Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19635 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ade Iva Murty
"Studi-studi dalam psikologi sosial yang membahas mengenai self dan berbagai konsep-konsep turunannya, termasuk konsep self construal, selalu berhadapan dengan pilihan-pilihan problematis, dalam perspektif dan metodologi. Studi-studi self construal umumnya mengacu kepada pemikiran Markus dan Kitayama (1991) mengenai tipologi self construal dan implikasi kritisnya terhadap kognisi, emosi dan motivasi.
Pemikiran Markus dan Kitayama (1991) ini memperlakukan hubungan diantara self dan budaya sebagai sesuatu yang bersifat linear dan mekanistik. Budaya memberi pengaruh terhadap self sehingga terdapat aspek-aspek self yang bervariasi menurut masyarakat dan budaya di mana seorang individu berada. Studi ini menolak pemikiran Markus dan Kitayama (1991) tersebut dan memilih membedah self construal melalui pendekatan dialogical self.
Pendekatan dialogical self memaklumkan self sebagai sesuatu yang bersifat majemuk, kompleks namun fleksibel. Self merupakan repertoar posisi-posisi yang membentuk konstruksi dialogis berisi kontra, saling setuju maupun konflik. Dalam konteks hubungan self dan budaya, pendekatan yang dibangun oleh Hermans et al. (1992) ini, melihatnya sebagai hubungan mutual inclusion (saling tercakup) di mana konteks sosial dan budaya terwujud dalam posisi-posisi budaya dalam self.
Terdapat dua tesis utama yang ingin dibuktikan dalam studi ini. Pertama, bahwa dalam menghadapi masa-masa kritis kehidupan, terdapat kecenderungan munculnya kondisi multivoicedness dalam self construal atau makna diri individu. Kedua, dalam keadaan terjadinya kondisi multivoicedness tersebut, posisi internal merupakan posisi yang paling menentukan bagi self construal atau makna diri untuk mengambil keputusan-keputusan tertentu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Prilia Puspitasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi regulasi diri memengaruhi kemampuan individu untuk mengabaikan godaan daya tarik alternatif pasangan dan bagaimana faktor inclusion of other in the self berperan di dalamnya. Partisipan penelitian ini adalah individu dalam tahap usia dewasa muda, yakni dalam rentang usia 20 ndash; 40 tahun yang sedang menjalani hubungan berpacaran dengan durasi waktu pacaran yang bervariasi n=81 . Desain penelitian yang digunakan adalah between-subjects experimental design dengan sistem rekam respon terkomputerisasi, di mana partisipan akan dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok depleted dan non-depleted. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan mengabaikan daya tarik alternatif pasangan antara kelompok depleted dan non-depleted dengan serangkaian tugas dan aroma mie instan. Dalam analisis moderasi yang telah dilakukan, inclusion of other in the self juga diketahui tidak dapat memoderasi pengaruh kondisi regulasi diri terhadap kemampuan mengabaikan daya tarik alternatif pasangan, namun pada partisipan yang telah menjalin hubungan dengan durasi di atas empat tahun, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara inclusion of other in the self dan kemampuan mengabaikan daya tarik alternatif pasangan r = 0,48.

ABSTRACT
This study aims to investigate whether self regulation condition affects one lsquo s ability to derogate the temptation of attractive alternatives and how inclusion of other in the self plays role in the relationship. Participants of this study were individuals at the stage of young adulthood, ranged between 20 40 years old who is in a dating relationship with varying duration n 81 . This study used between subjects experimental design with computerized system to record responses. Participants divided into two groups of regulation condition, depleted and non depleted, with series of tasks and the odor of instant noodles. The results showed that there was no difference between depleted and non depleted groups in derogating attractive alternatives. This study found that inclusion of other in the self cannot moderate the effect of self regulation condition in derogating attractive alternatives. The result also found that one ability to derogate attractive alternatives is correlated with inclusion of other in the self for those who have been in a relationship for more than four years r 0,48."
2017
S66453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Rumasita S
"ABSTRAK
Dalam sejarah kehidupan, manusia selalu mengejar prestasi. Dari banyak
penelitian yang telah dilakukan, tampak adanya hubungan yang signifikan antara
self efficacy dan prestasi. Seseorang dengan kemampuan rata-rata namun memiliki
self efficacy yang tinggi dapat mencapai prestasi yang baik. Selain self efficacy,
dukungan dari orang tua, guru dan kelompok teman sebaya juga dapat
mempengaruhi prestasi belajar karena mereka merupakan lingkungan sosial yang
dekat dengan kehidupan siswa. Dukungan juga dapat mempengaruhi prestasi
secara tidak langsung, yaitu melalui self efficacy, karena siswa masa remaja awal
masih mendengarkan pendapat orang-orang di sekitarnya, dan hal tersebut dapat
mempengaruhi cara siswa mempersepsikan kemampuannya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya. Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat
hubungan dukungan sosial dan self efficacy dengan prestasi belajar pada siswa
SLTP, karena siswa SLTP berada pada masa perkembangan remaja awal.
Penelitian dilakukan pada 92 orang subyek yang terdiri dari 37 siswa lakilaki
dan 55 siswa perempuan, yang berusia sekitar 13-15 tahun. Pemilihan subyek
dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Setiap subyek dalam
penelitian memperoleh kuesioner dukungan sosial dan skala self efficacy, dan
untuk mengetahui prestasi belajarnya digunakan nilai rapor catur wulan pertama.
Data dalam penelitian diolah dengan menggunakan teknik koefisen alpha dari Cronbach, korelasi Pearson Product Moment dan multiple regression yang ada
pada program SPSS for MS Windows Rclease 10.0.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin tinggi pula prestasi belajar. Hubungan yang
signifikan juga ditemukan antara self efficacy dengan prestasi belajar.
Meningkatnya skor self efficacy akan diikuti dengan meningkatnya prestasi
belajar. Dukungan sosial dan self efficacy juga berhubungan secara signifikan.
Dan jika diteliti secara bersamaan, terlihat adanya hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dan self efficacy dengan prestasi belajar. Tetapi hanya
10,7% varians dari prestasi belajar dapat dijelaskan oleh dukungan sosial dan self
efficacy.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan jumlah
sampel yang lebih besar dan beragam agar hasil dapat digeneralisasikan. Selain
itu, perlu dilakukan validasi eksternal terhadap instrumen penelitian yang
digunakan. Kontrol juga perlu dilakukan untuk variabel-variabel lain yang turut
mempengaruhi prestasi belajar. Pada penelitian selanjutnya, nilai rapor juga dapat
digantikan dengan tes standar untuk melihat prestasi siswa seperti EBTANAS."
2002
S3092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ratu Rosari
"Penulisan tugas akhir ini mengenai program pelatihan bagi narapidana dalam hal tehnik meningkatkan rasa percaya diri narapidana menjelang bebas di Lapas Terbuka. Minat untuk memilih judul tulisan ini berawal dari kenyataan bahwa pada dasarnya narapidana yang kurang percaya diri itu enggan untuk bergaul, tidak mempunyai gairah untuk menghasilkan karya sendiri. Di samping itu khususnya narapidana yang akan bebas, mereka tidak mempunyai pandangan atau cita-cita setelah bebas nanti. Kurang percaya ini disebabkan karena adanya sikap pesimis, mereka masih khawatir atau ragu kalau tidak diterima di lingkungan masyarakat. Apalagi stigma masyarakat masih bersifat negatif. Berdasarkan wawancara dan pengisian kuesioner, diperoleh hasil bahwa mereka berkeinginan untuk melakukan usaha setelah bebas nanti, akan tetapi mereka masih kurang percaya diri, apakah bisa terlaksana dengan baik. Sedangkan masyarakat mungkin sebagian belum percaya dengan eks narapidana. Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut maka menurut penulis, program untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap narapidana yang akan bebas menjadi penting untuk dilakukan. Hal tersebut didasari oleh pandangan bahwa dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka akan menjadi manusia yang kreatif, akan dapat menciptakan sendiri lahan kerja bagi dirinya dan bahkan mungkin bagi orang lain. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini penulis memilih pelatihan tehnik meningkatkan rasa percaya diri sebagai upaya memberikan bekal mental bagi narapidana yang akan bebas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahfi Khalila Barlian. author
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perasaan bersalah dan perilaku melukai diri pada golongan usia emerging adult. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain non-eksperimental. Terdapat dua hipotesis penelitian yang diajukan; (1) terdapat hubungan antara perasaan bersalah dan perilaku melukai diri dan (2) terdapat hubungan antara perasaan bersalah dan self-punishment. Variabel perasaan bersalah sebagai independent variable pada penelitian ini diukur berdasarkan total skor perasaan bersalah dan skor dari setiap dimensinya yaitu trait guilt, state guilt, dan moral standards. Perilaku melukai diri sebagai dependent variable pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi atas banyaknya perilaku melukai diri yang telah dilakukan dan memiliki variasi DV self-punishment sebagai fungsi dari perilaku melukai diri. Self-punishment merupakan fungsi yang diteliti karena merupakan dampak internalisasi yang kuat dari rasa bersalah mengacu pada studi Nelissen dan Zeelenberg (2009). Hasilnya, hipotesis pertama penelitian ini diterima parsial karena hanya trait guilt yang memiliki korelasi positif yang signifikan dengan perilaku melukai diri. Hal ini berimplikasi perlunya pengukuran kepribadian untuk studi lanjutan. Selanjutnya, hipotesis kedua penelitian ini diterima karena terdapat hubungan positif yang signifikan antara perasaan bersalah dan self-punishment. Hal ini bertujuan untuk menjawab penelitian Inbar, Pizzaro, Gilovich, dan Ariely (2013) dan yang menyarankan adanya pengujian dinamika antara perasaan bersalah, perilaku melukai diri, dan self-punishment. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 119 pria dan wanita usia 18 hingga 29 tahun yang merupakan warga negara Indonesia yang pernah atau sedang terlibat dalam perilaku melukai diri.

This study aims to examine the relationship between guilt and nonsuicidal self-injury among emerging adult. This is a quantitative research with non-experimental design. There are two main hypotheses in this study; (1) guilt significantly and positively correlates with nonsuicidal self-injury and (2) guilt significantly and positively correlates with self-punishment. Guilt as independent variable is measured using total score and each score of its dimensions; state guilt, trait guilt, and moral standards. Nonsuicidal self-injury as dependent variable is measured based on frequency of nonsuicidal self-injury episodes and has variation of its DV which is self-punishment as its function. Self-punishment is measured because it is a strong internalization impact of guilt according to the study of Nelissen and Zeelenberg (2009). Results show that only trait guilt significantly correlates with nonsuicidal self-injury, so the first hypothesis is accepted partially. This implies the need for personality measurements for further studies. Furthermore, the second hypothesis of this study is accepted because guilt significantly correlates with self-punishment. These results aim to answer the study of Inbar, Pizzaro, Gilovich, and Ariely (2013) and which suggested testing the dynamics of feelings of guilt, self-injurious behavior, and self-punishment. Participants of this study consisted of 119 Indonesian men and women aged 18 to 29 who have/had engage in self-harm."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Turan
Jakarta: Karya Jaya, 2000
333.715 ACH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Nelden D.M Djakababa
"ABSTRAK
Budaya mempengaruhi perilaku manusia yang hidup dalam konteks
budaya tersebut. Dalam konteks budaya Sumba, seringkali terjadi peristiwa-
peristiwa yang dianggap melecehkan ke-diri-an seseorang, kemudian menjadi
masalah yang dianggap sangat serius. Bertolak dari kenyataan tersebut,
penelitian ini bermaksud melihat bagaimanakah orang Sumba melihat ke-diri-
annya sendiri, atau dalam istilah psikologi, bagaimanakah gambaran konsep diri
orang Sumba.
Penelitian deskriptif ini menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah kuesioner
"Saya .... " yang menghasilkan data kualitatif 'berupa respon- respon yang
dikategorisasi dan dianalisa isinya, serta data kuantitatif berupa frekuensi dan
persentase respon. Wawancara juga dilakukan sebagai pelengkap data
kualitatif.
Responden penelitian ini ada 101 orang yang memberikan 969 respon
berupa pernyataan- pernyataan yang mendeskripsikan diri. Respon yang
terbanyak (56.8%) berasal dari dimensi kolektif. Tiga kategori dengan respon
terbanyak adalah kategori "ldentitas Sosial" (36.43%), "Atribut- atribut Spesifik"
(29.41%), dan "Deskripsi Evaluatif" (14.24%). Terdapat tiga subkategori baru
yang muncul berdasarkan data, yaitu subkategori "Kebutuhan", "Kewajiban I
Keharusan", dan "Kondisi Ekonomi".
Perbandingan antara kelompok remaja dan dewasa menunjukkan bahwa
kelompok remaja mengumpulkan presentase respon terbesar pada kelompok
?Aspirasi - Individual" (7.38%) sedangkan kelompok dewasa Iebih banyak
memberi respon di bawah subkategori "lnforrnasi Keluarga" (12.98%).
Perbandingan antar kelompok jenis kelamin menunjukkan bahwa relatif tidak
terdapat perbedaan antara kedua kelompok ini dalam hal proporsi dimensi
individual, kolektif dan relasional. Laki- Iaki Iebih banyak memberikan respon
pada subkategori "Peran - status" (7.80%) serta "ldentitas yang Dirumuskan
Sendiri" (5.13%) daripada perempuan (4.56% & 0.83%). Perempuan Iebih
banyak memberikan respon-respon pada subkategori ?Kondisi Ekonomi"
(6.85%) daripada Iaki- laki (2.46%). Tidak seperti dugaan semula, ternyata
respon yang menunjukkan identitas kepenganutan terhadap kepercayaan
Marapu, yaitu kepercayaan asli Sumba, sama sekali tidak muncul.
Disimpulkan bahwa konsep diri orang Sumba mencerminkan karakteristik
dimensi budaya kolektif yang dominan, yaitu karakteristik budaya yang
cenderung berorientasi pada keiompok. Dengan mempertimbangkan aspek-
aspek pada subkategori, tema- tema yang paling menonjol pada konsep diri
para responden adalah identitas sosial khususnya identitas etnis sebagai orang
Sumba, aspirasi dan preferensi, serta deskripsi diri secara evaluatif. Laki- Iaki
Iebih menunjukkan karakteristik mempertahankan nama baik dan harga diri
daripada perempuan, terindikasi pada perbedaan jumlah respon "Peran - status"
dan ?Kondisi Ekonomi" kedua kelompok jenis kelamin. Perbedaan antara
kelompok remaja dan dewasa pada dasarnya mencerminkan perbedaan tahap
perkembangan.
Disarankan agar dalam penelitian selanjutnya, responden ditingkatkan
jumlah, keragaman karakteristiknya serta penyebaran lokasinya supaya data
Iebih dapat mewakili karakteristik seluruh populasi Sumba asli secara Iebih
proporsiona|."
1998
S2472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
"
ABSTRAK
Remaja Amerika merasa iklan rokok Marlboro ditujukan pada mereka, di lain pihak, produsen Marlboro membantah mentargetkan remaja sebagai konsumen Marlboro. Bagaimana di Indonesia?
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara diskrepansi konsep-diri remaja dengan citra merek terhadap pemilihan merek rokok Marlboro.
Penelitian dilakukan pada 129 orang remaja berusia I2 sampai I8 tahun di Bogor dan sekitarnya. Alat yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat berdasarkan aturan skala semantic diferensial Osgood & Tannenbaum, dengan skala yang bipolar.
Hasil yang diperoleh ternyata ada hubungan yang signifikan antara kedekatan konsep-diri aktual remaja dan citra merek Marlboro dengan pilihan rokok merek Marlboro. Skor hubungan terbesar ada pada konsep-diri ideal. Jadi bagaimana seseorang ingin menjadi, dekat dengan citra merek Marlboro dan berhubungan dengan pilihan merek Marlboro.
Sebagai hasil tambahan diperoleh gambaran citra Marlboro (citra berkelas), gambaran konsep-diri remaja (citra menyenangkan), dan gambaran kedekatan citra Marlboro dengan konsep-diri remaja.
"
1998
S2648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Yosephine Stefani Martanella
"Penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji reliabilitas dan validasi dari alat ukur grit yang baru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah grit scale yang baru, original grit scale, self-control, dan passion. Alat ukur yang baru digunakan terhadap 142 murid dari dari University of Queensland. Ada korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan original grit scale, dan korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan self-control, yang mengindikasikan bahwa alat ukur grit yang baru adalah valid. Namun kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan passion. Alat ukur grit yang baru memiliki reliabilitas yang baik, dan item discrimination indices yang konsisten. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki item dengan item discrimination indices yang rendah, dan menggunakan alat ukur ini di populasi yang berbeda.

This study aim to test the reliability and validity of the new grit scale. We gave the new grit scale, along with three other scales: the original grit scale, self-control, and passion. The new scale was tested in 142 students of University of Queensland. We found a positive significant correlation between our new grit scale with the original grit scale, and a positive significant correlation between our new grit scale and self-control, indicating the validity of our new grit scale. However, we failed to find a significant correlation between the new grit scale and passion. Our new grit scale has a good reliability, and the item discrimination indices are consistent. Future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and testing the scale to different sample populations. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>