Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Irmansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan -- earning per share, quick ratio, gross profit margin, current liabilities to total assets, dan price to book value -- terhadap return saham pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data peruaaaan manufaktur yang tercatat di BEJ sejak tahun 1999 sarnpai 2003, dengan jumlah sampel sebanyak 126 perusahaan yang terklasifikasi dalam 19 subsektor.
Hipotesis dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya dan teori yang rnendukung, kemudian dianalisis dengan menggunakan program E-Views 4.1 dan SPSS 14.0. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menghilangkan gangguan-gangguan multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas yang muncul pada persamaan regresi yang dihasilkan.
Berdasarkan pengujian signifikansi model, metode yang paling sesuai untuk analisis data penelitian ini adalah metode common effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel independen yang digunakan, hanya earning per share yang signifikan dapat memprediksi return saham balk dengan menggunakan dummy waktu maupun dummy subsektor.

The purpose of this research is to analyse the influence of financial ratios - earning per share, quick ratio, gross of profit margin, current liabilities to total assets, and price to book value - to stock return at manufacturing industry in Jakarta Stock Exchange (BED. This research used manufacturing industries data which are listing in BEJ since 1999 until 2003, with amount of sampel counted 126 companies which is classified in 19 subsectors.
Hypothesizing according to previous research and supporting theory, then analysed with E-Views 4.1 and SPSS 14.0. Examination of classic assumption to eliminate disturbances of multicolinearily, autocorelation, and heteroskedastisity which emerge'at regression equation.
Significance test indicated that common effect is the most appropriate method to analyse data in this research. The final result indicate that from overall of independent variable which used for prediction of stock return, only earning per share which is significant for time and subsector dummy variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Adhiwana
"Tujuan utama manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan sehingga nilai kekayaan pemegang saham pun akan naik. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap return saham terhadap berhagal parameter diantaranya Eonomic Value Added, Market Value Added dan rasio-rasio profitabilitas dalam kinerja keuangan Dalam penelitian ini terdapat dua puluh delapan perusahaan yang bergerak pada industri barang konsumsi (consumer good industry) yang dijadikan sampel. Faktor yang dianalisis adalah return saham sebagai variabel dependen dan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Share (EPS), ROE(Return an Equity), ROA (Return an Asset), PER (Price Earning Ratio), PBV (Price Book Value) dan BVPS (Book Value per share) sebagal variabel-variabel independen.

The main goal of management is to maximize the value of company shares so that the value of shareholder wealth will increase. It needs to be done for the analysis of stock returns on various parameters including Eonomic Value Added, Market Value Added and profitability ratios in financial performance. In this study there were twenty-eight companies in consumer good industry which is used as the sample. Factors that are analyzed is the stock return as the dependent variable and Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Share (EPS), ROE (Return on Equity), ROA {Return on Assets), PER (Price Earning Ratio), PBV (Price Book Value) and BVPS (Book Value per share) as independent variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T31994
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tigor
"Pasar sekuritas merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualkan. Disamping pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menyalurkan pihak-pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Bagi unit surplus (investor), kegiatan tersebut merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dirinya. Salah satu kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan go public, sebagai tanda penyertaan modal yang disetor.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut: pertama, apakah terdapat pengaruh EVA terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Kedua apakah terdapat pengaruh debt equity ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Ketiga apakah terdapat pengaruh price earning ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Keempat apakah terdapat pengaruh economic value added, debt equity ratio dan price earning ratio terhadap imbal basil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan tahunan 4 (empat) perusahaan real estate dan properti yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1995 - 2004, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai kriteria berikut: Pertama perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Kedua dalam hal ini dipilih industri real estate dan properti dengan pertimbangan utama bahwa sampel yang dipilih mempunyai homogenitas dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities). Ketiga perusahaan sudah go public paling lambat tahun 1995 dan emiten yang saham biasanya aktif diperdagangkan di BEJ dengan didasarkan pada surat edaran PT BEJ No. SE-031BE7 11-I1111994 yang menetapkan bahwa saham dikatakan aktif apabila frekuensi perdagangan selama tiga bulan sebanyak 75 kali atau lebih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu, dengan Cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel dalam upaya mempermudah proses analisis dan pengolahannya yang dibuat secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian dengan uji normalitas terlihat bahwa terdapat normalitas antara EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham. Uji regresi secara parsial diperoleh bahwa EVA menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dengan imbal hasil saham. Uji DER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh basil ada hubungan yang negatif dan signifikan, dan hasil uji PER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh hasil terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hasil Uji secara simultan diperoleh kesimpulan tidak terdapat pengaruh signifikan EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham.
Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar penentuan variabel diperluas karena satu perusahaan yang EVA-nya positif belum tentu stock return tinggi. Variabel lain yang dimaksud adalah variabel subspr dan variable spread. Variabel subspr yaitu variable yang membagi harga pasar saham yang beredar dengan harga pemesanan saham barn yang dikeluarkan. Variable spread adalah merupakan rentang antara harga yang ditawarkan oleh penjual dengan harga yang diinginkan atau diminta oleh pembeli.

Securities market represents of some financial instruments in long term market that can be sold. Besides, capital market constitutes one of the instruments that can be used as a channel of excessive fund from any party as surplus unit (investor) to the parties that require fund (deficit unit). For surplus unit (investor), such activity constitutes investment has purpose to enrich its property. One of activities of such investment is to purchase securities from company that has become a public listed company in the stock exchange company, as sign of accompaniment of the deposited capital.
The purpose of this investigation is to answer the following questions: first, whether there is influence of EVA against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Second, whether there is influence of debt equity ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Third, whether there is influence of price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Fourth, whether there is influence of economic value added, debt equity ratio and price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period.
Data used in this investigation is secondary data consisting of annual financial statements from 4 (four) real estate companies and property which continuous in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period, with purpose to obtain representative sample pursuant to the following criteria: First, companies having activity in same industry. Second, in this case it is selected real estate industry and property with main consideration that the selected sample has homogeneity in (revenue producing activities). Third, company shall be declared as go public not later than 1995 and issuer having ordinary share that is actively traded in BEJ (Jakarta Stock Exchange) based on circular from PT BEJ No. SE-03IBEJ II-11111994 stipulating that share shall be declared as active if trading frequency during three months is 75 times or more.
The technique used in this investigation is a method that in assessing an object of investigation relating to a specified condition or phase, by method of analyzing and interpreting data and information obtained in the effort to prepare thesis or illustration through systematic, factual and accurate manner concerning facts or characteristics and relation among the investigated variable. The collected data shall be processed and presented in the form of table in the effort to make easy process of its analysis and processing that is prepared quantitatively.
From the result of investigation by normality test, it can be seen that there is normality among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share. From regressive test conducted partially, it is obtained that EVA shows the existence of positive and significant relation with compensation of result of share. From the test of DER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is negative and significant relation, and from test result of PER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is positive and significant relation. From the result of test conducted simultaneously it is obtained result that there is no significant relation among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share.
Suggestion proposed in this investigation is that in determining variable, it should be conducted extensively because a company having positive EVA is not sure to have high stock return. Other purposed variables are subspr variable and spread variable. Subspr variable i.e., variable that divides market price of circulating share by price of reservation of new shares issued. Spread variable constitutes difference between the prices offered by the seller and price desired or requested by purchaser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Syahbunan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yaitu quick ratio, total aset turnover, debt ratio dan return on asset terhadap return saham, dan juga untuk melihat apakah terdapat kesamaan hasil teori dan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini berkaitan dengan return saham terhadap faktor fundamental.
Adapun sampel yang digunakan terdiri dari 27 perusahan yang berada dalam industri barang konsumsi 11 perusahaan dan pakaian 16 perusahan yang menerbitkan laporan keuangannya secara lengkap diakhir tahun dan pada kwartal pertama setiap tahunnya. Proses pengolahan data menggunakan analisis data panel metoda pooled least squares dengan melalui uji statistik klasik.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa hanya return on asset yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan quick ratio, total aset turnover, berpengaruh secara positif dengan tidak signifikan terhadap return saham. Selain itu debt ratio menghasilkan hasil yang signifikan tetapi dengan arah yang tidak sesuai dengan hipotesa. Berdasarkan penelitian sebelunmya terdapat kesamaan temuan pada rasio return on asset sedangkan rasio lainya berbeda.

This research aim to identify the influence of financial factor that is quick ratio, total asset turnover, debt ratio and return on asset to stock return, as well as to see do there are equality result of previous research and theory with this research related to stock return and financial factor.
Sample consist of 27 companies that staying in consumer goods industry 11 companies and clothes 16 companies which publishing their completely financial report at the end of year and at first quarter every year. This Research uses panel data and data processing use pooled least squares method analysis through statistical test classical.
According to data analysis found that only return on assets having on positive effect and signifkan to stock return, while quick ratio, total assets turnover having an on positively effect without signifrkan to stock return. Besides debt ratio having on positive effect and signffikan but different direction with hypothesizing. According to previous research there are equality of finding at return on asset ratio, while another ratio is different.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beddi Prasetyo
"Setelah lepas dari krisis ekonomi pada tahun 1998, perlahan-lahan industri perbankan di Indonesia mulai mengalami recovery, antara lain ditandai dengan peningkatan dari sisi Aset, Dana Pihak Ketiga, Kredit yang disalurkan, dan Permodalan, di samping membaiknya indicator-indikator perbankan lainnya seperti Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposits Ratio (LDR), dIl. Di samping merupakan basil dari upaya dunia perbankan sendiri dalam memperbaiki kinerjanya, hal ini jugs tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh eksternal pada dunia perbankan itu sendiri. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti adanya pengaruh-pengaruh dari beberapa variabel yang umumnya merupakan variabel ekonomi makro, kinerja pasar dan karakteristik industri perbankan itu sendiri terhadap kinerja saham perbankan.
Bagi perbankan, suku bunga sebagai salah satu variabel utama makroekonomi akan mempengaruhi pendapatan yang diterima, seperti Net Interest Margin, tingginya suku bunga akan memperburuk kinerja perbankan. Demikian juga bagi perusahaan yang bergerak di sektor rid seperti manufaktur, pertambangan, pertanian, M. Sukubunga yang tinggi akan menyebabkan "cost of fund' bagi perusahaan menjadi lebih tinggi. Selain itu terdapat beberapa variabel makroekonomi lainnya seperti inflasi dan nilai tukar yang dihipotesakan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perubahan nilai tukar dan inflasi dapat memberikan darnpak yang besar bagi biaya produksi perusahaan, juga memberi pengaruh bagi daya beli konsumen sehingga kesemuanya itu akan mempengaruhi perusahaan baik dari sisi pendapatan (revenue) maupun biaya (cost / expenses).
Secara sederhana pengaruh variabel-variabel makroekonomi ini teriihat apabila kita memperbandingkan kinerja perusahaan-perusahaan pada saat terjadi krisis ekonomi dan pads pasca krisis tersebut. Pada saat krisis, dimana sukubunga SBI dapat mencapai 70,81% , inflasi mencapai 77,6%, depresiasi kurs rupiah mencapai 70,1%, kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi sangat buruk, hal ini terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mencapai titik terendahnya 276,15 pada tahun 1998. Sebaliknya pads saat ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan pads tahun 2004, ditandai dengan rendahnya inflasi, sukubunga, dan kestabilan kurs, terlihat kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia membaik yang ditandai dengan menguatnya IHSG hingga menembus level 1.00.
Dengan demikian, penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini:
1. Apakah kondisi makroekonomi berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pads periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
2. Apakah kondisi pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
3. Seberapa besar pengaruh variabel-variabel makroekonomi dan pasar modal yang diuji terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
4. Apakah kondisi makroekonomi dan pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis menggunakan permodelan regresi linear berganda dengan alat bantu software e-views 5.0. Diharapkan melalui proses tersebut dapat dihasilkan suatu model yang memiliki kemampuan penjelasan dan prediksi secara cukup memadai.Adapun objek populasi dalam penelitian ini merupakan saham-saham yang telah terdaftar di BEJ sebelum tahun 2003 sehingga terdapat 21 bank yang diikutsertakan sebagai objek penelitian ini, yaitu: ANKB, BABP, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISPdan PNBN.
Dan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa sari 21 saham perbankan yang diuji, maka sebanyak 13 bank tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar, hal ini adalah berdasarkan model regresi sederhana, adapun pada model regresi berganda yang lebih kompleks yang mclibatkan variabel-variabel fain, terlihat bahwa hanya 9 bank yang tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar. Umumnya tingkat pengembalian pasar berpengaruh positif pada tingkat pengembalian saham perbankan.
Adapun Variabel 1NFLASI berpengaruh positif terhadap 15 saham bank dan negatif terhadap 6 bank. Namun demikian variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham bank raja. Variabel KREDIT berpengaruh positif terhadap 14 saham perbankan dan selebihnya negatif. KREDIT berpengaruh secara signifikan hanya terhadap 2 saham. Penguatan mata uang Rupiah melalui variabel KURS terlihat akan berpengaruh secara positif pads kinerja saham, namun demikian tidak ditemui pengaruh yang signifikan dari variabel KURS pada penelitian ini. lumlah Uang Beredar berpengaruh negatif pada 12 saham perbankan sedangkan pada 9 saham lainnya berpengaruh positif. Variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham. Tingkat sukubunga berpengaruh negatif pada l2 saham bank, dan sisanya 9 saham bank terpengaruh secara positif. Adapun variabel tersebut hanya signifikan pada 1 saham.
Pada umumnya model hasil penelitian tidak dapat menunjukkan signifikansi pengaruh variabel-variabel independen terhadap return saham perbankan secara memadai, hal ini memperlihatkan bahwa kondisi Bursa Efek di Indonesia (BFJ) merupakan contoh pasar yang belum efisien sehingga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kinerja return saham. Model yang telah dibentuk sendin hanya signifikan pads 8 dari 21 saham yang diuji.
Berdasarkan hasil pcnel itian ini, kekuatan variabel-variabel independen yang diuji daiam mempengaruhi return saham perbankan secara berturut-turut ialah; IHSG, lalu InfLasi, Jumlah Uang Bercdar, Kredit, ,Tingkat suku bunga, dan Kurs nilai tukar. Artinya Tingkat pengembalian pasar membenkan pengaruh yang terkuat dibandingkan variabel lainnya, sebaliknya Kurs nilai tukar memberikan pengaruh paling lemah dibandingkan variabel lainnya.

After escaped from economic crisis in 1998, the banking industry in Indonesia slowly begin to recover, this is characterized with increases of Bank's Asset, as well as Deposits and Loans made, equity, and other banking indicators such as lower Non Performing Loans (NPL). Higher Loan to Deposits Ratio (LDR) etc. Beside as the result of their own effort to make better performance, this is also influenced by external factors toward the banking industry itself. In this occasion, I want to examine the effects of some variables commonly the macroeconomic variables, market return, and characteristic of banking industry on the return of banking stocks.
For the banks, Interest rate as one of main macroeconomics variables will affect their revenue, like Net Interest Margin. The higher the interest rate means the worse their performance/return. This is also applying for non financial industry such as manufacture, mining, agriculture, etc. High interest rates mean high cost of fund for the company. Beside that there are some other macroeconomics variables like inflation and exchange rates that in my hypotheses possess the influence on financial performance of a company. Change of the exchange rate and inflation can heavily affect company's production cost. As well as lowering consumer's buying power. In conclusion, those variables will affect company by both; revenue and expense.
In simplicity, the effect of macroeconomics variables will be seen if we compare the performance/return of the company in the time of economics crisis and after. In the time of economics crisis. Where the interest free rates (5131) reached 70.81%, inflation 77,6%. and fore); depreciation reached 70.1% returns of Indonesian company arc very low. As we know the lndonesia's market index IHSG went into the lowest of the time 276.15 points in 1998. In contrast, when Indonesia's economy have recovered in 2004, when the inflation and interest rate arc low and the foreign exchange are stable. we can see the performance/return of Indonesian companies are better off, as the market index rose above the level of 1.0010 points.
This research is intended to find the answer of these questions:
1. Is the macroeconomics condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
2. Is the stock exchange condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
3. How big is the influence of macroeconomics and capital market variables on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
4. Is the macroeconomics condition together with the stock exchange condition have the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
To answer those questions, I will use multiple linear regression models using e-views 5.0 as tools. I hope through that process can be made a model that has the ability to explain and predict the answer of those questions with satisfactory result. The objects in this research are banking stocks listed before 2003, so we will examine as much as 21 banking stocks, such as : ANKB, BAPB, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BBNII, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, and PNBN.
The result of the statistic test shows that from 21 stocks we examine. 13 of them the return is significantly affected by the market return (IHSG). this is according to the simple regression method I use. In a multiple regression model which is more complex method involves other variables. It is concluded that 9 banks, of which returns are affected by the market return. In common, market return has positive effect to the banking return.
The variable of inflation rate has positive effect on I banking stock, and negative to 6 stocks. Even tough that variable is only considered significant in 3 stocks. The variable of Credit/loan has positive effect on 14 banking stock, and negative to the rest, and only considered significant in 2 stocks. The appreciation of Indonesia's currency (rupiah) is shown by the KURS variable, has positive effect on stocks return. However there are no significant effects of KURS is seen on (his research.
The broad money (M2) has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. M2 is only significant on 3 stocks. The interest rate has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. Interest rate is only significant on I stocks.
In common, the model developed shows very low significance of (hose independent variables on banking stocks return. This can be concluded as inefficiency of Jakarta Stock Exchange, there arc many other variables that influence return of the stocks. That model itself is only significance on b out of 21 stocks examined in this research.
According to this research, the magnitude of independent variables involved in rank order is: market return (IHSG), inflation rate, credit/bank loans, interest rate, and foreign exchange rate. This means the market returns is the most influential factor while the foreign exchange rate has the least influence on banking stocks return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nawangsih
"ABSTRAK
Salah satu analisis fundamental yang sering digunakan untuk menilai harga saham adalah analisa Price to Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan antara harga pasar saham dan nilai buku persaham.
Penelitian mengenai PBV telah banyak dilakukan baik diluar negeri maupun di Indonesia yang menyimpulkan bahwa nilai PBV saham sangat dipengaruhi oleh Return on Equity saham yang bersangkutan.
Untuk memaharai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan trend tingkat ROE suatu perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan, Para analis sering melakukan pemecahan (dekomposisi) ROE ke dalam komponen-komponen yang masing-masing akan memberikan anti bagi analis untuk menentukan yang mana diantara komponen komponen tersebut yang paling besar pengaruhnya terhadap perubahan ROE juga terhadap nilai PBV saham suatu perusahaan.
Suatu analisa dekomposisi dari ROE tersebut sering disebut sebagai DU PONT Identity, yang memecah ROE kedalam tiga komponen pokok yaitu Operating Efficiency yang diukur dengan Net Profit Margin, Asset Use Efficiency yang diukur dengan Total Asset Turn Over dan Financial Leverage yang diukur dengan Equity Multiplier.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ROE yang dikomposisikan dalam komponen Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier mempunyai pengaruh terhadap perubahan rasio PBV, Variabel rnanakah diantara komponen ROE tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabilitas rasio PBV dan untuk mengetahui apakah dominasi variabel tersebut tetap stabil dari tahun ke tahun.
Model yang digunakan didalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda yang menggunakan 4 (empat) variabel sebagai input, rasio Price to Book Value sebagai variabel dependen, dan tiga variabel lainnya yaitu Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO), dan Equity Multiplier (EM) sebagai variabel eksplanatori.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta mulai periode observasi tahun 1993 sampai dengan tahun 1996 dengan kriteria perusahaan-perusahaan tersebut bukan merupakan bank atau lembaga keuangan lainnya.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa tiga variabel dipenden yaitu Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan PBV. Pengaruh yang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel tersebut sebesar 11,44% ski 25,48%. Dengan demikian sebesar 74,52% s/d. 88,56% perubahan PBV dipengaruhi oleh faktor lain diluar ketiga variabel tersebut.
Dari perhitungan koefisien beta tahun 1993 s/d 1996 menunjukkan bahwa variabel Equity Multiplier memberikan kontribusi terbesar didalam mempengaruhi perubahan nilai PBV dibandingkan dengan variabel lainnya. Dominasi variabel equity multiplier ini terhadap perubahan PBV dalam periode observasi bersifat stabil, yang menunjukkan bahwa selama tahun observasi tersebut investor di Indonesia secara umum memperhitungkan rasio antara aset perusahaan dengan modal sendiri (equity).
Akhirnya dengan menggunakan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa dalam periode observasi variabel net profit margin, asset turn over dan equity multiplier berpengaruh positif terhadap perubahan Price to Book Value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liestyowati
"Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R saham di BEJ periode sebelum krisis dan selama krisis. Kedua mengetahui dan menganalisa ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara dua periode tersebut.
Berdasarkan CAPM pengaruh BETA terhadap return adalah positif. Sementara studi empiris ditemukan adanya kontradiksi pada model CAPM: Basu (1977) menemukan pengaruh EPR terhadap return adalah positif. Stattman (1980) ; Rosenberg(1985) dan Fama&French (1992) menemukan pengaruh BE/ME terhadap return adalah positif (pengaruh negatif PBV terhadap return). Banz (1981); Reinganum (1981); Brown dkk.(1983) dan Fama&French (1992) menemukan bahwa leverage punya pengaruh positif terhadap return .
Sementara Fama&French (1992) dalam penelitian yang sama tanpa ada uji pembedaan menemukan ada perbedaan pengaruh faktor Beta, Size dan BeIMe terhadap return secara individual antara periode 1963-1976 dan periode 1977-1990, begitupun penemuan Davis periode observasi antara Januari 1940-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Penelitian di Indonesia dilakukan Sulastri,1999 yang menguji perbedaan pengaruh beta (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan selama krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik.
Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan faktor BETA, DER dan EPR terhadap R , ada pengaruh yang negatif yang signifikan faktor ME dan PBV terhadap R dan hipotesa kedua adalah ada perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis.
Metode penelitian melalui beberapa tahap pertama seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi sebelum krisis dan selama krisis (Januari 1995 - Juli 1999). Tahap kedua merupakan analisis pengaruh faktor BETA, DER, ERR, LN. ME, dan PBV terhadap R periode sebelum, selama krisis dan gabungan. Dan tahap ketiga adalah analisis uji perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis. Ketiga tahap ini dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME.
Hasil penelitian sebelum outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan faktor paling signifikan berpengaruh terhadap return pada periode sebelum krisis, selama krisis dan periode gabungan masing-masing EPR(0.0008,**), PBV(-0.032,***) dan BETA (0.068,1'11. Variabel DER merupakan faktor paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan selama periode observasi. Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan bahwa diantara faktor lainnya variabel DER paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap R. Ditemukan ada indikasi multikolinier antara variabel EPR dan Ln. ME. Maka dibentuk model regresi dengan mengeluarkan variabel DER dan Ln. ME hasilnya adalah terjadi model regresi yang signifikan secara partial dan keseluruhan pada periode sebelum, selama dan gabungan dengan nilai Fmasing -masing 2.323*, 23.65*** dan 11.x88***
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan faktor -faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***], Ln. ME {*) dan PBV(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***} dan PBV(**).
Hasil penelitian setelah outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan diantara faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV LEV. dan BEJME, faktor yang pal signifikan berpengaruh terhadap R pada periode sebelum krisis adalah BETA (*) dan EPR(*). Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan tidak satupun variabel tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhada R.
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan hanya faktor BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV sebelum dan selama krisis, kecuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, EPR, LN. ME, LEV. dan BE/ME hasilnya adalah hanya variabel EPR signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap R .
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor lain selain BETA yang selalu konsisten dan signifikan mempengaruhi return saham di BEJ yaitu EPR. Pengaruh kedua faktor terhadap return ini adalah signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis.
"
2000
T20565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yunarti
"Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Para investor yang bermain di pasar modal, khususnya saham, pasti memiliki motivasi yang sama pula, yaitu mendapatkan keuratungan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian deviden dan kenaikan harga saham (capital gain).
Satu hal penting lain yang harus dipertimbangkan adalah ketidakpastian alias risiko karena investasi tidak akan terlepas dari pendapatan dan risiko. Untuk menghindari kemungkinan risiko kerugian, investor dapat mcnghubungi penasihat atau pialang yang dapat memberikan nasihat mengenai investasi yang dilakukan. Di samping itu, sebaiknya pemegang saham mampu memprediksikan sendiri apakah perusahaan emiten mempunyai prospek yang bagus atau tidak, bagaimana kinerja perusahaannya, perkembangan industri di mana perusahaan berada, kondisi mikro dan malaria ekonomi juga perlu diperhatikan. Oleh karena pertimbangan inilah maka penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel fundamental apa saja yang berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini hanya dibatasi pada saham-saham yang terdaftar sebagai saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Sahara LQ45 dipilih karena Pergerakan IHSG sangat dipengaruhi oleh saham-saham berkapitalisasi pasar yang besar.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 20 perusahaan, pada kurun waktu tahun 2003-2005, dengan melibatkan enam variabel rasio keuangan (EPS, ROE, PER. PBV, DER, dan ROA).
Penelitian ini menghasilkan model regresi:
Y = 0,316_0,35 Ln(EPS) t-1+0,646ROE t-1-0,002 PER t-1-0,044 PBV t-1-0.007 DER t-1-0,246 ROA t-1
Di mana:
Y it	= Return saham perusahaan i pada penutupan akhir periode t-1
EPS it = EPS perusahaan i pada periode t-1
ROE it = ROE perusahaan i pada periode t-1
PER it = PER perusahaan i pada periode t-1
PBV? = PBV perusahaan i pada periode t-1
ROAi, = ROA perusahaan i pada periode t-1
Nilai R Square yang dihasilkan adalah 26,6%, dapat disimpulkan bahwa model regresi dengan variabel independen yaitu EPS, ROE, PER, PBV, dan ROA mampu menerangkan return saham pada periode t sebesar 26,6%; sedangkan sisanya, yaitu sebesar 73,4% diterangkan oleh variabel lain.

Expectation and motivation for every investor is to gain profit from their investment transactions. Investors who trade in the stock market, especially stock, surely have same motivation, which is to gain profit. Trading stocks has potential profit from two sources, which are: dividend sharing and capital gain.
Another important thing to be considered is the uncertainty, in other words, risks. Because investments is always related to profit and risk. To avoid possibility of loss, an investor will contact his/her anent to have some advice on his/her investments. Also, it is important for share holder to be able to predict himself/herself whether the emitten has a good prospect or not, the progress of the company, industry where the company exists, micro and macroeconomics condition. This research is Based on these consideration.
This research is conduct to probe the fundamental variables which contribute most to the stock return. This research is limited to the stocks which are registered as LQ45 in JSX. These LQ45 stocks arc chosen due because they impacts IHSG most.
There are 20 companies to be researched, on the period of 2003-2005, involving 6 financial ratios (EPS, ROE, PER. PBV, DER, and ROA).
This research results a regression model:
Y = 0,316_0,35 Ln(EPS) t-1+0,646ROE t-1-0,002 PER t-1-0,044 PBV t-1-0.007 DER t-1-0,246 ROA t-1
where
Y it = stock Return i on the closing period of t-1
EPS it = EPS i on the periode of t-1
ROE it = ROE i on the period of t-1
PER it = PER i on the period of t-1
PBV? = PBV i on the period of t-1
ROAi, = ROA i on the period of t-1
This research has r-square 26.6%, which means that this regression model using EPS, ROE, PER, PBV, and ROA is able to explain stock realm on the period of t by 26.6%, and the remain 73.4% are explained by other variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Widodo
"Penelitian ini adalah untuk mengetahui diantara model pendugaan return saham bulanan : Standard CAPM (Sharpe, 1964, Lintner, 1965), Market Model (Sharpe, 1963), ICAPM (Merton, 1973), APT (Ross, 1976) dan Multifaktor Model. (Fama dan French, 1996, 1997, Campbell, Lo dan Kinley, 1997) yang mempunyai proporsi terbesar untuk menduga return saham yang listing di BEJ.
Periode pengamatan dibagi menjadi dua, bagian I yaitu antara Januari 1998 sampai dengan Desember 2001 dan bagian II yaitu Januari sampai dengan Desember 2002. Bagian 1 dipergunakan untuk pengujian signifikansi setiap perusahaan yang dijadikan contoh terhadap model yang dipergunakan sedangkan bagian II untuk menguji akurasinya dengan RMSE. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang listing sebelum Bulan Januari 1998 sampai dengan Desember 2002, tidak ada data yang kosong dan PBV tidak negatif (Utama, 1997); yang memenuhi syarat itu terdapat 70 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 65,71 persen signifikan dengan Market Model, 51,43 persen dengan Standard CAPM, 70 persen dengan ICAPM, 70 persen dengan APT dan 58,57 persen dengan Model Multifaktor. Pengujian dengan Chi Square menunjukkan bahwa ICAPM dan APT mempunyai proporsi terbesar dibandingkan dengan model lain. Hasil penelitian Fama dan French (1996, 1997, 1998) menunjukkan bukti yang mendukung model multifaktor (ICAPM), Roll dan Ross (1980), Miff dan Johnson (1988) menunjukkan bukti yang mendukung APT. Tandelin (1997) mengemukakan bahwa variabel ekonomi makro lebih mampu menyerap systematic risk jika dibandingkan dengan variabel fundamental perusahaan.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa variable Rm, Rm-rf dan size merupakan variabel-variabel yang paling banyak signifikan pada perusahaanperusahaan yang diteliti, jika dibandingkan dengan variabel lain dan tandanya konsisten. Selain itu, variabel lain yang patut dipertimbangkan dalam menduga return saham bulanan yaitu : perubaaan nilai kurs Rp terhadap USD dan inflasi.
Pengujian akurasi dengan RMSE menunjukkan bahwa terdapat 17,14 persen akurat dengan Market Model 25,71 persen dengan Standard CAPM 14,29 persen dengan ICAPM 12,86 persen dengan APT dan 12,86 persen dengan Model Multifaktor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>