Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Gamaria Fatimah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived supervisory support terhadap tiga komponen employee well-being yakni life well-being, workplace well-being, dan psychological well-being dengan mediasi work-life balance pada generasi Milenial yang bekerja di industri IT khususnya di Pulau Jawa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional dan menyebarkan kuesioner untuk pengumpulan data primer. Penelitian ini melibatkan 275 responden yang merupakan tenaga kerja yang tergabung dalam generasi milenial (lahir antara 1980-2000). Teknik analisis data yang digunakan adalah structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived supervisory support memiliki pengaruh positif terhadap tiga komponen employee well-being yakni life well-being, workplace well-being, dan psychological well-being. Work-life balance juga ditemukan memediasi hubungan antara perceived supervisory support terhadap tiga komponen employee well-being yakni life well-being, workplace well-being, dan psychological well-being.

This study aims to determine the effect of perceived supervisor support on three components of employee well-being, namely life well-being, workplace well-being, and psychological well-being, by mediating work-life balance in Millennials. They work in the IT industry, especially in Java. This research is quantitative research using a cross-sectional method and distributing questionnaires for primary data collection. This research involved 275 respondents who are members of the millennial generation (born between 1980-2000). The data analysis technique used is structural equation modeling (SEM). The study results show that perceived supervisor support positively influences the three components of employee well-being, namely life well-being, workplace well-being, and psychological well-being. Work-life balance was also found to mediate the relationship between perceived supervisor support and the three components of employee well-being: life well-being, workplace well-being, and psychological well-being."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvia Rahmah
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja karyawan, kreasi kerja dan kesejahteraan karyawan pada karyawan dengan pengaturan lokasi berbeda serta untuk mengetahui peran mediasi kesejahteraan karyawan dalam hubungan antara kreasi kerja dengan kinerja tugas. Penelitian ini dilakukan terhadap 336 orang karyawan di Indonesia dengan menggunakan kuesioner daring. Alat ukur yang digunakan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia yaitu: Skala Kinerja Tugas dari Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) yang dikembangkan oleh Koopmans dkk (2012), Skala Kreasi Kerja yang dikembangkan oleh Tims dkk (2012), dan Skala Kesejahteraan Karyawan yang dikembangkan oleh Pradhan dan Hati (2019). Satu butir pertanyaan dengan tiga pilihan jawaban yaitu bekerja sepenuhnya dari rumah, bekerja sepenuhnya dari kantor serta bekerja dari rumah dan kantor dengan pengaturan jadwal. Teknik analisis statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian adalah one-way ANOVA dan analisis mediasi dengan aplikasi makro PROCESS dari Hayes versi 4.0 model 4 yang terdapat dalam perangkat lunak IBM SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan yang sepenuhnya bekerja dari kantor memiliki skor kinerja tugas, kreasi kerja, dan kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada karyawan yang bekerja sepenuhnya dari rumah maupun dengan pengaturan jadwal rumah-kantor. Di samping itu, penelitian ini juga membuktikan kesejahteraan karyawan berperan sebagai mediator dalam hubungan antara kreasi kerja dengan kinerja tugas karyawan secara sebagian. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk mengutamakan penerapan sistem bekerja dari rumah. Untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan karyawan melalui peningkatan perilaku kreasi kerja, atasan dapat memberikan kesempatan untuk memimpin proyek internal dan memberikan otonomi dengan risiko kecil.

This research was conducted to determine differences in employee performance, job crafting and employee well-beingwith different workplace arrengement and to determine the mediating role of employee well-being in the relationship between job crafting and task performance. There are 336 Indonesian employees completed online questinonnaire in this research. Task Performance Scale from the Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) developed by Koopmans et al. (2012), the Job Crafting Scale developed by Tims et al. (2012), and the Employee Well-Being Scale developed by Pradhan and Hati (2019) were adapted into Indonesian language and used to measure the research variables. Workplace arrangement measured by one question with three predefined answers: fully working form home, fully working from office, and both with shift arrangement. One-way ANOVA and mediation analysis with the PROCESS macro application from Hayes version 4.0 model 4 used to prove the research hypothesis. The results of this study indicated that employees who full-time work from the office have higher task performance, job crafting, and well-being than who full-time work from home or both with shift arrangement. In addition, this study also proved that employee well-being partially mediatedthe relationship between job crafting and task performance. Implication of this result is organization may consider prioritizing the implementation of fully working from office arrangement. Superiors could improve subordinate’s well-being and task performance through job crafting by giving the opportunities to lead internal projects or autonomy with low risk."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Ananditami Delvino
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perceived organizational support terhadap psychological well-being pekerja generasi milenial Indonesia dengan employee engagement dan affective commitment sebagai variabel mediasi pada generasi milenial. Responden pada penelitian ini adalah para karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada perusahaan dan merupakan kelahiran antara tahun 1981 hingga 1996. Data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan Structural Equation Modelling (SEM) LISREL. Penelitian ini mencoba menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psychological well-being pada karyawan. Terdapat 247 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived organizational support, employee engagement dan affective commitment memengaruhi psychological well-being pekerja generasi milenial Indonesia, dan terdapat peran employee engagement dan affective commitment dalam memediasi hubungan antara perceived organizational support terhadap psychological well-being

The research was conducted to determine the effect of perceived organizational support on the psychological well-being of Indonesian millennial generation workers with employee engagement and affective commitment as mediating variables in the millennial generation. Respondents in this study were employees who had worked for at least 1 year at the company and were born between 1981 and 1996. The data was then processed using SPSS and Structural Equation Modeling (SEM) LISREL. This study tries to explain the factors that can affect psychological well-being of employees. There were 247 respondents who participated in this study. The results of the study show that employee engagement and affective commitment affect the psychological well-being of Indonesian millennial generation workers, and there is a role for perceived organizational support, employee engagement and affective commitment in mediating the relationship between perceived organizational support and psychological well-being."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widiastuti
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran subjective well-being ibu tunggal selama COVID-19. Gambaran mengenai subjective well-being ibu tunggal akan dipaparkan yang terbagi menjadi dua kurun waktu yang berbeda yaitu subjective well-being ibu tunggal selama Pandemi COVID-19 dan subjective well-being selama periode kehidupannya sebagai seorang ibu tunggal. Gambaran subjective well-being ibu tunggal akan ditinjau dari dua dimensi, yaitu dimensi afektif yang terdiri dari afek positif dan afek negatif serta dimensi kognitif yang ditinjau dari kepuasan hidup yang dimilikinya. Selain itu juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being ibu tunggal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan studi literatur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sehingga akan menggambarkan situasi dan karakteristik subjective-wellbeing ibu tunggal. Sedangkan teknik pemilihan informan yang digunakan pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling dimana pemilihan setiap informan bukan dilakukan secara acak namun sesuai dengan setting dalam penelitian ini yaitu melibatkan 4 orang informan yang ada di kota Tangerang Selatan.

This study discusses the description of subjective well-being and single mother family resilience both before the Pandemic and during the COVID-19 Pandemic. The description of single mothers will be discussed through the roles as working mothers and as housewives, as well as the personalities of single mothers. Subjective well-being in single mothers will be viewed from the affective dimension consisting of positive and negative affect as well as cognitive dimensions. Furthermore, it will also discuss the resilience of single mother families seen from 5 dimensions, namely dimensions of legality and family integrity, dimensions of physical resilience, dimensions of economic resilience, dimensions of social psychological resilience, and dimensions of socio-cultural resilience. This research is a type of qualitative research that uses data collection techniques, namely in-depth interviews and literature studies. The type of research used descriptive research so that it will describe the situation and characteristics of the informants. Meanwhile, the informant selection technique used in the study used purposive sampling technique in which the selection of each informant was not carried out randomly but according to the setting in this study involving 4 informants in the city of South Tangerang"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Caesara Ekhananda
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh empat tipe employee well-being berdasarkan model circumplex, yaitu work engagement, job satisfaction, burnout, dan workaholism, terhadap turnover intention. Penelitian ini juga melihat peran moderasi dari religiosity terhadap pengaruh work engagement dan turnover intention. Fokus penelitian ini adalah karyawan generasi Y di perusahaan swasta, karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan generasi Y memiliki kecenderungan untuk memiliki turnover intention yang tinggi. Penelitian dilakukan kepada karyawan generasi Y perusahaan swasta di Jakarta. Analisa data menggunakan Structural Equation Model pada AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job satisfaction memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan kepada turnover intention, dan burnout serta workaholism memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kepada turnover intention. Namun, tidak ditemukan pengaruh work engagement terhadap turnover intention serta peran moderasi religiosity pada pengrauh work engagement terhadap turnover intention. Sehingga, organisasi perlu memperhatikan kesejahteraan karyawannya dan melakukan tindakan untuk meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi burnout yang dialami karyawan dan menghindarkan karyawan dari menjadi workaholik untuk mengurangi kemungkinan turnover intention.


The purpose of this thesis is to study the effect of the four types of employee well-being based on circumplex model: work engagement, job satisfaction, burnout, and workaholism, to turnover intention. This study also explores the moderating role of religiosity to work engagement and turnover intention relationship. The focus of this study is on generation Y employees in the private sector, as previous studies showed that due to their characteristics, generation Y employees are prone to high turnover intention. The study was conducted on generation Y employees from private sector companies in Jakarta. The data were analyzed using Structural Equation Model on AMOS. The results showed that job satisfaction negatively and significantly affected turnover intention. However, burnout and workaholism positively and significantly influenced turnover intention. However, there was no significant effect found on work engagement to turnover intention and the moderating role of religiosity. It implied that organizations should concern about their employees well-being and ensure their employees satisfaction, lessen employees burnout and avoid the employees to become workaholics to minimize the turnover intention."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kholisoh
"ABSTRAK
Turnover karyawan merupakan fenomena yang sering terjadi di industri jasa keuangan, khususnya sektor perbankan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat turnover karyawan adalah praktik manajemen SDM. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari praktik-praktik manajemen SDM terhadap retensi karyawan perbankan generasi milenial di Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik-praktik manajemen SDM remunerasi, pelatihan dan pengembangan, peluang pengembangan karir, dan work-life balance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap retensi karyawan dan kesesuaian nilai antara karyawan dengan organisasi. Kesesuaian nilai antara karyawan dengan organisasi juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi karyawan sehingga peran mediasi yang terbentuk adalah partial mediation.

ABSTRACT
Employee turnover is a frequent phenomenon in the financial services industry, particularly in the banking sector. One of the factors that can affect employee turnover is HRM practices. Based on this background, this study was conducted to analyze the effect of HRM Practices remuneration, training and development, career development opportunities, and work life balance towards employee retention mediated by employee organization value fit on millennial generation banking employees in Jabodetabek. This research is quantitative research using structural equation modelling SEM method. The results of this study indicate that HRM practices remuneration, training and development, career development opportunities, and work life balance have a significant positive effect on employee retention and employee organization value fit. Employee organization value fit also has a significant positive effect on employee retention. Thus, the mediation role formed is partial mediation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evryanti Cahaya Putri
"Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik namun juga pada SWB remaja. Remaja merupakan kelompok paling rentan terhadap dampak tersebut berkaitan dengan karakteristik perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kesepian, traits kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), dan persepsi terhadap dukungan sosial (keluarga, teman, figur yang signifikan) terhadap SWB (LS, PA, NA) remaja pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah 313 orang remaja yang tinggal di Indonesia usia 13-18 tahun (M= 15.72; SD=1) dengan tingkat pendidikan sekolah menengah (sederajat SMP dan SMA). Partisipan dipilih menggunakan metode convenience sampling, pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, R-UCLA Loneliness Scale Version 3, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Analisis data menggunakan teknik regresi hirarki berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian, traits kepribadian, dan persepsi terhadap dukungan sosial berkontribusi terhadap SWB (LS, PA, NA) remaja secara signifikan. Kontributor yang signifikan adalah kesepian, neuroticism dan openness to experience, serta persepsi terhadap dukungan sosial dari keluarga. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun intervensi psikologis bagi remaja dan psikoedukasi bagi orangtua dalam meningkatkan SWB remaja pada masa pandemi.

The COVID-19 pandemic not only has an impact on physical health but also on adolescents’ subjective well-being (SWB). Adolescent is the most vulnerable group affected by the negative consequences of COVID-19 pandemic. This research investigated the contribution of loneliness, personality trait (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), and perceived social support (family, friend, and significant figure) to adolescents’ SWB during COVID-19 pandemic. The participants were 313 of Indonesian adolescents aged 13- 18 years (M= 15.72; SD=1. 517), with junior and senior high education. Participants were selected using the convenience sampling method and data were collected online. The measuring instruments used in this study are Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, R-UCLA Loneliness Scale Version 3, and Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data were analyzed using hierarchical multiple regression technique. The results showed that loneliness, personality traits, and perceived social support contributed to adolescent SWB (LS, PA, NA). Loneliness, neuroticism and openness to experience, and perceived social support from family were significant contributors to SWB (LS, PA, NA). This study can be implemented to develop psychological interventions for adolescents and psychoeducation for parents in increasing adolescent SWB during the pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrun Naja Maulidia
"Pandemi COVID-19 menyebabkan munculnya konsekuensi negatif bagi Subjective well-being (SWB) remaja, yang merupakan kelompok paling rentan karena karakteristik perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi respons terhadap stres (primary control engagement coping, secondary control engagement coping, disengagement coping, involuntary engagement dan involuntary disengagement), traits kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience) dan persepsi terhadap dukungan sosial (keluarga, teman, figur yang signifikan) pada SWB remaja selama masa pandemi COVID-19. Partisipan adalah 313 orang remaja Indonesia (13-18 tahun) yang dipilih menggunakan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, Child Self Report Responses to Stress Questionnaire-COVID-19 dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data dianalisis dengan regresi hierarki berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons terhadap stres, traits kepribadian, dan persepsi terhadap dukungan sosial berkontribusi terhadap SWB (LS, PA dan NA) remaja. Secara khusus, involuntary disengagement response, extraversion, neuroticism dan persepsi terhadap dukungan sosial dari keluarga secara signifikan berkontribusi pada SWB remaja. Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi para praktisi untuk menyusun intervensi bagi remaja agar dapat mengembangkan respon terhadap stres yang adaptif dan untuk orang tua agar memberikan dukungan kepada remaja sehingga dapat mengoptimalkan SWB remaja Indonesia pada masa pandemi COVID-19 dan seterusnya.

COVID-19 pandemic causes negative consequence for adolescents’ subjective well- being (SWB) as they are the most vulnerable group due to their developmental characteristic. This research investigated contribution response to stress (primary control engagement coping, secondary control engagement coping, disengagement coping, involuntary engagement dan involuntary disengagement), personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), and perceived social support (family, friends, significant figure) of adolescent SWB during COVID-19 pandemic period. The participants were 313 Indonesian adolescents (13-18 years old), selected using convenience sampling method. The measurements were Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, Child Self Report Responses to Stress Questionnaire-COVID-19 dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data were analyzed using hierarchical multiple regression. Results showed that response to stress, personality traits, and perceived social support together contributed to adolescents’ SWB (LS, PA & NA) significantly. Specifically, involuntary disengagement response, extraversion, neuroticism and perceived social support from family significantly contributed to adolescents’ SWB. The practical implication for professionals are to develop psychological intervention for adolescents to be able to develop adaptive response to stress and for parents to give support to adolescents in order optimize their SWB in Indonesian context during the COVID-19 pandemic and onward."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikra Fadilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan atasan dan tempat kerja terhadap well-being karyawan perusahaan startup di Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara daring maupun luring. Alat ukur yang digunakan adalah 19 indikator dari penelitian Jang (2009). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability dengan purposive sampling, dengan syarat responden harus merupakan karyawan pada perusahaan startup yang memiliki kebijakan fleksibilitas dalam penjadwalan kerja. Setelah menyebarkan kuesioner selama 2 bulan didapatkan sebanyak 228 kuesioner namun hanya 224 kuesioner yang bisa di olah di tahap selanjutnya. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan program Lisrel 8.8 diketahui bahwa dukungan atasan serta dukungan dari tempat kerja tidak dapat secara langsung memengaruhi well-being karyawan. Diperlukan adanya kebijakan baik berupa formal atau informal dari perusahaan yang dapat mendukung jalannya fleksibilitas penjadwalan kerja. Sehingga bagi karyawan yang menjalankan fleksibilitas tersebut merasa dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan mereka. Dan pada akhirnya well-being karyawan dapat terpenuhi dengan baik. Selain hubungan mediasi, pada penelitian ini juga menguji hubungan satu-per-satu antar varibel, dan hasil uji untuk semua hipotesis dinyatakan positif signifikan atau dengan kata lain semua hipotesis diterima.

ABSTRACT
The aim of this study is to examine the effect of supervisory and workplace support on employee well-being at start-up companies in Indonesia. This study uses quantitative methods with a questionnaire. Questionnaires were distributed by offline and online. We use 19 indicators by Jang (2009) as a measuring instrument. The sample selection method is non-probability with purposive sampling. It specifically selected employees of start-up companies that have implemented flexible work schedule thus obtaining 228 respondents. After data cleaning, there are 224 questionnaires could be processed further with structural equation modelling (SEM) by using the Lisrel 8.80. The finding shows that supervisory and workplace support implementation would not directly effect employee well-being. They need formal or informal policies written by the company to support the flexibility of work schedule. If flexible work schedule is implemented properly, work-life balance could be enhanced. Employees who can balance their work and life will experience a significant increase in employee well-being. In addition, besides the mediation effect, this study also found the effect each relationship between variables, and results for all hypotheses were stated to be significantly positive."
2019
T54482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Nuralifah Tafian
"Kesejahteraan psikologis merupakan aspek yang penting dalam mendukung perkembangan yang optimal pada masa kanak-kanak tengah. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan psikologis anak pada tahap ini adalah keterlibatan orang tua. Pada penelitian ini, peneliti hendak melihat perbedaan kesejahteraan psikologis siswa berdasarkan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran. Teknik analisis uji independent-samples t-test dan one-way ANOVA digunakan untuk melihat perbedaan skor kesejahteraan psikologis berdasarkan keberadaan keterlibatan dan banyaknya cara keterlibatan belajar. Hasil analisis pada studi ini menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kesejahteraan psikologis siswa berdasarkan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran (t(1849)= -4.35, p< 0,05). Implikasi pada studi ini menyimpulkan bahwa keterlibatan orang tua merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa.

Psychological well-being is an important aspect in supporting optimal development in middle childhood. One of the factors related to the psychological well-being of middle childhood is parental engagement. This study seeks to see differences in students' psychological well-being based on parental engagement in learning. Independentsamples t-test and one-way ANOVA were used to see the differences in psychological well-being scores based on the presence of parental engagement and the number of ways of parental engagement. The results of the study found that there was a significant difference in students' psychological well-being scores based on parental engagement in learning (t(1849)= -4.35, p<0.05). The implications of this study conclude that parental engagement is a significant factor in improving students' psychological well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>