distres membuat seseorang rentan terhadap ketidakpuasan dalam hidupnya sehingga menurunkan tingkat kualitas hidup. Meskipun demikian, dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota kelompok dukungan hadir untuk mengatasi kondisi tersebut sebagai bentuk peer support group. Peran distres psikologis dan perceived social support diuji secara bersamaan terhadap tingkat kualitas hidup anggota kelompok dukungan. Kuesioner penelitian kuantitatif disebarkan secara daring kepada 114 Partisipan anggota kelompok dukungan mental yang berdomisili di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah WHO Quality Of Life (WHOQOL-BREF) oleh WHO (1998), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) yang diadaptasi dari Turnip dan Hauff (2007) dan Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS) oleh Zimet et al. (1988). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peran distres psikologis dan perceived social support pada tingkat quality of life anggota kelompok dukungan (F(2, 94)= 67.24, p<.000, R2 = .589). Peningkatan distres psikologis dan perceived social support menentukan tingkat quality of life.

Quality of Life is always researched to determine individual satisfaction with his life. Individuals always face stress conditions caused by stressors every day that can have an impact on psychological distress. Psychological distress is a mental health problem that is being experienced by many individuals. Distress conditions make a person vulnerable to dissatisfaction in his life thereby reducing the level of quality of life. Nevertheless, the social support felt by members of the mental health community is there to overcome this condition as a form of peer support group. The role of psychological distress and perceived social support are tested simultaneously on the level of quality of life of members of the support group. The quantitative research questionnaire was distributed online to 114 support group member who is domiciled in Jabodetabek. Measuring instruments used in this study are WHO Quality Of Life (WHOQOL-BREF) by WHO (1998), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) adapted from Turnip and Hauff (2007) and Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS) ) by Zimet et al. (1988). The results showed that there was a role for psychological distress and perceived social support in the level of quality of life of members of the support group (F (2, 94) = 67.24, p <.000, R2 = .589). Increased psychological distress and perceived social support determine the level of quality of life."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Alawiyah
"Populasi lanjut usia terus meningkat dan hal ini dapat diiringi dengan peningkatan permasalahan kesehatan, salah satunya kesepian pada lansia. Kesepian adalah perasaan yang muncul karena adanya perbedaan antara kepuasaan terhadap jaringan sosial yang nyata dan yang diharapkan. Kesepian dapat terjadi jika dukungan sosial yang diterima rendah. Penelitian ini bertujuan meneliti hubungan antara dukungan sosial dan kesepian pada lansia yang berada di panti werdha Bina Bhakti Serpong. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan responden sebanyak 40 lansia yang dipilih menggunakan total sampling. Instrumen untuk mengukur kesepian adalah UCLA Loneliness Scale dan untuk dukungan sosial adalah Social Support Questionaire (SSQ). Pada analisis data dengan chi square, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial dan kesepian pada lansia. Pada lansia dengan dukungan sosial tinggi, tingkat kesepian yang dialami rendah. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian dilakukan dengan jumlah responden lebih, beragam, dan penelitian tidak dilakukan di satu tempat.

Elderly population continues to increase, and this can be accompanied by increased health problems in the elderly, one example is loneliness. Loneliness is feeling that appear because there is difference between the real and the expected satisfaction of social network. Loneliness can be happen if social support is low. The purpose of this study is to know the relationship between social support and loneliness in elderly that live in Bina Bhakti Nursing Home. Design of the study is cross sectional with 40 respondents that selected with total sampling. Loneliness is measured by UCLA Loneliness Scale and social support is measured by Social Support Questionaire (SSQ). With chi-square analysis, the result is there is significant relationship between social support and loneliness in elderly. Elderly with high social support have low loneliness. Recommendations for the next study are the sample should be bigger, more vary, also the place should be more than one place."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafiyah Nanda Pratiwi
"Fenomena quarter life crisis adalah krisis seperempat abad ketika seseorang mulai merasakan perasaan tidak stabil, ragu, takut, dan bimbang untuk melanjutkan kehidupan. Fenomena ini kemudian menjadi sebuah isu sosial yang marak terjadi pada generasi muda saat ini. Tindakan preventif untuk mengurangi dampak negatif dari quarter life crisis adalah dengan menerapkan coping mechanism sebagai strategi pertahanan diri. Lagu dengan muatan pesan tertentu dapat membantu proses dalam menghadapi atau mengatasi krisis seperti itu. Salah satunya adalah lagu Zombie (English Version) milik Day6. Studi ini menganalisis pemaknaan lagu Day6 Zombie (English Version) oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UI terhadap fenomena quarter life crisis. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan paradigma interpretif. Studi ini berkesimpulan bahwa setiap informan berada di posisi yang beragam ketika memaknai isi pesan dalam lagu Zombie (English Version). Pada informan yang sedang mengalami quarter life crisis cenderung memaknai lagu Zombie lebih spesifik dan mendalam, seperti mengaitkan lirik lagu dengan permasalahan pribadi, kelabilan, kebimbangan, dan mempertanyakan eksistensi kehidupan melalui lirik lagu Zombie. Lagu Zombie memiliki peran sebagai Katharsis untuk mekanisme koping dalam menyalurkan emosi dan perasaan pendengar yang konstruktif. Sedangkan informan yang belum mengalami quarter life crisis akan memaknai lagu Zombie secara lebih general seperti menceritakan kesedihan, kegagalan, kebimbangan pada umumnya.

The phenomenon of quarter life crisis is a phase when someone begins to feel unstable, doubtful, afraid, and indecisive to continue their life. Afterwards, this tendency developed into social issue that is prevalent among young generation these days. Preventive action to reduce the negative impact of the quarter life crisis is to utilize a coping mechanism as a self-defense strategy. A song with a specific message can help the process of dealing with or overcoming such a crisis. One of them is Day6's song Zombie (English Version). This study analyzes reception of the Day6’s song Zombie (English Version) among Communication Science students of University of Indonesia towards the quarter life crisis phenomenon. The study was carried out using qualitative methods and an interpretive paradigm. This study concludes that each informant is in various positions when interpreting the message content in the Zombie (English Version). Informants who are going through a quarter-life crisis tend to understand Zombie songs more profoundly and explicitly, connecting song lyrics with personal issues, instability, and lack of direction as well as querying the existence of life. A Zombie song can serve as a catharsis for coping strategies that help listeners convey their emotions and sentiments in a positive direction. Informants who haven't gone through a quarter-life crisis, however, will interpret the Zombie song more broadly, interpreting it as conveying grief, failure, and overall hesitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>