Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Hermanto
"We try to detect chaos structure on the capital market by searching for low dimensional chaos at the market portfolio index: IHSG. We apply BDS statistic, R/S Analysis, Correlation Dimension and Lyapunov Exponent for non linearity and chaos testing. We observe IHSG data from January 1988 until November 2003. We find nonlinearity, persistence and low dimensional chaos in IHSG"
2005
MUIN-XXXIV-11-Nov2005-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Buddi Wibowo
"Efficient Market Hypothesis stated stock returns should be unpredictable and has no clear pattern because stock price at any date has reflect all available information. This hypothesis is very rational because predictable stock return give investor chances to reap high abnormal return without risk through arbitrage activity. In spite of its rationality, this hypothesis has been rejected by many empirical researches in many countries. This paper empirically tested calender anomaly in Jakarta Stock Exchanges. It investigated 3 types calender anomaly; turn of the month effect, month-of-the year effect and holidays effect. The result is that Calender Anomaly is statistically significant occurred. Meanwhile January effect is not statistically significant occurred."
2005
MUIN-XXXIV-11-Nov2005-16
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper investor reaction to the good news and bad news earnings announcements around earning announcements dates. The result show that investor react positively and significantly to the good news and bad news earnings announcements of 1998 and 1999 at the announcement dates, but respond negatively and significantly to the good news and bad news earnings announcements of year 2000. Statistically there is no significant difference in investor reaction to the good news and bad news earnings announcements for three years. However the study finds two market anomalies. Firstly investors respond positively and significantly to the bad news earnings announcement of year 1998 and 1999 as well as respond negatively to the good news earnings announcement of year 2000. Secondly the magnitude of CAAR values of the bad news earnings announcement is greater that CAAR values of the good news earnings announcements. These evidence are contrary with the efficient market theory (efficient market hypothesis-EMH)"
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 3-12, 2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Reza Khalifa Sidhik
"Kondisi pasar modal sendiri tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal, dimana perubahan pada tingkatan aktifitas ekonomi khususnya perubahan pada faktor makroekonomi. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan variabel-variabel yang dapat menggambarkan kondisi tersebut, yaitu Indeks Produksi Industri IPI , Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB, Suku Bunga Bank Indonesia interest rate, jumlah uang beredar secara luas M2, serta nilai tukar kurs. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimanakah hubungan antara variabel makroekonomi dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dengan menggunakan metode time series Vector Autoregresive Model dan Granger Causality untuk melihat arah hubungan tersebut. Data yang digunakan adalah data bulanan setiap variabel selama periode 2007-2016.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat kointegrasi hubungan jangka panjang antara variabel makroekonomi dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan menunjukan hubungan signifikansi jangka panjangnya. Variabel IPI ditemukan tidak signifikan, sementara IHPB serta KURS ditemukan positif signifikan, dan variabel IR dan M2 ditemukan negatif signifikan. Hasil pengujian arah hubungan menggunakan Granger Causality menunjukan bahwa terdapat hubungan unidirectional antara IHSG terhadap M2, IHSG terhadap Kurs, Kurs terhadap M2, IR terhadap KURS dan hubungan bidirectional antara IHSG dengan IR.

Condition of the capital market is inseperable from internal and external influences, where capital market are sensitive to changes in the economic activity, especially changes in macroeconomic factors. Therefore, this study will use variables that can describe the condition, namely Industrial Production Index IPI, Wholesale Price Index WPI or IHPB, Interest Rate IR, Broad Money Supply M2 and exchange rate KURS. This study aims to test how the relationship between macroeconomic variables with Jakarta Composite Index JKSE or IHSG using time series Vector Autoregresive Model VAR and Granger Causality to see the direction of the relationship. The data used in this study are monthly data of each variable during the period of 2007 2016.
The result of this study is there is a cointegration long term relationship between macroeconomic variables with Jakarta Composite Index JKSE or IHSG and shows the long term relationship significance. IPI were found unsignificant, IHPB or WPI, and KURS were found to be significantly positive, while IR and M2 were found to be significantly negative. The result of Granger Causality shows that there is unidirectional relationship between JKSE or IHSG to M2, JKSE or IHSG to KURS, KURS to M2, and IR to Kurs and bidirectional relationship between JKSE or IHSG and IR.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affie Sofyan Adibuddien
"Dalam konteks Pasar Efisisen, keberadaan informasi baru akan diantisipasi oleh investor dan diikuti oleh pergerakan harga saham. Segera setelah informasi baru tersebut tercermin dalam harga saham, pasar saham akan lebih efisien. Hipotesis Pasar Efisien (HPE) menurut penelitian Fama (1970), pergerakan harga bersifat random dan tidak bisa diperkirakan. Teori ini sangat berlawanan dengan hipotesis anomali pasar (Levy, 1996) yang menyatakan bahwa para investor dapat memiliki return abnormal. Salah satu contohnya adalah anomali musiman seperti day of the week effect atau pengaruh hari dalam setiap minggu terhadap imbal hasil saham.
Rogalski (1984), dalam penelitiannya mencoba meneliti day of the week dengan mengelompokkannya ke dalam periode perdagangan (trading) dan non perdagangan (non trading) sedangkan D Keim (1983), menyatakan bahwa porsi January Effect (month of the year) terbesar terjadi pada lima hari pertama perdagangan pertama pada bulan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi bagaimana day of the week terjadi di Indonesia, terutama pada saat periode perdagangan dan non perdagangan dan menghubungkannya dengan month of the year effect dan lima hari pertama perdagangan pada bulan dengan rata-rata imbal hasil tertinggi (month of the year).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapatnya efek hari dalam seminggu dan menemukan bahwa terdapat perbedaan volatilitas imbal hasil yang signifikan pada setiap periode yang di uji, terutama pada periode perdagangan dan non perdagangan serta dalam hubungannya dengan month of the year (desember) dan pada lima hari pertama perdagangan pada month of the year (desember) Keadaan hari dalam setiap minggu dapat digunakan sebagai pedoman bagi para investor untuk membangun strategi perdagangan. Strategi perdagangan ini dapat membawa keuntungan jika para investor dapat memutuskan kapan saat yang tepat untuk membeli, menahan atau menjual saham tersebut.
In context of Efficient Market, existence of new information will be anticipated by the investors and followed by stock prices movement. As soon new information reflected on stock price, stock market become more efficient. Efficiency Market Hypothesis (EMH), papers by Fama (1970), assumes that movement of price is random and unpredictable. But this theory is contradictory with the hypothesis of market anomaly (Levy, 1996) which states that the investors have a chance to get an abnormal return. For an example is seasonal anomaly like day of the week effect toward stock returns.
Rogalski (1984), in his paper examines day of the week over trading and nontrading periode. And Keim (1983), in his paper found that most of January Effect were happened in the first five trading days in month of January. This study purposely to identify how The Day of The Week happens in Indonesia, especially over Trading and Nontrading periode. This studydecomposes daily close to close return into Trading and Nontrading day returns and examine the relation with month of the year effect and at the first of five trading days in the month with the highest return (month of the year).
Results of this study finds that the existence days of the week effect and documented that there is significantly different return over all periode that is being tested. Especially over trading periode and non trading periode and seeing their relation with month of the year effect and at the first five trading days at the month of the year. The Condition of Day of the Week could be use as a guide for investors to develop trading strategies. These trading strategies could earn profits if the investors choose the right decision to buy, hold, or sell the stock.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Triharyadi
"Pemisahan pemilik dan pengelola menjadi pihak yang berbeda dari suatu perusahaaan sering menimbulkan masalah. Penelitian empiris yang pernah dilakukan oleh para ahli keuangan menyimpulkan hasil yang bervariasi terhadap hubungan struktur kepemilikan dengan stock return atau keberadaan dari agency problem.
Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab permasalahan pokok penelitian keberadaan agency problem pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Permasalahan ini kemudian diturunkan pada pertanyaan: Adakah hubungan struktur kepemilikan dengan stock return pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, penulis menggunakan suatu model yang digunakan oleh Kim, Lee dan Francis (1988), yaitu:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it)
Selanjutnya dengan menggunakan regresi linear, data rit , JMit , EPit, Size dan Beta it dianalisis. Dari analisis linear ini akan diperoleh nilai b1. Jika nilai b1 adalah nol (0), artinya tidak ada hubungan struktur kepemilikan dengan stock return, Jika nilai b1 adalah bukan nol (0), artinya ada hubungan antara struktur kepemilikan dengan stock return. Hasil ini mendukung keberadaan dari agency problem.
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 31 Mei 2001, yaitu sebanyak 298 perusahaan emiten. Sampel diambil dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) dengan 4 kriteria, yaitu: perusahaan tersebut harus terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sebelum 4 Januari 1999, perusahaan tersebut telah menyerahkan laporan keuangan tahun 1999 dan 2000, dan perusahaan tersebut menerbitkan komposisi kepemilikan saham pada akhir tahun 1999 dan 2000. Dari kriteria ini didapatkan sampel sejumlah 247 perusahaan.
Untuk melihat kondisi perusahaan dalam dua tahun terakhir, maka kurun waktu pengamatan penelitian ini diambil sejak 4 Januari 1999 sampai dengan 22 Desember 2000. Banyak pengamatan dalam periode ini sama dengan 486 hari pengamatan.
Hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.0. Dilihat dari uji t pada tahun 1999 ditemukan hanya variabel EP dan BETA yang signifikan. Sedangkan pada tahun 2000 hanya BETA yang secara konsisten signifikan. Hal ini berarti secara tidak cukup kuat data untuk menolak Ho.
Berdasarkan ini disimpulkan bahwa secara empiris dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh tingkat kepemilikan orang dalam terhadap stock return perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (menerima Ho dan menolak Hi). Hal ini belum mengindikasikan keberadaan agency problem di Indonesia. Dari temuan ini dapat dilihat pasar modal di Indonesia dan di luar negeri adalah berbeda jika kita melihat ke penelitian sebelumnya oleh Kim, Lee dan Francis (1988). Nilai VIF dan uji Durbin Watson menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas dan autokorelasi.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti dapat memberi rekomendasi bahwa untuk memperkirakan stock return dari perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia tidak cukup dengan melihat pada struktur kepemilikan yang diwakili oleh tingkat kepemilikan orang dalam. Para pengamat pasar modal juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya, misalnya faktor pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, budaya dan keamanan karena pada saat pengamatan ditemukan pengaruh faktor kepemilikan, ukuran, EIP ratio dan Beta hanya sebesar 4.3%. Kenyataan perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dan di luar negeri dapat dipertimbangkan menjadi penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan dihubungkan dengan perbedaan peraturan yang diberlakukan (contohnya persyaratan untuk IPO) atau perbedaan keras atau tidaknya penegakkan hukum di Indonesia.

Relation of Ownership Structure and Stock Return (Empirical Study on Jakarta Stock Exchange Listed Companies)Separation on any company owners and managers often raise problems. Empirical studies on ownership structure show various results for agency problem existences or ownership structure relationship to stock return.
This study, basically, has a purpose to answer the relationship between number of insider ownership (manager relation) and listed companies' stock return in Jakarta Stock Exchange. This issue was described in a question: Is there a relationship between ownership structure and listed companies' stock return?
In order to answer this issue, researcher employs Kim, Lee and Francis (1998) model as below:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it) Using multiple regression, JMit , EPit, Size and Beta it was analyzed.
This multiple regression obtains bi value. If b1 value were equal to zero, it means that no relationship between ownership structure and stock return. If b1 value were not equal to zero, it means there is a relation between ownership structure and stock return. This result supports the existences of agency problem.
This research population is every Indonesian company that listed on Jakarta Stock Exchange on May 31St 2001, which are 298 companies. Sample was chosen with stratified sampling in 4 criteria, that is: listed before January 4, 1999, already give 1999 and 2000 financial report, and has issued stock ownership composition at the end of the year (1999 and 2000). The sample becomes 247 companies. In order to show the companies condition in last two years, sample had been observed since January 4, 1999 to December 22, 2000. Observation amount in this period is equal to 486 observations.
The result and data processing used SPSS ver. 10.0. T test showed that on 1999 only EP and BETA was proved as significance variable. On 2000 only BETA showed consistency as significant factor. It means observations not strong enough to reject Ho. The conclusion was there is no influence insider ownership to Jakarta Stock Exchange listed companies (accept Ho and reject H1). This finding could not indicate agency problems in Indonesia. V1F value and Durbin Watson test showed variables not have multicollinearity and autocorrelation.
Based on that finding, researcher has recommended that stock return prediction didn't need insider ownership factor. The stock market observer should consider such another factor as developments and changes in social, politic, culture and safety matter, since the influence of those independent variables only 4.3%. The difference between capital market in Indonesia and outboard could be considered to be the next studies. The studies would be related to different regulation (e.g. IPO requirements) or different law enforcement."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
"Replicating dan Benchmarking merupakan langkah penting dalarn menerapkan strategi indexing, Sementara metode yang digunakan untuk mengukur kinerja replikasi indeks terhadap benchmark-nya adalah tracking error. Tracking error didefinisikan sebagai volatilitas perbedaan return antara replikasi indeks terhadap benchmarknya. Penelitian ini mengkaji penerapan metode tracking error pada return JR dan return IHSG. Data yang digunakan bersumber pada data penutupan harian, mingguan awal, mingguan akhir, bulanan awal dan bulanan akhir pada Bursa Efek Jakarta dari Januari 2001 hingga Desember 2003. Terjadi penyimpangan nilai tracking error yang disebabkan oleh adanya distribusi data yang tidak normal pada data harian dan mingguan, heteroskedastis pada data harian serta nonstasioner pada data bulanan. Koreksi yang dilakukan adalah dengan membuang outliers tertinggi sebanyak 5% dan outliers terendah sebanyak 5% baik pada return JII maupun pads return IHSG.
Nilai tracking error return JII terhadap return IHSG berdasarkan data harian adalah sebesar 0.56%, data mingguan awal 0.58%, data mingguan akhir 0.57%, data bulanan awal 0.57% dan data bulanan akhir 0.54%. Diketahui bahwa return JII secara statistik tidak berbeda terhadap return IHSG namun JII lebih agresip dibandingkan pasar dengan ß sebesar 1.14 kali, Dengan kedua kondisi tersebut, berinvestasi indexing pada JII jelas lebih menguntungkan bila dilihat dari sisi transaction cost. Diperoleh pula informasi adanya reversed monthly effect di Bursa Efek Jakarta dimana return pads akhir bulan lebih tinggi dibandingkan return pada awal bulan.

Replicating and Benchmarking are important step in applying indexing strategy, whereas method used to measure performance of replicating index to its benchmark is tracking error. Error Tracking defined as volatility of difference of return between replicating index to its benchmark. This research study applying of method of tracking error at JII return and IJ-ISG return. Used Data coming from daily closing data, weekly early, final weekly, monthly early and final monthly at Jakarta Stock Exchange of January 2001 till December 2003. The Value of tracking error are deviate which because of existence of data distribution which not normally distributed at weekly and daily data, non homogeneity of variance at daily data and also non stationer at monthly data. Corrective action taken is by throwing away highest outliers counted 5% and lowest outliers counted 5% goodness at JII return and IHSG return.
Tracking error based on daily data is 0.56%, weekly data early is 0.58%, final weekly data 0.57%, monthly data early 0.57% and final monthly data 0.54%. Known that HI return statistically do not different to IHSG return but JII more aggressive than market with equal to 1.14 times (ß0= 1.14). On the both condition, investment on indexing at JII more beneficial if seen from side of transaction cost. Obtained also information about existence of reversed monthly effect at Jakarta Stock Exchange whereas return by the end of month is higher than the beginning of month.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenny Moedjilestarini
"Economic Value Added (EVA) dianggap berbeda daripada pengukuran kinerja yang lain karena EVA memperhitungkan opportunity cost of equity, yaitu menghitung selisih antara tingkat pengembalian modal dengan biaya modal dan dikalikan dengan nilai buku dari modal yang digunakan (Sartono & Setiawan, 1999:24). Banyak manfaat dan kelebihan yang dapat diperoleh dengan menerapkan pendekatan EVA di perusahaan. Namun, apakah EVA sebagai salah satu tolak ukur kinerja dapat diterapkan dan bermanfaat bagi para investor di Indonesia yang terdaftar di BEJ inilah yang merupakan dasar penelitian ini. Kondisi inilah yang mendasari diajukan pokok permasalahan tesis ini yaitu bagaimana antara hubungan EVA dengan nilai perusahaan dan bagaimana hubungan antara EVA dengan kemakmuran pemegang saham.
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan hubungan antara hubungan EVA dengan nilai perusahaan dan menjelaskan hubungan antara EVA dengan kemakmuran pemegang saham dengan menggunakan variabel-variabel EVA, MVA yang mencerminkan tambahan nilai perusahaan dan Abnormal Return yang mencerminkan kemakmuran pemegang saham. Selanjutnya digambarkan hubungan antara EVA dengan MVA dan Abnormal Return. Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif untuk menjelaskan sesuatu dan menganalisis hubungan antar variabel, dengan menggunakan data sekunder dari perusahaan, BEJ dan sumber data lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata tidak ada hubungan antara EVA dengan MVA, antara perubahan EVA dengan MVA, dan antara perubahan EVA dengan perubahan MVA. Selain itu ternyata juga tidak ada hubungan antara EVA dengan Abnormal Return, antara perubahan EVA dengan Abnormal Return dan antara perubahan EVA dengan perubahan Abnormal Return. Atas dasar basil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran-saran antara lain saran pertama: Dalam mengukur kinerja perusahaan di Indonesia dapat digunakan pengukur kinerja selain EVA seperti NOPAT karena temyata EVA belum dapat digunakan di Indonesia. Saran kedua : Untuk penelitian selanjutnya, dalam metodologi perhitungan EVA, dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan keuangan yang terdapat dalam neraca agar memperoleh EVA yang lebih mencerminkan economic profit yang dihasilkan perusahaan dan memperbaiki bias yang mungkin ditimbulkan oleh kecenderungan perusahaan untuk merekayasa laporan keuangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Ramdhani Tousa
"Secara umum penelitian ini menganalisis apakah teori agency atau teori signaling yang dapat menjelaskan dividend smoothing di Indonesia. Pengujian cross-sectional dari 33 perusahaan di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2014 menunjukkan perusahaan dengan tingkat market-to-book ratio yang rendah, ukuran yang kecil dilihat dari total aset yang dimiliki serta tingkat volatilitas stock return yang tinggi memiliki tingkat dividend smoothing yang tinggi. Hasil penelitian ini memberikan dukungan kepada teori agency dan teori signaling secara bersama-sama menjadi faktor dalam mengambil keputusan dividend smoothing.
In general, this study analyzes whether agency theory or signaling theory explains dividend smoothing in Indonesia. Cross-sectional test of 33 firms in Indonesia listed on Bursa Efek Indonesia from 2004-2014 shows that firms with low market-to-book ratio, small viewed from their total assets, and high volatility of stock return, have higher degree of dividend smoothing. This result gives support that agency theory and signaling theory simultaneously explain the decision of dividend smoothing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Victor Edward
"Pasar Modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan juga menjadi wahana investasi bagi masyarakat. Peranan pasar modal sangat dominan dalam rangka pembangunan ekonomi, karena dapat lebih efektif menghimpun dana dari masyarakat. Untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai lembaga keuangan bukan bank dibutuhkan pasar modal yang efisien. Menurut Newman & John Well (1967), Fama (1970), pasar modal disebut efisien jika harga sekuritas sudah mencerminkan informasi yang tersedia.
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya seperti : Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) yang disebut model SLB, yang didukung oleh penelitian Fama - Mac Beth (1973), juga peneliti lainnya Banz (1981), Bhandari (1988), Stattman (1980) dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (1985), Chan, Hamao dan Lakonishok (1985) demikian juga Ball (1978), Basu (1983), Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara imbal hasil saham sebagai variabel dependen dengan empat variabel yang mempengaruhinya seperti : Market RisI Risiko Pasar (bm), Debt Equity Ratio (DER), Book to Market Equity (BE/ME), Earning to Price Ratio (EIP) sebagai variabel independen pada pasar modal di USA dan di Jepang. Dalam penelitian ini peneliti memasukkan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield(DY) sebagai variabel independen tambahan.
Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, terdiri dari pertama harga saham yaitu harga penutupan akhir tahun mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, kedua IHSG yang digunakan adalah nilai akhir tahun kecuali pada tahun 2002 yang digunakan adalah data akhir kwartal pertama, dan ketiga data lainnya yang dipublikasikan setiap akhir tahun. Sampel penelitian adalah 239 perusahaan yang terdaftar di BEJ selama lima tahun berturutturut dari tahun 1997 hingga 2001.
Hasil penelitian menunjukkan enam variabel independen yang digunakan dapat memprediksi variasi imbal hasil saham hampir secara akurat (Adjusted R Square = 0,925). Berdasarkan Uji F diketahui bahwa model regresi yang digunakan adalah signifikan sehingga dapat dipakai untuk memprediksi imbal hasil saham atau harga saham. Berdasarkan Uji T diketahui bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan hanya variabel risiko pasar (bm) saja yang berhubungan signifikan dengan imbal hasil saham, sedangkan lima variabel lainnya yakni : BE/ME, E/P, DER, DPR dan DY tidak signifikan. Artinya hanya variabel bm saja yang dapat digunakan untuk memprediksi imbal hasil saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang pemah dilakukan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) seta Fama - Mac Beth (1973).
Dari hasil penelitian ini, peneliti memberi rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai risiko (b) yang tinggi perlu meningkatkan kinerja dan mengkaji prospek usahanya agar tidak rentan terhadap krisis ekonomi. Para investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, dan keamanan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan faktor risiko yang makin tinggi. Perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dengan di USA dan di Jepang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan dengan kurun waktu periode penelitian yang lebih panjang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>