Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Iswidayati Isnaoen
"ABSTRAK
Manusia sebagai mahluk individu, anggota masyarakat, dan pendukung kebudayaan menghadapi layak kebutuhan hidup yang sangat beragam, bertingkat-tingkat, dan saling berkaitan, yang harus dipenuhi.
Secara sederhana kebutuhan hidup manusia dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu kebutuhan biologis; kebutuhan sosial; dan kebutuhan integratif. Kebutuhan biologis berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia; bersumber pada aspek-aspek biologis. Kebutuhan sosial, adalah suatu kebutuhan kebersamaan yang berkaitan dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial; dalam usaha pemenuhannya memerlukan keterlibatan dengan orang lain. Dan kebutuhan integratif adalah kebutuhan yang berhubungan dengan hakikat manusia sebagai mahluk pemikir, bermoral, dan bercita rasa; hal ini yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Kebutuhan integrasi mempunyai fungsi mengintegrasikan berbagai usaha pemenuhan kebutuhan, menjadi suatu sistem yang bulat dan menyeluruh serta masuk akal bagi para pendukung suatu kebudayaan. Disamping itu mencakup pula kebutuhan akan; perasaan benar atau salah, adil atau tidak adil yang terserap dalam kegiatan-kegiatan pemenuhan kebutuhan lainnya; atau pranata sosial suatu masyarakat, mengungkapkan perasaan dan sentimen-sentimen kolektif, memantapkan keyakinan diri dan keberadaannya, serta mengungkapkan perasaan estetika atau keindahan-keindahan, Suparlan (dalam Triyanto 1994).
Berkaitan dengan penggolongan kebutuhan tersebut, kesenian termasuk klasifikasi dalam jenis kebutuhan integratif; suatu jenis kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Hal ini merupakan sebuah gejala yang bersifat universal dan tidak mengenal status, waktu serta tempat; pendek kata dimana terdapat komunitas manusia, seni selalu hadir dalam berbagai bentuk."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatayu Jiwanda M
"Pemaknaan penderitaan sebagai realitas kehidupan adalah momen yang dapat kita temukan dalam pemikiran Buddhisme. Latar belakang pemikiran buddhisme baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis terhadap pemaknaan realitas kehidupan inilah menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan fenomenologi-hermeneutis dalam menganalisa konsep Dukkha. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penderitaan sebagai pemaknaan realitas kehidupan, hal tersebut memberikan relevansi terhadap kehidupan manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap penderitaan (dukkha) yang tidak hanya dipahami sebagai konsepsi semata melainkan bentuk penghayatan dari pengalaman-pengalaman hidup Siddhatta Gautama. Sang Buddha melihat kondisi kehidupan manusia dan proses kehidupan yang berjalan terus menerus.

The meaning of Suffering as a reality of life is the moment where we can found in the thought of buddhism. The basic reason of the thought view as well as ontological, epistemological and axiological of the meaning of Buddhism become a basic in this research.This research uses the descriptive analysis and hermeneutic phenomenology method to analyze the concept of dukkha. The purpose of this study is to explain suffering as a meaning of life, which give a relevance to human life. The result of this study is an understanding of suffering that is not only understood as concept merely, although as a form contemplation Siddhatta Gautama. Buddha’s view is human condition and processes of life always continuous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Nur Hidayati
"Samurai adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat feodalisme Jepang. Sejarah menerangkan bahwasanya seorang samurai harus memiliki mental tertentu yang selalu siap merespon dengan secepat kilat terhadap apapun yang datang dari luar. Hal ini tidak terlepas dengan adanya Bushido yang merupakan filosofi dan sistem etika yang dianut oleh kaum samurai. Bushido yang selama ini dipatuhi oleh samurai sedikit banyak dipengaruhi oleh Zen Buddhisme yang selaras dengan kehidupan samurai. Zen Buddhisme bagi kelas samurai dijadikan pedoman moral dan pelatihan mental dalam menghadapi kehidupan mereka yang keras dan penuh tekanan, karena ajaran Zen Buddhisme merupakan doktrin pembersihan jiwa yang yang keras, menekankan disiplin mental dan hidup yang keras. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh Zen Buddhisme bagi kaum samurai. Dengan diketahuinya bagaimana pengaruh Zen Buddhisme yang menginspirasikan jalan hidup samurai diharapkan dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat yang lebih luas dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

Samurai is an important social strata in order of feudal Japanese society. History explains that a samurai should have a certain mental which always ready to respond with rapid speed to anything that comes from outside. It is not released in the absence of which is the Bushido philosophy and system of ethics adopted by the samurai. Bushido had been obeyed by the samurai bit much influenced by Zen Buddhism in harmony with the life of the samurai. Zen Buddhism samurai class used as guidelines for moral and mental training in the face of their life is hard and stressful, because the teachings of Zen Buddhism is the doctrine that the soul cleansing loud, emphasizing the mental discipline and hard living. Therefore, the authors conducted a study on how the influence of Zen Buddhism for the samurai. By knowing how the influence of Zen Buddhism which is inspired by the samurai way of life is expected to provide lessons for the global community to achieve a better life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayah
"Upacara keagamaan Mizuko Kuyo adalah sebuah upacara ajaran Buddha di Jepang yang mengkhususkan pada ritual yang disebabkan janin yang meninggal. Tingginya persentase aborsi di Jepang yang dilakukan remaja maupun wanita yang sudah menikah dengan alasan tertentu membuat upacara Mizuko Kuyo menjadi sering dilakukan sebagai jalan keluar untuk memberikan ketenangan rohani atau kejiwaan. Upacara keagamaan ini memberi pengaruh baik dari sisi positif dan negatif terhadapa kejiwaan pelaku aborsi di Jepang.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan informasi kepada para pembaca seberapa besarnya pengaruh upacara Mizuko Kuyo terhadap sisi kejiwaan pelaku aborsi di Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan mengumpulkan data sekunder. Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Mizuko Kuyo religious ceremony is a ceremony of Buddhism in Japan that specializes in ritual caused fetal death. The high percentage of abortions performed in Japan teenagers and women who had been married to for some reason to make a Kuyo Mizuko ceremony is often done as a way to provide peace of spiritual or psychological. This ritual gives the effect of both positive and negative sides terhadapa psychiatric abortionist in Japan.
This research aims to identify and provide information to the reader how much influence Mizuko ceremony Kuyo the psyche abortion in Japan. The method used in this research is to gather secondary data library. The writing is expected to be useful for all readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Misbakhul Khaer
"Peperangan pada masa Nabi Muhammad merupakan lembaran sejarah peperangan yang pertama kali mereformasi kode etik perang menjadi beradab dan berprikemanusiaan. Kaidah-kaidah perang yang pernah diterapkan oleh Nabi Muhammad, seperti Iarangan membunuh orang yang tidak aktif berperang (non-combatant), larangan menghancurkan sumber penghidupan dan anjuran memperlakukan tawanan dengan baik, setidaknya menjadi fakta betapa Nabi Muhammad menjunjung tinggi nllai-nilai kehormatan manusia (human dignity) meskipun dalam kondisi perang. Akan tetapi masih banyak dari kalangan orientalis yang memiiiki persepsi negatif terhadap bentuk peperangan dan operasi militer Nabi Muhammad.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentukbentuk perlindungan Hak Asasi Manusia dan aturan perang yang pernah diterapkan oleh Nabi Muhammad. Selanjutnya, penulis juga ingin mengetahui apakah kebijakan-kebijakan Nabi yang terkait dengan peperangannya bertentangan dengan pasal-pasal Konvensi Jenewa (1949) berikut dua protokol tambahannya (1977) dan Konvensi Den Haag (1929). Penulisan thesis ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma kontruktivism. Fenomena peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad akan penulis pahami dari perspektif luar (other perspective) berdasakan pasal-pasal yang terdapat dalam konvensi tersebut. Adapun kerangka pemikiran dibangun dengan menggunakan Teori Perang dan Damai, Hukum Humaniter Internasional, dan Hak Asasi Manusia. Agenda perjanjian gencatan senjata, pengiriman delegasi ke luar negeri dan strategi Nabi Muhammad di medan perang, mempunyai arti yuridis yang sangat berharga dan secara tidak Iangsung mendukung cita-cita Hukum Humaniter Internasional, yaitu untuk meminimalisir jatuhnya korban dan menghindari kerusakan yang tidak perlu. Peperangan Nabi Muhammad sesungguhnya merupakan respons terhadap tindakan-tindakan resisten yang dilancarkan oleh lawan-lawan politiknya atau tindakan untuk mempertahankan diri (self defence) dari segala bentuk serangan. Instrumen kekerasan dipakai oleh Nabi jika memang upaya rekonsiliasi dengan musuh manual kegagalan.
Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk perlindungan Hak Asasi Manusia yang diterapkan Nabi Muhammad dalam kondisi perang sejalan dengan ide-ide kemanusiaan seperti yang dikehendaki oleh Hukum Humaniter Internasional. Pada gilirannya fakta tersebut lambat laun menepis image Orientalis tentang pribadi Muhammad yang garang dan lebih senang berperang daripada berunding.

The history of war in the Prophet Muhammad era was the first reformation of the war ethic code to become more civilized and humanities. The principle of war that had ever been applied by the prophet Muhammad such as prohibition to kill non-combatant to destroy resources and suggestion to treat well a captivated people. At least these examples are becoming as a matter of facts that the prophet Muhammad glorified the principles of human dignity even in the battle. However. most of orientalists are still have a negative perception toward war formation and military operation at prophet Muhammad SAW.
The purpose of this thesis is know how the formations of protection of human rights and a rules of war which had been applied by the prophet Muhammad. Thus, I want to know that are the prophet policies have a contradiction with a clauses of Geneva Convention in 1949 and its two addition rules in 1977 and a Den Haag Convention dictates in 1929. This thesis uses a qualitative method with a constructive paradigm. I'd like to understand the war phenomenon that happened in Muhammad period from the other perspective relies on the clauses in that convention. Now, a frame work which is developed by using war and peace theory, International Humanitarian Law and Human rights. The agenda of truce agreement, dispatching a delegation to abroad and the prophet strategy in the battle have a priceless jurisdiction meaning and indirectly can be carry on the back of International Humanitarian Law-will. The mean to the minimize number of victim and avoid unnecessary destruction. Actually. war if the prophet Muhammad responded for resistant action from his political enemies or for self defense of any kind of attack. The violent instrument would be use by the prophet-lithe reconciliation effort to the enemy was failed.
The short or explanation above can be concluded. that the forms of Human Rights protection which had been applied by the prophet Muhammad in the war in compliance with humanity ideas as well orientalists image about Muhammad as a person who I fierce and prefer to wage war rather than to confer.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajat Sudrajat
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamengko, Marcella W.T.
"Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai Zen Buddhisme yang terkandung dalam seni beladiri karate, dan secara khusus menyorot hubungan yang terjalin antara nilai-nilai mu-shin zen buddhisme dengan Kata. Dalam menyusun dan merumuskan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dengan merujuk pada ragam sumber yang menyajikan informasi dan pembahasan tentang mu-shin, dan seni beladiri. Informasi yang dirangkum dari hasil studi pustaka dijadikan landasan utama dari karya ilmiah ini. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa nilai mu-shin Zen Buddhisme dapat dicapai seorang karateka dengan latihan kata secara teratur. Penulis menyimpulkan bahwa mu-shin adalah suatu tahapan spiritual yang dapat dicapai alam pikiran seorang karateka dengan kata sebagai medianya. Mu-shin dalam diri seorang praktisi akan tampak saat ia mempraktekan kata. Kata yang ditampilkan oleh seorang karateka yang telah mencapai tahap mu-shin akn terlihat indah, kokoh, dan bertenaga.

The purpose of this paper is to 1) explain and 2) elaborate the Zen-Buddhism values within the widely renowned Japanese Martial Arts, Karate. The writer wishes to specifically explore the numerous mu-Shin Zen Buddhism values which many believe is engraved within the Kata. In order to present a solid and trustworthy essay, the writer has assumed a literate research method and furthermore has explored various sources and references such as mu- shin scriptures and martial art books. As such, the writer has successfully consolidated supporting theories with substantial facts to solidify and strengthen her assertions, therefore creating a strong foundation within the essay. Having conducted thorough research on both mu-shin Zen-Buddhism and the kata, the writer has come to a conclusion that mu-shin Zen Buddhism is a unique state of mind which a karate practitioner might achieve through constant practice of the kata. The mu-shin state is often reflected in a karate practitioner's kata. A kata that is performed by one who has achieved the Mu-Shin state is said to be perfect in terms of form, power out-put and flow of movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42662
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunim, Haemin
"From renowned Zen Buddhist teacher Haemin Sunim, a guide to turning life's challenges into opportunities for self-discovery. Have you ever felt like life has thrown you a curveball? Are you struggling to overcome unexpected challenges and setbacks? While loss, heartbreak, and loneliness are all part of the human experience, in this warm guide, internationally bestselling author Haemin Sunim shows us that these moments can actually be rare opportunities for self-discovery, serving as stepping stones to greater things in life. Drawing on Zen Buddhist philosophy and Sunim's own experiences, When Things Don't Go Your Way helps you navigate life's challenges with resilience and grace. Whether you're dealing with rejection, uncertainty, loneliness, conflicts in relationships, or burnout--or simply seeking to improve your mental and emotional well-being--Sunim offers a new spiritual perspective, one that helps us face life's challenges with greater ease and understanding, and offers solace and courage when we need it the most"-- Provided by publisher"
New York: Penguin Books, 2024
294.3 SUN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
Jakarta: Indira, 1988
293.3 IKE bt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>