Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeannie Dewitifa
"Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan salah satu alternatif pembiayaan perusahaan, selain menggunakan laba ditahan (retained earning) dan equity financing (saham). Perubahan dalam struktur modal perusahaan akan direspon investor melalui pergerakan harga sahamnya. Analisis mengenai dampak peristiwa pengumuman penerbitan obligasi terhadap return saham bisa dilihat dari abnormal return saham, dan secara agregat melalui akumulasi abnormal return saham (CAR) selama periode penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sinyal good news yang diberikan atas pengumuman penerbitan obligasi yaitu menghasilkan abnormal return positif, dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi CAR. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode event study, metode regresi multivariat dan metode uji beda variance return (F test). Sampel penelitian yang digunakan adalah emiten yang mengumumkan penerbitan obligasi antara tahun 2000-2004. Emiten ini juga harus terdaftar di BEJ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman penerbitan obligasi merupakan good news bagi investor, yaitu dengan adanya CAR yang positif pada 8 hari periode penelitian (t-5 sampai dengan t+2) signifikan pada a=5%. Reaksi positif juga ditemukan pada hari pengumuman penerbitan obligasi signifikan pada a=5%, dan pada t+2 signifikan pada w=l0%. Abnormal return pada hari pengumuman penerbitan obligasi merupakan abnormal return terbesar dibanding pada hari periode penelitian yang lain.
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat kebocoran informasi sebelum adanya pengumuman penerbitan obligasi. Kebocoran informasi ini diantisipasi oleh pasar sebelum pengumuman penerbitan obligasi, yaitu adanya abnormal return positif pada t-3 dan t-1 masing-masing signifikan pada a=1% dan a=10%. Selain itu hasil penelitian menunjukkan pada t+l investor melakukan profit taking, yaitu adanya abnormal return bergerak turun pada t+l. Hasil uji pada t+l, tidak signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi obligasi yang semakin besar akan memberikan sinyal mengenai keyakinan manajemen bahwa perusahaan akan menghasilkan arus kas yang baik di masa depan. Semakin besar emisi obligasi, maka semakin besar CAR yang dihasilkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peringkat obligasi merupakan informasi yang digunakan investor untuk memproksi risiko kemungkinan default. Semakin tinggi peringkat obligasi, maka semakin besar CAR yang dihasilkan. Namun hasil penelitian tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat leverage, yang diproksi dengan rasio kewajiban terhadap asset berpengaruh signifikan terhadap CAR.
Hasil pengujian peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi tidak terbulcti signifikan pada a=5%. Hasil penelitian menunjukkkan tidak terjadi peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi. Artinya risiko antara sebelum pengumuman penerbitan obligasi dengan setelah pengumuman penerbitan obligasi tidak berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy Sumardi
"Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana tarnbahan yang ada, antara Iain melalui saham atau hutang jangka panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur modal (capital structure) yang ada.
Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya yang lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga dan pokok pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan iebih kaku. -Namun, jika dilihat dari keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih menyukai pendanaan obligasi daripada saham.
Di pasar modal Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang sebelumnya telah menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ini bisa memberikan dampak pada harga saham karena hal ini merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan perkiraan perkembangannya di masa datang. Penelitian ini ingin melihat apakah memang penerbitan obligasi mempengaruhi harga saham.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampei perusahaan yang menerbitkan obligasi tahun 2000 - 2006 yang telah menerbitkan saham sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan metode market model event study, dengan periode estimasi t + 21 sampai t + 170 untuk mendapat parameter a dan (3 perusahaan, dan periode pengamatan t -- 3 sampai t + 3 untuk melihat perubahan abnormal return. Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor leverage ratio dan PER terhadap perubahan abnormal return saham pada saat penerbitan obligasi serta mengetahui perbedaan pengaruh tersebut pada rating obligasi yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan metode paired-sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan abnormal return yang positif sebelum dan sesudah event, dan regresi tinier untuk melihat pengaruh variabel dependen (leverage ratio, PER dart variabel dummy rating) terhadap variabel independen (CAR). Seluruh pengujian dilakukan dengan interval kepercayaan 95%.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penerbitan obligasi tidak berpengaruh terhadap abnormal return saham. Leverage ratio tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return saham dan rating tidak berpengaruh terhadap perubahan tersebut, tetapi PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, dan perbedaan rating memberikan perbedaan pada pengaruh tersebut.

To fulfill firms' capital need in order to do their activities, firms can choose the available source of cash flow: stocks or long term debt (bond). These sources have advantages and disadvantages that firms must be considered because it will change the capital structure.
Firms tend to choose issuing stocks because of they are more flexible (no obligation to pay interests and liabilities) than bond. But, from the power to make decision aspect, firms like to take bond as their capital source.
In Indonesian capital market, there are firms issued stocks and issued bond too. This event can influence their stock price because it can be a signal for investor to know firms' condition in this moment and their growth in the future. This research wants to analyze if bond issues influence stock price.
This research analyzes 30 firms which issued bond in 2000 - 2006 and issued stocks before. This research uses marker model event study as its methodology, with estimation period from t + 21 to t + 170 to get firms' a and /3 parameters, and event period from t - 3 tot + 3 to see the changes of abnormal returns. This research also analyzes the effects of leverage ratio and PER to stock abnormal return, and analyzes if the difference bond rating gives different effects on it. It uses paired-sample t-test methods to see if there are positive abnormal return differences before and after the event, and linter regression to see the effects of dependent variable (leverage ratio, PER and dummy variable rating) to independent variable (CAR). All tests are done with confidence level 95%.
The result of this research is bond issues give no influence to stock abnormal return, Leverage ratio gives no positive effect to stock abnormal return and bond ratings have no influence to the effect, but PER influences positively and significantly to stock abnormal return and bond ratings have influence to the effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bia Hedy Puspita
"ABSTRAK
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 lalu ditandai dengan runtuhnya sektor perbankan nasional telah meningkatkan ketidakpastian bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia di jangka panjang. Dari sisi moneter, ketidakpastian ini terkait dengan beban utang luar negeri dan domestik serta lambannya proses restrukturisasi kredit yang telah mengakibatkan proses pemulihan ekonomi menjadi sangat sulit dan lambat.
Dengan adanya krisis tersebut, industri perbankan Indonesia menghadapi masalah kedit macet yang mengakibatkan permodalan bank menjadi negatif. Hal ini mengharuskan Pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan agar bank-bank tersebut dapat mengoperasikan usahanya kembali. Selama krisis terjadi, pertumbuhan kredit sangat kecil sehingga perkembangan sektor riil juga sangat tidak berkembang. Tidak mengalirnya kredit ke sektor riil dikarenakan perbankan masih melakukan konsolidasi. Perbankan lebih banyak menginvestasikan dananya kepada SBI dan obligasi rekap yang dikeluarkan Pemerintah untuk merekapitalisasi perbankan. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan tidak lagi dipengaruhi oleh kredit yang diberikan perbankan, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh variabel tingkat bunga SBI, nilai kurs rupiah terhadap dollar, perubahan junlah uang beredar dan sebagainya. Dengan demikian, permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Pengaruh pasar riil dalam hal ini IHSG terhadap kinerja saham perbankan
2. Pengaruh makro ekonomi (KURS, SBI, DM2) riil terhadap kinerja saham perbankan
3. Pengaruh karakteristik industri dalam hal kredit perbankan riil terhadap kinerja saham perbankan
4. Pengaruh pasar, makro ekonomi dan karakteristik industri terhadap kinerja saham perbankan (dalam nilai riil)
Pemodelan yang dipergunakan adalah model regresi linear berganda dengan menggunakan software komputer E-Views 4. Dari model tersebut selanjutnya dilakukan pengembangan dengan menyertakan faktor nilai masa lalu (autoregressive) dan kesalahan nilai masa lalu (moving average) saham. Pengembangan model ini adalah untuk menemukan suatu model yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memprediksi secara memuaskan.
Obyek yang menjadi populasi dalam penelitan ini adalah saham-saham perbankan yang tercatat di BEJ dan sampel penelitiannya adalah saham-saham perbankan yang telah listing minimal dua tahun. Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ANKP, BABP, BBCA, BBIA, BCIC, BBNI, BBNP, BDMN, BEKS, BKSW, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, PNBN.
Return pasar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing return saham. Secara umum, return pasar tidak berpengaruh secara signi:fikan. Penambahan variabel makro tidak mendukung sepenuhnya pemyataan bahwa variabel makro sangat mempengaruhi tingkat return saham perbankan. Hal ini didukung hasil penelitian bahwa dari ketiga variabel makro yaitu KURS, SBI dan DM2, hanya KURS yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan. Pengaruh KURS juga tidak terjadi pada semua saham, hanya empat dari 21 saham perbankan. Dengan demikian dapat disimpulkan kebijakan moneter pemerintah tidak cukup berpengaruh terhadap tingkat return saham perbankan. Penambahan variabel karakteristik industri yaitu KREDIT sebagai variable spesifik industri perbankan juga tidak signifikan mempengaruhi tingkat return saham perbankan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fransiska
"ABSTRAK
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktunya nanti, pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari basil investasi tersebut. Dalam berinvestasi di pasar modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah adanya kemungkinan menderita kerugian disamping mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan kerugian akan dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisa keadaan harga saham dan kemungkinan naik turunnya harga di bursa. Harga suatu saham perusahaan yang berfluktuasi sangat penting untuk diamati, khususnya bagi para investor yang berniat untuk menanamkan sahamnya ataupun yang telah memiliki saham suatu perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk membahas kinerja saham perusahaan pada industry restoran, hote4 pariwisata, printing, advertising, dan media, terutama tentang tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut. Penelitian juga akan melihat pengaruh variable makro dan pengaruh hubungan variabel mikro (karakteristik industri) terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan-perusahaan yang berada di industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising, dan media.
Variabel-variabel ekonomi makro yang diduga berpengaruh terhadap return saham adalah nilai tukar rupiah atas dollar Amerika, jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia yang terjadi selama beberapa tahun, yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Selain variabel ekonomi makro, penelitian juga mencoba melihat variabel pasar yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau pasar terhadap kinerja saham Restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising, dan Media. Kemudian pada masing- asing industri akan coba dilihat mengenai variabel-variabel karakteristik masing-masing industri terhadap kinerja saham di masing-masing industri.
Untuk industri restoran, hotel dan pariwisata, variabel yang diperhatikan adalah jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke wilayah Indonesia. Kemudian untuk industri printing dan advertising digunakan data pendapatan dari basil iklan industri printing dan advertising. Untuk industri media data yang digunakan adalah besamya rating dari setiap stasiun TV. Dengan adanya variabel-variabel tersebut nantinya akan dilihat korelasi atau hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan diatas dengan return saham perusahaan pada masing-masing industri.
Kinerja saham industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising dan media yang dimaksud adalah kinerja saham-saham sektor industri tersebut yang tercatat di BEJ sesuai dengan periode pengamatan yaitu dalam periode 2000-2004. Perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah ANTA, BAYU, JSPT, MAMI, PANR PLIN, PNSE, PTSP, SHID, FAST, ABBA, FORU, IDKM, JTPE, SCMA, dan TMPO. Pengolahan data hingga menghasilkan data final yang siap dianalisa dilakukan dengan bantuan Eviews 4.
Kinerja saham industri restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising dan Media di Bursa Efek Jakarta berdasarkan basil penelitian menunjukkan bahwa kinerja saham perusahaan pada industri ini beraneka ragam. Penambahan faktor makroekonomi dan parameter spesifik industri di tiap model juga memberikan tingkat pengembalian saham yang berbeda. Antara variabel dengan tingkat pengembalian saham berhubungan secara positif maupun negatif. Ada yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan ada yang tidak berpengaruh secara signifikan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kartiningtyas
"Secara teoritis, suatu pengumuman akuisisi dapat memberikan suatu tanda (signal) baik positif maupun negatif kepada para pemegang saham. Akuisisi dapat memberikan kesan bahwa perusahaan yang mengakuisisi berada dalam posisi yang sangat kuat sehingga akan mendapatkan reaksi yang positif dari para pemegang saham. Akuisisi juga dapat memberikan kesan negatif karena pelaksanaan strategi akuisisi tersebut dikhawatirkan akan memberikan tambahan beban bagi perusahaan pengakuisisi. Berkaitan dengan cara pembayarannya, pembayaran akuisisi dengan uang tunai dapat dilakukan dengan menggunakan sumber dana arus kas operasi perusahaan, hutang atau right issue. Masing-masing sumber pendanaan tersebut tentunya akan memiliki dampak yang berbeda terhadap posisi keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman rencana akuisisi yang dilakukan perusahaan terhadap reaksi pasar (return saham), mengetahui perbedaan reaksi pasar terhadap suatu pengumuman rencana akuisisi saham dan akuisisi aset, serta mengetahui perbedaan rekasi pasar terhadap suatu pengumuman akuisisi dengan sumber pendanaan yang berbeda yaitu right issue, arus kas operasi (operating cash flow) dan hutang.
Penelitian ini menganalisis 9 pengumuman rencana akuisisi yang material dan tidak disertai tindakan merjer selama periode 2000-2003 dan dibandingkan dengan 9 pasangan sampel (control firms) dalam periode yang sama. Data diperoleh dari annual report Bapepam, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Jakarta, JSX Statistic, Surat Edaran dan Informasi kepada Pemegang Saham, serta sumber-sumber yang lain. Dalam penelitian ini dilakukan serangkaian analisis melalui pendekatan event study dengan periode pengamatan selama 21 hari serta penggunaan market model.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa selama periode pengamatan, pengumuman rencana akuisisi tidak menimbulkan reaksi pasar yang signifikan, tidak terdapat perbedaan reaksi pasar yang signifikan terhadap akuisisi aset dan akuisisi saham, dan terdapat perbedaan reaksi pasar yang signifikan terhadap pengumuman rencana akuisisi dengan sumber pendanaan dari right issue, arus kas operasi (operating cash flow) dan hutang. Lebih jauh lagi, diketahui bahwa pengumuman rencana akuisisi hutang menghasilkan reaksi pasar yang positif dan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pengumuman akuisisi dengan dua sumber pendanaan lainnya.

Theoretically, an announcement of acquisition can give a sign (negative and also positive signal) to stockholders. Acquisition can give impression that company which is acquiring stay in very strong position so that will get positive reaction from stockholders. Acquisition also can give impression of negativity because execution of strategy of acquisition the felt concerned about will give burden addition to acquiring company. Relate to its payment method, using source of company?s cash flow from operating, debt or right issue can do payment of acquisition in cash. Each the source of the financing will have different impact to company financial position. This research aim to know influence of announcement of acquisition plan conducted by acquiring company to market reaction (stock return), knowing difference of market reaction to an announcement of plan of stock acquisition and asset acquisition, and also know difference of market reaction to an announcement of acquisition with different source of financing that are right issue, operating cash flow and debt.
This research analyze 9 announcements of acquisition plan which are material and do not accompany by action of merger during period 2000 - 2003 and compared to 9 control firms in same period. Data collected from Bapepam's annual report, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Jakarta Stock Exchange, JSX Statistic, Letter and Information to Stockholders, and also other sources. To test the hypothesis, this study employ event study methodology with event period during 21 day and also market model.
The result of the study show that there is no significant market reaction in announcements of acquisition plan, no significant difference in market reaction to asset acquisition and stock acquisition, and significant difference in market reaction to announcement of acquisition plan with source of financing from right issue, operating cash flow and debt. Furthermore, analysis indicate that announcement of acquisition plan which use debt as source of its financing yield positive market reaction and tend to higher compared to announcement of acquisition plan with two others source of financing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Sumiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pengembalian pasar atau market return dan faktor makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp terhadap US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) terhadap return saham individu maupun terhadap return portfolio sektor industri barang konsumsi,
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan tujuh variabel; return saham, return portfolio sebagai variabel dependen serta enam variabel lainnya, yaitu market return dan beberapa variable makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp/US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) sebagai variabel independent
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh saharn yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi sebanyak 35 saham yang listing dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dengan menggunakan data bulanan.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 35 return saham sektor industri barang konsurnsi diperoleh bahwa market return adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap return saham individu. Ini dibuktikan dengan pengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikansi 5% adalah sebanyak 13 saham, yaitu CEKA, DAVO, DLTA, INDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI dan LMPI
Sementara terhadap saham AISA dan KLBF pengaruhnya negatif. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi sangat dipengaruhi secara signifikan oleh market return.
Sementara itu, variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham SQBB dan DNKS, begitu juga dengan variabel kurs Rp/US$ berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham AISA dan KLBF, sedangkan terhadap return saham UNVR pengaruhnya positif Harga emas berpengaruh terhadap return saham ADES, KICI dan LMPI secara negatif dan signifikan, tetapi terhadap return saharn STTP positif Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap return saharn INDF secara signifikan. Namun, secara keseluruhan beberapa variabel makro ekonomi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi.

This research aim to know how influence of market return and macro economics factor (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp to US$, price of gold and of money supply) to individual stock return and also to consumer goods industrial portfolio return.
Model to be used in this research is regression tinier model by using seven variable; stock return, portfolio return as dependent variable and also six other variable, that is market return and macro economics variable (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp/US$, price of gold and money supply) as independent variable.
In this research which become sample is stocks which included in consumer goods industrial sector counted sixty five stocks which is listing of year 1999 to 2003 by using monthly data.
From result of research can be taken conclusion; From sixty five stocks of consumer goods industrial obtained that market return is most having an effect on individual stock return. This proved with positive influence and significant at a = 5% is thirteen stock, that is CEKA, DAVO, DLTA, 1NDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI and LMPI. But, AISA and KLBF its negative influence. So also with Result of research to consumer goods industrial portfolio return very influenced significant by market return.
While, inflation variable have an effect negative with significant to stock return of SQBB and DNKS, Variable Indonesia bank Rate only having an effect on UNVR stock return positive, while to stock return of AISA and KLBF its negative influence. Price of gold have an effect to stock return of ADES, KICI and LMPI negative and significant, but to stock return of STTP positive. Money supply have an effect on negative to stock return INDF by significant. But, macro economics variable do not have an effect significant to consumer goods industrial portfolio return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyndrasta S. Hartantya
"Pasar modal mempunyai tingkat pengembalian yang relatif tinggi dibanding dengan instrumen investasi lainnya, namun demikian investasi ini juga mempunyai resiko lebih tinggi, atau sering disebut istilah high risk high return. Beberapa penelitian di luar negeri terutama di negara-negara yang sudah mapan perdagangan pasar modalnya mempercayai bahwa tingkat pengembalian saham pada bulan Januari akan mengalami perubahan positif yang signitikan. Abnormal tingkat pengembalian ini sering juga disebut "January Effect".
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kenaikan tingkat pengembalian itu atau "January Effect" dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Lebih lanjut penelilian ini akan mengambil saham-saham di Bursa Efek Jakarta yaitu: Holcim Indonesia Tbk (SMCB), Jaya Pari Steel Corp. Tbk (JPRS), Berlina Tbk (BRNA), JAPFA Tbk (JPFA), United Tractors Tbk (UNTR), Bayu Buana Tbk (BAYU), Astra Graphia Tbk (ASGR), Multipolar Tbk (MLPL), Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan Jakarta International Hotel Tbk (JIHD). Sementara variabel-variabelnya adalah : Tingkat pengembalian saham bulan sehelumnya (Desember), Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), lnflasi, Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan nilai konversi satu dolar AS terhadap Rupiah (Kurs).
Pengaruh variabel-variabel terhadap tingkat pengembalian saham bulan Januari tahun 1989 sampai dengan 2006 dilakukan dengan regresi menggunakan 3 model yaitu:
1. Model ke-1 : Pengaruh Indek Harga Saham Gabungan terhadap Januari Effect pada masing-masing saham
2. Model ke-2 : Pengaruh Ekonomi Makro (lnflasi, SBI, Kurs) terhadap januari Effect pada masing-masing saham
3. Model ke-3 : Pengaruh return desember, IHSG & Ekonomi Makro terhadap Januari Effect pada masing-masing saham.
Regresi dilakukan dengan menggunakan software E-Views 4.1
Hasil dari penelitian adalah: tingkat pengembalian dan resiko saham-saham pada bulan Januari yang diteliti di Bursa Efek Jakarta tidak membedakan hasil yang seragam. Saham SMCB, UNTR dan MLPL adalah saharn dengan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan return pasar (IHSG). Saham MLPL mempunyai tingkat pengembalian paling tinggi sekaligus mempunyai resiko yang paling tinggi. Indek Harga Saham Gabungan secara umum berpengaruh positif tefhadap saham SMCB, BRNA, JPFA, JPRS, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, JIHD sehingga kenaikan pasar mampu terrefleksi juga pada saham-saham yang diteliti walaupun signifikansiya lemah.
Tingkat pengembalian bulan Desember berpengaruh negatif pada saham-saham SMCB, IFRS, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, BNBR hal ini dapat diartikan return pada bulan Januari akan berbanding terbalik dengan return bulan Desember. Dengan demikian Abnormal return terjadi pada bulan Januari atau sering disebut dengan January Effect. Inflasi berpengaruh negatif pada saham SMCB, BRNA., JPFA, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, dan BNBR hal ini dapat diartikan bahwa inflasi berlawanan arah dengan Saham-saham tersebut atau dengan kata lain apabila inflasi mengalami kenaikan maka return saham-saham tersebut mengalami penurunan. Suku Bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham SMCB, BRNA, UNTR, ASGR, MLPL atau berlawanan arah dengan SBI.
Secara umum Makro ekonomi akan mempengaruhi Tingkat pengembalian saham pada bulan Januari meskipun signifikansinya lemah.

The capital market has a rate of return which relatively higher than other investment instruments. In spite of that, this investment has a higher risk which was known as ?high risk high return". Some researches in abroad, especially in the established countries, which have the progressive capital market trade, believes that the stock return of on January will experience the significantly positive alternation. The anomaly of this rate of return is often named as ?January Effect".
This research is aimed to see how far the increase of the return, or January Effect, can be explained by the other variables. For more detail, this research will take the stocks in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta/BEJ), i.e.: Holcim Indonesia, Tbk (SMCB), Jaya Pari Steel Corp., Tbk (JPRS), Berlina, Tbk (BRNA), JAPFA, Tbk (JPFA), United Tractors, Tbk (UNTR), Bayu Buana, Tbk (BAYU), Astra Graphia, Tbk (ASGR), Multipolar, Tbk (MLPL), Bakrie & Brother, Tbk (BNBR), dan Jakarta International Hotel, Tbk (JIHD). Meanwhile, the variables that will be taken for this research are the return stock on previously month (December), ?Indeks Harga Saham Gabungan (lHSG)", inflation, BI rate (?SBI"), and the conversion value of one dollars toward Rupiah (a rate of exchange).
The implication of these variables to the stock return of January 1989 till 2006 is conducted with 3 (three) models of regression:
1. The first model : The implication of ?IHSG? toward January Effect on respectively stock,
2. The second model : The implication of macro economy variables (such as inflation. ?SBI", rate of exchange) toward January Effect on respectively Stock,
3. The third model : The implication of December return, ?lHSG", and macro economy variables toward January Effect on respectively stock.
These all three models used regression analyses which utilize E-views 4.1. Software.
The result of this research is: the return and the stock risk on January, which are studied in ?Bursa Efek Jakarta (BEJ)", give a various output. The stocks of SMCB, UNTR., and MLPL have the higher return than H-ISG or market return. MLPL security has the highest return and also the highest risk all at once. Generally, ?Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)" has positive implication on SMCB, BRNA, JPFA, JPRS, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, and JH-ID stocks. Thus, it can say that the market return is also able reflected on the studied stocks although it has a weak significance. The December return rate has negative implication on SMCB, JPRS, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, BNBR stocks. This means the January return will be contrary with December return. Thus, the anomaly of return will be on January or it often be said as ?January Effect". The implation also has negative implication on SMCB, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, and BNBR stocks. This means the inflation is contrary with those stocks, or in other words, if the inflation increases, the stock return will decrease. BI rate has negative implication on SMCB, BRNA, UNTR, ASGR, MLPL stocks, or this means it?s also contrary with "SBI",
Generally, economy macro variables will implicate stock return rate on January although it has weak significance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Bunga Andriana
"Efficient market hypothesis berpendapat bahwa harga sekuritas merefleksikan seluruh informasi yang tersedia. Peringkat obligasi dan peringkat perusahaan merupakan bentuk informasi berupa penilaian kelayakan kredit perusahaan terkait dengan suatu surat hutang tertentu maupun perusahaan secara keseluruhan. Diduga bahwa peringkat mempengaruhi ekspektasi investor terhadap perusahaan. Oleh karena itu, pasar akan bereaksi terhadap informasi tersebut.
Dengan menggunakan metode event studies, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengumuman peringkat obligasi dan peringkat perusahaan pada sampel conditional dan unconditional terhadap return saham selama event period, pra-event periode, event date, serta post-event period. Selain itu, akan dilakukan perbandingan antara pengaruh pengumuman peringkat obligasi dan pengaruh pengumuman peringkat perusahaan terhadap return saham.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa selama event period, pra-event periode, event date, maupun post-event period, pengumuman perubahan peringkat obligasi dan peringkat perusahaan tidak mengandung informasi yang signifikan (no news) bagi investor di Indonesia. Namun, jika dilihat dari t AR harian, ada reaksi yang sifnifikan pada upgrade pengumuman peringkat obligasi dan peringkat perusahaan. Selain itu, pengumuman peringkat obligasi mempengaruhi return saham dalam skala yang berbeda dengan pengaruh peringkat perusahaan terhadap return saham."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Hapsari Pirenaningtyas
"Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dengan tujuan mengetahui adanya perbedaan abnormal imbal hasil untuk saham (average abnormal return) dan obligasi (spread yield). Sampel yang digunakan adalah perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 yang menerbitkan obligasi dan mengalami perubahan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t satu sampel, uji t berpasangan, dan regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada average abnormal return saham dan abnormal bond return baik sebelum pengumuman, saat pengumuman, dan setelah pengumuman perubahan peringkat obligasi, 2) Return kumulatif untuk saham meningkat ketika pengumuman upgrade peringkat obligasi dan menurun ketika pengumuman downgrade peringkat obligasi walaupun keduanya tidak signifikan.
Sedangkan return kumulatif untuk obligasi menurun dan signifikan ketika pengumuman upgrade peringkat obligasi dan meningkat namun tidak signifikan ketika pengumuman downgrade peringkat obligasi, serta 3) Besaran perubahan peringkat obligasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap average abnormal return saham dan spread yield.

This research uses event study method in order to examine the difference in abnormal returns for stocks (average abnormal return) and bonds (spread yield). The sample used is listed company in Indonesian Stock Exchange for the period 2007-2011 which issues its corporate bonds and have bond rating changes issued by PT Pefindo. The analyses of this research were performed using one sample t test, paired t test, and simple regression method.
The results showed that: 1) There is no significant difference on average abnormal stock returns and abnormal bond returns before the announcement, during the announcement, and after the announcement of bond rating changes, 2) Cumulative return of stock increases following bond rating upgrades and decreases following bond rating downgrades although both are insignificant.
In contrast, the cumulative return for bonds decreases significantly following bond rating upgrades and increases insignificantly following bond rating downgrade, and 3) The magnitude of bond rating changes gives no significant positive effect on average abnormal stock returns and spread yield.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>