Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aurora Dhea Vanessa
"Latar belakang: Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan gastrointestinal yang memiliki manifestasi klinis paling umum berupa heartburn dan regurgitasi, dengan prevalensi sejumlah 57,6% di Indonesia. Stres, salah satu faktor risiko GERD, dapat terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan prevalensi yang mencapai 88,9%. Selain itu, mahasiswa kedokteran umumnya mengalami perubahan tingkat kesehatan seiring dengan berjalannya tingkat perkuliahan. Adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan munculnya metode perkuliahan dalam jaringan (online) juga dapat memengaruhi tingkat kesehatan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara tingkat stres, tingkat perkuliahan, dan metode perkuliahan terhadap kejadian GERD pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini memiliki desain potong lintang dengan menggunakan data primer melalui kuesioner dalam jaringan. Sejumlah 224 responden kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat stres, tingkat perkuliahan, metode perkuliahan, dan kejadian GERD. Data kemudian dianalisis menggunakan chi square.
Hasil: Prevalensi GERD pada mahasiswa FKUI adalah sejumlah 12,1%. Ditemukan bahwa faktor-faktor tingkat stres (p=0,531), tingkat perkuliahan (p=0,202), dan metode perkuliahan (p=0,544) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian GERD.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres, tingkat perkuliahan, dan metode perkuliahan dengan kejadian GERD pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di masa pandemi COVID-19.

Introduction: Gastroesophageal reflux disease (GERD) is a gastrointestinal disorder with its most prominent clinical manifestations being heartburn and regurgitation, and the prevalence of 57.6% in Indonesia. Stress, one of the risk factors of GERD, can happen to medical students with the prevalence of 88.6%. Aside from that, medical students are prone to having health degree changes as they go through medical school. The online learning method due to the COVID-19 pandemic may have an impact on medical students' health. This research's purpose is to determine the relationship between stress levels, academic year, and learning methods to the incidence of GERD in medical students of Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This research was conducted with cross-sectional design using primary data collected through online questionnaires. The amount of respondents gathered was 224, which was further classified by stress levels, academic year, learning method, and incidence of GERD. The data was then further analysed using chi-square.
Result: The prevalence of GERD in medical students of Universitas Indonesia is 12.1%. It was found that the factors stress level (p=0.531), academic year (p=0.202), and learning method (p=0.544) have no significant relationship with the incidence of GERD.
Conclusion: There is no significant relationship between stress level, academic year, and learning method with the incidence of GERD in medical students of Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenindra Anggi Alifta
"Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.

The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Agatha Lukman
"Latar Belakang: Adanya penerapan berbagai kebijakan sebagai upaya untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona membuat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, dimana hal ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan durasi screen time yang dapat memengaruhi stres mahasiswa kedokteran gigi. Belum ada penelitian yang mengkaji kaitan antara durasi screen time dengan stres pada mahasiswa kedokteran gigi Universitas Indonesia selama pandemi Covid-19.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara durasi screen time dengan stres pada mahasiswa kedokteran gigi Universitas Indonesia selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap durasi screen time dan stres.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 270 mahasiswa Program Pendidikan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner screen time dan Perceived Stress Scale 10 (PSS-10) versi bahasa Indonesia secara daring melalui google form.
Hasil Penelitian: Uji Chi-Square menunjukkan durasi screen time memiliki hubungan bermakna dengan stres pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19 (p=0.012). Uji Chi-Square menunjukkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan bermakna baik dengan durasi screen time (p=0.282) maupun stres (p=0.103).
Kesimpulan: Tedapat hubungan antara durasi screen time dengan stres pada mahasiswa kedokteran gigi Universitas Indonesia selama pandemi Covid-19. Namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan dengan durasi screen time maupun dengan stres.

Background: The implementation of various policy to prevent the transmission and spread of the corona virus makes someone spend more time indoors, where this can lead to an increase in screen time duration which can affect the stress of dental students. There has been no research examining the relationship between screen time duration and stress in dental students at the University of Indonesia during the Covid-19 pandemic.
Objectives: The aim of this study is to asses the relationship between screen time duration and stress in dental students at the University of Indonesia during the Covid-19 pandemic. This study also aims to asses the influence of gender to the duration of screen time and stress.
Method: Cross-sectional study was conducted on 270 pre-clinical year students of Faculty of Dentistry, Universtas Indonesia. Screen time duration was evaluated using screen time questionnaire and stress was evaluated using Perceived Stress Scale 10 (PSS-10) Indonesian version questionnaire. Retrieval of data using questionnaires distributed and collected online.
Result: The Chi-Square test showed that screen time duration had a significant relationship with stress in dental students during Covid-19 pandemic (p=0.012). Chi-Square test also showed that gender didn’t have a significant relationship with screen time duration (p=0.282) as well as stress (p=0.103).
Conclusion: This study shows that there was a relationship between screen time duration and stress in dental students during Covid-19 pandemic. However, no relationship was found between gender and screen time duration as well as stress.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Ramadhania Mumtaz
"Kegiatan akademik yang dilakukan oleh pihak perguruan tinggi mengalami perubahan sebagai bentuk adaptasi Pasca Pandemi COVID-19. Salah satunya yaitu metode pembelajaran hybrid. Perubahan ini sangat mempengaruhi mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi yang dapat memicu rasa cemas dan stres bagi mahasiswa tingkat akhir.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara  kecemasan dan stres dengan self-efficacy mahasiswa tingkat akhir pasca pandemik COVID-19. Metode yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pengambilan seluruh sampel sebanyak 100 mahasiswa sarjana FIK UI tingkat akhir dengan menggunakan kuesioner GSES dan DASS 42. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kecemasan dan stress dengan efikasi diri (r = -0,323 dan -0,277). Stres dan kecemasan mahasiswa keperawatan tingkat akhir termasuk kategori yang memprihatinkan dan perlu diperhatikan institusi pendidikan. Stres dan kecemasan ini juga membuat efikasi diri yang kurang pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir.

Academic activities carried out by universities have changed as a form of adaptation to the COVID-19 pandemic. One of the learning methods is hybrid learning. This change affects final year students who are completing their thesis, furthermore it can trigger anxiety and stress. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and stress with the self-efficacy of final year students after the COVID-19 pandemic. The method used is cross-sectional with a total sample of 100 undergraduate students at the final level of FIK UI, using the GSES and DASS 42 questionnaires. The result of the Spearman correlation has indicated a significant relationship (p < 0.05) between anxiety and stress and self-efficacy (r values = -0.323 and –0.277), respectively. It can be concluded that the level of stress and anxiety among final year nursing students can be categorized on a concerning level, this issue needs to be noticed by educational institutions. Furthermore, stress and anxiety have also resulted in low self-efficacy among final year nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nendra Yelena Sarina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademis dengan psychological well being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 122 mahasiswa tingkat pertama berusia 17-20 yang sedang menempuh semester dua di Universitas Indonesia. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well- Being Scale (1995) yang telah diadaptasi oleh Yorike dan rekan-rekan payung penelitian psychological well-being tahun 2011. Pengukuran stres akademis menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1994) dan telah diadaptasikan ke dalam konteks bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hubungan yang negatif dan signifikan antara stres akademis dan psychological well -being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Semakin tinggi skor stres akademis yang dimiliki maka semakin tinggi skor psychological wellbeing, begitu pula sebaliknya.

The objective of this research is to find the corelation between academic stress and psychological well-being among first-year college students in Universitas Indonesia . The participant for this research were 122 students aged 17-20 whose studied at the second term in Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured with Ryff?s Psychological well-being Scale (1995) which was constructed by Carol D. Ryff and had been adapted to Indonesian context by Yorike and colleagues in 2011. Academic stress was measured with Student-Life Stress Inventory which constructed by Gadzella and had been adapted to Indonesian context. The coefficient of Pearson Product Moment correlation showed that there is negative and significant correlation between psychological well being and academic stress among first-year college students in Universitas Indonesia. The more academic stress suffered by first-year college students, the lower score of psychological well being they have and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Herawati
"Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi mengembalikan fungsi tubuh dan stamina. Mahasiswa adalah kelompok dewasa awal yang berisiko tinggi memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan kognisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara kualitas tidur dan tingkat stres di kalangan mahasiswa.
Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sebanyak 450 mahasiswa diikutsertakan dan dipilih melalui teknik stratified random sampling di Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan tingkat stres dengan Perceived Stress Scale (PSS). Sampel penelitian yang berasal dari tiga rumpun ilmu yaitu kesehatan, sains dan teknologi, serta sosial dan humaniora.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi square dan memperlihatkan ada hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan tingkat stres mahasiswa Universitas Indonesia (p=0,001; α=0,05). Penelitian juga memperlihatkan ada hubungan jenis kelamin dan aktivitas nonakademik dengan tingkat stres (p1=0,038; p2=0,032; α=0,05). Melalui hasil tersebut, maka diperlukan peningkatan kesadaran pentingnya pemenuhan kebutuhan akan tidur berkualitas guna meningkatkan status kesehatan fisik, psikolokis, maupun kognitif.

Sleeping is one of the basic human needs that importance to restore body function and stamina. Students are an early adult group who tend to have a poor sleep quality. Poor sleep quality can affect the physical, psychological, and cognition condition. This study estimated the prevalence of and the correlation between sleep quality and levels of stress among college students.
Design of this study is analytical with cross sectional approach. There are 450 college students who participated and chosen by a stratified random sampling technique in University of Indonesia. A self-administrated questionnaire are distributed to assess sleep quality used Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the stress level by used the Perceived Stress Scale (PSS). The study samples came from three clusters are health, science and technology, and social humanities.
The result are analyzed using Chi square test and showed a significant relationship between sleep quality and level of stress among Students of Universitas Indonesia (p=0,001; α=0,05). This study also showed a significant relationship between gender and non academic activity with level of stress (p1=0,038; p2=0,032; α=0,05). Through the results, it is necessary to increase awareness for importance of quality sleep to improve physical, cognitive, and psychology health status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Apriandini
"Penyakit Refluks Gastroesofagus atau akrab disebut dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan penyakit tidak menular yang sedang mengalami peningkatan prevalensi di negara-negara Asia. Tidak hanya masyarakat umum, mahasiswa juga rentan terhadap kejadian GERD. Faktor-faktor yang turut meningkatkan prevalensi GERD antara lain usia, jenis kelamin, tingkat stress, kualitas tidur, gaya hidup, dan pola makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GERD pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian GERD, penelitian ini akan menggunakan kuesioner GERD-Questionnaire (GERDQ), Perceived Stress Scale-10 (PSS-10), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan Kuesioner Gaya Hidup. Hasil analisis univariat, diketahui proporsi mahasiswa yang memiliki GERD yaitu 16%. Analisis bivariat menunjukkan hasil terdapat hubungan antara status pekerjaan kategori tenaga kesehatan (nilai p = 0.020), kondisi penyerta gastritis/dispepsia (nilai p = 0.000), dan tingkat stres kategori tinggi (nilai p = 0.015) dengan kejadian GERD pada mahasiswa. Lalu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiodemografi selain status pekerjaan, kondisi penyerta selain gastritis/dispepsia, dan gaya hidup selain tingkat stres.

Gastroesophageal Reflux Disease or commonly known as Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a non-communicable disease that is experiencing increasing prevalence in Asian countries. Not only the general public, students are also vulnerable to GERD incidents. Factors that increase the prevalence of GERD include age, gender, stress level, sleep quality, lifestyle and diet. This study aims to determine the factors that influence the incidence of GERD in undergraduate students at the Faculty of Public Health in 2023. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. To determine the factors that influence the incidence of GERD, this research will use the GERD-Questionnaire (GERDQ), Perceived Stress Scale-10 (PSS-10), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and Lifestyle Questionnaire. The results of univariate analysis showed that the proportion of students who had GERD was 16%. Bivariate analysis showed that there was a relationship between work status in the health worker category (p value = 0.020), gastritis/dyspepsia accompanying conditions (p value = 0.000), and high category stress level (p value = 0.015) with the incidence of GERD in students. Then, there was no significant relationship between sociodemographic characteristics other than employment status, comorbid conditions other than gastritis/dyspepsia, and lifestyle other than stress level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Fitri
"Wabah COVID-19 menyebabkan perubahan pada berbagai kondisi kehidupan, pemerintah mengharuskan masyarakat tetap berada di rumah agar penyebaran virus COVID-19 tidak meningkat. Namun dampak dari hal ini membuat tingginya tingkat stres dan intensitas bermain online game karena pembelajaran dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan antara tingkat stres dengan intensita bermain online game pada masa pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan menggunakan cross sectional dengan jumlah responden 168 mahasiswa dengan teknik Convenience sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Perceived Stressed Scale dan Intensitas Bermain Online game. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara kedua variabel (p>0.005). Mahasiswa dengan tingkat stres tinggi sampai sedang maka intensitas bermain online game tinggi. Peneliti merekomendasikan pentingnya edukasi yang dilakukan perawat maupun tenaga pendidik agar tingkat stres pada mahasiswa tidak terus meningkat dan mencegah kecanduan bermain online game akibat intensitas bermain online game yang tinggi.

The COVID-19 pandemic has caused changes in various living conditions, the government requires people to stay at home to prevent of the COVID-19 virus does not increase. However, the impact of this makes high levels of stress and intensity of playing online games because online learning. This study aims to analyze the relationship between stress levels and the intensity of playing online games during the COVID-19 pandemic. The research design used was cross sectional with the number of respondents being 168 students with convenience sampling technique. The instruments used are the Perceived Stressed Scale and the Intensity of Playing Online games. The results showed that there was no relationship between the two variables (p>0.005). Students with high to moderate stress levels have a high intensity of playing online games. Researchers recommend the importance of education carried out by nurses and educators so that stress levels in students do not continue to increase and prevent addiction to playing online games due to the high intensity of playing online games.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailul Dina Afera
"Stres akademik merupakan stres yang banyak terjadi dikalangan mahasiswa. Trait kepribadian neuroticism merupakan salah satu penyebab stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian neuroticism dengan tingkat stres akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Penelitian menggunakan metode deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 91 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dari tahun pertama hingga tahun akhir menjadi sampel penelitian ini dengan teknik simple random sampling. Kuesioner penelitian menggunakan SLSI (Student-life Stress Inventory) dan NEO FFI (Neo Five Factor Inventory). Hasil penelitian didapatkan 44% mahasiswa mengalami stres akademik berat dan 44% mahasiswa memiliki nilai trait kepribadian neuroticism tinggi.
Hasil analisis hubungan didapatkan ada hubungan signifikan antara trait kepribadian neuroticism dengan tingkat stres akademik (p=0.00; α=0.05). Menghindarkan diri dari emosi negatif serta manajemen stres yang baik sangat perlu dilakukan oleh mahasiswa agar terhindar dari nilai trait kepribadian neuroticism yang tinggi serta stres akademik berat.

This study focused on the trait personality neuroticism dan academic stress among nursing students at Faculty of Nursing Universitas Indonesia. This study aimed to identify the correlation between trait personality neuroticism and academic stress.
Correlatives cross-sectional method is chosen as a design of research methodology involving 91 nursing students. SLSI (Student-life Stress Inventory) and NEO FFI (NEO Five Factor Inventory) used as research instrument.
The result shows 44% of students experienced severe of academic stress and 44% of students have high trait personality neuroticism and there is significant correlation between trait personality neuroticism and academis stress (p value 0.00; α 0.05). Keep the negative emotions away and have a good stress management are needed by students in order to avoid the high score of the personality trait neuroticism and severe academic stress.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Arie Widyastuti
"LATAR BELAKANG: Kualitas hidup telah menjadi salah satu komponen utama dalam penanganan Gastroesophageal Reflux Disease GERD . Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesahihan eksternal kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia.METODE:. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan subyek penelitiannya adalah pasien yang mengalami gejala GERD dan berusia 18 tahun atau lebih yang berobat ke Rumah Sakit Umum Kecamatan RSUK Tebet. Total skor GERD-Q minimal adalah 8. Pasien kemudian diminta mengisi kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia dan kuesioner SF-36. Kuesioner Short Form SF-36 digunakan sebagai baku emas kuesioner penilaian kualitas hidup. Uji kesahihan dilakukan dengan menggunakan kesahihan eksternal. Uji statistik yang digunakan adalah koefisien korelasi Spearman.HASIL: Penelitian ini melibatkan 91 subyek.Korelasi domain physical functioning : 0,488; role physical : 0,590; bodily pain : 0,474; general health : 0,482; vitality : 0,549; social functioning : 0,700; role emotional : 0,555; mental health : 0,373. Kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia memiliki kesahihan eksternal yang baik ketika dilakukan korelasi dengan domain pada kuesioner SF-36 koefisien korelasi : 0,373-0,700, P

Quality of life has become major concern in the management of Gastroesophageal Reflux Disease GERD . The aim of this study was to determine the external validity of the Indonesian Version of Gastroesophageal Reflux Disease Quality of Life GERD QOL questionnaire. METHODS This cross sectional study consisted of subjects who developed symptoms of GERD and aged 18 years or more. The subjects were recruited from district public hospital in Tebet. Total score for GERD Q was at least 8. These patients were invited to complete the Indonesian version of GERD QOL and validated Indonesian Short Form 36 SF 36 . External validity was then evaluated using Spearman rsquo s correlation coefficient.RESULT A total of 91 subjects completed the questionnaires. The coeeficient correlation of domain physical functioning 0,488 role physical 0,590 bodily pain 0,474 general health 0,482 vitality 0,549 social functioning 0,700 role emotional 0,555 mental health 0,373. The Indonesian version of GERD QOL questionnaire was externally valid compared to domain of SF 36 questionnaire correlation coefficient 0.373 0.700, P"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>