Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahayu Wijayanti
"Lansia merupakan saiah satu kelompok rawan dipandang dari segi kesehatan. Perubahanperubahan fisik dan psikologis akibat proses menua membutuhkan proses adaptasi. Ketidakmampuan lansia beradaptasi terhadap perubahan ini dan ketidak adekuatan dukungan keluarga dapat menimbulkan gangguan psikososial yaitu kehilangan. Adapun tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara dukungan keluarga dengan respons kehilangan pada lansia di desa Pekaja, Kalibagor Kabupaten Banyumas lama Tengah. Penelitian ini menggunakan disain diskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Total sampel 150 lansia, dengan kriteria inklusinya adalah lansia yang berusia 60 tahun ke atas. sehat, tinggal bersama keluarga, bersedia menjadi responden, dan bertempai tinggal di desa Pekaja, Kalibagor. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data sebelumnya dilakukan uji instrumen dengan metode pearson product moment (r > 0,361) dart tingkat reliabilitas serta validitasnya ditetapkan dengan melihat nilai alpha chronbach, untuk kuesioner B (r = 0,9593) dan kuesioner C (r = 0,9121). Hubungan antara dukungan keluarga dengan respons kehilangan pada lansia digunakan uji Kai kuadrat. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa tingkat kejadiin lansia yang mengalami respons kehilangan adaptif sebanyak 80 orang (53,3%), sedangkan lansia yang mengalami respons kehilangan maladaptif sebanyak 70 responden (46,7%). Dari tujuh jenis dukungan keluarga yang terbukti secara bermakna mempengaruhi tingkat respons kehilangan pada lansia adalah dukungan keluarga melalui interaksi sosial (p=0,009), dukungan keluarga dalam upaya penyediaan transportasi (p = 0,019), dukungan keluarga dalam menyiapkan makanan (p = 0,017) dan dukungan keluarga melalui finansial (p = 0,04). Sedangkan dukungan keluarga yang paling dominan berpengaruh terhadap respons kehilangan lansia berdasarkan hasiI uji analisis Regresi logistik ganda adalah dukungan keluarga melalui interaksi sosial. Dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia membutuhkan dukungan keluarga khususnya interaksi sosial guna menghadapi perubahan sebagai akibat proes menua. Hasil studi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan terhadap lansia melalui pemberdayaan keluarga dalam memberikan dukungan yang lebih efektif.

The older people are one of healthy susceptible group. The adaptation process needs to prevent physical and psychological changing that effect of aging process. Lack of ability the older people to adapt and inadequacy the family support make psychosocial problems, such as loss. This study was descriptive core/ational with cross-sectional design that aim to examine the relationship between family support and the older people loss responses at Pekaja village Kalibagor, Banyumas Distric, Central of Java. The population were 150 older people whose equal and more than 60 years old and lived at Pekaja village, Kalibagor. The total sampling was used with inclusion criteria lived with their family, healthy and ready to be respondent. The instruments were tested for validity and reliability, the result r>0,361 with chronbach alpha, for quetlonnair B (r = 0,9593 ) and quelionnire C (r = 0,9121 ). To examine the relationship between family support and the older people loss responses Chi-square was used. The result of this study showed that the older people with adaptive responses were 80 peoples (53,3%), more than the older people with mal-adaptive responses 70 06,7%). There were the significant relationship between the family support and loss response of the older people.Tthere were also significantly correlated between interaction social support (p = 0,009), transportation aids support (p = 0, 019), financial support (p = 0,04) and family support for preparing of some food (p = 0,017). The family support dominant relationship with loss response were the interaction social support. The family support for the older people to aging process, is needed, especially interaction social family support. Finally, this study can used to improve the older people services through family empowerment to give support more effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Antari
"Krisis malaise tahun 1929 mengakibatkan lima pabrik gula di Banyumas bangkrut pada tahun 1933. Salah satunya adalah Pabrik Gula Kalibagor yang merupakan pabrik terbesar dan tertua di Banyumas. Pada penelitian ini dibahas dampak yang dirasakan pabrik gula Kalibagor saat krisis malaise dan bagaimana pabrik gula ini dapat bangkit kembali tahun 1938. Sumber primer yang digunakan adalah arsip Suikerregeling 1936, harian Belanda dan Hindia-Belanda seperti De Telegraaf, De Locomotief, De Algemeen Handelsblad pada periode 1900-1938. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi). Hasilnya ditemukan bahwa Pabrik Gula Kalibagor mengalami jatuh bangun selama krisis malaise tahun 1933-1938. Pabrik Gula Kalibagor harus berhenti berproduksi pada tahun 1933 karena krisis malaise dan bencana kekeringan. Keuntungan pabrik yang terus menurun akibat musim kemarau menyebabkan produksi gula menjadi rendah ditambah dengan adanya krisis malaise sehingga pabrik gula Kalibagor mengalami kerugian yang besar. Perekonomian Banyumas semakin memburuk dan untuk mengembalikan perekonomian Banyumas maka Bupati Banyumas mengupayakan untuk dibukanya kembali Pabrik Gula Kalibagor. Pada tahun 1936, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan kebijakan membangkitkan kembali salah satu pabrik gula di Banyumas, yaitu Pabrik Gula Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor beroperasi lagi pada tahun 1938 yang membuat perekonomian di Banyumas kembali membaik.

Crisis malaise in 1929 has caused five sugar factories in Banyumas going bankrupt in 1933. One of them was the Kalibagor Sugar Factory, which was the largest and oldest factory in Banyumas. This research discusses the impact of crisis malaise to Kalibagor sugar factory and how this sugar factory could revive in 1938. The primary sources used the Suikerregeling 1936 dutch archives, daily of De Telegraaf, De Locomotief, De Algemeen Handelsblad in the period 1930-1938. This research method uses historical methods consisting of source collection (heuristics), source criticism (verification), source analysis (interpretation), and history writing (historiography). The result is, Kalibagor Sugar Factory experienced ups and downs during the malaise crisis of 1933-1938. Kalibagor Sugar Factory had to stop production in 1933 due to malaise crisis and dryness weather. The factory's profits continued to decline due to bad weather which caused low sugar production coupled with the malaise crisis so that the Kalibagor sugar factory suffered huge losses. Banyumas economy was getting worse and to restore Banyumas economy, then the Banyumas Regent was making efforts to reopen the Kalibagor Sugar Factory. In 1936 the Dutch East Indies government issued a policy of reviving one of the sugar factories in Banyumas, namely the Kalibagor Sugar Factory. So that the Kalibagor Sugar Factory could operate again in 1938. That way, the economy in Banyumas was getting better again."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reizky Samara Putra
"Penunjukan camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPATS) ialah untuk melayani pembuatan akta tanah di daerah yang belum cukup terdapat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Pemberian tugas dan kewenangan camat sebagai PPATS bersifat sementara karena secara ex officio, seorang camat merupakan kepala dari suatu kecamatan. Pasca berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, muncul kekaburan norma atas kedudukan camat sebagai PPATS dalam pembuatan akta autentik di bidang pertanahan. Dalam kenyataannya masih banyak PPATS dilantik meskipun di wilayah kerjanya sudah ada cukup PPAT. Hal tersebut tentu saja bertentangan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah a quo yang menjelaskan tentang pengangkatan camat sebagai PPATS oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam pembuatan akta di daerah yang belum cukup terdapat PPAT. Oleh karena itu masalah yang diangkat dalam penelitian untuk tesis ini adalah mengenai pengaturan peran PPATS menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan tanggung jawab camat sebagai PPATS terhadap akta yang dibuatnya. Penelitian doktrinal ini dilakukan melalui studi dokumen untuk mengumpulkan data sekunder berupa bahan-bahan hukum hukum yang relevan dengan masalah penelitian. Di samping itu dilakukan pula wawancara sebagai data primer untuk mendukung data sekunder yang didapat dari studi dokumen. Dari hasil analisis, dapat dinyatakan bahwa pengaturan tentang peran PPATS dalam hukum di Indonesia, memunculkan ketidakpastian hukum karena ada pertentangan antara pasal a quo dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah yang sama, di mana pasal tersebut menjelaskan tentang larangan suatu profesi yang diemban oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk PPAT, sedangkan dalam Pasal 5 ayat (3) dinyatakan bahwa camat (yang dalam hal ini tentunya merupakan seorang PNS) diangkat sebagai PPATS. Adapun tanggung jawab PPATS terhadap akta yang dibuatnya adalah sama seperti tanggung jawab PPAT, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 12 Peraturan Pemerintah a quo.

The appointment of the subdistrict head as the Temporary Land Deed Making Officer (PPATS) is to serve the making of land deeds in areas where there are not enough Land Deed Making Officer (PPAT). The assignment and authority of sub-district heads as PPATS are temporary because ex officio, a sub-district head is the head of a sub-district. After the enactment of Government Regulation Number 24 of 2016 concerning Amendments to Government Regulation Number 37 of 1998 concerning Regulations for the Position of Officials for Making Land Deeds, a blurring of norms emerged regarding the position of sub-district head as PPATS in making authentic deeds in the land sector. In reality, there are still many PPATS appointed even though there are already enough PPATs in their working areas. This of course contradicts the provisions of Article 5 paragraph (3) of the a quo Government Regulation which explains the appointment of sub-district heads as PPATS by the Minister of Agrarian Affairs and Spatial Planning/Head of the National Land Agency in making deed in areas where there are not enough PPATs. Therefore the problem raised in the research for this thesis is regarding the regulation of the role of the PPATS according to Indonesian law and the responsibility of the sub-district head as a PPATS for the deed he made. This doctrinal research was carried out through document studies to collect secondary data in the form of legal materials relevant to the research problem. In addition, interviews were also conducted as primary data to support secondary data obtained from document studies. From the results of the analysis, it can be stated that the regulation regarding the role of PPATS in Indonesian law raises legal uncertainty because it is contrary to the provisions of Article 7 paragraph (2) of the same Government Regulation, in which the article explains the prohibition of a profession carried out by a Civil Servant. (PNS) including PPAT. The responsibilities of the PPATS for the deed he made are the same as the responsibilities of the PPAT as stipulated in Article 12 of the a quo Government Regulation."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwi Anggara
"Penurunan fungsi tubuh pada lansia terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Lansia akan mengalami berbagai masalah kesehatan dan akan menyebabkan penurunan status fungsional dan mengurangi tingkat kemandirian lansia. Keluarga dapat memberikan dukungan yang efektif bagi lansia dalam mempertahankan kesehatan fisik dan mentalnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dan dukungan keluarga dengan kemandirian pada lansia. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel secara random sampling dengan jumlah sampel 102 orang lansia beserta keluarga. Pengukuran tingkat kemandirian lansia di ukur dengan instrumen Katz Index. Analisis data menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga, emosional, penghargaan, dan informasi dengan kemandirian lansia (p<0,05), dan menunjukan tidak adanya hubungan antara dukungan instrumental dengan kemandirian lansia (p>0,05).
Dapat disimpulkan bahwa kemandirian yang tinggi pada lansia disebabkan karena adanya dukungan keluarga yang baik. Saran dari penelitian ini yaitu perawat dapat memberikan edukasi kepada keluarga tentang cara perawatan lansia di rumah untuk lansia dengan kemandirian lemah.

Decreased function of the body in elderly occurs along with increasing age. Elderly will experience a variety of health problems and will cause a decrease in functional status and reduce the degree of independence of the elderly. Families can provide effective support for the elderly in maintaining physical and mental health.
The research purposed to determine the relationship between family support to the independence of the elderly. This type of research is quantitative study with cross-sectional approach. Sampling by simple random sampling with a sample of 102 elderly people and their families. Measuring the level of independence of elderly measured by the instrument Katz Index. Data analysis using chi-square test.
These results of study indicate there is a significant correlation between family support, emotional, awards, and information with the independence of the elderly (p<0,05), and showed no correlation between instrumental support with the independence of the elderly (p>0,05).
It can be concluded that the independence is high in the elderly due to a good family support. Suggestions from this research that nurses can provide education to families about how the elderly care home for elderly people with low self-reliance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meka Yusselda
"Lansia di Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama keluarga, sehingga keluarga sebagai salah satu sumber dukungan sosial memberikan arti penting bagi kehidupan lansia. Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia. Desain penelitian ini deskriptif korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t independen. Terdapat hubungan antara dukungan emosional (p value 0,001), penghargaan (p value 0,01), dan instrumental (p value 0,013) keluarga dengan kualitas hidup (α: 0,05), sedangkan dukungan informasi (p value 0,052) tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup. Salah satu cara meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada lansia.

Elderly in Indonesia generally stay at home with family, so the family as a source of social support plays an important role on elderly life. Family support is needed to improve elderly quality of life. This study aimed to identify the relationship between family support from perspective of four dimensions (emotional, appraisal, instrumental, and information) and the quality of life of elderly. This study use cross-sectional study design, with a total sample is 84 respondents that recruited by purposive sampling technique. Statistical analysis for this study was independent t-test. The results showed that there is a relationship between family support in term of emotional (p value 0,001), appraisal (p value 0,01), and instrumental (p value 0,013) dimensions and quality of life of elderly (α: 0,05), while the other one (informational support; p value 0,052) doesn’t indicate the existence of a significant relationship with quality of life. One way to improve family support is by involving family in any nursing process given to elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Poedjiono
"ABSTRAK
Peternakan sapi perah merupakan salah satu usaha peternakan dengan tujuan untuk memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak. Namun demikian peternakan sapi perah juga, merupakan salah satu kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu tata cara penyelenggaraannya harus didasarkan pada peraturan hukum yang berlaku, agar usaha tersebut tidak merugikan alam dan atau manusia itu sendiri.
Berdasarkan sifat yang bertentangan tersebut, kiranya nenarik bila dilakukan penelitian-penelitian, antara lain mengenai pelaksanaan ketentuan hukum lingkungan pada peternakan sapi perah.
Masalah pokok yang diteliti adalah: Bagaimana pelaksanaan ketentuan hukum lingkungan pada peternakan sapi perah rakyat di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini dilakukan pada peternakan rakyat yang mendapat bantuan ternak sapi perah dari Penerintah di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan ketentuan hukum lingkungan pada peternakan sapi perah bantuan Pemerintah di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Adapun yang dimaksud hukum lingkungan adalah jenis hukum yang berorientasi kepada kepentingan lingkungan hidup dan yang memerintahkan manusia untuk melindungi dan memelihara lingkungan hidup secara serasi, selaras dan seimbang dengan sistim ekologi. Hukum lingkungan dapat diartikan juga sebagai perangkat norma yang mengatur tindakan orang dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Digunakannya metode ini, karena penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai pelaksanaan ketentuan hukum lingkungan pada peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling) dengan intensitas 107 terhadap persebaran populasi, sehingga dari 765 peternak, didapat contoh sebanyak 77 peternak. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, dan wawancara yang disertai dengan observasi di lapangan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sarana yang dimiliki peternak, kesadaran dan kemampuan peternak mempunyai hubungan dengan pelaksanaan ketentuan hukum lingkungan pada peternakan sapi perah. Artinya jika sarana yang dimiliki memadai, didukung adanya kesadaran dan kemampuan peternak, maka ketentuan hukum yang berlaku bagi usahanya akan dilaksanakan atau ditaati. Diketahui juga bahwa sanksi merupakan pengukuh atau pendukung bagi dilaksanakannya ketentuan hukum lingkungan pada peternakan sapi perah. Artinya sanksi baru diterapkan kepada peternak, jika sarana yang dimiliki memadai, mempunyai kesadaran dan kenampuan untuk melaksanakan ketentuan hukum itu, tetapi usaha peternakan yang diselenggarakan, tidak sesuai dengan ketentuan hukum tersebut.
Dari hasil penelitian diketahui perlunya penyuluhan hukum pada umumnya dan hukum lingkungan pada khususnya bagi peternak, juga perlunya pembentukan kelompok ternak atau desa ternak yang menempati lokasi khusus dengan jarak sebagaimana diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku.

ABSTRACT
Dairy farm is one of farming business aimed at improving income and welfare of dairy farmers. However, it has to be admitted that dairy farming is a kind of activity which is potential to generate environment pollution. Therefore, it has to be organized based on the valid regulators. So that it will not be harmful either to the natural environment or to the people them selves. The two opposing charateristics above, encouraged the writer to conduct the research to find out the environmental law implemented to dairy farming.
The main problems being investigated are: How are the environmental law implemented to dairy farming?
The research was conducted to investigate the people's dairy farm having grant of dairy cattle from the government in Banyumas regency, Central Java.
The objectives of research are to find out the environmental law implemented to dairy farming.
The method used in the research is descriptive, that is fact finding based on appropriate interpretation.
The reason for using this method is that the writer wanted to make a factual, accurate and systematic description about the environmental law implemented to dairy farming.
Sampling was done in a random way with intensity of 10 X. So that out of 765 dairy farmers 77 person are taken as sample. The data were collected based on review of literature, interview and field observation.
The result of research shows that facilities used to ability to carry out the law have correlation with environmental law implemented to dairy farming. 5o sanction is finally alternative to enforcement law.
The result tell us further, that information guiding of law in general and environmental law in particular should be given to dairy farmers, and setting up farmer group in certain areas.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Kurniasti
"Kabupaten Banyumas memiliki berbagai potensi wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah, dimana arah pengembangannya difokuskan pada Kawasan Wisata Baturaden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan yang telah dicapai tiap objek wisata di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara mendalam yang dilanjutkan dengan pengelompokkan tahap perkembangan objek wisata menurut teori Butler kemudian dilakukan analisis keruangan dengan metode komparatif berdasarkan jenis dan lokasi objek wisata. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tahap perkembangan objek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas paling rendah berada di tahap kedua, dimana tahap perkembangan objek wisata alam lebih tinggi dibandingkan dengan tahap perkembangan objek wisata sejarah dan budaya. Objek – objek wisata yang lokasinya mengelompok di Kawasan Wisata Baturaden cenderung lebih tinggi tahap perkembangannya dibandingkan dengan objek wisata yang lokasinya soliter.

Banyumas has many potential tourist attractions ranging from natural, cultural and historical tourist attractions, where the direction of its development is focused on the Baturaden Area Tourism. This study aims to determine the extent to which stage of development has been achieved every attractions in Banyumas. The research was conducted through field observation and indepth interviews, followed by developmental stage grouping attractions by Butler's theory of spatial analysis is then performed by the comparative method based on the type and location of the attraction. From the analysis showed that stage of development of existing attractions in Banyumas lowest was in the second stage, which stage of development of natural tourist attraction is higher than the stage of development of historical and cultural attractions. A tourist objects located in the Area Tourism clumped especially Baturaden tend to be higher stage of development compared with the attraction of its location solitary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S77
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Erwanto
"Penyebab kematian penyakit tidak menular terbesar peringkat tiga di propinsi Yogyakarta adalah stroke. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional . pengambilan sampel secara sampling jenuh atau total sampling dengan responden berjumlah 80. Sampel penelitian ini adalah lansia dengan paska stroke dan anggota keluarga yang merawat lansia dengan paska stroke.
Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan intrapersonal, interpersonal, dan transpersonal dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke. Dukungan spiritual yang dominan adalah dukungan transpersonal. Peran perawat komunitas dibutuhkan untuk mendukung keluarga dalam memberikan dukungan spiritual pada lansia paska stroke.

The third rank common cause of the death on non communicable diseases in Yogyakarta was stroke. This study was conducted to determine the association between spiritual support of family caregiver and the level of anxiety in the older people with post stroke disease in Mergangsan health center Yogyakarta. A analytic correlation with cross sectional approach was used in this study. Saturated sampling technique or total sampling was held in the study with the sample size of the study was 80.
The Results showed that there is association between intrapersonal, interpersonal, transpersonal support and the levels of anxiety in the older people with post-stroke. The dominant variable of spiritual support was transpersonal support. The Community Health Nursing is needed to support families in providing the spiritual support to decreased anxiety for older people with post stroke in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supadi
"ABSTRAK
Posisi tidur semifowler merupakan salah satu tindakan positioning dengan mengatur posisi tidur dengan cara meninggikan bagian kepala, bahu, punggung 20-30 derajat dari permukaan
horisontal tempat tidur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh posisi tidur semifowler terhadap
kualitas tidur klien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan design kuasi eksperimen dengan
menggunakan sampel 38 responden, 19 responden mendapatkan intervensi atau perlakuan
dengan posisi tidur 20 derajat sedangkan 19 responden mendapatkan intervensi atau perlakuan
30 derajat. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dengan PSQI ( The
Pittburg Sleep Quality Index) dengan sedikit modifikasi instrumen dari peneliti. Hasil uji coba instrumen menghasilkan validitas dan reliabilitas instrumen denga alpha Cronbach`s 0.72 untuk semua komponen.
Data responden langsung di kumpulkan oleh peneliti di RSUD Banyumas. Data yang terkumpul
dan memenuhi kriteria dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan Uji t test
independent,uji Anova, chi square dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara posisi tidur semifowler terhadap kualitas tidur klien gagal jantung ( p value = 0.032 alpha 0.05 ). Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi peningkatan pelayanan dan pendidikan serta perkembangan ilmu keperawatan
untuk mencapai pelayanan yang prima.
Disarankan pula hasil penelitian ini bisa dijadikan evidence based praktice dalam memberikan pelayanan di Rumah sakit.

ABSTRACT
Semi fowler position is one of the nursing interventions to improve shortness of breath or
dyspnea in patiens with heart failure. This position is provided to patients by letting head,
shoulder, and back lay on the bed with 20 to 30 degree high from the normal bed position. It is
expected to be beneficial also on quality of sleep. However, not so many researches were done
to support that this position correlated with patient`s quality of sleep.
The purpose of this study is to identify the effect of semifowler sleeping position on quality of
sleep with heart failure. A quasi experimental study was conducted and 38 subjects participated
in the study. Each half of the subjects grouped into two different sleeping positions which were
20 degree and 30 degree high. A modified instrument of The Pittburg Sleep Quality Index
(PSQI) was utilized to measure the qulity of sleep. The study was conducted at Banyumas
General Hospital, Central Java.
The t-test independent, Anova, Chi square, and simple linear regression were employed to
analyses the data. The findings demonstrated that there is a significant diferent between two semi
fowler sleeping position in patients with heart failure (p value 0.032; alpha 0.05) which could be
interpreted as the set of position become important to improve the quality of sleep of patients
with heart failure.
The recommendation of study is to use this result as foundation to improve nursing care to the
patients; nursing education curriculum, and to implement the result of the study as an approach
to create evidence based practice"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Amalia Choirunnisa
"Vaksinasi merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah dan mengurangi angka penyebaran COVID-19. Namun hingga saat ini belum juga mencapai target sasaran yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang takut dan menolak untuk divaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan dan praktik terhadap Vaksinasi COVID-19 pada penduduk Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang Banyumas Jawa Tengah tahun 2022. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa variabel independen yang terkait dengan penerimaan terhadap vaksinasi COVID-19, seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan tentang COVID-19, pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 dan lima faktor persepsi dari konstruksi HBM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, desain studi cross sectional dengan besar sampel 211 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling pada responden berusia 15 tahun keatas. Data dikumpulkan antara 27 Mei – 10 Juni 2022 dengan mengisi kuesioner online kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar (69%) responden menyatakan menerima vaksinasi COVID-19. Sekitar 79,6% responden telah melakukan vaksinasi COVID-19. Analisis chi-square menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin (p-value: 0,031), pendidikan (p-value: 0,011), pengetahuan tentang COVID-19 (p-value: <0,001), pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001), persepsi keparahan terhadap COVID-19 (p-value: 0,007), persepsi manfaat vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001), dan persepsi efikasi diri terhadap vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001) berhubungan secara signifikan terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19. Persepsi efikasi diri terhadap vaksinasi COVID-19 merupakan faktor pendorong terkuat untuk penerimaan (POR: 5,45). Dan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan vaksinasi COVID-19 dengan praktik vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001). Hal ini mengindikasi bahwa penerimaan terhadap vaksin dapat mempengaruhi praktik vaksinasi COVID-19 sehingga terdapat beberapa saran, seperti meningkatkan pengetahuan penduduk terkait COVID-19 dan vaksin COVID-19, menekankan pada cara penularan COVID-19, risiko terifeksi COVID-19, dampak terinfeksi COVID-19, manfaat vaksinasi COVID-19, keamanan dan efektivitas vaksinasi COVID-19 serta meningkatkan edukasi dan promosi vaksinasi COVID-19 melalui media elektronik terutama televisi.

Vaccination is a government policy in order to prevent and reduce the spread of COVID-19. However, up to now this target has not been achieved. This is because many people are still afraid and refuse to be vaccinated. This study aims to determine the acceptance and practice toward COVID-19 vaccination among residents of Tunjung Village, Jatilawang Sub-District, Banyumas, Central Java in 2022. This study identified several independent variabel related to acceptance of COVID-19 vaccination, such as gender, age, education, occupation, income, knowledge of COVID-19, knowledge of COVID-19 vaccination and five factors of perception of the HBM construction. This study uses a quantitative approach, a cross sectional study design with a sample size of 211 people. Sampling was carried out using quota sampling technique on respondents aged 15 years and over. Data was collected between 27 May – 10 June 2022 by filling out an online questionnaire and then analyzed by univariate and bivariate. The results of the study found that the majority (69%) of respondents stated that they accept the COVID-19 vaccination. Approximately 79.6% of respondents have been vaccinated against COVID-19. Chi-square analysis showed that the variables gender (p-value: 0.031), education (p-value: 0.011), knowledge about COVID-19 (p-value: <0.001), knowledge about COVID-19 vaccination (p-value: <0.001), perceived severity of COVID-19 (p-value: 0.007), perceived benefit of COVID-19 vaccination (p-value: <0.001), and perceived self-efficacy against COVID-19 vaccination (p-value: <0.001) was significantly related to the acceptance of COVID-19 vaccination. Perceived self-efficacy against COVID-19 vaccination was the strongest driving factor for acceptance (POR: 5.45). And there is a significant relationship between acceptance of COVID-19 vaccination and the practice of COVID-19 vaccination (p-value: <0.001). This indicates that the acceptance of vaccines can affect the practice of COVID-19 vaccination, so there are several suggestions, such as increasing the population knowledge regarding COVID-19 and COVID-19 vaccine, the mode of transmission of COVID-19, the risk of being infected with COVID-19, the impact of COVID-19 infection, the benefits of COVID-19 vaccination, safety and effectiveness of COVID-19 vaccination, as well as increasing education and promotion of COVID-19 vaccination program through electronic media, especially television."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>