Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ela Laelasari
"Timah hitam (Pb) adalah logam yang berbahaya, akan tetapi juga berguna sebagai bahan tambahan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Bahaya yang ditimbulkan adalah keracunan darah, penurunan tingkat kepandaian anak (IQ) dan gangguan alat reproduksi.
Jakarta menduduki peringkat ke-3 negara yang memiliki atmosfer terkotor di dunia, dan penyebab utamanya adalah emisi kendaraan bermotor. Kadar Pb rata-rata diatas standar WHO yaitu melebihi 1,8 ug/m3, sehingga dapat dibayangkan bahwa penduduk Jakarta telah terkontaminasi oleh Pb, .
Mengingat wanita hamil adalah segment terpenting dalam suatu peristiwa kelahiran generasi baru. Dampak Pb terhadap kesehatan dan reproduksi patut menjadi peringatan bagi sektor kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Penelitian ini bersifat Studi Kohort Historis Prospektif Pengaruh Timah Hitam (Pb) terhadap Kesehatan Ibu Hamil 8 bulan di dua lokasi yang berbeda, kemudian ditelusuri sampai kelahiran bayinya dan dipantau berat badan dari bayi yang dilahirkannya.
Penelitian ini memfokuskan kepada faktor-faktor dan lingkungan dan individu yang ditelusuri ke masa lampau atau bersifat historis untuk dapat menerangkan lebih lanjut mengenai riwayat keterpaparan Pb ke dalam darah ibu hamil. Selanjutnya pengaruh Pb yang ada di dalam darah ibu hamil dilihat dampak yang muncul melalui jalur perantara yaitu kejadian anemia dan pengaruh langsung terhadap kelahiran BBLR.
Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan mengunakan analisa darah di laboratorium dan kuesioner. Pengambilan data dilaksanakan ketika kehamilan berusia 8 bulan, di dua lokasi yang berbeda dengan asumsi awal ibu hamil yang berasal dari lokasi yang diperkirakan memiliki kualitas udara yang bersih dan ibu hamil yang berasal dari lokasi yang memiliki kualitas udara yang kotor. Sedangkan pemantauan berat badan bayi yang lahir dilakukan secara susul menyusul menurut perkiraan part-as dari setiap ibu hamil.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan riwayat status pekerjaan, lama kerja serta jenis alat transportasi yang biasa digunakan ibu hamil dengan keberadaan Pb didalam darah ibu hamil. Di temukan hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi BBLR, sedangkan hubungan antara kadar Pb darah ibu hamil dengan kejadian BBLR itu sendiri ternyata tidak dapat dibuktikan secara statistik.

Lead is a harmful chemical and also useful metal for gasoline addition in transportation sector. The harmful things as air pollution is able to cause systemic toxicity in blood, IQ descent and reproduction disorder. Jakarta is the 3rd grade culmination of unclean atmosphere in the world. One of the causes of air pollution is lead emission. The average lead pollution in Jakarta atmosphere is over 1,8 .µg/m3 whereas the standard of World Health Organization, and so people in Jakarta was already contaminated by lead in their blood. Remember of pregnant women is the crucial segment of birth of future have to give special warning in Public Health and Environmental sector specially to the government that making generation on all the long centuries. Impact of lead in their health and pregnancy adjustment of gasoline regulation in Indonesia.
There are a lot of studies of lead and impact of it that have been done in many countries in the worldwide. This research is a new study of lead impact on reproduction particularly in women reproduction that causes the low birth weight infant.
In this research, we've done a community base approach to kinetic agent or the way of some factors that contributed in contaminating process of lead as pollutant through human reproduction with a longitudinal historical-prospective cohort study.
71 pregnant women who had a blood analysis, we searching their historical background related with Pb contact and we follow trough to the future until they delivery their babies. We have founded in this research correlation between Pb in blood with occupational status, working period; kinds of daily transportation and a association between anemia and Low Birth Weight (LBW) infant, but we can not found association between Pb level in blood with anemia nor LBW."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqiana Halim
"Kontaminan timbal dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia. Kandungan timbal dalam darah ibu hamil dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi janin. Di Kabupaten Bogor pada tahun 2014, BBLR berada diurutan pertama dari dua puluh satu pola penyakit kasus rawat inap di rumah sakit golongan umur 0 - < 1 tahun dengan kasus baru sebesar 1.801 jiwa (24, 45%). Desa Cinangka merupakan lokasi dari kegiatan peleburan aki bekas ilegal yang marak dilakukan sejak tahun 1978 dan telah terkonfirmasi sebagai sumber pencemaran timbal.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh timbal dalam darah ibu hamil terhadap berat badan lahir bayi. Dilaksanakan di Desa Cinangka, Kec.Ciampea, Kab.Bogor pada Januari - Juni 2016 dengan desain kohort prospektif terhadap 31 ibu hamil. Proporsi ibu hamil yang terpajan timbal melebihi dari batas aman yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 10 μg/dl adalah sebesar 51.6%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kadar timbal dalam darah ibu dengan berat badan lahir bayi dan berpola negatif, artinya semakin tinggi kadar timbal dalam darah ibu, maka semakin rendah berat badan lahir bayi (r= -0,880) dengan nilai p < 0,001. Model akhir dari analisis multivariat diperoleh koefisien B untuk variabel kadar timbal sebesar -60.264. Artinya, Setiap kenaikan kadar timbal dalam darah ibu sebesar 1 μg/dl, maka berat badan lahir bayi akan turun sebesar 60,264 gram setelah dikontrol variabel umur, pendapatan, dan kadar hemoglobin. Diperlukan upaya mengurangi pajanan timbal dengan menghentikan kegiatan peleburan aki bekas yang masih beroperasi, memberi penyuluhan pada masyarakat tentang bahaya dan dampak pencemaran lingkungan khususnya timbal, dan melanjutkan program enkapsulisasi tanah tercemar timbal.

Lead contaminant may give negative impact for human health. Lead substance ina mother's blood feared would be bad for the health of fetus. In Bogor Regency in 2014, LBW was a number one out of twenty one disease patterns case of hospitalized patient aged 0 - < 1 years old with new case of 1.801 people (24.45%). Cinangka Village is a place for illegal smelting batteries since 1987, and it has been confirmed as lead-contamination source.
This research aims to analyze the impact of lead in pregnant woman's blood towards the baby's birthweight. The research was conducted in Cinangka Village, Ciampea District, Bogor Regency in January - June 2016 using the prospective cohort design with 31 pregnant women as respondents. The proportion of pregnant women exposed to lead that exceeds the safe limit stipulated by the WHO, which is 10 μg/dl, is 51.6%.
The bivariate analysis result indicates that there is indeed a strong relationship between blood lead level of the mothers' and the baby's birthweight,
and it is inversely related: the higher the blood lead level of the mothers', the lower the baby's birthweight (r= -0,880) with value of p < 0,001. In the final model of multivariate analysis, it is discovered that the coefficient B for lead level variable is -60.264, which means that for each increase in the level of lead in the blood of mothers by 1 g / dl, the baby's birthweight will decrease by 60.264 grams after controlled by age, income, and hemoglobin concentration. Serious efforts need to be done to reduce the exposure to lead by stopping the smelting batteries activities, providing counseling for the people regarding the danger and impact of environmental pollution, particularly lead, and continuing the lead contaminated soil encapsulisation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvin Nur Febrianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap kelahiran bayi BBLR di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang dalam 5 tahun yang lalu melahirkan anak lahir hidup tunggal (kelahiran tunggal). Otonomi perempuan diukur menggunakan pertanyaan mengenai keterlibatan perempuan dalam penentuan keputusan dalam rumah tangga serta sikap perempuan terhadap pemukulan oleh suami/pasangan. Skor otonomi perempuan yang diperoleh menggunakan Principal Component Analysis (PCA) selanjutnya dikelompokkan menjadi kategori tinggi dan rendah. Data SDKI 2017 dianalisis menggunakan regresi logistik biner dengan Multiple Imputation karena cukup besarnya persentase sampel yang memiliki missing data, yaitu mencapai 15,37 persen dari total unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR. Perempuan dengan otonomi rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. Selain otonomi perempuan dalam rumah tangga, variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR, yaitu umur ibu saat melahirkan, lama sekolah ibu, indeks kekayaan, daerah tempat tinggal, paritas, perawatan kesehatan antenatal, serta konsumsi pil zat besi selama kehamilan. Sedangkan variabel status kehamilan, status kerja ibu, interval kelahiran, dan perilaku merokok ibu tidak signifikan secara statistik memengaruhi kelahiran bayi BBLR.

ABSTRACT
This study aims to study the effect of womens autonomy on LBW births in Indonesia using the 2017 IDHS data. The unit analysis in this study is women in childbearing age (15-19 years old) who in the past 5 years gave birth to a single live born child (single birth). Womens autonomy is measured using questions about womens involvement in decision making in the household and womens atitudes toward beating by their husbands spouses. Womens autonomy scores obtained using Principal Component Analysis (PCA) are further grouped into 2 categories (high and low). The 2017 IDHS data were analyzed using binary logistic regression with Multiple Imputation because of the large percentage of samples that had missing data, which reached 15.37 percent. The results showed that womens autonomy had a significant effect on birth of LBW babies. Women with low autonomy have a higher tendency to give birth to LBW babies. Beside womens autonomy, variables that have a statistically significant effect on LBW babies, namely mothers age at birth, mothers years of schooling, wealth index, area of residence, parity, antenatal health care, and consumption of iron pills during pregnancy. While the variables of pregnancy status, mothers work status, birth intervals, and mothers smoking behavior did not have statistically significant effect to birth of LBW babies."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Rusependhi
"Bayi berat lahir rendah kurang dari 2500 gram berisiko lebih lambat tumbuh kembangnya dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal, dan berisiko terjadinya penyakit Hipertensi, Jantung dan Diabetes di masa dewasa. Beberapa teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya riwayat anemia ibu hamil, status KEK ibu, status IMT ibu, tinggi badan ibu, penambahan berat badan selama hamil, usia ibu, paritas, jarak kehamilan, kuantitas ANC, pekerjaan ibu, dan pendidikan ibu. Prevalensi BBLR di Kabupaten Kuningan tahun 2018 mencapai 5,2%, dengan prevalensi paling tinggi di UPTD Puskesmas Manggari sebesar 11,8%. Tujuan: menganalisis faktor determinan kejadian BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggari Kabupaten Kuningan tahun 2018-2019. Metode: desain case control dengan total sampel 93 orang, terdiri dari 31 kasus, dan 62 kontrol sesuai kriteria inklusi. Data dari register kohort ibu hamil dan buku KIA, dianalisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: analisis bivariat dengan uji Chi-Square diketahui ada hubungan yang signifikan (95% CI) antara BBLR dengan status anemia ibu hamil trimester I (p=0,002, OR=4,962), status anemia ibu hamil trimester III (p=0,000, OR=21,667), status KEK ibu (p=0,001, OR=5,675), penambahan berat badan selama hamil (p=0,001, OR=9,158), jarak kehamilan (p=0,005, OR=3,583), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,011, OR=3,214). Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda, diketahui faktor-faktor risiko yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah status anemia ibu hamil trimester III (OR=25,247), status KEK ibu (OR=10,212), status IMT ibu (OR=0,066), dan jarak kehamilan (OR=6,934). Kesimpulan: variabel status anemia ibu hamil trimester III, lebih dominan berpengaruh terhadap kejadian BBLR, karena mempunyai nilai Odds Ratio paling tinggi (OR=25,247 (95% CI: 2,705-235,57), artinya bahwa ibu hamil yang anemia trimester III berpeluang 25,247 kali untuk melahirkan BBLR

Low birth weight babies less than 2500 grams are at risk of slower growth and development than babies born with normal weight, and the risk of developing hypertension, heart disease and diabetes in adulthood. Several theories and research results state that LBW can be caused by various factors, including a history of anemia in pregnant women, mother's KEK status, mother's BMI status, maternal height, weight gain during pregnancy, maternal age, parity, pregnancy distance, quantity of ANC, occupation. mother, and mother education. The prevalence of LBW in Kuningan Regency in 2018 reached 5.2%, with the highest prevalence in the UPTD Puskesmas Manggari at 11.8%. Objective: to analyze the determinants of the incidence of LBW in the work area of the Manggari Public Health Center, Kuningan Regency in 2018-2019. Methods: case control design with a total sample of 93 people, consisting of 31 cases and 62 controls according to the inclusion criteria. Data from the cohort register of pregnant women and the KIA handbook were analyzed univariate, bivariate, and multivariate. Results: bivariate analysis with Chi-Square test found that there was a significant relationship (95% CI) between LBW and anemia status of pregnant women in trimester I (p=0.002, OR=4,962), anemia status of third trimester pregnant women (p=0.000, OR=21.667), mother's KEK status (p=0.001, OR=5.675), weight gain during pregnancy (p=0.001, OR=9.158), pregnancy interval (p=0.005, OR=3.583), and mother's education level (p = 0.011, OR=3,214). Multivariate analysis with multiple logistic regression, it is known that the risk factors that simultaneously affect the incidence of LBW are anemia status of third trimester pregnant women (OR=25.247), maternal KEK status (OR=10.212), maternal BMI status (OR=0.066 ), and pregnancy interval (OR=6,934). Conclusion: the anemia status variable for pregnant women in the third trimester has a more dominant effect on the incidence of LBW, because it has the highest Odds Ratio value (OR=25,247 (95% CI: 2,705-235,57), meaning that pregnant women who have anemia in the third trimester are likely to be 25,247 times to give birth to LBW"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eres Inventori
"Latar belakang: Hampir tidak adanya perubahan jumlah kejadian bayi berat lahir rendah selama empat tahun terakhir merupakan suatu masalah besar, sehingga dapat berkontribusi terhadap angka kematian dan angka kesakitan bayi.
Metod: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, untuk melihat hubungan status anemia trimester I, II, dan selama hamil sebagai variabel utama dengan kejadian bayi berat lahir rendah setelah dikendalikan dengan umur ibu, paritas, jarak kehamilan, tinggi badan, penambahan berat badan, lingkar lengan atas, kunjungan ke palayanan kesehatan. Dari 84,98 % data register kohort ibu yang valid dibagi menjadi dUa bagian. Pertama adalah ibu yang melahirkan aterm dengan bayi lahir berat badan rendah yang dikelompokkan menjadi kasus dan kedua ibu yang melahirkan aterm dengan bayi berat badan lahir normal yang dikategorikan kelompok kontrol. Untuk kelompok kasus semua ibu yang melahirkan aterm dengan bayi berat lahir rendah tahun 2006 dan 2007 diambil sedangkan tahun 2005 dilakukan random kasus hingga memenuhi 96 kasus. Untuk kelompok kontrol dibuat kerangka sampel, dari kerangka sampel ini kemudian diambil sampel secara random, sesuai dengan tempat dan waktu dimana kasus ditemukan hingga jumlahnya 96 kontrol. Sehingga total sampel penelitian berjumlah 192 sampel. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan interaksi antara anemia dan lingkar lengan atas ibu hamil.
Hasil: Ibu hamil yang anemia trimester I dan lingkar lengan atas kurang 23,5 cm berisiko 13,57 (95 % CI: 2,74-67,20) melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anamia dan lingkar lengan atasnya lebih dari 23,5 cm dengan nilai p =0,001; Ibu hamil yang anemia trimester III dan lingkar lengan atas kurang 23,5 cm berisiko 7,44 (95% CI : 1,94-28,62) melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia dan lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dengan nilai p =0,003; Ibu hamil yang anemia selama kehamilannya (trimester I dan III) dan lingkar dengan atas kurang 23,5 cm berisiko 9,97 (95% CI: 1,81·54,79) melahirkan bayi berat lahir rendah di dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dengan niai p = 0,008.
Kesimpulan: ibu barnil yang mengalarni status goo kurang (anemia dan lingkar lengan a!aS kurang 23,5 em) memperbesar risiko kejadian baY; berat 1abir rendah di Kola Jambi taboo 2005·2001.

Background: Next to nothing is change sum up heavy baby occurrence born to lower during four the last year represent an big problem, so that earn bave contribution to mortality and number of baby painfulness.
Design: This research use design case control, to see relation of status of anemia of trimester I, II, and during pregnancy as especial variable with heavy baby occurrence born to lower after controlled with mother age, parity. apart pregnancy, high of body, heavy addition of body, circle arm to the, visit to health service. From 84,98 % data of divided to valid register cohort mother become two shares. Mother bearing a term with baby born bady weight lower grouped to become case and second mother hearing a term with heavy baby of body born normal is which group control. For the case group of all mother bearing a term with heavy baby born to lower year 2006 and 2007 taken by 2005 done by random case till fulfill 96 case. For the group control made by framework sample, from this framework sample later; then be taken by sample in random as according 10 place and time of where case found till sum up 96 control. So that totalize sample research amount to 192 sample. Analysis multivariate use test of regression logistics duplicate with interaction of between anemia and arm circumference to the pregnant mother.
Results: Pregnancy woman which anemia of trimester I and arm circumference to the less 23,5 cm risk 13,57 (95 % CI: 2,74-67,20) bearing heavy baby born to lower compared to by a pregnancy mother which the anemia do not and the arm circumference to the more than 23,5 cm with p value = 0,001; Pregnancy mother which anemia of trimester III and arm circumference to the less 23,5 cm risk 7,44 (95% CI: 1,94-28,62) bearing heavy baby born to lower compared to by a pregnancy mother which the anemia do not and the arm circumference to the more than 23,5 cm with p value=0,003; Pregnancy mother which anemia of during his pregnancy (trimester I and III) and the arm circumference to the less 23,5 cm risk 9,97 (95% CI: 1,81-54,79) bearing heavy baby born 10 lower in compared to by a mother which the anemia do not and the ann circumference to the more than 23,5 cm with p value= O,008 aras pregnant mother.
Conclusion: Pregnancy woman experiencing of status gizi less (anemia and arm circumference to the less 23,5 cm) enlarging risk of heavy baby occurrence born to lower in Kota Jambi Year 2005-2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasmawati
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol.
Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.

Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases.
The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control.
The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desriati Devi
"

Abstrak

Bayi berat lahir rendah yang dirawat terpapar dengan berbagai kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga dapat memicu respon stres dan gangguan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stimulus auditori murottal Qur’an terhadap kenyamanan dan berat badan pada BBLR. Desain penelitian menggunakan pendekatan uji klinis dengan randomisasi yaitu single blind randomized controlled trial secara paralel pada kelompok intervensi dan kontrol dengan melibatkan 52 responden BBLR sesuai kriteria inklusi (masing-masing kelompk 26 responden). Intervensi murottal Qur’an diberikan melalui speaker selama 20 menit/3 jam dengan frekuensi 4 kali setiap hari. Intervensi dilakukan selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna kenyamanan BBLR setelah intervensi murottal Qur’an hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,014; <0,001; <0,001) dan tidak ada perbedaan bermakna berat badan setelah intervensi murottal Qur’an hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,481; 0,481; 0,464). Stimulus auditori murottal Qur’an dapat membantu meningkatkan kenyamanan pada BBLR yang menjalani perawatan di rumah sakit sehingga dapat digunakan sebagai terapi suportif untuk meningkatkan  asuhan perawatan perkembangan pada BBLR dan prematur.

Kata kunci: Murottal Qur’an, Kenyamanan, Berat Badan, Bayi Berat Lahir Rendah    


Abstract

Low birth weight infants who hospitalized with various conditions which provoke discomfort. This discomfort could trigger stress and growth faltering. This study aimed to determine the influence of holy Quran recitation as auditory stimulus toward comfort and weight in low birth weight infants. This study design used clinical test approach with single blind randomized controlled trial in parallel among intervention and control groups with 52 low birth weight infants. The infants were randomly divided in two groups (n=26). Holy Quran recitation had given through speaker for 20 minutes/ 3 hours, 4 times a day. Intervention had given for 3 days. Result of this study showed there is significant difference in comfort of low birth weight infant after got holy Quran recitation in first, second, third days among intervention and control groups (p=0.014; <0.001; <0.001) and there is no significant difference in weight gain in first, second, and third days among intervention and control groups (p=0.481; 0.481; 0.464). Holy Quran recitation can help improve comfort level in low birth weight infants who hospitalized. Holy Qur’an recitation can used as a supportive therapy for increasing nursing care in development among low birth weight infants and premature infants.

Key Words: Holy Quran recitation, Comfort, Weight gain, Low birth weight infants

"
2019
T53281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antarini Idriansari
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh developmental care terhadap fungsi fisiologis (saturasi oksigen dan denyut nadi) dan perilaku tidur-terjaga bayi berat lahir rendah (BBLR). Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental dengan self-controlled study design. Sampel penelitian sebanyak 15 BBLR yang dirawat di ruang perinatologi RSUP Fatmawati Jakarta dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan paired t test dan wilcoxon test.
Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian developmental care terhadap perilaku tidur-terjaga yaitu peningkatan tidur tenang (p=0,002) dan penurunan tidur aktif (p=0,003) serta penurunan denyut nadi (p=0,020), namun tidak signifikan terhadap peningkatan saturasi oksigen (p=0,234). Developmental care dapat memfasilitasi pencapaian fase istirahat yang lebih baik (yang ditandai dengan keteraturan fungsi fisiologis dan pencapaian perilaku tidur tenang), sehingga perlu diimplemetasikan dalam perawatan BBLR di ruang rawat perinatologi.

The purpose of this study was to identify the impact of developmental care on physiological function (oxygen saturation and heart rate) and sleep-awake behavior of low birth weight (LBW) infants. This study used quasi experimental with selfcontrolled study design. The samples size were 15 LBW infants in neonatal unit in RSUP Fatmawati Jakarta and whom were choosen by purposive sampling technique. Collected data were analyzed by using paired t test and wilcoxon test.
There were significant differences of developmental care on increasing quiet sleep (p=0.002), decreasing active sleep (p=0.003) and decreasing heart rate (0.020), but there was no significant difference on increasing oxygen saturation (p=0.234). This study recommend that developmental care can be implemented in caring for LBW infants in neonatal unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Yuliana R.P.
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian ibu. Berat badan lahir rendah (BBLR) terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Kunjungan antenatal menjadi faktor penting terjadinya komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian kunjungan antenatal, komplikasi persalinan, dan BBLR banyak dilakukan dengan beragam metode statistik. Tujuan penelitian menghasilkan evidence based recommendation kepada pemegang program berdasarkan perbandingan hasil analisis tiga alternatif pilihan metode statistik tentang pengaruh kunjungan antenatal terhadap komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian sebagian wanita usia subur berusia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir dalam 5 tahun terakhir sebanyak 12.035 responden. Variabel dependen: komplikasi persalinan dan BBLR, variabel independen: kunjungan antenatal. Analisis data menggunakan regresi logistik, cox, dan poisson dengan varians robust. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi komplikasi persalinan (47,40%) dan BBLR (6,56%). Kunjungan antenatal terbukti secara statistik berpengaruh terhadap komplikasi persalinan dan BBLR di Indonesia. Wanita yang melakukan kunjungan antenatal <8 kali berisiko 1,2 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi persalinan dan berisiko 5,48 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan wanita yang melakukan kunjungan ≥8 kali, persebaran dan kualitas sesuai. Berdasarkan perbandingan dari ketiga metode statistik, pada komplikasi persalinan sebagai contoh kasus dengan prevalensi tinggi, regresi cox maupun poisson dengan varians robust merupakan alternatif pilihan metode statistik yang lebih baik dibanding regresi logistik. Ukuran asosiasi PR lebih tepat digunakan daripada OR karena tidak overestimate. Sementara pada BBLR sebagai kasus dengan prevalensi rendah, ukuran asosiasi PR maupun OR dapat digunakan keduanya karena menghasilkan nilai yang hampir sama.

Childbirth complications are a direct cause of maternal death. Low birth weight (LBW) continues to be a global public health problem. The antenatal care visits is an important factor in occurrence of birth complications and LBW. Research on the frequency of antenatal visits, birth complications, and LBW has been carried out using various statistical methods. The purpose of the study is to produce evidence-based recommendations for the program based on a comparison of the results of the analysis of three alternative statistical methods for Indonesia regarding the influence of the of antenatal visits on birth complications and LBW. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The data comes from the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study included 12,035 respondents of women of childbearing aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years. Dependent variables: birth complications and LBW, independent variables: frequency of antenatal care. Data analysis uses logistic regression, Cox, and Poisson regression with robust variance. The results showed that the prevalence of birth complications (47.40%) and LBW (6.56%). The antenatal care visits had been statistically proven to influence childbirth complications and LBW in Indonesia. Women who had <8 antenatal visits had a 1.2 times greater risk of experiencing birth complications and a 5.48 times greater risk of giving birth to an LBW baby compared to women who had ≥8 visits, appropriate of distribution and quality of antenatal care. Based on a comparison of the three statistical methods, for childbirth complications as an example of cases with high prevalence, Cox or Poisson regression with robust variance is a better alternative choice of statistical method than logistic regression. The PR measure of association is more appropriate to use than OR because it does not overestimate. Meanwhile, for LBW as a case with low prevalence, both PR and OR association measures can be used because they produce almost the same values."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maisaroh
"Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Responden penelitian adalah seluruh ibu yang pernah melahirkan selama kurun waktu lima tahun sebelum survei dilakukan, pada kehamilan atau persalinan terakhir. Jumlah sampel 13.587 terdiri dari 1.100 ibu dengan kehamilan tidak diinginkan (terpapar) dan 12.487 ibu dengan kehamilan diinginkan (tidak terpapar).
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR setelah mengendalikan berbagai faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan, pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR berbeda menurut status ekonomi responden.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi tinggi berisiko melahirkan BBLR 1,539 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan. Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko 0,658 kali lebih kecil untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi.
Ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko melahirkan BBLR 0,427 kali lebih kecil dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>