Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sarjono Trenggono
"Latar Belakang Permasalahan
Karies gigi (gigi kerowok) adalah penyakit infeksi yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia dan mikro biologis yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi secara progresf dan bersifat menetap. Keyes (dalam 7) mengemukakan bahwa ada 3 komponen yang saling bekerja sama dalam proses terjadinya karies gigi. Pertama adalah gigi dan ludah sebagai tuan rumah, kedua adalah mikraflara mulut dan yang ketiga makanan terutama karbonhidrat. Kerja sama ketiga komponen tersebut akan menghasilkan plak gigi (dental plaque), me rupakan substansi yang melekat erat pada permukaan gigi dan menyebabkan terbentuknya asam. Asam tersebut mengakibatkan terjadinya demineralisasi permukaan email gigi dan dengan demikian terbentuklah karies gigi. Oleh karena itu ketiga komponen tersebut harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam setiap langkah usaha pencegahan karies gigi.
"
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Rotua Ratna
"Dalam perusahaan selalu terdapat hubungan atasan-bawahan, di mana mereka bekerja untuk mencapai tujuan masing masing.
Atasan memberikan kompensasi untuk memotivasi bawahan bekerja demi kepentingan perusahaan. Penelitian ini hendak melihat aspek-aspek kompensasi manajemen terhadap
motivasi mereka dalam mencapai tujuan perusahaan Metode penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan dan wawancara. Metode penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam melalui literatur. Metode wawancara untuk mendapatkan pemahaman
rencana kompensasi dalam praktek.
Rencana kompensasi PT X terdiri dari beberapa jenis kompensasi. yaitu gaji, benefit dan tantiem untuk kelompok
eksekutif dan untuk kelompok manajemen menengah dan senior.mendapat gaji dan benefit. Pemberian kompensasi untuk kelompok eksekutif berdasarkan kinerja perusahaan yang dilihat melalui laba, ROA, ROE. dan EPS. Sedangkan penilaian untuk
kelompok manajemen menengah dan senior terutama berdasarkan laba dan sasaran-sasaran yang dapat dicapai oleh manajer
tersebut. Kelompok eksekutif akan mendapatkan tantiem, yaitu bagian dari laba sebagai bonus atas tercapainya tujuan perusahaan.
Kelompok manajemen menengah dan senior akan mendapat kenaikan gaji dan parigkat bila sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.
Komisaris menentukan rencana kompensasi dan menilai kinerja kelompok eksekutif. Untuk kelompok manajemen menengah rencana kompensasi ditentukan oleh direktur operasi dan penilaian kinerja dilakukan oleh atasan masing-masing.
Pemberian kompensasi PT X kebanyakan berupa kompensasi jangka pendek, terutama untuk kelompok manajemen menengah dan senior. Kompensasi untuk kelompok. ini yang bertanggung jawab atas suatu pusat laba tidak mendapat bagian dari laba yang dapat dihasilkan divisinya untuk lebih memotivasi
manajer tersebut dalam menghasilkan laba perusahaan. Pemberian kompensasi kelompok eksekutif telah menghubungkan laba
sebagai alat untuk memotivasi dengan penilaian kinerja perusahaan.
Untuk kelompok manajemen menengah dicari alternatif tambahan jenis kompensasi yang dapat lebih memotivasi dan menghubungkan dasar penilaian kinerja dengan jenis kompensasi yang diberikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Lestari Suharso
"ABSTRAK
Akibat kemajuan jaman, masyarakat, maupun teknologi mengundang suatu permasalahan tersendiri dalam hal pemanfaatan waktu luangnya. Aneka ragam produk negara maju, baik yang berbentuk fasilitas maupun budaya, telah diadopsi oleh masyarakat yang siap atau tidak siap harus bertanggung jawab terhadap kansekuensi penggunaan produk ini (Sukadji, S, 1990). Banyak ahli ilmu sosial menganggap pertunya bimbingan terutama yang menyangkut penggunaan untuk mengisi waktu luang bagi remaja, khususnya pelajar SMU.
Sering dijumpai remaja-remaja yang masih berseragam sekolah berkeliaran di pusat perbelanjaan atau bergerombol di tepi jalan melihat orang-orang yang berlalulalang. Kegiatan semacam ini dirasakan kurang bermanfaat dan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti mengganggu ketentraman, perkelahian dll. Bukanlah tidak mungkin dari berbagai situasi yang tidak nyaman seperti sekarang ini, keterlibatan siswa dalam tawuran merupakan wujud dari kurangnya pemanfaatan waktu luang secara maksimal. Dugaan ini dapat ditinjau lebih jauh melalui salah satu manfaat sosial dari pengisian waktu luang. Pelajar yang lebih sibuk dan menyukai kesibukan, umumnya memiliki waktu luang yang membuat Mareka cenderung kurang berminat pada kegiatan-kegiatan yang tidak berguna. Pengisian waktu luang yang kurang terarah, akan mendesak kegiatan yang kurang terarah seperti perbuatan negatif, merusak ataupun keterlibatan mereka pada tawuran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (dalam skripsi Dewi D.R. Kumala, 1979) bahwa waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh yang buruk bagi remaja.
Dan berbagai penelitian tampak bahwa makin bertambahnya usia dan tingkat pendidikan seseorang ternyata tidak hanya IQ (kecerdasan) yang berpengaruh pada prestasi akademik seseorang. Temyata ditemukan dimensi lain yang juga berpengaruh pada prestasi akademik (keberhasilan dalam akademik) seperti kepribadian, minat, motivasi dll. yang sebetulnya dapat diperoleh melalui pengisian kegiatan waktu luangnya. Hal ini bisa dimengerti karena pengisian waktu luang dapat bermanfaat untuk pengembangan diri, menambah pengetahuan juga memperluas pergaulan (Mursitolaksmi, 1988).
Pengertian waktu luang masih diasosiasikan sebagai waktu dimana seseorang tidak melakukan sesuatu atau saat orang bermalas-malasan, saat orang melakukan sesuatu seenaknya tanpa tergesa-gesa dan tidak perlu serius (Sukadji, S, 1990). Di lain pihak jika ditinjau dan kegiatan formal maupun non-formal, maka waktu luang adalah waktu di luar jam kerja atau sekolah, di luar kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat, kegiatan makan, tidur atau istirahat dan pemenuhan kebutuhan fisiologis lainnya (Catursari, 1990).
Penelitian mengenai kegiatan waktu luang, khususnya siswa SMU (sekolah menengah umum) yang dibandingkan dengan siswa SMUK (sekolah menengah umum kejuruan) memang masih sedikit. Ditinjau dan sistem pendidikan (kurikulum), maupun lingkungan antara SMU dengan SMUK, tampaknya ada karakteristik yang berbeda antara siswa dan SMU dan SMUK. Dimana siswa SMUK sudah banyak tertuju pada hal-hal yang lebih khusus sejak mereka menduduki kelas 1, misalnya SMEA, STM, SMT atau SMIP di yang masing-masing terdiri dari beberapa rumpun atau bidang kekhususan dan akan lebih banyak menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan jurusannya. Sementara siswa SMU lebih banyak menerima materi pelajaran yang bersifat umum sampai menduduki kolas 2 SMU, Perbedaan penerimaan materi pelajaran bar terlihat begitu siswa memasuki penjurusan di kelas 3 SMU, yaitu pada saat mereka di juruskan ke IPS, IPA atau Bahasa. Perbedaan ini kemungkinan besar juga akan membedakan dalam hal pengisian waktu luang mereka.
Berdasarkan laltar belakang masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan ?Bagaimana gambaran kegiatan waktu Iuang antara siswa SMU dengan siswa SMUK" dan ?Bagairnana gambaran pengisian waktu Iuang siswa SMU maupun SMK berkaitan dengan jurusannya masing-masing?"
Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi, khususnya guru bimbingan di sekolah baik SMU maupun SMUK agar kegiatan bimbingan waktu luang dapat diperkenalkan/ditingkatkan sehingga para siswa dapat diarahkan ke kegiatan yang positif sesuai dengan minat mereka. Dengan demikian diharapkan kegiatan yang tidak bermanfaat yang dilakukan pelajar dapat berkurang. Selain itu dengan kegiatan bimbingan ini, diharapkan siswa dapat memiliki gambaran yang lebih nyata mengenai kematangan karirnya, karena pemilihan kegiatan waktu luang juga banyak berkaitan dengan minat seseorang.
Penelitian ini dilakukan pada 489 siswa kelas 2 SMU/SMK di Jakarta, yaitu: SMUK 7, SMU YPM, SMU Muhammadiyah 14, Madrasah Aliyah Negeri 7 Lenteng Agung, SMUT Al-lzhar, SMK 29, SMK 57, dan SMK YPM. Seluruh siswa diberikan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertutup yang harus dijawab oleh siswa. Kemudian data yang terkumpul diolah dandi analisa berdasarkan perhitungan frekuensi dan % jawaban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Gambaran kegiatan waktu luang antara siswa SMU dengan SMUK, maupun antara jurusan dan masing-masing SMU dan SMUK tampak tidak jauh berbeda. Kegiatan olahraga maupun kegiatan mengerjakan tugas sekolah dan rumah merupakan kegiatan yang umumnya dipilih oleh siswa SMU maupun SMUK. Hal yang menarik dan penelitian ini adalah bahwa bagi siswa SMU kegiatan ekskul merupakan kegiatan yang cukup diminati sebagai kegiatan di luar sekolah selain kegiatan mengerjakan tugas sekolah dan tugas rumah. Sementara bagi siswa SMUK justru tidak memiliki kegiatan di luar sekolah lebih diminati daripada mengikuti kegiatan ekskul.
Kegiatan belajar di rumah umumnya dilakukan di malam hari selama 1-2 jam.
Kegiatan waktu luang cukup positif bagi siswa dimana selain dapat menambah pengetauan juga untuk pengembangan diri. Ada pula yang menganggap dapat menambah teman. Namun hal yang perlu dicatat adalah, ada segelintir siswa yang menganggap kegiatan waktu luang sebagai sesuatu kegiatan yang membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat.
Tampaknya sebagian besar siswa menganggap bahwa kegiatan waktu luang yang mereka piiih merupakan pilihan mereka sendiri, dan oleh karena itu juga berhubungan dengan hobi mereka.
Berdasarkan basil penelitian tersebut, maka disarankan agar diperluas ke sejumlah siswa lain agar perbandingan antara siswa SMUN, SMU swasta, SMUK maupun SMU Beragama dapat seimbang, sehingga dinamika jawaban dari setiap sekolah dapat lebih tampak. Selain itu beberapa pertanyaan dapat diperluas dengan pertanyaan lain, seperti alasan mengapa siswa memilih beberapa kegiatan tertentu atau tidak memilih kegiatan apapun di luar kegiatan sekolahnya, atau mengapa siswa memiliki kegiatan belajar yang tidak tentu. Dengan mengetahui alasan jawaban siswa, akan lebih mudah bagi berbagai pihak untuk menciptakan suatu kebiasaan akan pentingnya membagi/mengatur waktu antara kegiatan sekolah dan di luar sekolah. Sebagai suatu kegaitan yang positif sebaiknya sekolah, atau guru khususnya, bahkan keluarga (orangtua) perlu menunjang siswa untuk mengisi kegiatan waktu luangnya. Sebab seperti telah diutarakan kegiatan apapun yang dipilih seseorang tidak dapat dilepaskan dan dukungan keluarga dan pihak sekolah selain penyediaan sarana juga dorongan untuk mengikuti kegiatan tertentu.
Disamping itu sebaiknya kegiatan bimbingan waktu luang maupun bimbingan karir perlu diperkenalkan pada siswa SMU agar siswa juga belajar menghargai waktu dan dapat mengatur waktu secara efektif dan proporsional dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Tentunya orangtua maupun pihak sekolah juga perlu menunjukkan bahwa pengisian kegiatan waktu luang tidak harus berkaitan dengan sesuatu yang sifatnya akademis, tetapi juga perlu diimbangi dengan hal-hal lain yang menunjang hobi mereka."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sianturi, Geraldine Herlina Sally Shinta Ullyana
"ABSTRAK
Sebagai upaya dalam rangka meminimalkan adanya mafia lelang, pemerintah
Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mengembangkan cara
penawaran lelang email yang dituangkan dalam PMK 106/pmk.06/2013. Penulis
menemukan bahwa penawaran lelang melalui email yang telah beberapa kali
dilakukan di Indonesia, cukup berhasil meminimalkan praktek mafia lelang
dikarenakan oleh terputusnya komunikasi antara para mafia lelang. Namun saat ini
hanya pejabat lelang kelas I yang dapat menyelenggarakan lelang email. Dengan
demikian Penulis member saran agar Pemerintah mendorong penggunaan email pada
lelang-lelang lainnya, terutama yang diselenggarakan oleh pejabat lelang kelas II dan
Balai Lelang dan mempercepat sosialisasi lelang lewat email agar semakin banyak
masyarakat dapat memperoleh keuntungan dari lelang jenis ini. Untunk mengetahui
dan menganalisa hal-hal tersebut, dilakukan penelitian sosio-yuridis normatif dengan
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan wawancara kepada ahli
(purposive sampling)

ABSTRAK
As an effort to minimize the presence of bidder collution (Auction Mafia), the Indonesian government, in this case the Directorate General of State Assets, Ministry of Finance, introduced email auctions through Minister of Finance Regulation number 106/PMK.06/2013. The writer found that the email auctions, conducted several times in Indonesia, have been quite successful in minimizing auction mafia since these email auctions disrupt communication among auction mafia members. However, only Class I Auctioneers perform email auctions currently. Therefore, the author suggested that the government encourage the use of email in other auctions, particularly those conducted by Class II Auctioneers and private auction houses, and intensify the socialization of email auction so that more people can benefit from this type of auction. In analyzing this, the method of this reseacrh will be a socio-juridical normative method with statute and purposive sampling interview approach."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nevita M. Sulisyo
"Skripsi ini membahas mengenai perkawinan campuran yang sering dilakukan oleh investor asing di Jepara, terutama yang berskala kecil dan menengah, untuk melakukan investasi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan investor asing tersebut melakukan penyelundupan hukum. Penelitian ini juga mengungkapkan mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha UMKM, peran pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut dan efektifitas dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keruwetan birokrasi pengurusan perizinan untuk berinvestasi di Indonesia menyebabkan banyaknya investor asing yang melakukan penyelundupan hukum, antara lain melalui perkawinan campuran dengan perempuan warga negara Indonesia (WNI).

This study discusses mixed marriages often conducted by foreign investors in Jepara, especially those of small and medium scales, in order to invest in Indonesia. The objective of this research is to find out the underlying causes for those foreign investors to carry out law smuggling. This research also discloses obstacles faced by Small and Medium Scaled Enterpreneurs, government?s roles in anticipating such problem and the effectivity of Law Number 25 Of 2007 Concerning Investment.
The findings of this research reveal that bureacratic complexity in obtaining investment licensing in Indonesia has resulted in many foreign investors in Jepara to perform law smuggling through, among others, mixed marriages with women of Indonesian citizen (WNI).
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S21557
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>