Ditemukan 58962 dokumen yang sesuai dengan query
"Penelitian ini membahas mengenai representasi penerapan kode etik pustakawan dalam novel The Paris Library karya Janet Skeslien Charles yang diterbitkan pada 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi penerapan kode etik pustakawan dengan mengacu pada Code of Ethics for Librarians and other Information Workers yang dikeluarkan oleh IFLA. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan menerapkan kode etik tersebut dalam perjuangan mereka untuk melawan peraturan Nazi yang membatasi perpustakaan walau hal tersebut beresiko untuk keselamatan mereka. Kode etik menjadi pedoman yang menuntun pustakawan dalam bertindak dan berperilaku ketika menjalankan pekerjaannya secara profesional. Representasi ditunjukkan melalui tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh tokoh pustakawan dalam novel ini yang telah sesuai dengan enam poin yang tertulis dalam kode etik pustakawan tersebut. Penerapan kode etik yang mereka lakukan membuat mereka tetap bisa melayani dan memenuhi hak pelanggan yang dicekal oleh Nazi serta mempertahankan perpustakaan untuk tetap beroperasi di tengah kondisi perang.
This study discusses the representation of the application of the librarian's code of ethics in the novel The Paris Library by Janet Skeslien Charles published in 2021. The purpose of this study is to describe the representation of the application of the librarian's code of ethics by referring to the Code of Ethics for Librarians and other Information Workers issued by IFLA. This is research with a qualitative approach using the content analysis method. The results show that librarians apply the code of ethics in their struggle against Nazi regulations that restrict libraries even though it is a risk to their safety. The code of ethics is a guideline that guides librarians in acting and behaving when carrying out their work professionally. The representation is shown through the actions and behavior of the librarian figures in this novel which are following the six points written in the librarian's code of ethics. The implementation of the code of ethics that they did allow them to continue to serve and fulfill the rights of customers who were banned by the Nazis and to maintain the library to continue operating during war conditions."
[Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2023
MK-pdf;MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Reizqa Nadhira
"Tidak jarang pustakawan menjadi sorotan dalam suatu media hiburan, salah satunya pada novel literatur remaja berjudul “A Librarian’s Diary”. Novel ini bercerita mengenai kehidupan sehari-hari seorang gadis yang bekerja paruh waktu di perpustakaan milik keluarganya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis representasi perilaku pustakawan dalam novel “A Librarian’s Diary” dengan kode etik pustakawan yang disusun oleh Ikatan Pustakawan Indonesia sebagai basis pembanding. Metode penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi yang diartikan oleh Eriyanto (2001) sebagai metode penelitian yang menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu. Penulis mengumpulkan data pendukung penelitian dengan metode studi pustaka atau kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi pustakawan pada media hiburan dapat menjadi perantara kepada masyarakat untuk memberikan gambaran apa itu pustakawan serta bagaimana seorang pustakawan semestinya bersikap.
It is not uncommon for the librarian profession to be in the spotlight in entertainment media, one of which is a teen literature novel entitled "A Librarian's Diary". This novel tells the story of the daily life of a girl who works part-time in her family's library. This research is conducted to analyze the representation of librarian behavior in the novel "A Librarian's Diary" with the librarian's code of ethics compiled by the Indonesian Librarians Association (Ikatan Pustakawan Indonesia) as a basis for comparison. The research method to be used is the qualitative approach with the content analysis method defined by Eriyanto (2001) as a research method that describes in detail a message or a particular text. The author collected supporting data using a literature study method. The results show that the representation of librarians in entertainment media can be an intermediary for the community to provide an overview of what a librarian is and how a librarian should behave."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bagus Pratama Putra Nugraha
"Artikel ini membahas mengenai potensi dan evaluasi peran kode etik pustakawan dalam mendukung keberhasilan pelayanan perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kode etik terhadap pelayanan perpustakaan serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi pustakawan dalam menerapkan kode etik pustakawan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi literatur dan menerapkan analisa SWOT. Metode ini digunakan dengan cara menganalisis berbagai pandangan terkait topik dengan meninjau jurnal nasional dan internasional dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir (2014-2021). Melalui pembatasan tersebut, peneliti menemukan sepuluh artikel jurnal yang sesuai dengan konsep yang akan dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak setiap perpustakaan memiliki kode etik pustakawan, sehingga masih banyak pustakawan yang tidak memiliki pengetahuan mengenai kode etik pustakawan. Kekosongan kode etik pustakawan ini menyebabkan pustakawan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Tetapi, hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan kegiatan literasi etika profesi pustakawan bagi setiap pustakawan serta adanya dukungan dari Kepala perpustakaan, ikatan profesi, dan kreativitas lembaga perpustakaan.
This article discusses the potential and evaluation of the role of the librarian's code of ethics in supporting the success of library services. This study aims to determine the role of the code of ethics in library services and identify the obstacles faced by librarians in implementing the librarian's code of ethics. This research uses qualitative research with literature study method and applies SWOT analysis. This method is used by analyzing various views related to the topic by reviewing national and international journals in the last seven years (2014-2021). Through these restrictions, the researchers found ten journal articles that match the concepts to be discussed. The results showed that not every library has a librarian code of ethics, so there are still many librarians who do not have knowledge of the librarian's code of ethics. The vacancy of the librarian's code of ethics causes librarians to have difficulty in making decisions. However, this can be overcome by carrying out professional librarian ethics literacy activities for each librarian and the support from the head of the library, professional associations, and the creativity of library institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Maria Margrith Tirtasari
"
ABSTRAKKeberadaan kode etik sebagai salah satu syarat dari profesionalisme tampaknya tidak begitu dilibatkan dalam praktek sebuah profesi. Kode etik yang telah disusun dengan sistematis tampaknya hanya akan menjadi sekedar kebanggaan bagi sebuah profesi guna lebih menempatkan dirinya di posisi yang baik di mata masyarakat yang dilayaninya. Hal ini semata-mata terjadi karena kode etik itu hanya sekedar dokumen suci yang hanya sekali dibuat tanpa disentuh dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini juga tengah melanda dunia perpustakaan di Indonesia. Hanya segelintir pustakawan bahkan kepala perpustakaan yang mengetahui keberadaan kode etik pustakawan yang dibuat oleh ikatan Pustakawan Indonesia Padahal seorang kepala perpustakaan adalah figur seorang pemimpin, yang dapat ditiru pikiran, ucapan dan tindakannya oleh para. stafnya. Jika kepala perpustakaan tidak mengetahui kcberadaan kode etik itu, bagaimana dia dapat nienjalankan perpustakaannya sambil menjajarinya dengan pertimbangan-pertimbangan etis ?
Dalam skripsi ini, akan coba dikemukakan secara garis besar mengenai bagaimana para kepala perpustakaan menyikapi keberadaan kode etik pustakawan tersebut menurut cara pandangnya sendiri. Dari pandangan para kepala perpustakaan inilah, dapat diperoleh satu sikap utama dalam memandang kode etik pustakawan itu sebagai bagian utama dari profesi pustakawan. Skripsi ini tidak dimaksudkan untuk mengkritik kode etik pustakawan yang dibuat oleh Ikatan Pustakawan Indonesia, namun skripsi ini mencoba untuk membuka jalan baru bagi siapapun untuk mengerti dan mengakui keberadaan kode etik pustakawan. Skripsi merekam pendapat murni dari sepuluh kepala perpustakaan yang diharapkan dapat berguna bagi penyempurnaan kode etik pustakawan di Indonesia di masa yang akan datang.
"
1999
S15311
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ryan Umaru Meidira
"
ABSTRAKSkripsi ini menganalisis representasi pustakawan dalam film Party Girl. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthers. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukan bahwa representasi pustakawan terlihat pada perjuangan tokoh Mary untuk menjadi pustakawan. Analisis paradigmatik menunjukan representasi pustakawan yang dideskripsikan pada tokoh dan latar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kode etik pustakawan. Pustakawan adalah profesi yang dapat dibanggakan karena untuk menjadi pustakawan harus berdedikasi, bekerja keras, dan pantang menyerah.
ABSTRACTThis undergraduated thesis analyzes the representation of librarian in the movie titled Party Girl. This research uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relation which expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analyses shows the representation of librarian that shown in the struggle of Mary rsquo s character to become a librarian. In paradigmatic analysis, librarian represented by the description of characters and backgrounds. The results of this research shows that librarian in this movie conducting their work based on librarian rsquo s code of ethics. Librarian is a profession that can make you proud because to become a librarian need full dedication, hard work, and iron will."
2016
S69937
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rieska Ayu
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana konsep, proses penyusunan dan juga proses penerapan dari kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana konsep dari etika profesi dipahami oleh para pengurus IPI, bagaimana proses penyusunan dari kode etik IPI, dan bagaimana penerapan dari kode etik IPI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa etika profesi dipahami sebagai pedoman yang digunakan sebagai pegangan dari sebuah profesi yang harus diikuti oleh anggotanya, sehingga dapat bekerja secara profesional, bertanggung jawab dan dapat memenuhi tujuan-tujuan dari sebuah profesi. Selain itu didapatkan juga hasil penelitian tentang proses penyusunan kode etik IPI yang dilakukan melalui proses yang panjang. Untuk proses penerapan dari kode etik tersebut, IPI juga telah melakukan beberapa tindakan, diantaranya adalah menerbitkan AD dan ART serta Kode Etik IPI dan juga mengadakan seminar-seminar di seluruh wilayah Indonesia.
This focus of this research is about how the concept, the process of making and implementation process of the professional code of ethics by Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). The purpose of this research is to understand how the concept of professional ethics were arrested by the IPI committee, how the process of making of the code of ethics IPI, and how the application of the code of ethics IPI. This research used a qualitative approach with case study analysis method. The results of these studies show that professional ethics is understood as the guidelines used as a handle of a profession that must be followed by its members, so it can work in a professional, responsible and able to meet the goals of a profession. In addition it also obtained the results of research on the process of drafting the code of ethics IPI is done through a long process. To process the implementation of the code of ethics, the IPI also has conducted several actions, including issuing of AD and ART as well as the Code of Ethics IPI and also conducted seminars in many parts of Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S5
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Wiji Suwarno
"Tesis ini membahas implementasi Kode Etik Pustakawan yang diterbitkan oleh lkatan Pustakawan Indonesia (WI) tahun 2006 di Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi Jawa Tengah, khususnya pada Unit Pelaksana Teknis Perpustakaannya (Perpusda). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis studi kasus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kode etik pustakawan dan budaya Jawa berjalan sating menguatkan, di mana pemahaman dan nilai-nilai terbangun melalui etika, agama yang diyakini, dan budaya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di Iingkungan kerja, sedangkan usaha implementasinya dilakukan dengan Cara melaksanakan tugas dengan sebaik¬baiknya dan menaati peraturan yang berlaku. Penelitian ini berupaya memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, membantu sosialisasi kode etik, dan sekaligus menjadi masukan-masukan untuk IPI.
The thesis is to discuss about the implementation of librarian code of ethics constructed the Librarian Association of Indonesia (IP1) 2006 amongs librarians in Badan Arsip dan Perpustakaan Province of Central Java within the technical implementing unit. It is a qualitative research with the method of analysis of case studies. The result of this research indicates that librarian code of ethics and Javanesse culture are corroberate one another, which understanding and values are developed by ethics, religion, and culture in the daily live, particularly at job environment. The implementation efforts are carried out by doing the task perfectly and faithfully relied on regulation. This research is to become a donation for the knowledge development, to help socialization code of ethics , and to become recommendation to IPI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37506
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Niko Grataridarga
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas mengenai Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia menjadi pedoman dalam Kode Etik Pustakawan Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merasuk dalam setiap prinsip dan butir kode etik yaitu tanggung jawab, kejujuran, keadilan, dan otnomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memahami makna dari butir-butir dari kode etik pustakawan yang menunjukkan representasi dari nilai-nilai Pancasila menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotik Ferdinand De Saussure. Semiotik membagi Penanda (signifier) yaitu teks Kode etik pustakawan Indonesia dan teks Pancasila, petandanya (signified) yaitu eori dan konsep dari Pancasila dan kode etik tersebut, serta tanda (sign) yaitu makna nilai-nilai Pancasila yang terepresentasi dalam kode etik. Prinsip-prinsip etika profesi, kode etik pustakawan dan pancasila saling terkait dengan konvensi sosial. Para profesional pustakawan menyepakati Pancasila sebagai falsafah Negara Indonesia, maka setiap elemen dalam kehidupan sepatutnya memiliki unsur nilai Pancasila, tak terkecuali kode etik Pustakawan Indonesia.
ABSTRACTThis study discusses about Pancasila as the fundamental values become the guidelines for the basis of the formation of Indnonesian Librarian Ethics Code. Pancasila values pervasive in every principle and point ehtics code that responsibility, honesty, justice, and autonomy. This study aims to identify and understand the meaning of the librarian ethics code points that shows a representation from the values of Pancasila. This study use a qualitative approach with the method of Ferdinand De Saussure's semiotic. Semiotic divide signifier is Indonesian librarian ethics code and Pancasila text, the signified that is the theory and the concept of Pancasila and the ethics code, and sign is the meaning of Pancasila values are represented in the ethics code. The principles of professional ethics, librarians ethics code and Pancasila intertwined with social conventions. The professional librarians agree on Pancasila as the philosophy of the State of Indonesia, then every element in life should have an element of the Pancasila values, no exception is Indonesia Librarian Ethics Code."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43233
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fidia Nuraini Almarsha
"Pustakawan merupakan salah satu komponen penunjang keberhasilan yang berada di dalam perpustakaan, sehingga diharuskan memiliki kecakapan dalam membantu pemustaka untuk dapat menggunakan dan mencari informasi yang dibutuhkan secara efisien dan efektif. Dengan kebutuhan pemustaka tersebut maka pustakawan memerlukan kompetensi agar dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki oleh pustakawan di Perpustakaan XYZ Law Firm dengan mengacu kepada 6 standar yang di keluarkan oleh Special Library Association (SLA) yaitu Layanan Informasi dan Pengetahuan, Sistem Infomasi dan Pengetahuan dan Teknologi, Sumber Informasi dan Pengetahuan, Analisis, Temu Balik Informasi dan Data, Organisasi Data, Informasi dan Aset Pengetahuan, Etika Informasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah pustakawan di Perpustakaan XYZ Law Firm dan objeknya adalah 6 kompetensi yang telah disebutkan. Hasil penelitian ini adalah 4 kompetensi dari 6 kompetensi yang di keluarkan oleh SLA telah dilakukan oleh pustakawan yaitu, kompetensi yaitu layanan informasi dan pengetahuan, sumber informasi dan pengetahuan, analisis, temu balik informasi dan data, dan etika informasi. Sedangkan 2 kompetensi lainnya yaitu kompetensi sistem informasi dan teknologi dan organisasi data, informasi dan pengetahuan belum terlaksana dengan cukup efektif.
Librarians are one of the supporting components of success of the library, so they are required to have skills in helping the user use and search fo information needed efficiently and effectively. To fulfill the users needs, librarians need competencies in order to meet the information needs of users. This study aims to identify the competencies possessed by librarian in the XYZ Law Firm Library byreferring to the 6 standards by the Special Library Association (SLA). The standards are (1) Information and Knowledge Services, (2) Information and Knowledge Systems and Technology, (3) Information and Knowledge Resources, (4) Information and Data Retieval and Analysis, (5) Organzation of Data, Information, and Knowledge Assets, and (6) Information Ethics. This study uses a qualitative approach by using case study as its methods. The results show that 4 out of 6 competencies issued by SLA have been carried out by librarians, like, Information and Knowledge Services, Information and Knowledge Resources, Information and Data Retrieval and Analysis, and Information Ethics. Whereas the other 2 competencies, like Information and Knowledge Systems and Technology and Organization of Data, Information, and Knowledge Assets have not been carried out quite effetively."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rewynda Eka Frestira
"K-drama Sumer Strike merupakan serial drama Korea yang mengangkat pustakawan sebagai profesi pemeran utama laki-laki. Penelitian ini membahas resepsi (penerimaan) penonton terhadap pustakawan laki-laki dalam K-Drama Summer Strike serta stereotip yang digambarkan di dalamnya. Drama ini menampilkan beberapa adegan yang menunjukkan perpustakaan dan pustakawan sebagai sebuah profesi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis menggunakan teori resepsi Stuart Hall untuk mengetahui posisi penonton dalam menerima penggambaran pustakawan laki-laki yang ada di K-drama Summer Strike. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan adegan yang dianalisis, mayoritas informan berada pada posisi hegemoni dominan. Informan berada pada posisi hegemoni mutlak pada empat adegan, yaitu adegan satu, empat, lima, dan enam, sedangkan pada adegan dua dan tujuh, mayoritas informan berada pada posisi oposisi. Pustakawan laki-laki dalam K-drama Summer Strike digambarkan sebagai pustakawan yang telah memiliki kompetensi pustakawan, menjalankan pelayanan prima serta kode etik pustakawan. K-drama ini memberikan penggambaran stereotip positif dan negatif. Pada sisi positif, pustakawan digambarkan sebagai seorang yang rajin, sederhana dan sigap. Pada penggambaran stereotip negatif yaitu kaku dan pendiam.
K-drama Sumer Strike is a Korean drama series that raises the role of librarian as a profession with the main male character. This drama features several scenes that show libraries and librarians as professionals. This study discusses the audience's reception of male librarians in the K-Drama Summer Strike and the stereotypes depicted in it. This research was conducted with qualitative methods. Data collection techniques were conducted using in-depth interviews, then analyzed using Stuart Hall's reception theory to determine the audience's position in accepting the depiction of male librarians in the K-drama Summer Strike. The results showed that most informants were in a dominant hegemonic position in the eight scenes analyzed. The informants are in a position of absolute hegemony in four scenes, namely scenes one, four, five, and six, while in scenes two and seven, most are in an oppositional position. The male librarian in the K-drama Summer Strike is described as a competent librarian who carries out excellent service and has a librarian code of ethics. The K-drama Summer Strike provides both positive and negative stereotyped portrayals. On the positive side, male librarians are described as diligent, modest, and swift in doing their job. The negative stereotypical depiction of being rigid and reserved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library