Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johannes Basuki
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa pesatnya perkembangan perekonomian sebagai dampak arus globalisasi, perlu didukung sumber daya manusia yang tidak hanya berkemampuan tetapi juga memiliki sikap mental dan budaya yang kondusif agar berbagai permasalahan dapat segera diatasi. Pengamatan para pakar dan didukung kejadian akhir-akhir ini khususnya pada Bank Pemerintah, unjuk kerjanya dirasakan masih tertinggal dengan pihak Bank Swasta.
Dari berbagai masalah yang menyebabkan menurunnya kinerja Bank Pemerintah, adalah masalah sumber daya manusia dan lebih khusus lagi yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja. Masalah ini tetap aktual karena menyangkut kebutuhan yang paling hakiki bagi karyawan. Berbagai penelitian hasilnya menunjukkan bahwa, kerugian yang dirasakan organisasi cukup besar sebagai akibat adanya ketidak puasan kerja yang berpengaruh pada menurunnya produktivitas kerja, absenteism, turnover, gangguan terhadap kesehatan mental dan sejumlah konflik Iainnya.
Dalam penelitian ini, variabel pertama yang diduga mempengaruhi tingkat kepuasan kerja adalah variabel Sistem Manajemen. Para pakar dalam hal ini pada umumnya menyatakan bahwa pimpinan yang partisipatif dan mempunyai ciri-ciri supportif, hangat serta bersifat demokratis akan mampu meningkatkan tingkat kepuasan dan produktifitas karyawan. Menurut Likert bahwa Sistem Manajemen III (konsultatif) dan Sistem.Manajemen IV (partisipatif) Iebih berpeluang untuk menaikkan kepuasan kerja serta menentukan keberhasilan organisasi.
Variabel kedua yaitu Budaya Perusahaan yang akhir-akhir ini banyak diteliti, juga diduga berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian, budaya perusahaan terbukti mempengaruhi kepuasan kerja serta ikut menentukan maju mundurnya suatu organisasi dan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan perusahaan. Miller menyatakan, ada delapan butir nilai-nilai utama yang diyakini menjadi dasar budaya perusahaan yang kuat dan kompetitif, yaitu : azas tujuan, azas keunggulan. azas mufakat, azas kesatuan, prestasi, empirisme, keakraban dan integritas.
Disamping dua variabel tersebut, juga disertakan empat variabel moderator yang diduga mempengaruhi tingkat kepuasan kerja maupun terhadap Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan, adalah faktor usia, masa kerja, tingkat pendidikan dan tingkat jabatan. Asumsi ini didasarkan pada hasil penelitian yang membuktikan adanya korelasi yang cukup signifikan dari faktor usia, masa kerja, tingkat pendidikan dan tingkat jabatan dengan tingkat kepuasan kerja. Alas dasar asumsi-asumsi diatas, tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengungkap Hubungan antara persepsi karyawan terhadap Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan serta pengaruh usia, masa kerja dan tingkat pendidikan dengan tingkat Kepuasan kerja karyawan yang menduduki jabatan Middle Management, Lower Management dan Supervisor. Metode penelitian yang digunakan adalah Ex Post Facto. dengan One-Shot Case Study atau penelitian sekali jalan.
Sedangkan tehnik analisis data yang dipergunakan adalah Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) dan teknik Analisis Varian Satu Jalan atau ANOVA one-way. Selain itu digunakan Teknik Analysis Deskripsi dan Analysis Interkorelasi. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan metoda analisis seperti dimaksud, terhadap 60 Middle Manager, 60 Lower Manager dan 60 Supervisor diperoleh hasil, bahwa kecenderungan Sistem Manajemen pada PT. Bank X berada diantara Sistem II (Benevolent Authoritative) dan Sistem III (Consultative). Untuk variabel Budaya Perusahaan berdasarkan analisis profile terhadap delapan nilai budaya perusahaan ditemukan bahwa, secara umum persepsi terhadap nilai-nilai budaya perusahaan berada pada posisi sedang. Azas nilai yang paling daminan adalah azas keakraban dan integritas.
Sedangkan tingkat Kepuasan Kerja karyawan ternyata masih berada dibawah rata-rata umurn. Temuan lainnya yang penting adalah Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan serta Usia, Masa Kerja dan Tingkat Pendidikan berkorelasi secara bermakna dengan tingkat Kepuasan Kerja. Sumbangan terbesar terhadap tingkat Kepuasan Kerja adalah Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan. Untuk variabel Usia dan Masa Kerja sangat kecil sumbangannya terhadap tingkat Kepuasan Kerja.
Mengingat pengaruh Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan cukup kuat pengaruhnya terhadap tingkat Kepuasan Kerja, namun berdasarkan hasil penelitian Sistem Manajemen yang dirasakan oleh para karyawan masih berada pada Sistem II dan Sistem III, perlu adanya reorientasi terhadap nilai-nilai manajemen. Reorientasi dimaksud adalah Iebih mengarah pada Sistem III dan Sistem IV.
Demikian juga terhadap Budaya Perusahaan, memerlukan penanganan dan perhatian yang cukup besar, sebab berdasarkan basil analisis menunjukkan dari delapan nilai-nilai utama Budaya Perusahaan belum keseluruhannya dipersepsikan sama oleh para Karyawan.
Dalam penelitian ini juga ditemukan adanya perbedaan persepsi terhadap Sistem Manajemen dan Kepuasan Kerja dari Karyawan yang menduduki tingkat Supervisor, Lower Manager dan Middle Manager. Sedangkan terhadap Budaya Perusahaan ternyata tidak ada perbedaan persepsi dari Karyawan yang menduduki tingkat Supervisor, Lower Manager dan Middle Manager.
Bertitik tolak dari hasil-hasil penelitian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa, dalam kondisi dan posisi Sistem Manajemen yang berada diantara Sistem II dan III serta Budaya Perusahaan yang belum sepenuhnya dihayati para karyawan, maka mengakibatkan masih rendahnya tingkat Kepuasan Kerja karyawan.
Atas dasar kesimpulan tersebut, khususnya hubungan Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan dengan Kepuasan Kerja, dirasakan masih belum mengungkap secara keseluruhan. Maka disarankan dilakukan penelitian lanjutan dengan obyek penelitian yang Iebih luas yaitu pada Bank-Bank Pemerintah Iainnya dan Bank Nasional Swasta. Dengan melakukan comparative study dimaksud diharapkan dapat diketahui dan diungkap Iebih jelas Sistem Manajemen dan Budaya Perusahaan di Indonesia. Lebih jauh diharapkan dapat diungkap, mengapa Sistem Manajemen pada BUMN dalam kurun waktu ± 12 tahun belum bergeser ke Sistem III dan IV. Pertanyaan ini perlu dijawab pada penelitian lanjutan, mengingat pengaruhnya cukup kuat terhadap tingkat Kepuasan Kerja maupun Budaya Perusahaan.
Akhirnya disarankan bahwa dalam pengukuran kinerja khususnya BUMN, seyogyanya tidak terpaku atau hanya diukur berdasarkan pada tingkat Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas saja, tetapi juga perlu dilihat aspek-aspek psikologisnya. Dengan demikian pengukuran kinerja suatu perusahaan Iebih diarahkan pada apa yang disebut "people oriented". Hal ini penting, mengingat unsur manusia merupakan unsur yang paling panting dalam setiap organisasi. Lebih Ianjut disarankan, oleh karena adanya perbedaan persepsi terhadap Sistem Manajemen dan Kepuasan kerja, maka penanganannya memerlukan strategi yang tepat sesuai tingkatan jabatan karyawan.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Astanto
"Penelitian tentang alienasi (keterasingan) belum begitu banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa usaha yang dilakukan oleh para ahli/peneliti masih sebatas memebuat suatu paparan teoritis. Konsep-konsep yang dipaparkan itu pun bermuara pada beberapa pandangan filosofis yang masih bersifat umum dan berkiblat pada literature yang berasal dari negara di belahan Barat. Memang banyak sekali kita temukan literatur-literatur yang membabas mengenai alienasi yang hamir sebagian besar berasal dari negara-negara Asia (di luar Indonesia) dan Amerika. Menurut catatan tidak kurang dari 1800 karya mangenai alienasi telah diterbitkan.
Pada Penelitian ini, penulis bukan bermaksud membuat bagan teoritis, tetapi Iebih sekedar memaparkan kondisi- kondisi empiris tentang alienasi yang dialami oleh para karyawan. Dari hasil analisis terhadap 2 kelompok karyawan, yaitu karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial, diperoleh informasi bahwa hanya sebagian kecil saja para karyawan merasakan kondisi teralienasi, balk merasa tidak berdaya (powerlessness), tidak berarti (meaninglessness), merasakan ketiadaan norma (normlessness), terisolasi (isolation) serta memencilkan diri (self-estrangement).
Disamping itu ditemukan pula bahwa antara karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial terdapat perbedaan derajad alienasi yang signifikan. Adapun bentuk powerlessness (rasa tidak berdaya) merasakan bentuk alienasi yang paling banyak muncul dan dialami oleh para karyawan dari kedua kelompok tersebut Sedangkan yang sedikit dialami oleh para karyawan adalah perasaan terisolasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veithzal Rivai Zainal
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2005
658.3 VEI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Astrid Noor Sabrina
"Kemajuan teknologi yang semakin pesat mendorong industri perbankan untuk mengadopsi digitalisasi guna meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing. Kehadiran perbankan digital juga memperketat persaingan dalam industri ini, sehingga mendorong perbankan untuk terus berinovasi agar tetap relevan. Inovasi ini dapat diwujudkan melalui knowledge sharing di mana karyawan saling bertukar ide dan memperluas wawasan mereka. Dalam proses ini, psychological empowerment memainkan peran penting karena karyawan yang merasa diberdayakan cenderung lebih percaya diri dalam knowledge sharing dan menerapkan innovative work behavior. Selain itu, participative leadership sangat diperlukan untuk mendorong karyawan agar berani menyampaikan ide-ide mereka dan akhirnya meningkatkan kegiatan berbagi pengetahuan serta perilaku kerja inovatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh psychological empowerment dan participative leadership terhadap innovative work behavior melalui mediasi knowledge sharing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing memediasi secara positif dan signifikan hubungan antara psychological empowerment dan innovative work behavior. Namun, knowledge sharing tidak menunjukkan pengaruh signifikan pada hubungan antara participative leadership dan innovative work behavior. Secara keseluruhan, hubungan antar variabel dalam penelitian ini memiliki pengaruh positif dan signifikan, kecuali hubungan antara participative leadership dengan knowledge sharing dan innovative work behavior.

The rapid growth of technology has compelled the banking industry to embrace digitalization to improve operational efficiency and maintain a competitive edge. The rise of digital banking has heightened competition within the sector, prompting banks to continuously innovate to stay relevant. One way to foster innovation is through knowledge sharing, where employees collaborate by exchanging ideas and broadening their understanding. Psychological empowerment plays a vital role in this process, as empowered employees tend to be more confident in sharing knowledge and engaging in innovative work behavior. Furthermore, participative leadership is crucial in motivating employees to express their ideas, thereby promoting knowledge-sharing activities and fostering innovative behavior. This research investigates the impact of psychological empowerment and participative leadership on innovative work behavior, with knowledge sharing acting as a mediating variable. The results indicate that knowledge sharing significantly and positively mediates the relationship between psychological empowerment and innovative work behavior. However, the influence of knowledge sharing on the relationship between participative leadership and innovative work behavior was not statistically significant. Overall, the study found positive and significant relationships among the variables, except for the connections between participative leadership, knowledge sharing, and innovative work behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyanto
"Manajemen kinerja merupakan suatu proses untuk meningkatkan kinerja pegawai dimana hasil dari proses manajemen kinerja akan digunakan dalam proses pendidikan dan pelatihan. Persepsi terhadap efektifitas proses manajemen kinerja yang dimulai dari pengembangan perencanaan kinerja pemantauan dan monitoring kinerja serta penilaian kinerja akan mempengaruhi motivasi pegawai dalam mengikuti diklat teknis. Motivasi tersebut antara lain menambah pengetahuan dan keterampilan memperbaiki kompetensi dan kinerja serta meningkatkan status dan peluang untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 3 tiga unit kerja di kantor Kementerian Sekretariat Negara dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi tentang efektifitas manajemen kinerja terhadap motivasi dalam mengikuti diklat teknis. Berdasarkan hasil survei oleh 100 responden tidak ditemukan pengaruh persepsi tentang efektifitas manajemen kinerja terhadap motivasi dalam mengikuti diklat teknis.

Performance management is a process to improve the employees performance where the main result of performance management will be used in education and training process. The perception of the effectiveness of the performance management process starting from the development of performance planning performance monitoring and control and performance evaluation will influence the employees motivation in joining technical education and training. That motivation will affect the employees to increase their knowledge and skills improve their competence and performance and raise status and opportunities to achieve higher positions. This research was conducted at three work units at the Ministry of State Secretariat in order to analyse the influences of the perception of the performance management effectiveness to the motivation in joining technical education and training. Based on the result survey of the 100 respondents there was not found the influences of the perception of the performance management effectiveness to the motivation in joining technical education and training.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanto
"Dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat dimungkinkan untuk terjadinya perubahan. Terjadinya perubahan dapat menimbulkan gangguan terhadap perencanaan, maka penerapan sistem manajemen perubahan dalam kaitannya dengan produktivitas tenaga kerja menjadi sangat penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas penerapan manajemen perubahan oleh para kontraktor dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, dibuatlah kuisioner untuk mengumpulkan data dari para praktisi di lapangan. Selanjutnya data yang didapatkan diolah dengan menggunakan analisa statistik, yaitu dengan software SPSS. Faktor-faktor ini dikelompokkan dalam tahap menciptakan kondisi yang siap terhadap perubahan, tahap identifikasi dan diversifikasi perubahan, tahap evaluasi perubahan dengan kondisi lapangan, tahap implemetasi, serta tahap pembelajaran setelah perubahan. Analisa deskriptif menghasilkan kualitas penerapan manajemen perubahan yang berbeda untuk tiap variabel dengan kelompok tahap evaluasi dan diversifikasi perubahan sebagai yang terbaik. Analisa korelasi menghasilkan faktor memprediksi dampak terhadap biaya sebagai faktor yang paling berpengaruh sementara dari analisa regresi didapatkan bahwa kontribusi manajemen perubahan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah 34,3%. Kata kunci : manajemen perubahan, produktivitas, tenaga kerja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Septiani
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi karyawan dan dukungan organisasi dalam pengembangan kompetensi. Hipotesis diuji menggunakan data yang diambil dari 153 orang karyawan sebuah bank dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa partisipasi karyawan dalam pengembangan kompetensi tidak berpengaruh terhadap self-perceived employability. Self-perceived employability hanya dipengaruhi oleh dukungan organisasi yang dirasakan untuk pengembangan kompetensi. Sementara self-perceived employability memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan karir dan perceived marketability karyawan. Self-perceived employability yang memiliki peran mediasi hanya memediasi secara parsial untuk hubungan antara dukungan organisasi yang dirasakan dan kepuasan karir, sedangkan untuk hubungan antara dukungan organisasi yang dirasakan dan perceived marketability, self-perceived employability memediasi secara penuh. Sementara self-perceived employability tidak memiliki peran mediasi untuk hubungan antara partisipasi karyawan dan kepuasan karir maupun perceived marketability.
;The aim of the research is to study the effect of employee participation and perceived organization support in competency development towards career satisfaction and perceived marketability mediated by self-perceived employability. Hypothesis tested using data of 153 employees from a bank company through a questionnaire. Results obtained using path analysis suggested that employee participation in competency development did not have the intended effects on self-perceived employability. Self-perceived employability only affected by perceived support for competency development. Self-perceived employability was found positively related towards career satisfaction and perceived marketability. Self-perceived employability which has a mediating role, only partially mediates the relationship between perceived support for competency development and career satisfaction, while the relationship between perceived support for competency development and perceived marketability, self-perceived employability mediates in full. Self-perceived employability has no mediating role for the relationship between employee participation in competency development and career satisfaction also perceived marketability
;The aim of the research is to study the effect of employee participation and perceived organization support in competency development towards career satisfaction and perceived marketability mediated by self-perceived employability. Hypothesis tested using data of 153 employees from a bank company through a questionnaire. Results obtained using path analysis suggested that employee participation in competency development did not have the intended effects on self-perceived employability. Self-perceived employability only affected by perceived support for competency development. Self-perceived employability was found positively related towards career satisfaction and perceived marketability. Self-perceived employability which has a mediating role, only partially mediates the relationship between perceived support for competency development and career satisfaction, while the relationship between perceived support for competency development and perceived marketability, self-perceived employability mediates in full. Self-perceived employability has no mediating role for the relationship between employee participation in competency development and career satisfaction also perceived marketability
, The aim of the research is to study the effect of employee participation and perceived organization support in competency development towards career satisfaction and perceived marketability mediated by self-perceived employability. Hypothesis tested using data of 153 employees from a bank company through a questionnaire. Results obtained using path analysis suggested that employee participation in competency development did not have the intended effects on self-perceived employability. Self-perceived employability only affected by perceived support for competency development. Self-perceived employability was found positively related towards career satisfaction and perceived marketability. Self-perceived employability which has a mediating role, only partially mediates the relationship between perceived support for competency development and career satisfaction, while the relationship between perceived support for competency development and perceived marketability, self-perceived employability mediates in full. Self-perceived employability has no mediating role for the relationship between employee participation in competency development and career satisfaction also perceived marketability
]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Patria Syahputra
"Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk melihat pengaruh dari pengimplementasian kebijakan pembentukan Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Pemerintah mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam rangka melaksanakan Reformasi Administrasi Perpajakan yang bertujuan untuk memperbaiki pelayanan perpajakan yang ada terhadap Wajib Pajak. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap tiga pihak yaitu Account Representative, Petugas Pajak dan Wajib Pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Rebo.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak dari pengimplementasian kebijakan pembetukan Account Representative dapat memberikan dampak positif bagi pihak Account Representative yang bekerja, Petugas Pajak yang berhubungan dengan Account Representative dan pihak Wajib Pajak yang dilayani oleh Account Representative. Diharapkan karya akhir ini dapat dijadikan referensi bagi pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam pelayanan dalam perpajakan.

The research's objectives is to see the effect from the Account Representative policy implementation establishment on Tax Office Pratama. The Government implemented the policy to manage Tax Administration Reform that aims to fix the tax service for Tax Payers. The research done with questionaire that's been distributed to three party specifically to Account Representative, Tax Officer and Tax Payers on Tax Office Pratama Jakarta Pasar Rebo.
The research result conclude that the effect of Account Representative Policy Implementation Establishment provide positive impact to Account Representative work there, Tax Officer that has been working with Account Representative and Tax Payers that has been serviced by Account Representative. Hope this research become a reference for Government to repair and improve the quality of service in taxation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31453
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Wahyu Praminta
"Employee engagement merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh Direktorat Jenderal Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus. Employee engagement dapat dipengaruhi salah satunya melalui keterlibatan pegawai dengan dukungan penuh dari atasan. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus dengan responden berjumlah 192 yang berasal dari 4 Kantor Pelayanan Pajak dengan kriteria kinerja tertinggi dan terendah.
Gaya kepemimpinan diukur menggunakan Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) Form 5X dari Bass dan Avolio (1995), keterlibatan pegawai diukur menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Vandenberg et. al. (1999 dalam Richardson dan Vandenberg, 2005), sedangkan employee engagement diukur menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dari Schaufeli dan Bakker (2003).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa keterlibatan pegawai merupakan mediator bagi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap employee engagement. Ini menunjukkan bahwa pemimpin yang peduli dan mendukung bawahannya dapat mengakomodir pegawai untuk terlibat di dalam pekerjaannya sehingga pegawai menjadi lebih bersemangat, antusias, fokus, dan bangga terhadap pekerjaan dan organisasinya.

Employee engagement is an important factor that must be considered by Directorate General of Taxes especially in the Large Tax Offices and Jakarta Special Tax Offices. Employee engagement can be influenced through employee involvement with full support from the leaders. This research was conducted at the Large Tax Office and Jakarta Special Tax Office with 192 respondents from 4 Tax Offices with the highest and lowest performance.
Leadership styles were measured using Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) Form 5X from Bass and Avolio (1995), employee involvement was measured using a research instrument developed by Vandenberg et. al. (1999 in Richardson and Vandenberg, 2005), while employee engagement was measured using Utrecht Work Engagement Scale (UWES) from Schaufeli and Bakker (2003).
This research found that employee engagement is a mediator for the effects of transformational leadership on employee engagement. It shows that leaders who care and support subordinates can accommodate employee involvement process so that employees become more power, enthusiastic, focused, and proud of the work and organization.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Dwi Respati
"Penelitian ini membahas mengenai analisis partisipasi pegawai dalam pelaksanaan program Bank Indonesia Layanan Intranet Kita (BLINK). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sebagai data utama dengan wawancara mendalam dan observasi langsung ditunjang dengan data-data kuantitatif melaui kuisioner jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi pegawai di Bank Indonesia rendah. Faktor penghambat dalam partisipasi adalah keterbatasan sumber daya, kurangnya sosialisasi program, kurangnya memberikan ide/masukan dalam program, tidak adanya dukungan dalam program, faktor tidak adanya pemberian tanggung jawab yang diberikan atasan kepada bawahan, pegawai tidak merasa bertanggung jawab dalam program, pegawai yang belum terbiasa melakukan knowledge sharing.

This research focus the analysis application of employees participation in Bank Indonesia Layanan Intranet Kita (BLINK) program in Bank Indonesia Jakarta. This study used qualitative research with additional quantitative data approach with questionnaire and descriptive research. The result showed that employee participation in BLINK program was low. Participation’s barriers identified were the constrains of human resourse; the lack of program socialization; contributing ideas/advice in programs; motivation/support in the programs; the handover of responsibility by a superior to subordinate; feeling responsible to superior; the participation of surveilance on program; the employees hahe not been accustomed to knowledge sharing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>