Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riza Fahlafi
"Untuk menunjang keberhasilan program rawat inap di RSUD Tangerang yang diarahkan pada upaya mengoptimalkan penggunaan sarana yang tersedia secara efisien dengan menarik calon pasien di wilayah Tangerang seoptimal mungkin, maka perlu adanya kegiatan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi pasien rawat inap dengan pemilihan kelas perawatan.
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi pasien yang meliputi : tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, umur dan penjamin biaya perawatan yang mempunyai nubungan dengan pemilihan kelas perawatan. Dan juga untuk mengetahui persepsi pasien dengan karakteristik tersebut diatas terhadap tenaga yang melayani (Dokter dan perawat), serta tarif yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
Penelitian ini bersifat deskriptif, data primer didapat dari semua pasien rawat inap RSUD Tangerang bulan Pebruari 1994. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisa data menggunakan methode Statistik "Chi Square Test"
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemilihan kelas perawatan pasien rawat inap RSUD Tangerang menurut urutan sebagai berikut :
Kelas III
Kelas II
Kelas I
Kelas VIP
Karakteristik sosial ekonomi pasien rawat inap yang mempunyai hubungan dengan pemilihan kelas perawatan yaitu:
Karakteristik tingkat pendapatan.
Karakteristik jumlah anggata keluarga. Karakteristik pendidikan.
Karakteristik umur.
Karakteristik penjamin biaya perawatan.
Untuk meningkatkannya RSUD Tangerang dalam menangkap pangsa pasar layanan rawat inap selayaknya dapat merebut pada masyarakat ekonomi lapisan menengah atas yang ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Sebaiknya dipertimbangkan penyediaan tambahan layanan rawat inap kelas I dan VIP mengingat potensinya masih cukup, sehingga peran subsidi silang dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

For conjunction of opname's patient whom characteristic of their social and economic by choosing of treatment class at Tangerang General Local Hospital To support for opname program which is successfully at Tangerang General Local Hospital and programmed in a attempt to optimal for using of infra structure available efficiently by getting of patients stayed at District of Tangerang possible optimally, so it is necessary for the existing of activity recognize for conjunction of opname's patients whom characteristic of their social and economic by choosing of treatment class.
This study, having to be purposed to recognize for characteristic of patients have social and economic namely: Level of Income, the amount of family membership, education, age and guarantor for treatment cost have related with choosing of treatment class. And to recognize the perception?s patient by that characteristic above toward employees who served (e.g. Doctor and nurse), and for tariff has been determined by management's hospital.
This study has descriptive, primary data got from all of opname's patients at Tangerang General Local Hospital in February 1994. Questioners and analysis of data and use statistic method called "Chi Square Test" have performed collecting data.
For the result of study shown that: The class of treatment pattern for opname's patients at Tangerang General Local Hospital according to its hierarchy as follows:
Third Class
Second Class
First Class
VIP Class
The characteristic for opname's patient of their social and economic have conjunction with choosing of treatment class as follows:
The Characteristic for level of income.
The Characteristic for the amount of family membership.
The Characteristic for education.
The Characteristic for age
The Characteristic for guarantor of treatment cost
Set up for the Tangerang General Local Hospital service is to win for market share of opname service and ought to it can be competed on intermediate economic class cpmmonity the existing at the District of Tangerang area and surrounding it.
It has to be considerate for adding providing for first class and VIP class opname service whereas their potential are still enough, so that cross subsidy condition can achieve for object respected."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharsono Yusuf
"Rumah sakit adalah bagian dari sistem pelayanan perawatan kesehatan yang sangat dipengaruhi globalisasi dan krisis ekonomi. Mahalnya biaya perawatan kesehatan dan tingginya persaingan pasar juga mempengaruhi seluruh kegiatan rumah sakit. Selain itu meningkatnya kebutuhan akan perawatan kesehatan juga menambah tuntutan untuk meningkatnya standar kualitas pelayanan yang akan mengakibatkan meningkatnya juga biaya pelayanan.
Data menunjukkan bahwa 31,4% dari total pasien yang dirawat di RSMH Palembang pada tahun 2002 adalah pasien dengan PT Askes. Masalah yang ditemukan adalah adanya perbedaan pelayanan antara pasien yang menggunakan PT Askes dengan pasien Non-Askes. Pasien peserta wajib PT Askes sering mengeluhkan kualitas pelayanan yang diterima selama dirawat di rumah sakit, terutama pada rawat Inap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas layanan yang diberikan antara pasien Askes dengan pasien Non-Askes, yang dirawat di ruang rawat inap kelas II dengan diagnosis Hipertensi. Enam indikator digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan meliputi jenis obat yang diberikan terhadap pasien, jumlah pemeriksaan medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter, asuhan keperawatan dan total biaya. Data tersebut diambil dari rekam medis.
Berdasarkan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas pelayanan yang bermakna yang diberikan baik kepada pasien PT Askes maupun Non-Askes yang dirawat di ruang kelas II dengan diagnose hipertensi. Secara khusus tidak terdapat perbedaan pada jumlah jenis obat yang diberikan baik terhadap pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dengan kriteria minimal lima jenis pemeriksaan penunjang medis, ditemukan bahwa pasien dengan PT Askes menerima jumlah pemeriksaan yang sama dengan pasien Non-Askes, dengan rentang antara 2 sampai dengan 8 jenis pemeriksaan penunjang medis. Penelitian ini juga melihat pada lama rawat, dan tidak ditemukan perbedaan antara pasien PT Askes dengan Non-Askes. Rata-rata lama hari rawat adalah 5,58 hari dengan rentang dari 1 sampai 19 hari.
Dalam hal kunjungan oleh dokter selama dirawat inap seringkali menjadi alasan utama keluhan para pasien peserta PT Askes. Dan pads kenyataannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada kunjungan dokter antara pasien PT Askes dengan pasien Non-Askes. Asuhan keperawatan sebagai salah satu kriteria tidak ada perbedaan kualitas layanan antara pasien PT Asked dengan Non-Askes. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa baik pasien PT Askes maupun Non-Askes mendapat asuhan keperawatan yang kurang, dengan rata-rata 2,19 kali.
Secara keseluruhan, baik pasien PT Askes dan Non-Askes yang dirawat di kelas II dengan hipertensi mendapat pelayanan yang baik, berdasarkan pemberian obat, jumlah pemeriksaan penunjang medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter dan total biaya. Sedangkan asuhan keperawatan mendapat pelayanan yang kurang baik bagi pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dilihat dari informasi rekam medik pasien, perlu disarankan kepada petugas medis untuk menyadari betapa pentingnya informasi yang ditulis dalam rekam medik secara jelas, lengkap dan konsisten. Analisis sangat tergantung pada kualitas informasi yang tersedia pada rekam medik. Lebih jauh lagi, diperlukan juga untuk perbaikan pelayanan perawatan secara berkelanjutan untuk memudahkan proses pemulihan pasien.
Untuk PT Askes perlu mengevaluasi besaran tarif rumah sakit dalam rangka mengurangi beban keuangan rumah sakit. Selanjutnya perlu analisis lebih lanjut untuk Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang guna perbaikan kualitas pelayanan.
Daftar bacaan : 42 (1990-2002)
Analysis of Service of Hospital for the Patients with Hypertension Case at Ward Class Two which are Assured by PT.Askes and General Patients in the Mohamad Hoesin Hospital Palembang 2002Hospitals as part of the health care delivery system are highly influenced by globalization and economic crisis. High cost of health services and highly competitive market also contribute to the sustainability of the overall operation of the hospital. In addition, increasing demand on health care services also add to the requirements of high standard of quality of care that further increase the cost of delivery services.
The data indicated that 31.4% of total admitted patients hospitalized in the RSMH in 2002 was P.T.ASKES patients. There are issues that members of PT ASKES are treated differently than Non-ASKES patients. Members of PT ASKES frequently complain on the quality of services received during treatment in the hospital, especially in the inpatient care setting.
This study aims to address issues on differences on quality of care given to patients of PT ASKES and Non-ASKES who are admitted in the ward class two with diagnosis of hypertension. Six indicators are used to measure quality of care that include numbers of types of drugs given to patients, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, nursing services, and cost Data is taken from medical records.
The results indicated that there is no significant differences on quality of care given to patients of PT. ASKES and Non-ASKES patients admitted in the ward two diagnosed with hypertension. In specific, there is no difference on numbers of types of drugs given to PT ASKES and Non-ASKES patients. Using criteria of minimum five types of medical examination, it is found that ASKES patients receive same numbers of medical examination, with range from 2 to 8 types of medical examinations. The study also address the issue on length of stay, which is found no differences between PT ASKES and Non-ASKES patients. The average length of stay is 5,58 days ranging from 1 - 19 days.
Issues on number of visit by medical doctors during hospitalization frequently become the main reason of complain among PT ASKES patients. Again, the result describes that there is no differences on numbers of visite by medical doctors for both PT ASKES and Non-ASKES patients.
Nursing care is also used as one of the criteria to identify no differences on quality of care between PT ASKES and Non-ASKES patients. The results indicated that both patients ASKES and Non-ASKES receive bad services on nursing care aspect, with the average of 2,19 times.
Overall, patients of PT ASKES and Non-ASKES admitted in the ward class two diagnosed with hypertension both receive good quality of care, as measured by types of drugs given, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, and cost. Nursing care is considered as bad, both for PT ASKES and Non-ASKES patients.
Since the above information is taken from patients medical records, it is highly recommended for medical staffs to be aware on the importance on clear, valid, concise and consistent information written in the medical records. The analysis will depend on the quality of information available on the medical records. Furthermore, it is needed to continue improve on nursing care to ease process of recovery of the patients.
For PT ASKES, it is important to reevaluate tariff given to the hospital in attempt to reducing financial burden of the hospital. For further detailed analysis, Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang require to continue improve its quality of services.
References : 42 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan
"Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan prosedur kerja dari setiap jenis kegiatan pelayanan yang diberikan. Bila dilihat dari pendekatan sistem yang terdiri dari komponen masukan, proses, keluaran, maka SOP dapat dikatakan sebagai komponen proses.
Dari data laporan tahunan RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, untuk tiga tahun terakhir nilai indikator-indikator kesehatan menggambarkan rendahnya mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pelaksanaan SOP pelayanan rawat inap oleh perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman tahun 2000.
Penelitian dilakukan secara observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian merupakan observasi kegiatan oleh perawat di ruang rawat inap. Sedangkan jumlah sampel adalah 64 kali observasi yang dilakukan oleh 32 orang perawat di ruang rawat inap RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Pengumpulan data menggunakan tiga buah instrumen. Instrumen untuk perawat dan pasien berupa data sekunder. Instrumen untuk pelaksanaan SOP berupa data primer. Pengolahan data menggunakan program Epi Info dan SPSS, sedangkan analisis data dengan melakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan hahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan pada cc=0,05 terhadap pelaksanaan SOP adalah pendidikan, status pernikahan, beban kerja, diagnosa penyakit, dan kemandirian pasien. Faktor yang paling dominan adalah beban kerja dimana perawat yang tidak diberi tugas rangkap akan cenderung bekerja sesuai dengan SOP 6,564 kali dibanding dengan perawat yang punya tugas rangkap. Untuk itu perlu kiranya pertimbangan sejauh mungkin agar tidak memberikan tugas rangkap kepada perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman.

Factors Related to Implementation of SOP of in-Patient Service by Nurses in Increasing the Quality of Service in Regional General Hospital Regency of Pasaman Year 2000.Standard Operating Procedure (SOP) is the work procedure of each type of service activities provided. In terms of system approach that consists of input, process, output process components, the SOP is a part of the process component.
From the annual report of Lubuk Sikaping Regional General Hospital, in regency of Pasaman, for the past three years it turned out that the health indicators that describe the health service quality is not in accordance with to the expected level_
The purpose of this research is to identify the factors related to the implementation process of the SOP of in-patient service by nurses in improving the service quality in the regional general hospital of Lubuk Sikaping in 2000.
This research is done through observation with cross sectional method. The population of the research is observation activities from nurses that in charge in an in-patient room. While the sample of the research is 64 observation activities from 32 nurses that in charge in an in-patient room of the Regional General Hospital of Lubuk Sikaping. The data collection is done by using 3 instruments. The instrument for nurses and patients are obtained from secondary data. While instrument for SOP is primary data.
The data processing is done by using Epi Info and SPSS, while the data analysis is done by using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The result of this research indicates the factors that related significantly within a=0.05 toward the implementation of SOP is education, marital status, workload,
diseases diagnosis, and self-sufficiency of patients. The most dominant factors is the workload in which the nurses that have no multiple tasks will tend work according the SOP 6.564 times compared to the nurses that have multiple tasks.
Therefore, the management of the Regional General Hospital of Lubuk Sikaping needs to consider not to give multiple task to nurses that are in charge in the in-patients ward.
Bibliography 30 (1980 - 2000)"
2001
T1831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusmin
"Globalization era gives changing on 5c which is country, costs, customer. competitor and company Changing it charge hospital to increase service quality to patient and its family. Changing that also give impact on emulation that progressively tight deep grab potential market compartment The other impact is felt is increasing total bed so utilisasi is hospital that menurun can and can also increase. This condition of gets to be seen on case study at two swasta's hospitals that is at Makassafs city which is hospital Stella Maris and (`mestelina?s hospital hits utilisasi service nurses to lodge VIP'S class on year 2009. On year 2007 2008 RSG?S houses note GIMLET number services to nurse VIP?S class lodge just 53 % and 54 %, meanwhile RSSM is even greater which is 76 % and 74 %.
This research constitute research with quantitative approaching and kualitatitl Its aim wants to know determinant that is engaged utilisasi and quality picture services swasta's hospital. Observational data as data of primary which is acquired quantitative data with method surveys to utilize kuesioner where sample in observational it as much 200 respondents, one that its amount established by sampling tech slratzfied random is sampling with allocation method proportional. For kualitatifs data by methodics visceral interview on to amount to informan. There is data even its secondary is gotten by undertaking studies document.
Result observationaling to point out that no relationship among predisposing'S factor, enabling's factor and need's factor with utilisasi services to nurse VIP'S class lodge on RSG and RSSM 2009. Quality picture services hospital on RSSM better compared with by RSG. Picture services doctor on the two hospital with better. Appreciative picture services and RSSM'S rate less expensive and better than RSG. Therefore Stella Maris's hospital party and Grestelina's hospital needs to shortly notice utilisasi's determinant and increases hospital service quality, quality services doctor, point services hospital and mengkaji is rate that at establishes.

Era globalisasi memberikan perubahan pada 5C yaitu country, costs. customer, competitor dan company. Perubahan ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Perubahan tersebut juga memberikan dampak pada persaingan yang semakin ketat dalam merebut pangsa pasar potensial. Dampak yang lain dirasakan adalah peningkatan jumlah tempat tidur sehingga utilisasi rumah sakit dapat menurun dan juga dapat rneningkat. Kondisi ini dapat dilihat pada studi kasus di dua rumah sakit swasta yang ada di kota Makassar yaitu rumah sakit Stella Maris dan rumah sakit Grestelina mengenai utilisasi layanan rawat inap kelas VIP pada tahun 2009. Pada tahun 2007-2008 rumah RSG mencatat angka BOR layanan rawat inap kelas VIP hanya 53 % dan 54 %, sedangkan RSSM lcbih besar yaitu 76 % dan 74 %.
Penelitian ini merupakan pcnclitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitati Tujuannya ingin mengetahui determinan yang berhubungan dengan utilisasi serta gambaran kualitas layanan rumah Sakit Swasta. Data penelitian berupa data primer yaitu data kuantitatif yang diperoleh dengan metode survei menggunalcan kuesioner dimana sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 responders, yang jumlahnya ditetapkan dengan teknik sampling stratified random sampling dcngan metode alokasi proporsional. Untuk data kualitatif dengan metode wawancara mendalam pada sejumlah informan. Adapun data sekundemya diperoleh dengan mclakukan telaah dokumen.
Hasil penelitian mcnunjukka.n bahwa tidak ada hubungan antara faktor predisposing, faktor enabling dan faktor need dengan utilisasi Iayanan rawat inap kelas VIP pada RSG dan RSSM tahun. Gambaran kualitas layanan rumah sakit pada RSSM Iebih baik dibandingkan dengan RSG. Gambaran layanan dokter pada kedua rumah sakit sama baiknya. Gambaran nilai layanan dan tarif RSSM lebih murah dan lebih baik dibandingkan RSG. Oleh karenanya pihak rumah sakit Stella Maris dan rumah Sakit Grestelina perlu untuk segera memperhatikan determinan utiilisasi dan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit, kualitas layanan dokter, nilai layanan rumah sakit dan mengkaji tarif yang di tetapkan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djoti Atmodjo
"Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 38 tahun 1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangannya dilaksanakan pembentukan Rumah Sakit Unit Swadana. Pembentukan RS Unit Swadana merupakan kebijaksanaan dalam rangka mendukung sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang berimbang dan dinamis, serta dalam rangka usaha deregulasi dan debirokratisasi, yang bertujuan mengatasi kelemahan yang ada pada struktur anggaran saat ini yang belum mampu menyediakan anggaran rutin secara cukup.
Sebagai Unit Swadana, RSUP Dr.Kariadi dapat menggunakan secara langsung penerimaan fungsionalnya, yang dalam pelaksanaannya disusun melalui Daftar Rencana Kegiatan (DRK).
Dalam upaya meningkatkan penerimaan fungsional dilakukan kajian terhadap masalah piutang yang terutama terjadi pada pasien rawat inap bayar sendiri.
Dari penelitian yang meliputi 20.887 pasien rawat inap, 15.021 (71,92%) orang merupakan pasien rawat inap bayar sendiri yang sebagian besar (14.166 orang/94,31 %) dirawat di kelas III (A dan B).
Piutang sebesar Rp. 538.068.726,00 disebabkan oleh 24,21% pasien rawat inap bayar sendiri. Beberapa faktor yang mempunyai hubungan yang sangat signifikan (p < 0,001) menimbulkan terjadinya piutang adalah kelas perawatan, cara pulang dan lama perawatan.
Agar cost recovery (55,77%) dapat lebih ditingkatkan, diperlukan upaya upaya memperkecil nilai piutang yang terjadi saat pasien meninggalkan rumah sakit. Salah satu upaya adalah mengurangi risiko terjadinya piutang pada pasien yang pulang di luar jam dinas. Karena adanya keterbatasan tenaga administrasi di Instalasi Rawat Inap, bagi pasien yang meninggalkan rumah sakit di luar jam dinas belum dibuat perincian biaya perawatannya oleh petugas administrasi Instalasi Rawat Inap, Berdasarkan rata-rata pendapatan pasien menurut kelas perawatan, dapat dipertimbangkan pembayaran uang panjar sebesar rata-rata pendapatan tersebut.

ABSTRACT
Study of Account Receivable Self Pay Inpatients Problem at Kariadi Hospital in 1995/1996Based on President Decision No. 3811991 about Swadana Unit and order of Budgeting Management is carried out a Swadana Unit Hospital forming. A forming of Swadana Unit Hospital is a policy to carry on a balance and dynamic State Budgeting System, and in achieving deregulation and debereaucratisation which aims to overcome a weakness of budgeting structure which have not been able to serve an enough routine budgeting at the present time.
As the Swadana Unit, RSUP Dr. Kariadi is able to use functional receivable directly, which primarily happened in self pay inpatients.
From the 20.887 inpatients research, there are 15.021 (71,92%) self pay inpatients which the greater part (14.166 person/94,31%) is cured in the 3rd class (A and B).
The amount of the account receivable, Rp. 538.726,00 is caused by 24,21% self pay inpatient. Many factors which have a meaningful significant relation (p<0,001) to make an account receivable are the nursing class, the way of leaving the hospital and the time of the treatment.
In order to be able to make higher cost recovery (55,77%), is needed an effort to minimize the account receivable amount when the patient left the hospital. One of the attempt is to minimize the risk of the account receivable of the patients who left the hospital during the time work off. Because of the less administration officers, the inpatient Installation administration officer has no time to be able to make a patient treatment cost calculation. Based on the average of the patient income, it could be considered of paying earnest money as much as the income average."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fitrianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Messy Widiastuti
"RSUD Ungaran merupakan rumah sakit yang mempunyai lokasi strategis karena berada di jalur Semarang - Salatiga dimana di jalur tersebut berdiri banyak pabrik-pabrik besar. Melihat kondisi ini pelayanan unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat di tempat ini. Unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai delapan poliklinik berdasar macam dokter spesialis yang aria. Dokter merupakan tenaga rumah sakit yang sangat penting, sehingga penelitian ini bertu-juan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pelayanan tenaga medis terhadap kunjungan rawat jalan di RSUD Ungaran.
Penelitian ini mencari hubungan antara profil pasien (umur, alamat, pendidikan , pekerjaan, jenis kelamin, kepesertaan Askes) dan pelayanan tenaga medis (sikap dokter , lama tunggu pelayanan dokter, lama periksa dokter) terhadap tingkat kunjungan rawat jalan. Dengan rancangan penelitian cross sectional yang dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi lama tunggu dan lama periksa pasien dari 386 responden yang diambil secara random. Perhitungan dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Pada penelitian ini didapatkan pengunjung terbanyak pada kelompok umur 21 - 40 tahun yang berasal dari disekitar rumah sakit, berpendidikan SD dan bukan peserta Askes. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kunjungan rendah (1- 2 kali) 19,45 %, tingkat kunjungan sedang (3 - 4 kali) 45,84 % dan tingkat kunjungan tinggi (5 kali atau lebih) 34,71 %, selama 6 (enam) bulan dari bulan Januari sampai Juni 1997. Semua hipotesis terbukti berhubungan secara bermakna, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan rawat jalan terutama pada kelompok umur 0 - 20 tahun dengan usaha membuka pelayanan pada sore hari, disamping meningkatkan kerjasama dengan pabrik yang ada disekitar rumah sakit.

Ungaran district hospital locates in a very strategic site, between two big cities: Semarang and Salatiga. Many big industries lie in this area. Due to this strategic location, outpatient care of the Ungaran hospital plays an important role. It involves 8 kinds of services, provided by specialists and general physicians.
This study tries to determine the relationship between patients' profile (consists of subvariables sex, age of patient, residence, occupation, educational level, participation in health insurance) , care of medical staff( consists of subvariables : medical staff attitude, waiting time, examination time) with the frequency 1 level of outpatient visits. The study design was cross sectional. The data was collected through a structured questionairre and observation ( observing the length of waiting and examination time) toward 386 random sampled respondents. Univariate and bivariate analysis using chi-square statistical method was applied to prove the hypotheses.
The study found that majority of the outpatient clients of the Ungaran horpital are women, between 21-40 years of age, originated from the residential area 2-3 km away from the hospital, finished elementary school, not working as government employee, and not covered by health insurance. The level/ frecquency of outpatients visits are: 19,45% at 1-2 times visits, 45,85% at 3-4 time visits and 34,71% of 5 and more visits within 6 months period ( January to July 1997 ). All hypotheses which mentioned relationship between level of education with the frequency / level of outpatient's visits, between age and frequency/ level of the outpatient visit, between educational level of patients and frequency / level of the outpatient visit etc, was proved significant, The study suggested to put efforts in increasing the outpatient care to catch more clients in the group of 20 years and less, encourage to open afternoon outpatient care and develop collaboration with the surrounding industries."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hadi Kartiko
"Pendahuluan :
Dengan meningkatnya bidang perumahsakitan pada saat sekarang ini yang juga diikuti dengan peningkatan dari "demand" masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka diperlukan pengelolaan suatu rumah sakit yang efisien dan bermutu.
Namun dalam hal pengelolaan tersebut banyak faktor yang berperan, disamping sumber daya yang ada pada rumah sakit juga ada beberapa indikator sebagai tolok ukur keberhasilan / efisiensi dari suatu rumah sakit diantaranya adalah lama hari rawat dari pasien rawat inap.
Pada penelitian ini akan dianalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien operasi di bagian kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit PMI Bogor, oleh karena sebagian bestir ( 72.28 %) dari 267 pasien yang mengalarni salah satu dari operasi seksio sesaren salpingooforektomi atau hietoroldomi mongalami perpanjangan lama hari rawat.
Tujuan peneltian :
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, adalah untuk melakukan analisa deskriptif faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien yang mengalami salah satu dan operasi seksio sesarea, salpingooforektomi atau histerektomi di bagian kebidanan dan penyakit kandungan nunah sakit PMI Bogor.
Metodologi penelitian:
Rancangan / disain penelitian ini, adalah merupakan studi "cross sectional"
Populasi penelitian adalah, pasien rawat inap di bagian kebidanan dan penyakit kandungan yang mengalami salah satu dari operasi seksio sesarea, salpingooforektomi atau histerektomi periode Januari sanipai dengan Desember 1994, sedangkan sampel penelitian adalah total populasi yaitu sebanyak 267 kasus yang mengalami salah satu dari ketiga nrncam operasi tersebut. Dan data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari catatan medik pasien di bagian rekam medik. Analisa yang dipergunakan adalah analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat yang dalam hal ini dipergunakan penghitungan Odd Ratio dan uji Chi square.
Hasil penelitian:
Dari tujuh variabel yang diajukan ternyata lima variabel yang menunjukkan hubungun yang benuakna secara statistik dengan lama hari rawat pada operasi seksio sesarea, empat variabel pada operasi salpingooforektomi dan tiga variabel pada operasi histerektomi,dalam hal mana, tiga variabel ( sifat operasi, kelas perawatan dan penaggung jawab biaya ) menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan lama hari rawat pada ketiga macaru operasi tersebut.
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik terhadap lama hari rawat, ternyata variabel sifat operasi dan kelas perawatan merupakan variabel yang selalu konsisten, artinya bahwa kedua variabel tersebut selalu muncul dan tetap pada setiap tindakan operasi. Dari variabel alasan pulang, disini peran dokter dalam menentukan kepulangan pasien dari rumah sakit mempunyai kontribusi yang cukup besar, hal ini dapat dimengerti oleh karena pasien yang pulang dari rumah sakit akan merasa puas apabila dipulangkan oleh dokter yang merawatnya. Sebaliknya variabel infeksi luka operasi menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik dengan lama hari rawat pada ketiga macam operasi tersebut, hal ini antara lain oleh karena keterbatasan pada penelitian ini.
Saran :
Oleh karena variabel sifat operasi dan kelas perawatan mempunyai hubungan yang cukup erat dengan lama hari rawat, maka disurankan pada pihak rumah sakit bila menangani kasus-kasus yang termasuk dalam kategori ini hendaknya lebih intensif sehingga diharapkan terjadinya perpanjangan lama hari rawat dapat diperkecil.
Kiranya pihak rumah sakit memotivasi tenaga medis khususnya dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan untuk mempertimbangkan kepulangan pasien, sehingga diharapkan dapat membantu dalam upaya menekan terjadinya perpanjangan lama hari rawat.

The Factors those to be Connected With The Length of Stay of The Surgical Patient in The Section of Obstetrics and Gynecology at The Hospital PMI BogorIntroduction :
Along with the increasing of the present day field of hospitalization that to be followed by the increasing of the public's "demand" to obtain a healthy service with a good quality, in this case that the hospital itself should be handled in an efficient manner and in a good quality of service. However, in the handling itself there are so many factors with their own roles, not only due to the resource that is present in the hospital itself but also due to some indicators those exist as a measure of success 1 efficiency of the hospital, such as the length of stay of the inpatient. In this research, all factors those to be connected with the length of stay of the surgical patient in the section of obstetrics and gynecology at the hospital of PMI Bogor, because a large part of 267 patients has one of the surgical inpatients of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy those have a lengthening of the length of stay.
The goal of the research :
The goal of this research is an analytical description of the factors those to be connected with the length of stay of the in patient that has one of the surgical treatments of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy in the section of obstetrics and gynecology at the hospital of PMI Bogor.
Methodology of the research :
The design of this research is a "cross sectional" study.
The population of the research is the inpatient in the section of obstetrics and gynecology that has one of the surgical treatments of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy during a period from January to December 1994, while the sampling of the research is a total population of the 267 cases those to be involved in one of the three kinds of the surgical treatments. The data that to be used is a secondary data that to be obtained from the medical record of the patient in the section of the medical copy. The analysis those to be used are, univariant analysis to see the distribution of the frequency, and the bivariant analysis use Odd Ratio and Chi square test for calculating.
The result of the research :
Of the seven variables those to be proposed in fact, only five of them show a meaningful connection statistically with the length of stay for the surgery of sectio caesarea, four variables for the surgery of salpingooforectomy and three variables for the surgery of histerectomy, however the three variables such as ( the nature of the surgery, the clue of the treatment and the underwriter of the cost) show a meaningful connection statistically with the length of stay for three kinds of the surgeries.
Conclusion :
The result of this research provides a conclusion that from the three variables those show a meaningful connection statistically toward the length of stay, in fact the variable of the nature of the surgery and the class of the treatment are the variables those always have been consistent, in another words both variables always present and exist in the measure of the surgery. By the variable of the reason of the homed patient, in this case the role of a physician to decide a homed patient out of the hospital has sufficiently large contribution, however it is understood that a homed patient that out of the hospital is no doubt owing a satisfaction because the patient is allowed to go home by a permission from the doctor who has treated him. In contrast that the variable of the infection wound of surgery shows an unmeaning connection statistically towards the length of stay against the three kinds of the surgeries, it is due to the limitation owned by this research.
Suggestion :
It is clear enough, both variables such as the nature of the surgery and the class of the treatment have a very close connection toward the length of stay, and therefore to be suggested, that the hospital as a medical center would handle all the cases in this category in more intensive way, to be hoped that it could decrease the lengthening of the length of stay. To be that the hospital as a medical center could motivate the medical persons especially the horned patient, in this case to be hoped that it could help the effort in decreasing the lengthening of the length of stay.
References : 38 ( 1969 - 1994 ).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal
"

Pelayanan jasa kesehatan rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini banyak mengalami perubahan. Salah satu paradigma baru yang berkembang adalah mengenai mutu sehingga banyak rumah sakit yang meredefinisi ulang tujuannya ke arah fokus pada pelanggan.

Saat ini belum ada metode baku untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan rumah sakit. Penelitian ini mencoba menerapkan metode SERVQUAL yang dikembangkan Zeithaml, et at., 1990 yang membagi variabel layanan daiam lima dimensi mutu yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan perwujudan.

Penelitian ini merupakan penelitian survei, dilakukan terhadap 49 karyawan yang berobat di Instalasi Rawat JaIan RS Santa Maria selama bulan Juni 2001. Sebagai variabel kepuasan dihitung gap skor antara persepsi dengan harapan.

Dari uji validitas dan reliabilitas didapatkan semua atribut dalam kuesioner mempunyai korelasi cukup erat kecuali untuk atribut mengenai pelayanan tanpa membedakan jam kedatangan pasien yang mempunyai korelasi rendah.

Hasil penelitian didapatkan SERVQUAL SCORE negatif untuk semua dimensi pelayanan yang berarti secara keseluruhan pelanggan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Setelah diteliti masing-masing atribut ditemukan dua atribut yang mempunyai skor paling jelek yaitu mengenai ketersediaan obat dan peralatan yang lengkap, bersih dan modern.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RS Santa Maria dengan nilai skor sebagai acuan prioritas penyelesaian masalah. Disarankan untuk penelitian lanjutan melibatkan responden yang bukan karyawan rumah sakit.


Employees Satisfaction Analysis in Santa Maria Hospital Pekanbaru As an ASKES Participants Through Services in Santa Maria's Outpatient Unit Using SERVQUAL MethodForward-moving corporations and health care organizations are shifting their attention away from outdoing their competitors toward satisfying their customers. Successful corporations recognize the importance of a customer focus and the direct relationship between a customer focus and business success. Customer-oriented people treat customer satisfaction as a much higher priority than what's traditional or convenient for themselves as providers. Managers who treat employees as customers recognize that satisfied employees do not jump ship but instead have motivation to contribute to the organization's objectives.

Since November 2000, Santa Maria Hospital Pekanbaru had changed the employee's health program to an insurance company : PT ASKES. To assess this decision we need a model of customer satisfaction study that can be used to internal customers. This quantitative study called SERVQUAL developed by Zeithaml, et al. ( 1990 ) consisted of two sections : (1) an expectations section and ( 2) a perceptions section measured customer's assessments within five service categories : reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles.

This study was a cross sectional survey using descriptive analysis approach. The population of study were all the employees in Santa Maria Hospital. The sample used were employees who visited the outpatient's unit during June 2001.

The study showed negative SERVQUAL SCORE for all the five dimension. The more negative SERVQUAL SCORE, the more serious the service quality shortfall in the eyes of customers. The most negative score for reliability dimension was the statement for drug supplies and the most negative score for tangibles dimension was the statement for modem-looking equipment. Clearly, there is a mismatch between the priorities expressed by customers and the levels of quality delivered by the hospital management

The study recommended that the SERVQUAL method can be used to asses customer satisfaction in hospital fields and for the next study should include respondents who are not hospital's employees.

"
2001
T428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khafifah Any
"ABSTRAK
Pelayanan farmasi klinik di rumah sakit sebagai salah satu sistem memegang peranan yang cukup penting dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit, terutama dalam pengobatan dan perawatan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan rumah sakit sendiri.
Perkembangan layanan farmasi di RSUD Pasar Rebo saat ini menuju pelayanan farmasi klinik yang merupakan suatu pelayanan diberikan oleh apoteker untuk memastikan bahwa pasien menerima dosis optimum dari obat yang tepat untuk kondisi spesifik melalui bentuk sediaan yang rasional dengan interval pemberian yang tepat, mengidentifikasi serta mengatasi masalah interaksi obat, yang bekerjasama dengan petugas kesehatan di rumah sakit terutama dokter dan perawal yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang tepat dan aman bagi pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana gambaran pelayanan farmasi klinik yang dilaksanakan di RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan. Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui trianggadasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian, pelaksanaan di rumah sakit lain, data di sajikan dengan Cara tekstular dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan farmasi klinik di RSUD Pasar Rebo sudah dilaksanakan sebagian antara lain : distribusi obat pasien secara unit dose wawancara sejarah pengobalan pasien, ward round dan diskusi, peninjauan resep, informasi obat dan konseling pasien, dengan keterlibatan dan kerjasama yang baik diantara para petugas seperti dokter, apoteker dan perawat pada pengobatan dan perawatan pasien.
Disimpulkan bahwa untuk meningkatkan pelayanan farmasi klinik di RSUD Pasar Rebo perlunya peningkatan dari komponen input antara lain: SDM, sarana, prosedur dan kebijakan manajernen rumah sakit.
Saran yang diusulkan: perlu ada kebijakan tertu!is dari manajemen RS untuk penggunaan obat rasional, meningkatkan kemampuan klinis dan apoteker RS, perlu peningkatan pengetahuan bagi perawat akan obat-obatan dan informasi tertulis berupa brosur/ leaflet, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan ketepatan dalam minum obat perlu digunakan informasi berupa poster mengenai obat yang umum digunakan.
Diharapkan dengan perkembangan layanan farmasi menuju pelayanan farmasi -klinik di RSUD Pasar Rebo dapat meningkatkan peran apoteker dalam tim pengobatan dan perawatan pasien, yang akhirnya ketepatan dan keamanan obat pasien lebih terjamin.

ABSTRACT
The Developing of Pharmaceutical Services in RSUD Pasar Rebo is Aiming the Pharmaceutical Clinic ServiceClinical Pharmacy Service in Hospital holds an important role in developing hospital service, especially in treatment and medication to the patients. This can be seen whether from patient's need point of view or hospital's need point of view.
The developing of pharmaceutical services in RSUD Pasar Rebo nowadays is aiming the pharmaceutical clinic service. This service is given by a pharmacist for assuring that the patients get the optimum dose and the right interval of of time for giving the medication, identifying and solving the problem of drug interaction and cooperating with other Health team especially the Physicians and Nurses for improving the use of the right and safe medicienes for the patients.
This research is aimed to get the description of the Clinical Pharmacy's service in RSUD Pasar Rebo. This observation is an analytical description using the design of studying the case that is taking place right now. Data was analyzed by using the interview, observation and secondary data - document - based on the theory that suitable with the research material, practice in other Hospital, data text and table.
The results showed that Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo has been practiced, and it applied in Unit Dose system, inter view with the patient about his medication's history, ward round with discussion, prescription's controlling, drug information and patient's counseling. This involved cooperation between the Health Team in medication and treatment patients.
The conclusion by developing the components of the service, Manpower, facilities, the system and the regulation of Hospital Management, will develop the Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo.
The suggestion are a need for written regulation from the Hospital Management for using Rational Drugs, augmenting the clinical capability of Hospital Pharmacist, ad+vance the knowledge of the nurses about drugs and written information such as leaflet or brochures, to increase patient compliance with information such as poster about general medication.
Hopefully, with the developing the system of Clinical Pharmacy Service in RSUD Pasar Rebo can expand the role Pharmacist in a Team of patient's medication.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>