Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elias Lekatompessy
"Pada akhir Pelita V, dan dalam transisi memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan deregulasi dan debirokratisasi. Salah satu terobosan strategis yang telah dilakukan adalah memberi izin kepada Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) di lingkungan Departemen/Lembaga untuk menjadi unit swadana. Salah satu UPT di lingkungan Depkes yang menjadi objek penelitian dianggap berpotensi untuk membiayai dirinya sendiri adalah Bapelkes Cilandak yang menyelenggarakan pelatihan bagi pegawai di lingkungan Depkes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang yang tersedia sebagai pasar berdasarkan data kuantitatif cukup besar, untuk menjadikan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cilandak sebagai unit swadana.
Dibalik peluang yang ada, secara internal organisasi Bapelkes Cilandak masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan ditangani seperti kurangnya tenaga staf dan tenaga instruktur yang berpendidikan, berkualitas dan memiliki pengetahuan yang luas, serta pengembangan prasarana fisik dan fasilitas. Visi dan misi organisasi belum dikomunikasikan kepada seluruh jajaran dalam organisasi, struktur organisasi yang belum menampung seluruh kegiatan operasional, budaya organisasi yang kurang disiplin, belum memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang bisa mendukung organisasi, perlu dirubah dan kemudian ditumbuh kembangkan, sehingga organisasi bisa produktif.
Dalam memanfaatkan peluang yang tersedia, Bapelkes dapat mengembangkan growth strategies, dengan dukungan business strategies, seperti differentiation, focus, dan ciptakan jasa pelatihan andalan yang dapat digunakan sebagai alat dalam persaingan.
Untuk menuju ke arah swadana, Bapelkes dapat mengembangkan "strategi aliansi", seraya membenahi kekuatan internal organisasi terutama sumber daya manusia instruktur yang menjadi "key success factors". Perlu peran manajemen tim, dalam menyusun kurikulum pelatihan, modul-modul dan metode pelatihan, melakukan penelitian untuk mengetahui "training needs".
Dengan mendasari pada pemikiran David Osborne dan Ted Gaebler, "government enterprising; earning rather than spending", maka dengan informasi peluang yang tersedia, manajemen dapat mengambi.l keputusan yang tepat untuk menjadikan Bapelkes sebagai unit swadana, sehingga dimasa yang akan datang Bapelkes yang tadinya "cost centre" dapat menjadi "profit centre"."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Agatha Martono
"Dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan dan disrupsi yang timbul dari sisi teknologi, perubahan kebutuhan konsumen, persaingan, permintaan pasar dan regulasi; perusahaan media membutuhkan strategic agility untuk senantiasa lincah beradaptasi dan merespon perubahan. Kompetensi Teknologi Informasi yang didukung perangkat rutinitas perusahaan serta kesiapsiagaan daya wirausaha akan menjadi keunggulan bersaing yang diharapkan dapat membentuk strategic agility untuk membantu organisasi dalam pencapaian kinerja. Penelitian ini diadakan dalam konteks Industri Media Cetak, Online dan TV di Indonesia, dengan unit analisa adalah unit kerja/departmen/ bisnis unit. Dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan perangkat Smart PLS.

In facing environmental uncertainty and disruption triggered by technological update, customer and market demand changes, competition and regulation strategic agility is needed by media firms to be able to adapt, to response and to survive. IT Competencies that embedded with Organization Routines, and Entrepreneurial Alertness will create competitive advantage in order to shape Strategic Agility to enable the firm in achieving Organizational Performance. This research conducted in the context of Media Industry in Indonesia, toward the department or business unit as unit of analysis. Using quantitative method and Smart PLS application."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panuju, Nina Febriani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterikatan karyawan dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan PT X. Hasil studi korelasi terhadap 103 orang karyawan tetap di PT X menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterikatan karyawan dengan komitmen afektif organisasi (r=0.65, p<0.01). Berdasarkan hasil studi korelasi tersebut, peneliti menerapkan program perubahan secara terencana melalui pelatihan Make Things Happen. Secara keseluruhan hasil pre-test dan post-test terhadap 13 orang responden menunjukkan adanya peningkatan pada evaluasi pembelajaran yang signifikan. Meskipun demikian, berdasarkan uji Wilcoxon Signed-Rank Test, hasil pre-test dan post-test terhadap 5 orang responden yang menjadi target utama pelatihan, menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan jumlah responden penelitian yang terlalu kecil dan adanya limitasi lainnya pada penelitian ini.

This study aims on examining the relationship between employee engagement (EE) and affective organization commitment (AOC). The result of correlational study on 103 permanent employees of PT X showed that there was significantly positive relationship between EE and AOC (r=0.65, p<0.01). Based on the result of said correlational study, the researcher implement structured change programme through Make Things Happen training. Overall the pre-test and post-test result to 13 respondents showed improvement on learning evaluation significantly. However, based on Wilcoxon Signed-Rank Test, the result of pre-test and post-test on 5 respondents who were the main target of tis study showed insignificant result. The insignificant result caused by the small amount of respondents and some limitations in this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martina Mariko Nindar Novena
"ABSTRAK
Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling
mempengaruhi work engagement serta membuat dan melaksanakan program
intervensi melalui program pelatihan. Berdasarkan teori yang ada procedural
justice yang termasuk dalam job resources serta psychological hardiness dan
commitment to change yang termasuk dalam personal resources memiliki
pengaruh terhadap work engagement. Pengukuran melalui sampel penelitian
sebanyak 78 karyawan menunjukkan bahwa psychological hardiness dan
commitment to change memiliki korelasi yang signifikan terhadap work
engagement. Sedangkan berdasarkan analisis pengaruh, hanya psychological
hardiness saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement
dimana unique contribution dengan sr2 = 0,208, p < 0,01. Peneliti kemudian
memfokuskan pada usaha peningkatan work engagement melalui pelatihan pada variabel
yang belum memberikan pengaruh yang signifikan yaitu commitment to change. Selain
melihat pada signifikansi pengaruh faktor commitment to change, hal ini juga ditentukan
oleh pertimbangan praktis perusahaan sebagai salah satu intervensi yang dapat dilakukan
pada saat ini untuk mengoptimalisasikan work engagement pada PT.XYZ. Dari hasil uji
signifikansi perbedaan pre-dan post-test, ditemukan bahwa terdapat peningkatan skor
yang signifikan dari variabel yang mengalami intervensi (commitment to change)
sebelum dan setelah karyawan PT.XYZ diberikan pelatihan. Diharapkan dengan adanya
peningkatan commitment to change maka meningkatkan pula work engagement pada diri
karyawan.

ABSTRACT
This research aims to identify the factors that most influence work
engagement, and create and implement intervention programs through the training
program. Based on the existing theory, procedural justice, which is included in job
resources, and also psychological hardiness and commitment to change, which is
included in the personal resources, have an impact on work engagement.
Measurements through 78 employees as sample show that psychological hardiness
and commitment to change have a significant correlation to work engagement. On
the other hand, based on the analysis of influence, only psychological hardiness has
a significant influence on work engagement, with the unique contribution sr2 =
0.208, p < 0.01. The researcher then focused on trying to increase work engagement
through training on a variable that has a less significant influence, namely the
commitment to change. In addition to looking at the significance of the influence of
commitment to change, the focus is also determined by the practical consideration
of the company, as one of the interventions that can be done at this time to optimize
work engagement at XYZ Company. From the results from tests of significance
differences in pre-and post-test, it is found that there is a significant increase in
scores before and after the XYZ employees are given training on the variable that
was intervened (commitment to change). It is expected that with the commitment to
change increase will also increase employees‘ work engagement."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarso
"In the effort of increasing the state income, the role of Public Company "Badan Usaha Milik Negara" (BUMN) as one of the source of the state income and also as the economical moving spirit is still expected PT. Pos Indonesia as one of the public company also takes that strategic role.
This research is aimed to know the affectivity rate that can be reached by PT. Pos Indonesia, especially in the logistic unit in the region IV Central Jakarta. The analysis of factors that affect the affectivity rate of the organization, namely : leadership variable; coordination and technology, is implemented to get clear description about the affectivity rate of PT Pos Indonesia organization.
Descriptive research method is used towards the independent variable, without making any comparison or relating with other variable, by analyzing the information gained from the interview, primary data and also secondary data from PT. Pos Indonesia. The research took place in Jakarta with 67 logistic unit employee and 67 customers who have used the logistic service 3 times or more in PT. Pos Indonesia Vwlayah Pos IV Jakarta Pusat - 10000 as samples.
From the research and analysis, it is found that the leadership variable, coordination and technology are the main influence of the increasing of affectivity rate in logistic unit. However, the leadership variable and coordination without the support of technology and other factors can not increase the affectivity rate as expected.
The recommendation from the result of the research is the improvement of leadership role, the implementation of intensive coordination, and also the development of technology which is more flexible and adaptive toward the dynamic market and consumer needs due to the product and services produced by PT. Pos Indonesia Wilayah Pos IV in the logistic unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Asriana Eka Putri
"Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi bisnis beroperasi melalui sistem nilai yang diperkenalkan ke pekerja dengan istilah budaya organisasi dan diharapkan menjadi pedoman bagi tiap anggotanya. Pimpinan manajerial PT. Barata Indonesia (Persero) memperkenalkan “AKHLAK” sebagai nilai utama dengan menginisiasi program kegiatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai baru kepada pekerja sejak menerima arahan dari Menteri BUMN. Makalah ilmiah ini berisi refleksi saya ketika menjalani magang untuk menjelaskan fenomena internalisasi “AKHLAK” di PT. Barata Indonesia (Persero) melalui kerangka perspektif studi nilai dalam antropologi, khususnya antropologi bisnis. Metode yang digunakan pada makalah ilmiah ini adalah autoetnografi dan refleksi diri. Seluruh argumentasi dan kesimpulan dalam tulisan ini berasal dari pengalaman saya yang sangat mungkin terdapat limitasi dalam memperoleh data karena tidak melalui penelitian etnografi yang dirancang khusus. Oleh sebab itu, tulisan ini memang bukan ditujukan untuk mengevaluasi proses internalisasi secara keseluruhan, tetapi lebih kepada uraian kesimpulan yang diambil dari pengalaman saya. Hasil analisis menunjukkan program kegiatan yang dilaksanakan untuk menginternalisasikan “AKHLAK” menghadapi kendala yang cukup signifikan karena adanya keterikatan “AKHLAK” dengan nilai perusahaan yang sudah diterapkan sebelumnya dan kurangnya motivasi pekerja untuk menjalani program penunjang internalisasi di masa pandemi. Kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses penerapan suatu nilai memang tidak sederhana sebab banyak hal ikut mempengaruhi individu dalam menerima dan menerapkan suatu sistem nilai. Saya akan menceritakan pendapat tersebut dengan mengilustrasikan data pengalaman saya dimulai dari proses diperkenalkan, diinternalisasikan, terlibat dalam diskusi, dan penyusunan program usulan penunjang internalisasi “AKHLAK” di perusahaan.

Company as a form of business organization operates through a value system that is introduced to employees with the term organizational culture and is expected to be a guide for each of its members. Managerial leadership of PT. Barata Indonesia (Persero) introduced “AKHLAK” as the main value by initiating an activity program to internalize new values to workers since receiving directions from Minister of BUMN. This paper contains my reflection when participates in internship activities to explain the phenomenon of internalization of “AKHLAK” at PT. Barata Indonesia (Persero) through a value study framework in anthropology, especially business anthropology. The method used in this paper are autoethnography and self-reflection. All arguments and conclusions in this paper are derived from my experience where it is very possible that there are limitations in obtaining data because it is not through a specially designed ethnographic research. Therefore, this paper is not intended to evaluate the whole internalization process, but rather to describe conclusions drawn from my experience. The results of the analysis show that the program of activities carried out to internalize "AKHLAK" faces significant obstacles due to the attachment of "AKHLAK" to company values that have been previously implemented and the lack of motivation to undergo internalization support programs during the pandemic. This conditions shows that the process of applying a value is not simple because many things influence individuals in accepting and implementing a value system. I will discuss by illustrating my experience data starting from the process of being introduced, internalized, involved in discussions and preparing a proposed program to support the internalization of “AKHLAK” in the company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Krisnawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi PT Askes (Persero) pada kondisi saat ini serta merencanakan strategi yang sesuai dengan kondisi saat ini. Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. menggunakan sumber data sekunder PT Askes (Persero) . Analisa dengan menggunakan SPACE matrix menunjukan bahwa PT Askes (Persero) berada pada kuadran 2 atau kuadran agresive. Hasil dari IE Matrix menunjukan posisi PT Askes (Persero) saat ini berada pada kuadran 3 atau kuadran pertumbuhan. Rekomendasi yang diberikan adalah untuk melakukan ekspansi dan bertumbuh dengan memaksimalkan kemampuan finansial dan kesempatan bersaing.

This study aims to determine the position of PT Askes (Persero) in the current condition and analyses the appropriate strategies related to current conditions. This is a descriptive study with qualitative and quantitative approaches, using secondary data sources from PT Askes (Persero). Analysis using the SPACE matrix shows that PT Askes (Persero) is in quadrant two or aggressive quadrant. Another analysis with IE Matrix showed PT Askes (Persero) are currently located in quadrant three or growth quadrant. The recommendation is to expand and grow with the ability of PT Askes (Persero) to maximize the financial and competitive opportunity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliansjah
"Agar dapat memasuki pasar pembuatan silinder yang semakin kompetitif dan turbulen, maka PT XYZ membutuhkan suatu sistem perencanaan strategis yang dapat memenuhi tuntutan pasar tersebut. Kartu skor berimbang dapat digunakan untuk menjawab tuntutan pasar tersebut. Penilaian kinerja finansial PT XYZ perlu dilakukan Iebih dulu sebelum menerjemahkan strategi, Iayak terus dilanjutkan atau tidak. Dari hasil analisis diskriminan Z, diketahui bahwa skor PT XYZ ada diatas skor minimal yang dibutuhkan agar perusahaan dapat terus beroperasi.
Langkah selanjutnya adalah menerjemahkan visi dan misi PT XYZ ke dalam berbagai sasaran strategis. Setelah itu, menentukan ukuran sasaran strategis seperti indikator terbelakang (lag indicators) dan indikator terdepan (lead indicators). Penentuan ukuran sasaran strategis dilakukan dengan menyusun seluruh indikator yang mungkin kedalam tiga tahap kuesioner terdiri dari 36 pertanyaan yang disebar keseluruh tingkat manajemen untuk diseleksi. Pada tahap kedua pertanyaan kuesioner tinggal 27 pertanyaan. Pada tahap ketiga pertanyaan kuesioner tinggal 26 pertanyaan. Tiap pertanyaan dicari korelasi satu dan lainnya. Berdasarkan hasil uji validasi dan keandalan maka pertanyaan-pertanyaan yang memiliki hubungan kuat dirumuskan kedalam inisiatif strategi.

To enter a more competitive and turbulent cylinder making market, PT XYZ need a suitable strategic planning system. Balanced scorecard can be used to answer this market needs. Before translating the strategy, financial performance of PT XYZ has to be evaluated, whether it is possible or not to continue the companies operation.
From Z discriminant analysis, it was known that the score is higher than the minimum score required by a company to continue operation. The next step is to translate the vision and mission into various strategic goals. After that, to define strategic goals measure, such as lag and lead indicators. Goal dimensions determination is made possible by putting lead indicators into a three steps questionnaire. At step one, the questionnaires have 36 questions, distributed to all management levels to be selected, at step two 27 questions are left, at step three 26. The correlation of one and another question was determined. Based on validity and reliability test, only questions with strong correlation was taken to be formulated into the strategic initiatives.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Sekti Ariyanti
"Karyawan sebagai modal insani adalah faktor penting untuk mengejar sustainable competitiveness, yang pemanfaatannya sangat dipengaruhi keterikatan kerja karyawan. Penelitian bertujuan mengembangkan intervensi untuk meningkatkan keterikatan kerja karyawan di PT X. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuisioner. Kuisioner yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari UWES, Perceived Organizational Support dan Organizational Commitment, dengan reliabilitas total 0.937 dan dalam rentang 0.633 hingga 0.891 per dimensi untuk N=46. Hasilnya, pengaruh signifikan berasal dari persepsi atas dukungan organisasi, terutama dukungan pimpinan. Rancangan intervensi ini merupakan implementasi kegiatan berbagi pengetahuan yang dimotori oleh manajer untuk memperbaiki persepsi atas dukungan supervisor agar keterikatan kerja karyawan dapat ditingkatkan.

Employee as human capital is important factor to ensure organization manage sustainable competitiveness. The extent to which organization able to gain advantage of human capital depends on the employees? work engagement. Only engaged workforce will provide necessary support for organization to deal with such a dynamic business world. This study aimed to develop intervention to increase employees? work engagement PT X. This is a quantitative research, using questionnaires adapted from UWES, Perceived Organizational Support and Organizational Commitment with total reliability 0.937 and ranged from 0.633 to 0.891 per dimension, with N= 46. Result of the study reveal that perceived organizational support, in specific supervisor support significantly affecting employees? work engagement. Based on this finding, it is recommended that implementation of knowledge sharing activities, run by managers would fit to increase perception of supervisor support as enabler to improve employees? work engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>