Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung P. Sutiyoso
"ABSTRAK
Konsep dasar RS Pendidikan masih berkembang dalam berbagai paradigma, khususnya kemitraan Depkes dan Depdikbud. Konsep ini meliputi dasar hukum yang dipakai, kebijakan yang mendukung, keterlibatan beragam departemen, institusi dan perhimpunan; pengelolaan dan tujuan. Dan aspek pendidikan dan penelitian RSUP Fatmawati perlu mengembangkan instrumen akreditasi RS Pendidikan guna menetapkan tingkat pengembangan ke dua puluh Staf Medis Fungsional (SMF) sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1.
Tujuan penelitian ini untuk menetapkan konsep RS Pendidikan dan apakah instrumen akreditasi RS Pendidikan RSUP Fatmawati dapat digunakan untuk menetapkan kemampuan Staf Medis Fungsional sebagai tempat untuk penyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis I.
Penelitian ini rnenggunakan metode wawancara mendalam dan proses uji coba instrumen, rancangan analisa kualitatif dengan pendekatan edukatif-kooperatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen akreditasi aplikasi. Penelitian ini dilakukan di RSUP Fatmawati dengan melibatkan Direksi, Pimpinan non struktural, Staf Medis Fungsional dan Komite Peningkatan Mutu Tenaga Medis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa konsep RS Pendidikan dan instrumen akreditasi RS Pendidikan dengan penekanan pada ditetapkannya Lima Komponen untuk menilai suatu RS Pendidikan, sebagai penjabaran komponen inti pendidikan dokter berupa sumber daya manusia dan lingkungan profesi yang terdiri dari lingkungan akademi dan lingkungan profesional. Kelima komponen tersebut adaiah Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Pendanaan, Sarana dan Fasilitas. Kegiatan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian serta Evaluasi.Saran yang diusulkan : perlu dilakukan suatu pertemuan dengan pihak terkait diluar RSUP Fatmawati, untuk mendapatkan masukan-masukan agar instrumen dapat dikembangkan lagi dari bobot lokalnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkaitan dengan peningkatan mutu RS Pendidikan dalam mencapai tujuan pelayanan untuk masyarakat atas dasar kesamaan derajat, bermutu dan beretika.

Teaching hospital concept is developing in various paradigms, especially on the co-operation between Education and Health Ministry. The concept is based on the philosophy and related policies. various departmental and institution involvement, its management and aim. Within the aspect of education and research Fatmawati Hospital should establish an accreditation instrument in order to evaluate the developmental stage of the twenty Functional Medical Staff.
The intention of this study is to obtain teaching hospital concept and whether or not the Teaching Hospital accreditation instrument can be used to evaluate the capability of The Functional Medical Staff to be established as a Post Graduate Medical Education Program Centre.
This study was conducted in depth interview with instrument field trial, designed as qualitative analysis, through educational-co-operative approach. . The materials were obtained from literature studies and existing applied instruments from two institutions. It was conducted at Fatmawati Central Hospital, by researcher and the Committee for Medical Staff Quality Development, involving the hospital Directors, Non Structural Chief Personals and the Functional Medical Staffs.
The result of this study is the concept of teaching hospital and an accreditation instrument for teaching hospital evaluation with Five Core Standards emphasises. The Five Core Standards set in accreditation instrument consisting of human resources, organisation and budgeting; medical service, education and research activities; equipment and facilities, and evaluation; which were derived from the medical education core component comprising of human resources and profession environment comprising of academic and professional environment.
This study suggest the importance of holding symposia and meetings with involved external parties to gain more from the existing or to develop a better instrument.
It is finally hoped that this thesis will be useful for all parties and authorities involving in the improvement of teaching hospital quality; in creating better medical services for the people based in equality, quality and ethics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Halim
"ABSTRAK
Pelaksanaan akreditasi rumah sakit merupakan salah satu langkah strategis dari Departemen Kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia.
Pelayanan keperawatan adalah salah satu aspek yang akan diakreditasi, merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai peranan sangat penting, karena baik /buruknya mutu pelayanan keperawatan sering menentukan baik /buruknya mutu pelayanan kesehatan suatu rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Serang mendapat kepercayaan dari Depar temen Kesehatan untuk diakreditasi tahun 1996.
Rendahnya nilai penerapan standar asuhan keperawatan pada waktu diadakan self assessment dalam rangka pelatihan mempersiapkan RSUD Serang untuk diakreditasi, memacu manajer RSUD Serang untuk meningkatkan manajemen asuhan keperawatan.
Untuk melihat sejauh mana dampak upaya peningkatan ini, pada penerapan standar asuhan keperawatan diadakan penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 1996 dan bulan November 1996 di RSUD Serang.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi dokumentasi, yang merupakan Instrumen A dari Buku Pedoman Evaluasi dan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI.
Upaya-upaya ini membawa dampak positif dengan meningkatnya tingkat penerapan standar asuhan keperawatan dari 26,83 % pada bulan Mei 1996, menjadi 59,17 % pada bulan November 1996.
Peningkatan yang cukup tinggi ini bila dibandingkan dengan nilai standar akreditasi (75 %) masih kurang, kemungkinan penyebabnya antara lain peserta pelatihan tidak seragam pendidikannya, beratnya beban kerja perawat, tingginya Turn Over tenaga kontrak kerja perawat.

ABSTRACT
Nursing service one of the aspect that will be accredited, is a very important part of health service, because the quality of hospital services is also depended on nursing service.
In 1996, Department of Health accredited General Hospital Serang. Prior to the accreditation process, the hospital was required to do self assessment. During the self assessment the hospital's Management Team discovered that nursing service quality was low.
The result the assessment stimulated the Hospital's management to improve the nursing service quality.
To understand the improvement of the nursing service, the nursing service on May 1996 and on November 1996 was reviewed.
Research method used was an approach of documentation study, used the A instrument from Evaluation Standard book and Standard Implementation of Nursing, published by Department of Health.
The study found that during the research nursing service was improved from 26.83 % on May 1996 to 59.17 % on November 1996.
The improvement was less than the accreditation standard (75 %). This condition may be caused by several factors, such as heterogeneous of the training participant, over work load of nurse, and highly turn over of contracted nurse.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutiany
"Mutu merupakan fokus sentral dari setiap upaya pelayanan kesehatan. Untuk menjamin bahwa pelayanan telah bermutu atau sesuai standar maka perlu dilakukan evaluasi, diantaranya dengan audit akreditasi rumah sakit. Perawat manajer adalah orang yang terlibat dalam akreditasi dan bertanggung jawab atas pengelolaan pelayanan keperawatan, sehingga tujuan pelayanan keperawatan yang bermutu tercapai. Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat manajer. Gibson (1985), Ilyas (1999), dan Robbins (1996) mengemukakan bahwa kinerja berhubungan dengan pemahaman tentang tugasnya. Pengalaman tentang akreditasi merupakan stimulus untuk pemahaman dan perilaku (Thoha, 2000). Maka diasumsikan pemahaman tentang akreditasi dapat menyebabkan perilaku perawat manajer untuk melaksanakan tugasnya sesuai standar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional yang bersifat cross sectional, yang bertujuan mendapatkan gambaran bubungan antara pemahaman tentang akreditasi rumah sakit: bidang pelayanan keperawatan dengan kinerja perawat manajer. Populasi penelitian ini adalah semua perawat manajer fungsional (lower or first level managers), yang meliputi kepala ruangan 22 orang, wakil kepala ruangan 20 orang, kepala rawat jaga 13 orang, dan ketua tim keperawatan 141 orang. Sampel penelitian adalah total populasi, yaitu 193 orang. Data yang diperoleh adalah data primer, dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian, yang validitas dan reliabilitasnya telah diuji sebelum penelitian di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.
Hasil analisis univariat menunjukkan 49,7% perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati menilai kinerja mereka dengan kategori kurang, dan 50,8% mempunyai pemahaman tentang akreditasi dengan kategori kurang. Hasil analisis bivariat dengan uji Kai Kudrat, diketahui bahwa dari enam sub variabel pemahaman tentang akreditasi, dengan alpha 0,05 hanya satu variabel pemahaman yang berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat manajer, yaitu pemahaman tentang falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan (p=0,011). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa 69,95% variasi kinerja perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati secara signifikan dapat dijelaskan oleh variabel pemahaman tentang falsafah dan tujuan; jabatan; dan unit kerja, dengan nilai G= 48,569 dan nilai p = 0,0001. Dan variabel yang paling dominan berkontribusi dengan kinerja perawat manajer, adalah unit kerja, setelah dikoreksi variabel pemahaman tentang falsafah - tujuan, dan jabatan.
Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang ditujukan kepada Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan, serta Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Fatmawati, adalah meningkatkan kinerja perawat manajer melalui peningkatan pemahaman dan keterampilan, serta sikap perawat manajer sesuai standar yang ditetapkan. Upaya yang dapat dilaksanakan diantaranya adalah melakukan pelatihan tentang akreditasi rumah sakit, khususnya tentang falsafah pelayanan keperawatan, visi, misi, dan tujuan pelayanan keperawatan, serta standar dan indikator pelayanan keperawatan bermutu. Rekomendasi kedua adalah agar diadakan lokakarya dan kerja kelompok keperawatan dalam rangka penyempurnaan uraian tugas, tanggung jawab, kewenangan, dan standar operasional prosedur untuk perawat manajer, sesuai falsafah, dan tujuan pelayanan keperawatan, terutama di Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Rawat Darurat (IRD), dan Instalasi Bedah Sentral (IBS).

The Relationship between Understanding of Accreditation of Hospital and Nurse Managers Performance in Nursing Services at Fatmawati Jakarta Hospital in 2002"Quality is a central focus of each effort of health services. Evaluation, such as accreditation of hospital, has to be done to guarantee that the effort is qualified or in accordance with standard. A nurse as a manager is a person who is involved in accreditation and is responsible for nursing services so that objectives of qualified nursing services can be achieved. There are many factors that relate to managers performance. Gibson (1955), Ilyas (1999), and Robbins (1996) suggested that the performance related to the understanding of the duty. The experience of accreditation could be stimulus to understanding and behavior (Thoha, 2000). Then, it has been assumed that the understanding of accreditation encourage the managers to do the job based on the standard.
This research is descriptive correlation design, which is cross sectional. It aims to obtain an illustration of the relationship between understanding of accreditation of hospital and nurse managers performance. Population of the research is all lower or first level managers that include 22 head nurses, 20 charge nurses, 13 nurse supervisors, and 141 heads of nursing team. Samples for this research are 193 persons (all of the population). The data obtained is primary data, which is gathered through distributing questionnaires. The validity and reliability of the questionnaires have been tested before the research at Persahabatan Jakarta Hospital.
The result of univariat analysis shows that 49.7% nurse managers at Fatmawati Hospital evaluate that their performance is categorized less, and 50.8% managers have less understanding of accreditation. From the result of bivariat analysis with Chi-square test, it can be seen that among six sub variables of understanding of accreditation, with α =0.05 there is only one variable that deeply relates to nurse managers' performance. That is the understanding of philosophies and objectives of nursing services (p-0.011). The result of multivariate analysis with double logistic regression test shows that 69.95% variation of nurse managers? performance at Fatmawati Hospital can be explained significantly by variable understanding of philosophies and objectives; position; and units of work. The results are G=48.569 and p=0.0001. The variable that dominantly contributes to nurse managers' performance is unit of work after correcting variable of understanding of philosophies, objectives, and positions.
Based on the results of the research, recommendations addressed to Director of Medical and Nursing Services along with Head of Nursing Department of Fatmawati Hospital are to increase nurse managers' performance through raising the understanding and skill, and standardizing managers' attitude. The efforts that can be done are training in accreditation of hospital, specifically about the philosophies of nursing services, vision, missions. The second recommendation is to perform workshops and team works of nursing in order to complete the details of duty, responsibility, authority, standard operational procedure of nurse managers, based on the philosophies and objectives of nursing services especially at out-patient clinics department, emergency and acute care department, and operating room department."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Natadidjaja
"Menghitung biaya pendidikan PSPD FK Usakti di Rumah Sakit Pendidikan Fatmawati merupakan hal yang penting. Tidak saja hal itu berguna bagi FK Usakti dan RS Fatmawati sendiri untuk membuat penghitungan seluruh pendapatan dan pengeluaran dalam penyelenggaraan pendidikan itu secara lebih tepat, tetapi juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah selain dapat dipakai sebagai acuan bagi rumah sakit serta fakultas kedokteran lain. Menghitung biaya pendidikan dokter di Rumah Sakit Pendidikan bukanlah hal yang mudah, karena standar untuk itu tidak ada. Khususnya di rumah sakit milik pemerintah yang menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan dengan fakultas kedokteran swasta. Jadi, menghitung biaya itu semata-mata hanya didasarkanAtaskesepakatan tanpa menyalahi peraturan-peraturan yang mengikat masing-masing pihak.
Hal yang pertama perlu disepakati adalah batasan tentang biaya pendidikan. Kedua, perlu disepakati komponen-komponen biaya yang diikutsertakan dalam penghitungan biaya untuk pendidikan. Ketiga, adalah bagaimana cara masing-masing komponen itu dihitung sebagai biaya pendidikan.
Biaya pendidikan yang mesti dikeluarkan ditujukan untuk memperoleh hasil yang diharapkan, yaitu terselenggaranya suatu program pendidikan yang bagi calon dokter dari FK Usakti harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh FK Usakti dan pelaksanaannya tertuang dalam isi Piagam Kerja Sama antara FK Usakti dengan Rumah Sakit Fatmawati.
Permasalahan yang timbul disebabkan karena selama ini biaya untuk pendidikan itu hanya ditetapkan secara aktual berdasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak semata, tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan normatif yang berlaku. Sementara pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan itu merasa bahwa penetapan secara demikian kurang adil dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Penelitian ini membuktikan bahwa biaya pendidikan aktual tidak berbeda dengan bila dihitung secara normatif dalam hal total biaya maupun biaya satuan pendidikan, tetapi amat berbeda dalam pengalokasian biaya tersebut terutama untuk biaya investasi gedung dan biaya untuk gaji/honorarium. Perhitungan secara normative dalam penelitian ini juga memperlihatkan adanya inefisiensi tenaga yang dilibatkan dalam pendidikan.
Berdasarkan hasil yang didapat maka disarankan agar perhitungan biaya pendidikan yang berjalan saat ini segera dikaji kembali dan rekrutmen tenaga yang dilibatkan ditinjau ulang sesuai dengan ketentuan-ketentuan normatif yang ada, untukmenghindarkan dampak negatif terhadap program yang berlarut-larut.

Education Cost for the Medical Doctor Profession Study Program of Trisakti Medical School at Fatmawati HospitalCalculating the education cost of medical doctor profession, study program of The Trisakti Medical School at Fatmawati Hospital is an important work. It could be used not only by both institutions to figure out the real cost of the education program, but it could also be as an input for the government and used as a reference for other medical schools and teaching hospitals as well.
Calculating the medical doctor education cost at a teaching hospital is not an easy work, because there is no standard reference. It is especially true for a government owned teaching hospital which cooperates with a private medical school such as Fatmawati Hospital and Trisakti Medical School. Accordingly, calculating this solely based on agreement made by both institutions without prejudice to the regulations prevailing to the respective parties.
The things need to be agreed upon are, firstly the definition of the education cost itself, secondly the components of cost associated with the education program, and thirdly the manner to calculate the components respectively.
The education cost spent is intended to establish educational program according to the curriculum and the educational objectives provided by Trisakti Medical School, of which implementations are contained in the cooperation agreement between Trisakti Medical School and Fatmawati Hospital.
The problem is that to date the education program is determined only by an agreement without considering the existing normative regulations. Meanwhile, some persons involved in the program feel that such determination is unfair and not in accordance with the fact.
This study shows that the total and the unit cost of the education program calculated on normative basis are equal to the actual cost, but the amount for each cost allocation is significantly different. This is true especially in the case of investment cost for the building and the cost of salary. It also shows that there are inefficiencies in the recruitment of persons involved in this program.
This study suggests to recalculate the education cost and to review the recruitment policies according to the normative values as soon as possible to avoid unexpected impacts of prolonged feeling of unfairness to the program.
x + 101 Pages, 8 Tables, 1 Enclosure"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Gunawan
"ABSTRAK
Komite Medik adalah wadah baru dalam struktur organisasi perumah sakitan di Indonesia, terlahir dengan diberlakukannya SK Menkes no 983/1992. Komite ini bertugas membantu direktur rumah sakit untuk menjaga kualitas pelayanan medik dengan menghimpun, mengatur, mengawasi dan mengembangkan tenaga medis rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit adalah salah satu upaya Departemen Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia, dimana pelayanan medis merupakan salah satu aspek didalamnya. Para pelaksana pelayanan medis ini adalah tenaga medis yang pengaturan pengelolaannya dilaksanakan oleh Komite Medik, sehingga Akreditasi rumah sakit secara tidak langsung menilai Komite Medik.
Untuk melihat sejauh mana intervensi persiapan akreditasi rumah sakit mempunyai pengaruh pada pengembangan Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH, diadakan penelitian yang dilakukan antara bulan Juni 1997 sampai dengan Maret 1998 di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi.
Rancangan penelitian ini adalah Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif pada organisasi Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi, dengan melakukan Pengamatan Berperan Serta terhadap pelaksanaan proses persiapan akreditasi, melaksanakan Wawancara Mendalam kepada direktur dan pengurus inti Komite Medik yang berkaitan dengan hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi dan kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik dapat tetap aktif pada fase pasca akreditasi serta pengisian kuesioner yang ditujukan kepada seluruh pengurus dan anggota Komite Medik yang isinya berkaitan dengan pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi adalah kurangnya informasi, kemandirian dokter yang berlebihan, "sense of belonging" yang kurang dan belum adanya "medical staff by laws". Pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, aktivitas dan struktur Komite Medik. Dirasakan juga terjadi peningkatan motivasi dalam mengembangkan Komite Medik oleh para tenaga medik. Adapun kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik tetap konsisten pada fase pasca akreditasi adalah adanya komitmen bersama dari seluruh anggota Komite Medik, minimalisasi hambatan, disiplin yang tinggi pada jadwal program dan adanya dukungan direktur yang berkesinambungan.

ABSTRACT
The "Komite Medik" or Medical Committee is a new setting within organizational structure of a hospital, established through the Decree of Minister of Health number 983/1992. Its mission is to assist the hospital director in the conduct of recruitment, developing regulation, supervision and developing of the medical staff, in order to maintain the quality of medical service.
Accreditation of hospital is an attempt launched by Department of Health to upgrade the level of health service performance in all hospitals through out Indonesia. The accreditation of hospital service is very closely related to the performance of the medical staff which is administered professionally by the "Komite Medik".
This study attempts to identify and analyze to what extent the process of accreditation does influence the performance of the "Komite Medik" in R. Syamsudin Hospital, where the study was undertaken from June 1997 up to March 1998.
The design was a case study, using quantitative and qualitative approaches. Observation by active participation to all of the accreditation process, indepth interviews with director and main staff of "Komite Medik" in connection with resistances and obstacles and to find out minimal condition to maintain the performance of "Komite Medik" after intervention and interview using questionnaire addressed to all staffs and members of "Komite Medik" in connection with the development occurred after the process of accreditation were methods to collect data.
The result of the study showed that in pre accreditation period were lack or shortage of information, too great independency of individual staff, lack of sense of belonging, and the absence of medical staff by laws.
However, improvement of knowledge, developing of subcommittees as well as the increase of activities of "Komite Medik" were significantly seen after the accreditation process.
The minimal condition to maintain the existancee "Komite Medik" are common commitment by all members of "Komite Medik", minimalizing resistances and obstacles, maximaling discipline to obey scheduled program and above all by continuous support given by the hospital director.
"
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Ibrahim
"Rumah sakit Pemerintah menghadapi berbagai tantangan dalam mengemban fungsi sosial pada masa mendatang. Terlihat kemampuan pemerintah mensubsidi rumah sakit baru mencapai 50-60 % dari kebutuhan rill, Oleh karena itu muncul harapan rumah sakit menjadi lebih mandiri atau otonom dalam pengelolahannya namun tetap menjalankan misi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai otonomi RS Fatmawati yang meliputi: Manajemen strategik, Pengelolaan/Administrasi, Manajemen SDM, Manajemen Keuangan serta Pengadaan dengan menggunakan konsep Chawla (1996) dan konsep RS Perja (2000). Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan gambaran peran yang erat antara Dewan Pengawas dengan derajat otonomi rumah sakit. Kesimpulan yang di dapat adalah: Dewan Pengawas merapakan unsur penting dalam menentukan derajat otonomi suatu RS; Menurut kerangka model otonomi Chawla, derajat otonomi RS Fatmawati tinggi pada Manajemen Strategis, Administratir'manajemen operasioral, Manajemen SDM non PNS, manajemen keuangan bersumber pendapatan fungsional dan Pengadaan untuk pendanaan bersumber dari RS. Untuk itu peneliti menyarankan kepada Depkes untuk memilih Dewan Pengawas yang profesional dan mewakili simbol masyarakat. Mengobah pandangan terhadap rumah sakit ke model RS dengan Pandangan Pihak Berkepentingan (Stakeholders View). Untuk RS Fatmawati disarankan untuk mengkaji UU NO.19 tahun 2003 tentang BUMN, mengembangkan analisis jabatan berdasarkan Rencana Strategik dan penyusunan sistem insentif yang lebih baik, menyusun tariff berdasarkan unit cost. Disamping juga melakukan diversifikasi produk serta melakukan proses sosialisasi intern RS.

Analysis of the Implementation of Policy on Hospital Autonomy A Case Study at the Fatmawati Hospital, Jakarta 2003In the future, Government's Hospitals are facing to several challenges in shoulder it social function. It is obviously seen that government's capacity in subsidizing hospital only reach about 50-60% of real needs of a hospital. Therefore, it is a raising expectation to have a self sufficient or autonomous hospital but at the same time is still running government's missions. This research aimed at evaluating the autonomy of Fatmawati Hospital in the scope of: strategic management, management/administration, human resources management, management of finance, and procurement by using the concept of Chawla (1996) and the concept of state owned enterprise (Perjan) hospital. The design of study is a case study using quantitative and qualitative approach. The results of research show a significant relationship between the role of Board of Supervisor and the degree of autonomous. The conclusion of the research are: Board of Supervisor is an important component that determining the degree of autonomus of a hospital; according to the concept of Chawla. The degree of autonomy of Fatmawati Hospital is high interms of strategic management, operational managementladministration, non-civil servant human resources management, management of finance based on functional income, and procurement of hospital. Therefore, it suggested to the department of Health to choose professional and publicly representative Board of Supervisor. Change the paradigm of hospital to a model of hospital that using stakeholders' view. For the Hospital of Fatmawati it suggested to analysis the Law No. 1912003 about State Owned Enterprise, developing job analysis based on stategic planning, developing a better incentive system, and developing pricing based on unit cost analysis, and also diversify the produk and socialized it at the internal hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1996
362.11 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suprijanto Rijadi
Depok: Pokja Kajian Pelkes. PPK-UI, 1997
362.1 RIJ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irvyanti Dewi Setiowati
"Kebutuhan akan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dirasa meningkat pesat akhir-akhir ini. Gejala ini mendorong munculnya beberapa RSU swasta baru di wilayah Jakarta Selatan. Hal ini tentu mempengaruhi "performance" RSU swasta lain yang ada, seperti RS Kebayoran. Dalam situasi persaingan yang kian meningkat kegiatan Pemasaran semakin dirasa perlu. Untuk itu evaluasi strategi Pemasaran perlu dibuat, agar manajemen mengambil tindakan koreksi dan pengembangan dari strategi yang telah dijalankan. Alat bantu jasa dalam evaluasi adalah analisa posisi melalui matriks BeG dan analisa daur portfolio hidup jasa melalui matriks marketplace Life Cycle vs Product Life Cicle. Dari hasil analisa keduanya, mengarah pada tujuan mempertahankan pangsa pasar, memperpanjang daur hidup jasa serta meningkatkan efisiensi. Berdasarkan hal diatas maka dijalankan strategi dan program yang lebih rinci berkaitan dengan pemilihan sasaran pasar serta Bauran Pemasaran. Hasil dari penerapan strategi Pemasaran ternyata cukup menggembirakan, terutama disebabkan oleh penerapan strategi distribusi yang tepat. Evaluasi sampai pada kesimpulan bahwa strategi Pemasaran dapat sukses dijalankan di Rumah Sakit dalam rangka mencapai tujuan. Hal dijalankan secara intensif adalah yang masih perlu Program Komunikasi baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan citra yang baik di masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>