Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Ekawati
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien.
Penelitian menggunakan metode gabungan AHP/DEA untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. Analytic Hierarchy Process digunakan untuk menghasilkan bobot masing-masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan Data Envelopment Analysis adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentitikasi input/output.
PT.X adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi tabung Iayar televisi, dan memiliki lebih dari satu pemasok untuk masing-masing raw materialnya. Evaluasi kinerja pemasok yang dilakukan perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan dengan metode AHP/DEA, karena tidak semua pemasok yang ada memiliki kinerja yang baik, dimana nilai kinerja pemasok terbaik adalah efisiensi =1, sedangkan pemasok yang memiliki nilai efisiensi < 1 dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik.

Supplier perfomance assessment is important activity in a company, because supplier is one of important component in supply chain that influence for company production process. Supplier performance assessment is conducted to provide performance value (efficient) and increase inefficient perfomance.
This research used combining method between AHP and DEA to balance objective and subjective assessment. Analytic Hierarchy Process was used to provide weight of each suppliers weight from questionnaires result, while Data Envelopment Analysis was non parametric approach to identified output/ input.
PT X is glass funnels of television manufacturer and has multi suppliers for each raw materials company. Supplier performance evaluation has been used by company that had significant difference with AHP/DEA method, because of only several company suppliers have best perfomance (efficiency value = 1), otherwise supplier which has efficiency value < 1 were evaluated their performance with comparing to the best supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ekawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T41053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Susanto
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. AHP digunakan untuk menghasilkan bobot masing—masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan DEA adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentifikasi input/output. Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Pertamina (Persero). PT. Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan minyak terbesar milik negara di Indonesia yang memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) termasuk memproduksi pelumas. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti kinerja para pemasok Divisi Pelumas PT. Pertamina (Persero) dalam memproduksi pelumas dengan menggunakan AHP dan DEA untuk menganalisis kinerja para pemasoknya. Para pemasok pelumas PT. Pertamina (Persero) memberikan kontribusinya yaitu dengan memasok plastik, drum, serta KKG untuk memperlancar proses produksi pelumas PT. Pertamina (Persero). Penilaian kinerja pemasok yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) memiliki perbedaan dengan penilaian kinerja pemasok dengan menggunakan metode AHP/DEA yaitu dalam hat kompleksitas penilaiannya. Karena dalam penititian mi, penilaian kinerja para pemasok dilakukan berdasarkan kriteria serta sub-kriteria yang bersumber dari literatur-literatur dan dalam melakukan penilaian para pemasoknya selama ini, PT. Pertamina (Persero) hanya melakukan penilaian dengan menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan cara pembobotan, sehingga unsur subyektifitas menjadi satu kekhawatiran terhadap penilaian kinerja pemasok yang kurang efisien di masa mendatang. Dengan metode AHP/DEA diharapkan dapat menghilangkan unsur subyektifitas dalam penilaian para pemasok tersebut, karena dengan menggunakan AHP/DEA ini penilaian secara mendalam terhadap kinerja pemasok dari berbagai aspek tercermin melalui kriteria serta sub-kriteria yang menjadi aspek peniiaian tersebut. Dalam melakukan penilaian pemasok, pemasok yang memiliki kinerja baik yaitu apabila memiliki efisiensi sama dengan 1. Sedangkan pemasok yang memilliki nilai efisiensi kurang dari 1, harus dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik. Berdasarkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil evaluasi terhadap kinerja para pemasok divisi pelumas PT. Pertamina (Persero) dengan menggunakan metode AHP/DEA yang telah dilakukan dalam penelitian ini, para pemasok tersebut memiliki kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi yang diperoleh yaitu para pemasok rata-rata memiliki nilai efisiensi sama dengan 1. Akan tetapi dengan tercapainya kinerja yang efisien tersebut, PT. Pertamina (Persero) harus secara berkelanjutan mengevaluasi para pemasok secara ketat agar kinerja para pemasok dapat dipertahankan serta ditingkatkan sehingga produksi pelumas PT. Pertamina (Persero) lebih berkualitas dapat bersaing dengan para pesaingnya di pasar global."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23053
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dola Vani
"Pemilihan pemasok dalam manajemen rantai pasok menjadi sangat penting, sebagai akibat adanya kompetisi antara rantai pasok pada perusahaan. Saat ini, konsumen sangat menginginkan harga yang lebih murah, produk yang berkualitas tinggi, pengiriman yang tepat waktu serta layanan purna jual yang lebih baik. Untuk mencapai hal tersebut, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan dan evaluasi kinerja pemasok. Pemilihan dan evaluasi kinerja pemasok akan membantu perusahaan dalam meningkatkan proses operasi dalam berbagai dimensi. Secara khusus, hal ini akan sangat membantu dalam proses peningkatan kinerja pemasok, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan pengalokasian sumber daya yang optimal pada program pengembangan pemasok serta membantu manajer dalam merestrukturisasi jaringan pemasok perusahaan berdasarkan kinerjanya.
Oleh karena itu, pada penelitian ini, dibahas sebuah metodologi untuk melakukan evaluasi kinerja pemasok yang efektif dengan menggunakan metode DEA dan AHP (kuantitatif dan kualitatif). DEA adalah sebuah program matematik untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari beberapa unit pembuat keputusan/pemasok (DMU)) yang melibatkan beberapa input dan output. DEA menghitung efisiensi relatif dari masing-masing DMU dibandingkan dengan DMU lainnya. Skor efisiensi dari masing-masing DMU diperoleh dengan membagi sejumlah output dengan sejumlah input. Sedangkan AHP adalah sebuah metode hirarki yang berisi sejumlah kriteria evalauasi.
Hasil dari AHP adalah bobot/prioritas dari masing-masing kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, kualitas, fleksibelitas, pelayanan dan sikap. Selanjutnya kriteria tersebut diolah dengan AHP untuk meperoleh bobot dari masing-masing kriteria. Hasil dari perhitungan AHP akan menjadi input untuk proses selanjutnya - DEA. Dan setelah itu, DEA akan memberikan skor efisiensi dan peers bagi masing-masing pemasok. Hanya pemasok yang memperoleh skor 100% akan menjadi pemasok yang efisien. Sedangkan yang lainnya akan menjadi pemasok yang tidak efsisien.

Supplier selection in supply chain management becomes more important due to the competition between supply chains rather than companies. Today?s consumers demand cheaper, high quality products, on-time delivery and excellent after-sale services. Achieving this starts with supplier selection and evaluation of supplier performance. Selection and evaluation of supplier performance assists firms in improving their operation across a variety of dimensions. Specifically, it aids in supplier process improvement, which in turn enhances firm performance, allows for optimal allocation of resources for supplier development program, and assist managers in restructuring their supplier network based on performance.
In order to address these issues, this paper proposed a methodology for effective supplier evaluation and performance based on DEA and AHP (quantitative and qualitative). DEA is a mathematical programming procedure for evaluating the relative efficiencies of multiple decision-making units (DMUs) that involve multiple inputs and multiple outputs. DEA measures the relative efficiency of each DMU in comparison to other DMUs. An efficiency score of a DMU is generally defined as the weighted sum of outputs divided by the weighted sum of inputs. While, AHP is a method of hierarchy contains a number of criteria evaluation.
The result of AHP is a priority/weight from each criterion. Criteria using in evaluation supplier performance are price, quality, delivery, flexibility, service and attitude. Henceforth, priority/weight each criterion got from AHP. The result of AHP will be input for the next process- DEA. And after that, DEA will give score efficiency and peers for each supplier. Only supplier got 100% will became efficient one. While, supplier not got 100% will became inefficient supplier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Maryanti Indah Lestari
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya memberikan usulan rancangan sistem penilaian kinerja r' manajemen unjuk kerja yang efektif bagi PT. X. Hal ini sebagai upaya untuk membuat sistem penilaian kinerja/manajemen unjuk kerja yang bukan berfungsi sebagai administratif atau formalitas semata. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan sistem penilaian kinerja/manajemen unjuk kerja yang efektif adalah teori performance appraisal atau penilaian kinerja, dan teori analisis jabatan.
Permasalahan yang timbul bahwa performance appraisal atau penilaian kinerja hanya bagian dari kewajiban administratif akibatnya tidak bermakna secara organisasional dan secara individual, padahal tujuan penilaian kinerja bukan hanya untuk meningkatkan kinerja, tetapi juga terfokus pada tujuan strategik dan pengembangan serta berfungsi sebagai sumber informasi bagi manajemen untuk menjalankan kebijakan promosi atau pelatihan. Karena terlalu panjangnya waktu pemantauan yang dijalankan yaitu 3 (tiga) kali dalam satu tahun.
Performance appraisal atau penilaian kinerja sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, Cascio (2003) mengatakan proses performance appraisal atau penilaian kinerja mencakup tiga elemen, yaitu (1) mendefinisikan kinerja,(fl) memfasilitasi kinerja (3) mendorong kinerja Sedangkan Topchic (dalam Riani Tiurlina) sistem ini merupakan perputaran dari tiga elemen, yaitu perencanaan, pemantauan dan penilaian. Senada dengan hal itu Alwi (2001) mengatakan bahwa proses performance appraisal atau penilaian kinerja secara fundamental meliputi tiga kegiatan, yaitu : identifikasi (identification), pengukuran (measurement), dan pengelolaan (management). Berdasarkan ketiga teori diatas dapat diperoleh gambaran bahwa menciptakan performance appraisal atau penilaian kinerja yang bermanfaat dan efektif di seluruh organisasi tidaklah mudah.
Oleh karena itu, dianggap perlu dirancang suatu sistem performance appraisal atau penilaian kinerja yang efektif bagi PT.X. Agar sistem PKlK ini dapat berjalan dengan efektif maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu waktu penilaian, alat penilaian, waktu pelaporan hasil PK/MUK, perhitungan dan kategori total nilai unjuk kerja karyawan, dasar usulan kenaikan berkala dan diterapkannya buku catatan harian kerja harian (logs book) bagi setiap karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Rachmadhani
"Industri pakaian jadi terus mengalami perkembangan setiap tahunnya yang terlihat dari semakin banyak usaha yang muncul di bidang yang sama. Sehingga perusahaan akan selalu menerima tantangan dalam membuat produk dengan kualitas tinggi dengan harga yang murah untuk dapat bersaing secara kompetitif. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perusahaan adalah dengan memiliki pemasok yang tepat. Sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemasok pada salah satu perusahaan pakaian jadi di Jakarta, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot dari kriteria dan sub-kriteria untuk penilaian pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir berupa koefisien kedekatan dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam melakukan pemetaan pemasok pada Supplier Potential Matrix. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan 30 pemasok bahan baku produk pakaian jadi ke dalam empat kategori berbeda pada Supplier Potential Matrix, serta rekomendasi strategi pengelolaan dan pengembangan pemasok yang sesuai untuk setiap kategori.

Garment industry has continously growth every year as indicated by the increasing number of businesses. Therefore, company will always face the challenge of making high quality products at low prices to compete competitively. One of the factors to pursue it is by having the most suitable suppliers that suit best to companys condition and needs. Supplier evaluation is one effective way to manage various suppliers.
This study aims to evaluate supplier based on their performance assessment in one of the clothing company in Jakarta, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of criteria and sub-criteria for supplier performance assessment, as wall as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for mapping suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 30 suppliers of apparels raw material into four different categories of Supplier Potential Matrix and recommendations of suitable strategies for each category.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kusumawati
"ABSTRAK
Keputusan memilih pemasok bukanlah sebuah hal yang mudah, pada kenyataannya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih pemasok yang berkualitas. Selain itu, risiko dapat menjadi factor utama yang mempengaruhi pemilihan pemasok. Risiko disini dapat berupa risiko penolakan barang pesanan, maupun risiko keterlambatan pengiriman barang. Sementara harga yang ditawarkan oleh tiap-tiap pemasok juga sering kali berubah-ubah secara fluktuatif akibat dari kebijakan pemasok sendiri maupun dari perubahan harga bahan baku di pasar global. Pada Penelitian ini dibahas mengenai bagaimana cara memilih pemasok yang paling baik dengan mempertimbangkan faktor ketidakpastian dan risiko.

ABSTRACT
The decision to select a supplier is not an easy thing, in fact there are many things to consider in choosing a quality supplier. In addition, the risk can be a major factor influencing the selection of suppliers. Risk here can be a risk of rejection of goods ordered, and the risk of delay in delivery of goods. While the prices offered by each supplier are also often volatile changes in policy resulting from its own suppliers as well as from changes in raw material prices in the global market. In this study discussed how to choose the best supplier by considering the factors of uncertainty and risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31111
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Maria Kiftya
"Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan boundary system dalam upaya hubungan business to business (B2B) yang lebih baik dari perusahaan retail PT. X kepada pemasok yang menyesuaikan dengan konsep levers of control dengan dukungan program
compliance yang ada diperusahaan. Di dalam levers of control, boundary system adalah strategi pengendalian untuk mengetahui posisi kompetitif perusahaan. PT. X adalah perusahaan retail grocery yang beroperasi di Indonesia yang terus mengalami penurunan nilai pendapatan atas anggaran dukungan promosi dari pemasok sepanjang 2019-2022. Setelah ditelusuri hal tersebut dipicu oleh menurunnya kepercayaan dari pemasok terkait implementasi
perjanjian kerjasama yang dilakukan, diantaranya keterlambatan pembayaran pembelian produk dan tagihan promosi yang tidak dimintai persetujuan pemasok sebelum implementasi promosi. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yang dirancang dalam sebuah
studi kasus intensif yang melibatkan beberapa metode pengumpulan dan analisis data termasuk wawancara, observasi lapangan dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakefektifan boundary system pada dukungan manajemen dalam pelaksanaan boundary system, penerapan business conduct boundary, dan penerapan peraturan pemerintah meskipun
program compliance yang ada diperusahaan PT.X sudah efektif sehingga menyebabkan tidak
tercapainya dimensi utama kesuksesan kolaborasi pada hubungan bisnis dengan pemasok.

The purpose of this research is to evaluate the implementation of the boundary system in an effort to better business to business (B2B) relations than the retail company PT. X to suppliers who conform to the concept of levers of control with the support of existing compliance programs in the company. Within the levers of control, the boundary system is a control strategy to determine the company's competitive position. This study used a qualitative methodology, which was designed as an intensive case study involving several methods of data collection and analysis including interviews, field observations and document analysis. The results of this study indicate the ineffectiveness of the boundary system in management support in the implementation of the boundary system, the application of business conduct boundaries, and the implementation of government regulations even though the compliance program in the PT. X company has been effective, causing the main dimensions of successful collaboration in business relations with suppliers to not be achieved."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Ingarjati
"Untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi diperlukan sumber daya manusia yang handal dan dapat memenuhi tuntutan yang ada. Sebagian besar pimpinan kelompok kerja di PT.X mengalami kesulitan di dalam mengendalikan kinerja karyawan padahal sumberdaya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang paling unik yang dapat dijadikan competitive advantage.
Hasil pengamatan dan diperkuat oleh wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, menggambarkan bahwa program pengelolaan kinerja di PT.X tidak dijalankan sebagaimana lazimnya di perusahaan-perusahaan lain (umum nya terdiri dari penetapan sasaran yang diturunkan pada target kerja individual, proses bimbingan, dan evaluasi kinerja). Induk perusahaan menciptakan satu sistem penilaian kinerja untuk seluruh kelompok usaha yang terdiri dari bermacam - macam industri dengan tujuan untuk dijadikan dasar pembagian THR dan kenaikan gaji tahunan, beberapa kali telah dilakukan pengembangan sistem penilaian kinerja, tetapi hasilnya belum dapat membantu di dalam proses pengendalian kinerja karyawan.
Melihat kebiasaan-kebiasaan di organisasi serta penolakan-penolakan terhadap sistem penilaian kinerja yang ada, memberikan ide pada penulis untuk mengusulkan suatu pengembangan sistem penilaian kinerja berbasis knowledge management hanya untuk PT.X yang di dalam pelaksanaannya akan melibatkan semua unsur yang terkait di dalam proses pengembangan sumber daya manusia dan mengacu pada visi, misi dan tujuan organisasi.

To reach the vision, mission, and organizational target, reliable human resources and the ability to fulfill existing demands are needed. One major problem faced by most companies in the group, is the difficulty in controlling employees performance; even though human resource is considered as one of the most unique company assets, which can be seen as the competitive advantage.
The perception result, strengthened by interviews of with related parties, depicts that the program of performance assessment in PT.X do not run as in other companies. The target of this performance assessment is to base the idea of THR division and the increase of annual salary. One system is created for the entire group which consists of several industries. The performance assessment systems have severally been developed by the holding company, however, these results were still unable to help the process of developing employee?s performance.
The habits in an organization and also the resistance of the existing performance assessment system, giving me, as the writer, some ideas to propose the development of performance assessment system based on knowledge management just for PT.X which, in implementation of its assessment will entangle all elements related to the vision, mission and the company target.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Madarina
"ABSTRACT
Penilaian kinerja pemasok merupakan salah satu strategi pada bagian pembelian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok termasuk dalam suatu proses makro rantai pasok yaitu pada bagian Supplier Relationship Management yang bertujuan untuk memperoleh nilai, mengevaluasi, dan meningkatkan kinerja pemasok dalam pengiriman sumber daya berupa barang dan jasa. Penelitian untuk penilaian kinerja pemasok dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan keputusan multikriteria, salah satunya ialah metode Analytical Hierarchy Process dan metode Data Envelopment Analysis pada bidang industri pengemasan flexible packaging. Penelitian dilakukan dengan melakukan penilaian pemasok untuk setiap bahan baku. Penggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP bertujuan untuk mencari kriteria kriteria yang sesuai untuk penilaian kinerja pemasok serta melakukan pemeringkatan bobot alternatif berdasarkan prioritas. Hasil dari AHP ialah prioritas tertinggi untuk bahan baku resin PE dan resin PP adalah pemasok KPM, bahan baku OPP film terdapat PT. AKP, bahan baku PET film terdapat PT. INTI, bahan baku tinta terdapat PT. INKO, bahan baku solvent terdapat PT. ICC, dan bahan baku adhesive terdapat PT. PIC. Sedangkan metode Data Envelopment Analysis digunakan untuk melakukan penilaian efisiensi kinerja pemasok pada setiap bahan baku. Hasil dari penelitian ialah pemasok yang paling efisien untuk bahan baku resin PE ialah KPM dan PT. BCM, bahan baku resin PP terdapat KPM, PT. BCM, dan PT. PMM, bahan baku OPP film terdapat PT. AKP dan PT. LP, bahan baku PET film ialah PT. AKP, PT. INTI, dan PT. ISI, bahan baku tinta ialah PT. CT, bahan baku solvent terdapat PT. ICC dan MAP, dan bahan baku adhesive dengan PT. PMM.

ABSTRACT
Supplier performance assessment is one of purchasing strategies that conducted by the company to drive smooth production. Supplier performance assessment is included in supply chain macro process which part of Supplier Relationship Management to obtain value, evaluate, and improve supplier performance in resources delivery in form of goods and services. This research applied by using multicriteria decision method which include Analytical Hierarchy Process method and Data Envelopment Analysis method in flexible packaging industry. The research conduct supplier assessment on each raw materials. The use of Analytical Hierarchy Process method in this research is to find the selected criteria for supplier performance assessment as well as to order alternative weight based on priority. The result of AHP is the highest priority for raw material of resin PE and resin PP is KPM, OPP film is PT. AKP, PET film is PT. INTI, the raw material of ink is PT. INKO, raw materials of solvent is PT. ICC, and adhesive is PT. PIC. While Data Envelopment Analysis method is used to perform efficiency in supplier performance analysis on every decision unit making of raw materials.The result of the research is supplier ranking for each raw materials and also the supplier which is categorized as efficient suppliers. Result of this research is the most efficient supplier for resin PE are KPM and PT. BCM, resin PP are KPM, PT. BCM, and PT. PMM, OPP film are PT. AKP and PT. LP, PET film are PT. AKP, PT. INTI, and PT. ISI, the raw material of ink is PT. CT, solvent raw materials are PT. ICC and MAP, and adhesive with PT. PMM."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>