Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alma Yulianti Lani
"One of the Indonesian health problems is under 5-year child`s mortality still high. This highly mortality is caused by Pneumonia (10, 6/1000 children. The effort to decrease this problem is by enchanting Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) service standard, which the health workers compliance to the Standard Operating Procedure (SOP) can be performed. The strategy to overcome this problem is by approaching the Quality Assurance.
The objective of this study is to get the description of staff level compliance to the standard operating procedure of the ARTI service at the Health centers. In the otherhand also to find the correlation of characteristic factors and the dominant factors to health workers compliance. This study was carried out on April until May 2001 at 7 Health Centers, where the Quality Assurance had already applied. The objects of this study were 35 health workers who conduct the ARTI health serviceman. This study was cross sectional, analyzing univariate, bivariate and also multivariate were used to find the distribution, correlation and the major factors.
The result showed that the proportion of the health workers compliance at those 7 Health Centers are still low, especially for the counseling activity. The bivariate analysis showed that there was a predominant factor, as knowledge, training and supervision significantly correlated to the compliance of the Health workers. Multivariate analysis showed us that the most dominant factor is Health training concerning to the ARTI. Supporting this effort, staff training is needed to improve the quality of the health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Fadmawaty
"Tenaga kesehatan di luar dokter, dokter gigi dan pekerja kefarmasian selama ini melakukan perizinan dalam bentuk registrasi yang bersifat administrasi tanpa melihat dan menilai kemampuan tenaga tersebut. Hal ini menjadi pertanyaan bagaimana mutu dan kualitas tenaga kesehatan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi mutu layanan kesehatan saat ini. Penelitian ini difokuskan pada proses formulasi kebijakan registrasi tenaga kesehatan yang meliputi bagaimana proses formulasi kebijakan, sumberdaya pendukung, peran dan fungsi dan peran pemangku kebijakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa formulasi kebijakan Registrasi Tenaga Kesehatan dalam Permenkes Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 dalam menjamin mutu tenaga kesehatan terhadap peningkatan pelayanan terhadap tenaga kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Aryawati
"Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu salah satu hal yang dinilai dalam Quality assurance adalah tingkat kepatuhan petugas. Tingkat kepatuhan petugas terhadap standar pemeriksaan pasien ISPA merupakan penilaian terhadap kinerja petugas. Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah proyek penerapan QA. Dan Laporan Puskesmas uji coba tingkat kepatuhan petugas terhadap standar pemeriksaan masih rendah yaitu 56,0 %.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan petugas standar pemeriksaan ISPA di Puskesmas Kota Bandar Lampung tahun 2002. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan jumlah sampel total populasi sebanyak 102 petugas pemeriksa di Balai Pengobatan. Pengumpulan data untuk memperoleh gambaran faktor yang berhubungan dengan kepatuhan, petugas diminta mengisi kuesioner, sedangkan untuk memperoleh tingkat kepatuhan petugas dengan mengamati petugas selama memeriksa pasien ISPA dengan menggunakan daftar tilik.
Hasil penelitian memperlihatkan dari 102 petugas pemeriksa pasien di BP yang diteliti maka hanya 30,4 % petugas yang patuh, pendidikan berlatar belakang medis 28,4 %, yang memiliki beban kerja ringan hanya 19,6 %, kepala Puskesmas yang mempunyai kepemimpinan kondusif hanya 59,8 %, pengetahuan tentang program ISPA 55,9 % pengetahuan baik, 62,7 % petugas mempunyai motivasi baik, 40,2 % pernah mengikuti pelatihan, 40,2 % petugas mengatakan pernah memperoleh pembinaan dan sarana minimal pemeriksaan dipuskesmas yang lengkap 27,5 %. Dari 8 variabel yang diuji stastististik dengan kai kuadrat diperoleh hubungan yang bermakna antara kepatuhan dengan kepemimpinan, pengetahuan petugas, motivasi, pelatihan, pembinaan dan sarana minimal dengan nilai P < 0,05. Sedangkan untuk analisis multivariat dengan regresi logistik ganda hanya tiga variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kepatuhan yaitu kepemimpinan, pelatihan dan sarana minimal, dengan nilai P<0,05. Kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan dengan OR 19,8361 kali. Untuk uji interaksi antara ketiga variabel dipemleh hasil yaitu tidak ada hubungan interaksi antara ketiga variabel tersebut.
Kesimpulan secara umum kepatuhan petugas terhadap standar pemeriksaan pasien ISPA di Puskesmas Seluruh Kota Bandar Lampung masih rendah, disarankan kepada Depkes untuk menyederhanakan daftar tilik agar dalam penerapan dilapangan lebih operasional. Kepada Dinas Kesehatan hendaknya dalam penempatan kepala puskesmas harus benar-benar kepala puskesmas mempunyai visi untuk kemajuan puskesmas dan dalam melakukan pembinaan kepada puskesmas secara rutin dan terstruktur dan untuk semua petugas harus membudayakan budaya mutu dalam setiap kegiatannya.

In order to improve the quality of health service the one that should be examined in quality assurance is the level of the health worker compliance. The level of health worker compliance to the examining standard of ARI patient is assessment to health worker?s performance. Lampung City is one of the rural projects in implementing the QA. Based on the report of Health Center model to the standard of examining is still low, that was 56,0%.
The objective of this study is to obtain the information on the factors that related with the level compliance of the health worker, who giving the examining standard of ARI patient at the Health Center of Bandar Lampung in 2002. This study design used cross-sectional, with qualitative and quantitative approaches. The number of sample and population was 102 examiner workers at the Health Center. The data were collected to obtain the description of factor that related with the compliance, the worker asked to fill-out the questionnaire, while to obtain the level of worker compliance by observation to the worker during the examining of ARI patient, the observation used checklist.
The result of this study shows that out of 102 patients who examining by the workers at the Health Center which studied, it was only 30,4% whose compliance. Their education background in medical was 28.4%. The ones who having light work loading are 19,6%. Head of the Health Center who's having conducive leadership only 59.8%, the knowledge on ARI program was good 55,9%. The workers who having good motivation was 62,7%, 40,2% ever followed the training, 40,2% workers said that they ever obtained the development and minimal utility of full examining at the Health Center was 27,5%.
Four variables, that are education, staffs knowledge, the facility of examining, leadership, work load, supervision, training, and motivation statistically significant associated with compliance, and minimum equipment with p<0,05. While for multivariate analysis by double logistic regression, only three variables that significantly having relationship to compliance, i.e. leadership, training and minimal utility, with p<0,05. The leadership was variable those the most dominant with OR 19,8361 times. For interaction test among the three variables, it obtained the result; i.e. there was not any relation among those three variables.
The conclusion in general, the health worker compliance to the examining standard of ARI patient at the Health Center throughout Bandar Lampung City was still low, It is suggested to the MOH to make simple the examining list in order the implementation at the field more professional. To Local Health Office, when he placed the head of Health Center should be the real of head of Health Center who's having vision to the development of the Health Center and in doing the development to Health Center routinely and structurally. For entire of the health workers should be socialized the quality in each activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi 2010-2014 Nasional Universal Child Immunization (GAIN UCI 2010-2014) dinyatakan bahwa secara penurunan cakupan maupun oleh umum permasalahan fakt kualitas pelayanan imunisasi disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kekurangan jumlah kualitas dan distribusi pengelola vaksin Metode: Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner Met penelusuran data mendalam, melalui wawancara sekunder dan observasi. Analisis data dilakukan dan dengan melakukan skoring data pendidikan, lama kerja, pelatihan dan pengetahuan Hasil: Jumlah petugas pengelola vaksin masih kurang, beberapa mel kabupaten/kota hanya memiliki satu dinas kesehatan pengelola Program imunisasi yang merangkap sebagai kela pengelola vaksin, begitu juga dengan beberapa Puskesmas yang hanya memiliki satu pengelola program imunisasi yang merangkap pengelola vaksin seb dan juru imunisasi. Sementara dalam pedoman kept imunisasi dibutuhkan minimal dua penyelenggaraan pengelola vaksin dan tenaga pelaksana. Pengetahuan ikut di puskesmas masih kurang, terutama dalam hal pengenalan vaksin dan pengenalan rantai vaksin Sar untuk (ILR) Pengelola vaksin di Dinkes Provinsi sudah mendapatkan pelatihan, namun pengelola vaksin Kabupaten/Kota dan Puskesmas belum Dinkes semua mendapat pelatihan, Pengetahuan pengelola vaksin di Puskesmas masih kurang, terutama dalam Kat duku hal pengenalan vaksin dan pengenalan Coldchain(LR), Saran: Diperlukan penambahan kuantitas dan kualitas pengelola vaksin, karena kualitas pengelola vaksin sangat betpengaruh terhadap kualitas vaksin."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kahssay, Haile Mariam
Geneva: World Health Organization, 1998
362.12 KAH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abbatt, Fred
Houndmills: Macmillan, 1988
610.7 ABB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Mazaya Pitari
"Peristiwa traumatis dapat berdampak pada kehidupan seseorang, baik itu negatif maupun positif. Dampak positif setelah peristiwa traumatis disebut PTG. Pertumbuhan Pascatrauma (PTG) adalah sejumlah perubahan psikologis positif karena pergumulan batin terjadi di dalam diri seseorang sehubungan dengan peristiwa traumatis yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pertumbuhan pasca trauma (PTG) dari para kandidat petugas kesehatan di cluster ilmu kesehatan UI. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Desain deskriptif dengan sampel 378 siswa. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,2% siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma (PTG) pada tingkat tinggi dan 49,8% siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma (PTG) pada tingkat rendah. Selain itu menurut domain, sebagian besar siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma tingkat tinggi (PTG) di Apresiasi domain untuk kehidupan mahasiswa kesehatan sebesar 61,5% sedangkan terbanyak banyak siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma tingkat rendah (PTG) dalam domain tersebut berhubungan dengan orang lain berjumlah 49,1% dari mahasiswa kesehatan. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ada peningkatan kegiatan seperti pengenalan pengetahuan tentang pertumbuhan pasca trauma (PTG) untuk mahasiswa kesehatan.

Traumatic events can have an impact on a person's life, be it negative or positive. The positive impact after a traumatic event is called PTG. Post-traumatic growth (PTG) is a number of positive psychological changes due to inner struggles occurring within a person in connection with the traumatic event they are experiencing. This study aims to see a picture of post-traumatic growth (PTG) of health worker candidates in the UI health science cluster. The research was conducted using a descriptive design with a sample of 378 students. The sample was selected using purposive sampling method. The results showed that 50.2% of students experienced post-traumatic growth (PTG) at a high level and 49.8% of students experienced post-traumatic growth (PTG) at a low level. Additionally by domain, most of the students experienced high rate of posttraumatic growth (PTG) in The appreciation of the domain for the life of health students was 61.5%, while most students experienced low-level post-traumatic growth (PTG) in the domain relating to other people amounting to 49.1% of health students. The results of this study recommend that there be an increase in activities such as the introduction of knowledge about post-traumatic growth (PTG) for health students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Tedja
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care.
Penelitian ini dilakukan di 7 Puskesmas pelaksana QA kota Palembang pada bulan April sampai dengan Mei 2001. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 7 Puskesmas pelaksana QA kota Palembang, sebanyak 42 orang. Jenis penelitian adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, multivariat : distribusi frekuensi, chi-square, dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi kepatuhan bidan di tujuh Puskesmas pelaksana QA kota Palembang masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan konseling.
Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah supervisi, penghargaan, dan beban kerja. Dari analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah penghargaan.
Perlu diberlakukan sistem penghargaan dalam bentuk pengakuan/pujian pada acara apel pagi atau lokakarya mini, tentang kepatuhan bidan menggunakan daftar tilik standar pelayanan antenatal care.

Factors that Correlate with Midwives' Compliance to Antenatal Care Standard at 7 Public Health Centers Organizing QA in Palembang Sumatera Selatan by year 2001Improvement of health care in the era of the globalization and free competition is compulsory and must be considered by the health care people. One of the quality dimensions is to follow the health care standard. The more the health care standard is followed, the higher the service quality to patients is.
This research aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard, which is one of public health center main activities. Beside that it was also focused on correlation between midwives's compliance to midwives' characteristics as well as other external factors, which correlate, and factor that predominant midwives" compliance to the antenatal care service standard.
This research was carried out at 7 health centers organizing QA in Palembang from April to May 2001. The research samples were all midwives serving at 7 health centers organizing QA in Palembang, were 42 people. Design study was cross sectional.
The data analyses have been using univariate, bivariate, multivariate analysis, furthermore frequency distribution, chi-square and logistic regression.
The results of this research show that the proportion of midwives' compliance at 7 health centers organizing QA in Palembang is still low, especially counseling activity component.
From bivariat analysis was found as a predominant factor. Working burden, Honor and Supervision were significance correlated to midwives' compliance. From multivariat analysis was found that variable which was predominant with midwives compliance is honor.
From multivariat analysis was found that variable which was predominant with midwives compliance is honor.
It's necessary to make a honor system with declaration/worship at morning ceremony or mini workshop about midwives' compliance using the list of antenatal care service standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 1987
362.1 COM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tin Elasari
"Untuk dapat mewujudkan Misi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan dan salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pelayanan kesehatan hendaknya dikerjakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku dan dilakukan secara benar dengan segera. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya pembangunan kesehatan guna mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan secara terus menerus.
Sesuai dengan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alasan-alasan yang mempengaruhi tingkat kepatuhan petugas dalam menggunakan standar penatalaksanaan ISPA pada Balita di Puskesmas Dempo Kota Palembang, dimana tingkat kepatuhan petugas terhadap standar penatalaksanaan di Puskesmas tersebut masih rendah.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan 5 prang informan di Puskesmas Dempo. Sebagai informan adalah petugas kesehatan yang melayani balita penderita ISPA dengan mengadakan observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan kepala Puskesmas dilakukan wawancara mendalam. Untuk petugas kesehatan yang dilihat adalah pengetahuan, sikap, motivasi, pengalaman, sarana dan imbalan, untuk kepala Puskesmas yang dilihat adalah pengawasan atau supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan ketidakpatuhan petugas menggunakan daftar tilik ISPA pada balita adalah karena rendahnya pengetahuan petugas terhadap standar pengetahuan yang ada di daftar tilik, terbatasnya waktu yang ada untuk melayani balita ISPA, kurangnya penghargaan pembinaan pada petugas, kurangnya pengawasan dan kepala Puskesmas dan kurangnya j umlah petugas yang diperlukan untuk melayani penderita ISPA.
Melihat dari hasil penelitian ini disarankan kepada Dines Kesehatan agar mengadakan pelatihan kembali untuk meningkatkan pengetahuan petugas, menyediakan dana khusus untuk pembinaan, meningkatkan pengawasan, menyediakan dan memperbaiki sarana, dan lebih memperhatikan pelaksanaan program ISPA. Bagi kepala Puskesmas agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan, mengadakan diseminasi, memotivasi petugas ISPA dengan memberikan penghargaan, menyediakan ruang periksa khusus, menambah jumlah petugas ISPA, memberikan perhatian yang cukup terhadap program ISPA dan melakukan pengawasan terhadap rekam medik dan sistem pencatatan dan pelaporan ISPA. Bagi petugas kesehatan adalah agar dalam memberikan pelayanan kepada pasien tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, apabila menemukan kesulitan atau hambatan melapor ke pimpinan dan agar setiap petugas ISPA terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani pasien ISPA dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. Bagi peneliti lain agar meneliti variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah diteliti dan meneliti lebih lanjut mengenai periunya daftar tilik yang ada sekarang untuk diperbaiki.

Qualitative Analysis of Personnel Compliance In Using ARI Check List in Infants: Case Study in Dempo Community Health Center, Palembang, South Sumatera Year 2001In order to realize the vision of Healthy Indonesia 2010, four health development missions have been set and one of such mission is to maintain and improve high quality, well-distributed and affordable health service. The health service must be done according to the prevailing health standard and shall be done correctly and immediately. Various efforts have been done in an attempt to improve health developments in order to give health service to the people and improve its distribution and quality continuously.
According to the above matters, this research in intended to study the reasons that affect the level of personnel compliance in using the ARI administration standard in infants in Community Health Center in Dempo, Palembang, where the level of compliance of the personnel towards administration standard in such Community Health Center is still low.
This research is a case study by using qualitative approach. The data is obtained through observation and in-depth interview with 5 informants in Dempo Community Health Center. The informants are health personnel that serve the infants ARI patients by performing observation and in-depth interview, while the Head of Community Health Center perform in-depth interview. The health personnel observed are knowledge, attitude, motivation, experience, facilities and rewards, while for the Head of Community Health Center the characteristics observed are supervision or control.
Results of study shows that the cause of incompliance of personnel in using the ARl Check List in infants is the low level of such personnel knowledge toward the knowledge in such check list, the limitation of the available time to serve the ARI infants, the lack of incentive for guidance in such personnel, the lack of supervision from Head of Community Health Center and the lack of personnel needed to serve the ARI patients.
Having observed this research it is suggested that the Health Office to perform retraining to increase knowledge of such personnel, provide special fund for development, increase supervision, provide and improve facilities, and pay more attention to the ART program implementation. For the Head of Community Health Center, they must improve development and supervision, dissemination, motivating the ARI personnel by giving rewards, provide special check room, increase the number of ARI personnel, provide sufficient attention to ARI program and perform supervision towards medical records and recording and reporting system of ARi. For the health personnel, in providing service to the patients they must stick to the standard that has been set, in case they have difficulties or obstacles they must report supervisor and each ARI personnel must continue to increase their knowledge and skill in handling ARI patients by following training. For other researchers, the variables other than that have been to studied can examined and further research regarding the need to improve the existing checklist.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>