Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Soetanto
"Telah dilakukan studi epidemiologi kegiatan kecelakaan kerja pada industri dengan kasus PT. X. Analisis epidemiologi menggambarkan faktor-faktor resiko kejadian kecelakaan kerja yaitu waktu, tempat kerja penderita serta berbagai resiko lain yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.
1. Latar Belakang
Sejak dua dasawarsa, Indonesia telah memasuki era pengembangan industri. Meskipun pembangunan, tetap bertumpu pada sektor pertanian, pertumbuhan sektor industri modern atau maju makin lama makin berkembang. Pembangunan pada sektor industri maju ini mempunyai konsekwensi terhadap perubahan- perubahan sikap dari manusia didalamnya dimana yang semula berorientasi agraris berubah menjadi berorientasi industri. Pembangunan disektor industri selain memberikan dampak positif yaitu berupa bertambah kuatnya perekonomian juga memiliki potensi berdampak negatif khususnya terhadap para tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan industri tersebut.
Salah satu bentuk permasalahan adalah adanya berbagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan kecelakaan kerja. Berbagai macam kejadian kecelakaan kerja banyak tersebar pada setiap kegiatan ekoncmi seperti perindustrian, pertanian, perhubungan, pertambangan dan lain-lainnya. Kecelakaan merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak diharapkan atau diduga sama sekali. Oleh sebab itu unsur kesengajaan atau direncana tidak mungkin ada dibalik peristiwa ini. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan, yang berhubungan dengan pekerjaan atau tempat-tempat bekerja atau bisa jadi tempat kerja tersebut adalah industri. Sedangkan hubungan kerja disini dapat diartikan bahwa kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan pekerjaan atau karena pekerjaan itu sendiri.
Di negara-negara yang sudah maju studi mengenai atau tentang kecelakaan kerja telah banyak dilakukan bahkan telah banyak pula dipublikasikan. Dilaporkan bahwa index resiko kecelakaan di Amerika dan di Jepang pada tahun 1967 ? 1976 rata - rata 0, 03, angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan index resiko kecelakaan di industri 24) bangunan dan industri tambang. Tahun 1953 di Amerika Serikat kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian atau cacat diperkirakan 1 dari 16 pekerja. Jumlah kematian yang 6 ). disebabkan karena kecelakaan mencapai 95.000 jiwa.
Berikut ini data yang merupakan gambaran bahwa jumlah kecelakaan kerja yang berakibat fatal perlu dilakukan penangana.n pencegahan secara kanseptional atau melalui perencanaan yang matang, agar dapat ditekan angka yang terjadi pada buruh pabrik adalah 500 pekerja angka ini ternyata lebih tinggi dari kematian yang terjadi pada 8 ). buruh bangunan. Menurut 5tatistik Heselamatar, dan Hesehatan Herja dilaporkan bahwa pada tahun 19B0 - 1981 dan pada tahun 1981 ? 1982 jumlah karban kecelakaan akibat kerja dibidang industri 7 ). meningkat dari 1120 kasus menjadi 1312 kasus.
Di Indonesia, studi atau penelitian tentang kecelakaan kerja jarang dilakukan, hal ini disebabkan karena sulitnya memperaleh informasi terutama dari industri swasta, yang umumnya bagi para pengusaha masalah kecelakaan kerja bukan kebutuhan utama, malahan berusaha untuk menutupi atau tidak melaporkan karena akan mempengaruhi kondite dari pabrik itu 28).sendiri. Di samping itu juga disebabkan kurangnya minat para peneliti, juga sulit untuk melakukan penelitian kecelakaan kerja karena para industriawan pada umumnya enggan bahkan tidak mau memberikan idzin kepada para peminat untuk melakukan penelitian. Padahal penelitian amat diperlukan untuk penyusunan program pencegahan.
Dengan adanya berbagai macam kesulitan seperti yang tersebut diatas maka akan sulit pula diketahui penelitian yang memberikan trend serta berbagai macam faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Masalah kecelakaan akibat kerja merupakan salah satu 1I). masalah utama dalam bidang kesehatan kerja . Masalah ini?"
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada industri konstruksi, permasalahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting. Jenis, sifat, kondisi dan lokasi pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi yang sering cenderung berbahaya mengakibatkan tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya."
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Said Bakhri
"Skripsi ini membahas mengenai tanggungjawab Direktur sebagai organ Direksi dalam Perseroan Terbatas untuk dapat melaksanakan ketentuan yang terkait dengan Keselamatan Kerja. Keterkaitan peraturan perundang-undangan dalam penerapan ketentuan keselamatan kerja yang didasari oleh UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Maka pada penelitian ini tanggungjawab Direktur dapat dijadikan landasan pemikiran atas penerapan hukum untuk perlindungan keselamatan kerja bagi pekerja dalam suatu perusahaan. Pada PT. X perlindugan Ketenagakerjaan dilakukan dengan membuat Perjanjian Kerja Bersama antara PT. X dengan Federasi Serikat Pekerja PT. X Bersatu (FSPPB). Tindaklanjut dalam penerapan SMK3 maka pada PT. X dibuat mekanisme sistem yang disesuaikan dengan bidang usaha dari suatu perusahaan yaitu Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Terpadu (SMKOT). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan dengan metode analisis bersifat kualitatif, hasil dari penelitian diolah menggunakan metode penelitian deskriptif untuk dijabarkan. Hasil penelitian menemukan bahwa tanggungjawab dan tindakan Direktur dalam pelaksanaan peraturan keselamatan kerja dan dengan adanya keterkaitan perundang-undangan yang ada tidak berdampak langsung untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerja, terlebih lagi untuk dapat memberikan Value (nilai) bagi perusahaan. Penelitian ini menyarankan bahwa pertanggungjawaban hukum Direktur sebagai pelaksana penerapan ketentuan keselamatan kerja dapat diatur dengan menambahkan pasal pada UUPT tentang Keselamatan Kerja dan/untuk UU Keselamatan Kerja diperlukan adanya perubahan karena sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan yang ada dimasa kini untuk itu diperlukan adanya sanksi tegas dan berat berupa pencabutan izin usaha, denda maupun kurungan bagi perusahaan yang melanggar ketentuan keselamatan kerja.

This thesis discusses the responsibilities of the Chief Excutive as an organ of the Board of Executives of Limited Liability Companies in implementing the provisions related to Safety. Given the interconnected regulations regarding safety provisions based on Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies (Company Law), Law No. 1 of 1970 on Occupational Safety, Law No. 13 of 2003 on Manpower and Minister of Manpower Regulation No. Per.05/MEN/1996 of Occupational Safety and Health Management System (SMK3). In this research, the responsibility of the Chief Executive can be used as rationale for the application of laws protecting workplace safety for workers in a company. At Limited Liability Company X, Worker Safety is ensured by through the Labor Agreement between Limited Liability Company X with the Federation of Trade Unions Limited Liability Company X (FSPPB). The resulting application of Occupational Safety and Health Management System in Limited Liability Company X is the creation of systemic mechanisms that are tailored certain business sectors of a company, which called the Integrated Safety Management System Operation (SMKOT). The type of research used in this research is normative legal research or library based research method with qualitative analysis. The results of the study is laid down using descriptive research method. From the results of this research it is found that the responsibilities and actions of the Chief Executive in the implementation of safety regulations and with the interconnection of existing legislation neither directly impacts the improvement of workers' welfare, nor does it adds Value for the company. This study suggests that the legal liability provisions of the Chief Executive as the implementer of workplace safety can be accommodated by adding a chapter on Company Law on Occupational Safety and Safety at Work Act. Such addition is necessary for the law is no longer relevant to recent developments and the situation necessitates for the inclusion of severe and strict punishment as well as revocation of business licenses, fines or imprisonment for companies that violate workplace safety."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S150
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Widiyastuti
"Angka kecelakaan kerja di bidang jasa konstruksi paling tinggi dibanding sektor industri lainnya. Alat berat crane menyumbang andil 38% dari kecelakaan fatal yang terdapat di industri. Oleh karena itu, penelitian ini membahas tentang penilaian risiko kesehatan dan keselamatan kerja pada proses pekerjaan angkat angkut material/ bahan menggunakan tower crane di proyek pembangunan Apartement XY oleh PT. X tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prioritas risiko keselamatan dan kesehatan yang memerlukan pengendalian risiko pada proses pekerjaan angkat angkut material/ bahan menggunakan tower crane. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, sedangkan untuk analisis risiko menggunakan metode semi kuantitatif. Hasil penelitian ini yaitu pada basic risk terdapat 10 event yang termasuk kedalam kategori very high, terdapat 7 event yang termasuk kedalam kategori priority 1, terdapat 6 event yang termasuk kedalam kategori subtancial, dan terdapat 8 event yang termasuk kedalam kategori priority 3. Pada existing risk, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat menurunkan risiko yang ada. Tidak terdapat jenis pekerjaan yang masuk kedalam kategori very high, terdapat 2 event yang masuk kedalam kategori priority 1, terdapat 6 event yang masuk kedalam kategori subtancial, terdapat 19 event yang termasuk kedalam kategori priority 3, dan terdapat 4 event yang masuk kedalam kategori acceptable. Pada predictive risk, terdapat 27 event yang masuk kedalam kategori acceptable, dan 4 event yang masih masuk kedalam kategori priority 3 dan memerlukan perhatian lebih lanjut. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu perlunya pengawasan yang lebih optimal dari pihak K3 dan perlunya penambahan APD dari perusahaan untuk semua pekerja.

Accidents in the construction field higher than other industrial sectors. Canes accounted for 38% share of fatal accident there in the industry. Therefore, this study discusses about risk assessment of occupational health and safety risks in the work of lifting the transport of materials using tower cranes in construction projects Apartment XY by PT. X 2014. The purpose of this study was to determine the priority of safety and health risks that require risk control in the process of lifting jobs transport material use tower cranes. Methods This study uses an observational study design, and for risk analysis using semi-quantitative methods. The results of this study are at risk there are 10 basic events were included to the category of very high, there are 7 events were included into the category of priority 1, there are 6 events were included into the category of subtancial, and there are 8 events were include into the category of priority 3. In the existing risk, control has been done by companies can to reduce risk. There are nothing task were include into the category of very high, there are 2 events in the category of priority 1, there are 6 events were include into the category of subtancial, there are 19 events were included into the category of priority 3, and there are 4 events were include into the category of acceptable. In the predictive risk, there are 27 events that enter into the acceptable category, and 4 events are still in the category of priority 3 and requires further attention. Advice can be given to this research is needed for a more optimal control of the K3 and needed for the addition of PPE for all workers in the company."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difla Oktaviana
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S25345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Nurfajri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai pengaruh dari budaya organisasi yang disesuaikan dengan nilai-nilai dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan program keselamatan dan kesehatan kerja (variabel bebas) terhadap produktivitas kerja (variabel terikat). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei kepada 85 pegawai indirect di proyek PLTGU Muara Karang dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan regresi linier berganda dan koefisien determinasi untuk melakukan pengujian pengaruh dari antar variabel yang menjadi objek penelitian secara parsial maupun simultan. Hasil dari analisis regresi linier berganda menunjukkan produktivitas kerja pegawai indirect proyek PLTGU Muara Karang dipengaruhi oleh budaya organisasi dan program keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa kedua variabel bebas memiliki pegaruh yang secara parsial maupun simultan terhadap variabel terikat pegawai indirect di proyek PLTGU Muara Karang.

The purpose of this research is to explain the combination of organizational culture adjusted to values of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk and occupational safety and health program (independent variabels) would influence the work productivity (dependent variable) in a company. This research use quantitative approach and collected through survey with 85 number of sample indirect employee at Muara Karang Combined Cycle Power Plant. Variables were measured using multiple regresion analysis and coefficient of determination analysis. The result shows that indirect employee at Muara Karang Combined Cycle Power Plant influenced by organizational culture and occupational safety and health program. This study found that both of independent variables have affect for simultaneous and partial on the dependent variable indirect employee at Muara Karang Combined Cycle Power Plant."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ikhsan Derana
"Tesis ini menganalisa Akar penyebab utama kecelakaan kerja "Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Resiko pada Pekerjaan dan Evaluasi" di PT "X" tahun 2005 2008, menggunakan data dari laporan keceiakan dan laporan investigasi kecelakaan kerja yang diakses dl Departemen HSE PT "X" pada bulan Maret - Mei 2010. Penelitian ini adalah merupakan studi kuaiitatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Penyebab Dasar (Faktor manusia dan Faktor pekerjaan), Penyabab Langsung (Tindakan tidak standar dan Kondisi tidak standar), Tidak dilakukannya tahapan-tahapan 'Manajemen risiko' secara benar, Kurangnya pengawasan, dan Faktor peketja tidak tetap (Kontrak:tor) baik secara individu maupun bersama-sama berkon1ribusi sebagai Ak.ar penyebab teJjadinya kecelakaan-kecelakaan ini.
Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada PT "X" untuk melak.ukan Pelatihan yang komprehensif untuk Penyebab Dasar dan Penyebab Langsung, sedangkan untuk Manajemen risiko disamping pelatihan, juga komitmen, pengawasan, sosialisasi komunikasi, penerapa.n reward dan punishment.

This Thesis analyzed of the Main Root Cause on Occupational Incidence "Poor on Job Risk Management and Evaluation" at PT "X" year 2005 - 2008, by using the incidence and incidence investigation reports accessed at PT "X" HSE Department in arch.
The summaries of the research are that the Contributory causes (Personal and Job factors), Immediate causes (Unsafe actions and un.safe condition), Improperly in risk management processes, Poor on monitoring, and Contractors? workers factor as individually and/or their togetherness contributed as root cause of these incidences.
This research recommended to PT "X" as well to conduct a comprehensive trainings for the Contributory and Immediate causes, while for the risk management not only to conduct the training, but also to increase the commitment, monitoring, socialization and communication. and the implementation on reward and punishment."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mushanif Mukti
"Sejak bergulimya isu globalisasi pada awal 1990-an, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan nasional adalah adanya kondisi persaingan yang semakin ketat, selain antara perusahaan nasional yang ada, juga dengan perusahaan asing, apalagi bila akan melakukan usaha di negara lain. Maka standar intemasional juga menjadi tema sentral, yang harus menjadi acuan dan aturan main di antara berbagai perusahaan, balk tingkat nasional, regional maupun global.
Pada tingkat regional dan global, kini Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), telah menjadi suatu isu penting untuk mengukur kinerja korporasi secara keseluruhan. Dan isu penting yang sekarang bergulir dalam manajemen K3 adalah pengembangan budaya K3 yang positif, sebagaimana Biggs, et al (2005), menyatakan bahwa pendekatan manajemen K3 di sektor industri konstruksi di Australia, yang menekankan identifikasi dan reduksi bahaya telah gaga] untuk memenuhi motivasi pekerja untuk berperilaku selamat, dan perlunya membina budaya K3 terhadap pekerja musiman. Demikian juga Konferensi Buruh lnternasional yang diselenggarakan pada 2003 telah merekomendasikan pentingnya membangun budaya K3 secara nasional.
Penelitian tesis ini bertolak dart dasar pemikiran bahwa budaya K3 pempunyai peran penting dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja K3, di mana kinerja K3 kini sudah menjadi salah sate [criteria bagi perusahaan yang akan bersaing di tingkat global. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus PT X sebagai suatu perusahaan konstruksi terkemuka, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan memasuki persaingan di tingkat global.
Namun karena aspek dan dimensi budaya sangat luas, dan memerlukan waktu penelitian relatif lebih lama, maka penelitian dibatasi pada iklim K3, yaitu suatu tahapan kesadaran dalam budaya K3 yang dipersepsikan oleh anggota organisasi. Sehingga yang diharapkan diperoleh dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana profit iklim K3 PT X, dengan mengambil sampel di tiga tempat kerja, yaitu Kantor Pusat dan Divisi terkait, Pabrik Fabrikasi Baja Konstruksi dan Proyek Gedung Kampus Prasetya Mulya.
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif, melalui penyebaran angket (kuesioner) guns mendapatkan jawaban dad responden dari ketiga tempat kerja tersebut, sebagai cars untuk mengases iklim K3, sesuai dengan hasil jawaban responden tersebut. Jumlah populasi Kantor Pusat dart Divisi terkait w 254 dengan jumlah responden 49; jumlah populasi Pabrik Fabrikasi Baja adalah 354 dengan responden 66; dan jumlah populasi Proyek Gedung Prasetya Mulya adalah 132, dengan jumlah responden 35.
Karena ada keterkaitan dengan budaya perusahaan, maka peneliti juga melakukan pengumpulan data dan dokumentasi tentang budaya perusahaan, sehingga dapat memberi gambaran tentang dinamika proses pengembangan budaya K3 yang positif di PT X.
Hasil penelitian menunjukkan bawls dari ketiga tempat kerja tersebut diperoleh gambaran secara umum, bahwa bahwa berdasarkan persepsi responden masing-masing, Ikiim K3 di Kantor Pusat dan Divisi terkait tergolong kuat, Iklim K3 Pabrik Fabrikasi Baja DME tergolong paling kuat, dan Proyek Gedung Prasetya Mulya, tergolong relatif sedikit lebih kuat dari pada Kantor Pusat dan Divisi.
Kesimpulannya, iklim K3 PT X secara keseluruhan tergolong pada kategori agak kuat, dengan nilai rata-rata variabel personil tergolong pada kategori kuat, sedangkan variabel organisasi dan pekerjaan tergolong pada kategori agak kuat.
Sub-variabel yang tergolong sangat kuat yaitu: Komitmen Pribadi tehadap K3. Beberapa sub-variabel yang tegolong relatif kuat adalah: Kesadaran terhadap Risiko; Sires Akibat Kerja dan Pengetahuan K3; Komitmen terhadap Organisasi; Teamwork; Sifat (tidak) Menyalahkan; Komitmen Manajemen; Tidak-lanjut Manajemen; Kedudukan Pejabat K3; dan Kesiap-siagaan terhadap Keadaan Darurat.
Dan beberapa sub-variabel yang relatif kurang kuat, yaitu: Keterlibatan pekerja dalam Pengambilan Keputusan; Komunikasi K3; Tempat dan Lingkungan Kerja; Alokasi Sumber-daya; dan Kepuasan Kerja.

Since the rolling-on globalization issues by the early 90s, challenges faced by national corporations are the tighter conditions of business competition among, thus from the national to the multinational companies likewise, especially to the exertions planned in another country. Thus, the international standard too, has become central topic which has to be referenced and denoted as `rule of the game' among various companies, in their each different levels; the national, the regional and the global levels.
The Occupational Health and Safety (OHS) has become another significant issue to measure the overall corporate performances both in regional and global level, nowadays. The current important issue rolling in OHS management is its positive cultural development, as it 's cited from Biggs, et al (2005), that the occupational health and safety management approaches in Australia's construction industry which emphasize the identification and reduction on working hazard, has failed to fulfill workers' motivation to commit safety behavior, and it is important to develop and maintain OHS culture toward seasonal workers. The International Labor-Organization's Conference held by 2003 also recommended the importance of developing OHS Culture, nationally.
The thesis research initially begins from a premise that explains the significant OHS cultural role in improving and fixing OHS performance, wherein the OHS performance nowadays has become another criteria for the global level corporations. The research is endeavored by applying studies over Company X's case which soon is to enter global level competition (company X is signified as a well-known state-owned construction company).
However, due to the vast cultural dimension and its aspects, along with relatively long time research requirement, the research is then confined to the OHS climate, which is an awareness phase in an OHS culture perceived by organization member. Thus the results intended to be obtained in this research is all about the profile of Company X's OHS climate, by taking samples in three different working places, which are; Central Office and It's Related Divisions; The Fabrication Factory of Construction Steel; and, Prasetya Mulya Campus Building Project.
The researcher applies the quantitative researching method, by distributing questionnaires in order to obtain responses of respondents from these three different working places, as a method of accessing OHS climate, according to the respondents answers. The total population of The Central Office and Its Related Divisions = 254 with 49 respondents; the total population from The Fabrication Factory of Construction Steel = 354 with 66 respondents; and, the sum of Prasetya Mulya Campus Building Project 's population is 132 with 35 respondents.
Due to the relation of OHS culture towards the company's culture, researcher endeavors gathering of documentation and data findings about corporate culture, thus the researcher be able to represent the image of the positive OHS cultural development dynamic process in Company X.
The research outcome, points-up the common views obtained from those three different working places, that based on the each respondents' perception, The Central Office and Its Related Divisions has a moderately strong OHS climate, The Fabrication Factory has the strongest climate, and the Prasetya Mulya Campus Building Project has little stronger OHS climate rather than the Central Office has.
We finally come into the conclusion that the Company X's overall OHS climate goes in strong category, with strong rate on average variable persons, while the job and organizational variable remain moderately strong.
The strongest categorized sub-variables, is Personal Commitment toward OHS. The relatively moderate categorized sub-variables are: Perceived Risk; Job Induced Stress; Safety Knowledge; Commitment to Organization; Teamwork; Attribution to Blame; Management Commitments; Management Actions; Status of Safety Personnel; and, Emergency Preparedness.
While, sort of relatively less strong sub-variables, consist of Involvement in Decision Making; OHS Communications; Working Environment; Allocation of Resources; and Job Satisfaction.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Topa Budiyono
"Alih daya menjadi salah satu praktik yang umum di dunia industri Indonesia. Di PT. X jumlah tenaga kerja alih daya jauh lebih banyak dibandingkan karyawan tetapnya (perusahaan induk). Penerapan mekanisme alih daya memiliki tantangan tersendiri sehubungan dengan penerapan standar keselamatan dan produktivitas yang tinggi di PT. X. Data kecelakaan kerja 2019 – 2022 di PT. X menunjukkan semua kecelakaan kerja terjadi pada pekerja alih daya yaitu sebanyak 111 kasus, tidak terjadi pada pekerja tetap, sehingga perlu dilakukan kajian untuk mengidentifikasi, menilai dan menanggulangi berbagai faktor risiko spesifik yang berkaitan dengan penerapan alih daya di PT.X. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kegiatan alih daya di perusahaan, mengidentifikasi kondisi atau temuan yang paling signifikan berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja dan menganalisis penyebab dasar kecelakaan kerja yang paling dominan dan kaitannya dengan mekanisme alih daya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk mengukur faktor risiko pada masing-masing unit analisis dengan menyebarkan kuesioner, pengamatan, pengolahan data primer dan sekunder terkait alih daya. Diawali dengan analisis data kecelakaan kerja tahun 2019 -2022 di PT. X, diteruskan dengan identifikasi penyebab kecelakaan paling signifikan berdasarkan hasil investigasi kecelakaan dan kaitannya dengan karakterisktik alih daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan kerja di PT. X berhubungan dengan sejumlah faktor risiko yaitu bekerja dalam keadaan terluka atau sangat kelelahan, beban dan risiko kerja tinggi, tuntutan dan frekuensi kerja lembur, adanya rework, adanya penugasan ganda di luar fungsi atau jabatan pekerja, komunikasi lintas fungsi yang tidak efektif, dan prosedur kerja multitafsir atau sulit difahami. Faktor risiko tersebut berhubungan dengan karakteristik alih daya yaitu faktor tekanan ekonomi dan disorganisasi. Tidak didapati hubungan antara faktor kegagalan regulasi dan kecelakaan kerja di PT. X. Disimpulkan bahwa mekanisme alih daya berhubungan dengan kecelakaan kerja di PT. X dan pencapaian Operasi Bebas Kecelakaan.

Outsourcing is a common practice in the Indonesian industry. At PT. X, the number of outsourced workers is far more than the permanent employees (parent company). The implementation of the outsourcing mechanism has its own challenges in relation to the application of high standards of safety and productivity at PT. X. Work accident data 2019 – 2022 at PT. X shows that all work accidents occur in outsourced workers as many as 111 cases, not in permanent workers, so it is necessary to conduct a study to identify, assess and overcome various specific risk factors related to the implementation of outsourcing at PT.X. The purpose of this research is to analyze the risk factors related to outsourcing activities in the company, identify the most significant conditions or findings related to the occurrence of work accidents and analyze the most dominant basic causes of the work accidents and their relation to outsourcing mechanisms. The study was conducted with a qualitative approach to measure the risk factors in each unit of analysis by conducting questionnaires, observations, primary and secondary data processing related to outsourcing. Starting with the analysis of work accident data for 2019-2022 at PT. X, continued with the identification of the most significant accident causes based on the results of accident investigations and their relation to outsourcing characteristics. The results showed that work accidents at PT. X relates to a number of risk factors, namely working in a state of injury or extreme fatigue, high workload and risk, demands and frequency of overtime work, rework, multiple assignments outside the function or position of workers, ineffective cross-functional communication, and multi-interpretation work procedures. or difficult to understand. These risk factors are closely related to the characteristics of outsourcing, namely economic pressure factors and disorganization. There was no effect of regulatory failure factors on work accidents at PT. X. It is concluded that the outsourcing mechanism is related to work accidents at PT. X and the achievement of Accident Free Operation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesslyn
"ABSTRAK
Cedera jari dan tangan sangatlah umum terjadi pada Divisi Maintenance. Hal ini dikarenakan tipe pekerjaan pada Divisi Maintenance adalah pemasangan dan pelepasan komponen yang bervariasi tahapannya, pekerjaan dilakukan saat berjalannya proses, menggunakan mesin yang rumit dan bekerja dengan tekanan waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran kecelakaan kerja dan analisis penyebab kecelakaan kerja pada insiden cedera jari dan tangan di Divisi Maintenance PT X. Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran (mixed method research) yang diawali dengan pengumpulan 102 data kecelakaan kemudian wawancara mendalam pada 6 orang yang mengalami cedera jari dan tangan, pengawas dan manajemen. Penyebab langsung paling banyak adalah tidak mengetahui adanya potensi bahaya, mengambil keputusan yang tidak tepat dan penggunaan perkakas secara tidak tepat. Penyebab dasar paling banyak adalah pengembangan PSP yang tidak memadai, perilaku aman yang penting tidak cukup diidentifikasi. Pekerja masih kurang memiliki kesadaran terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Peran supervisor dalam mencegah kecelakaan adalah dengan mengingatkan pekerja terkait aspek keselamatan. Manajemen berperan dalam membuat dan mengembangkan prosedur kerja dalam mencegah kecelakaan.

ABSTRACT
Hand and finger injuries commonly happen in maintenance division. This happen because type of work in maintenance division have various stage, working alongside a running process, using complicated machinery, and time contraints. The objective of this study was to describe occupational accident and analyze accident causes hand and finger injury in Maintenance Division PT X. This research use mixed method research, that start with collecting accident data and in depth interview to 6 person hand and finger injuried, supervisor and management. The most direct causes were lack of knowledge of hazards present, improper decision making or lack of judgement, and improper use of tools. The underlying causes were inadequate development of policies / standards / procedures and inadequate identification of critical safe behaviors. Workers have inadequate awareness to health and safety. The roles of supervisor are reminder workers about safety issues. Management have made and developed work procedure to prevent accident.
;;"
2016
S64749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>