Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nengyanti
"Penelitian ini, mengeksplorasi implemenlasi program P2W dengan
menggunakan metode kualitatif berperspektif feminis. Hasilnya, implementasi program TP-PZW yang Salah satunya melaksanakan P2W-KSS belum optimal. Pengelolaan kelembagaan, struktur organisasi TP-PZW yang berdasarkan jabatan pemerintahan menycbabkan personelnya kurang peduli akan kedudukannya dalam TP-PZW. Akibatnya, perencanazm dan pendanaan program wanita, khususnya P2W-KSS yang rujuannya menuju keluarga sehat sejahtera hanya menunggu dari atas. Tidak terjalin koordinasi padahal PZW-KSS merupakan program lintas sektoral. Kcgialan P2W-KSS dilaksanakan secara insran_ Dari segi sumber dnya manusia, pengetahuan pelaksana program sangat minim bahkan mereka tidak mengetahui kritcria lokasi binaan. Program terfokus untuk meningkatkan pendapatan keluarga sehingga laki-laid diperbolchkan ikut Serta. Parahnya, birokrat pelaksana TP-PZW dan P2W-KSS dijangkiti patologi birokrasi: paternal-isme, sikofancy, rokenisme, korupsi dan konspirasi- Al-rhimya, walaupun beberapa wanita mendapatkan pengctahuan mengenai kegiatan produktif dan pola hidup sehat, namun secara keseluruhan program belum berpihak pada wanita. Sebetulnya, baik struktur organisasi maupun kompetensi jajaran TP-P2W memiliki peluang untuk memajukan wanita di daerah_ Upaya penyadaran gender dan sosiaiisasi fungsi dan tugas lembaga TP-PQW mendesak untuk dilakukam kepada pegawai pemerintahan agar perspekctif gender dijadikan acuan pembuatan program pembangunan.

Abstract
This research, which aims to explore women`s perspective on
implementation enhancement of role of women (PZW) program, applies the feminism perspective based qualitative methods. The results, implementation of enhancement of the role of women management teams (TP-P2W) and enhancement of the role of women to aim healthy and welfare family (PZW-KSS) program aren?t optimally yet. From the institutional management, structure organization of TP-P2W, which based on status at government, make the personnel don?t care about their status at the team. Because of that, planning and budgeting for women?s program, especially P2W-KSS program activities wait for central department- Then, the involved institutions don?t have coordination among them. Because of that, program activities are always implemented instantly, just for competition ot` project village of P2W-KSS. Evaluating and reporting is based
on the activities at the competition. From human resources, they don?t know how
to implement the progam and what?s criteria are used to appointing the village becoming the project location. T hey have worse gender awareness. Almost all of the program which they had make, are generating income activities, so the program isn?t priority to women. They are influenced by bureaucrat?s pathology: patemalism, sycophancy, tokenism, corrupts and conspiracy. Finally, on the impact analysis of program implementation to women, indicate that although few of women get knowledge about income generating activities and healthy life pattem, but totally the program isn?t implemented with women?s perspective yet. In fact, not only the structure organization but also the competency of TP-P2W, has widest opportunity to advancement women?s role at province and municipality or district. Therefore, the efforts to gender awareness and socialization the TP-P2W function and task must be done to public servants at province and municipality or district goverment immediately, so gender mainstreaming policy become patron to make or decide their program."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti Retno Lestari
"Perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di Jepang sejak berakhirnya perang dunia ke 2 membawa perubahan dalam kehidupan wanita Jepang seperti semakin besarnya kesempatan wanita untuk mendapatkan pendidikan tinggi sebagai mana pria. Pola kerja wanita Jepang menyebabkan wanita mengalami kerugian karena sistem kerja Jepang membedakan secara ketat pekerja permanen dan temporer.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi peerjaan wanita Jepang dan hukum yang berupaya untuk memperbaiki kondisi tersebut. Tujuannya adalah untuk menunjukkan efektivitas kintohou 1985 dan 1997 sebagai sarana untuk memperbaiki kondisi kerja wanjta dan menunjukkan penyebabnya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Veronika
"ABSTRAK
Penelitian ini memfokuskan tentang konsep motherhood pada wanita karier Jepang masa kini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem patriarkal menempatkan wanita sebagai subordinat pria. Subordinasi tersebut dapat dilihat dalam diskriminasi seksual kepada wanita. Di Jepang, diskriminasi seksual telah sampai pada tahap maternity harrassement. Maternity harrasement terjadi kepada wanita yang melawan ekspektasi sosial tersebut dengan tetap melanjutkan karier meskipun hamil. Penelitian ini menggunakan teori feminis radikal serta metode penulisan deskriptif-analisis dengan menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Hasil analisis menunjukkan kontrol terhadap motherhood wanita karier masih dipegang pria.

ABSTRACT
The focus of this research was on the concept of motherhood among career women in Japan. The research showed that patriarchy puts women as subordinate to men. This subordinate can be found in sexually discrimination toward women. In Japan, sexual discrimination was reached to the maternity harrassement level. Maternity harrasement happened toward women who againts those social expectation and continue working even though they are pregnant. This research used radical feminism theory, then write down in descriptive analisys methodology which used literature sources. The result of this research showed that man still have a controlled toward career women rsquo s motherhood in Japan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978
305.4 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986
305.4 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wenugobal Manggala Nayahi
"Perempuan kerap mengalami opresi dari berbagai pihak, dan suara perempuan terbungkam karena minimnya akses kepada proses produksi di industri media. Karenanya, perempuan membutuhkan ruang komunikasi agar suaranya tidak terus-menerus dibungkam oleh habitus patriarkis. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses yang dialami perempuan anggota kolektif alternatif sampai akhirnya mereka berupaya melakukan feminine writing, dengan Kolektif Betina sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme dipilih sebagai desain penelitian.
Dengan melakukan wawancara mendalam bersama 7 informan, mengumpukan dokumen pendukung, dan melakukan observasi sosial, penelitian ini menemukan bahwa Kolektif Betina merupakan sebuah bentuk sisterhood sekaligus fase dimana perempuan di dalamnya belajar melakukan rekonstruksi pengetahuan tentang solidaritas perempuan. Anggota Kolektif Betina telah melalui tiga tahap; kapitulasi, revitalisasi, dan radikalisasi, sebelum akhirnya memutuskan untuk menciptakan ruang melalui praktik bermedia untuk melakukan feminine writing. Tambahan temuan menarik dalam penelitian adalah mengenai pengaruh skena punk terhadap feminine writing anggota Kolektif Betina.

Women often experience oppressions from various different parties, and their voices are muted because of the limited access to production stage within the media industries. Therefore, women need communication spaces so their voices would not be perpetually silenced by the patriarchal habitus. This research observes how women who are affiliated with alternative collective seek to perform feminine writing, with Kolektif Betina as its case study. Qualitative approach and constructivism paradigm are used in this research.
By conducting in depth interview, collecting supporting data, and doing media observations, this research finds that Kolektif Betina is a form of sisterhood, in which the members learn to reconstruct their knowledge about women rsquo s solidarity. These women had underwent three stages capitulation, revitalization, and radicalization, before finally decided to occupy spaces through media practices to perform feminine writing. An interesting addition to the findings is about the influence of punk scene in these women rsquo s feminine writing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Aminda Dhianti
"ABSTRACT
Tulisan ini membahas tentang representasi perempuan berbahaya atau femme fatale sebagai bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Femme fatale menjadi sosok arketipe yang umum dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari legenda, literatur, seni lukis hingga industri perfilman.Melalui metode analisis wacana, peneliti berusaha menjelaskan penggambaran femme fatale dalam ketiga film Indonesia, yaitu Kala, Pintu Terlarang dan Rumah Dara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran merugikan akan perempuan sebagai femme fatale yang disubordinasi, dinaturalisasi dan dilanggengkan dalam industri kultural dapat menjadi bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Dominasi maskulin dan misrecognition menjadi elemen kunci dalam melahirkan kekerasan simbolik terhadap perempuan.

ABSTRACT
This article discusses the representation of dangerous women or femme fatales in films as a form of symbolic violence against women. Femme fatale has been a familiar and recurring archetype in society, across from myth, literature, painting and film industry. Through discourse analysis method, this research reveals the representation of femme fatales within 3 Indonesian films, ldquo Kala rdquo , ldquo Pintu Terlarang rdquo and ldquo Rumah Dara rdquo . The result of this thesis shows that the subordinated, naturalized and recurring harmful representation of femme fatale in cultural industry is a form of symbolic violence against women. Both masculine domination and misrecognition are key elements to produce symbolic violence against women."
2017
S69993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Wahyuni
"ABSTRACT
This study aims to find out the productive, reproductive and community roles of fisherwomen in Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, North Jakarta. The subjects of the study were two fisherwomen who work in the processing of green shells, as owners and as shell-peeler laborer. The study explores womens experience as breadwinners in the marine sector including the experience as a catch fisherwomen. The results showed that the role of fisherwomen in the productive and improvement of the family economy is very real, either directly or indirectly as a fisherwomen or processor of marine products. Three roles of fisherwomen in Muara Angke, sub district Penjaringan, North Jakarta namely productive, reproductive, and social community. The fisherwomen took part in supplementing family income. In addition to performing reproductive roles related to domestic work, fisherwomen also have an active social role in social movements in order to maintain their living spaces and their spheres. The study found the tendency of women to abandon the role of capture fisherwomen when carrying out the role of biological reproduction."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2017
305 JP 22:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
305.4 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Justice Valentina
"Feminisme dan hak perempuan merupakan isu yang masuk ke Jepang pada awal abad 20. Pada masa ini perempuan hidup dibawah bayang-bayang laki-laki. Hal ini menjadi latar belakang kebangkitan gerakan feminisme di Jepang pada tahun 1868. Status perempuan Jepang pada masa sekarang, tidak lepas dari perjuangan para feminis yang menyuarakan perubahan pada Jaman Meiji. Salah satu feminis Jepang yang terkenal dan pelopor feminisme di Jepang adalah Hiratsuka Raicho. Ia dikenal sebagai aktivis yang berani menantang norma yang berlaku di Jepang, tentang dominasi laki-laki. Salah satu pemikiran feminismenya adalah perempuan tidak terlahir untuk melayani lakilaki. Ia juga berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki seharusnya dipandang sebagai individu yang sama, dan tidak saling mendominasi. Berdasarkan tulisan ini, diharapkan pembaca memahami kebangkitan gerakan feminisme di Jepang yang dipelopori oleh Hiratsuka Raicho. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan pengumpulan data sekunder. Selanjutnya, kesimpulan ditarik berdasarkan data sekunder yang terkumpul.

Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>