Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhi Setiawan
"Latar belakang penelitian ini ialah besarnya biaya kesehatan dan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk membiayai kegiatan rumah sakit yang juga dialami oleh RSU Tangerang. Sementara itu di RSU Tangerang didapatkan adanya kecenderungan tunggakan pasien rawat inap semakin meningkat yang disebabkan oleh beberapa kelompok penunggak.
Secara umum penelitian ini ingin melihat kecenderungan besarnya tunggakan pasien, karakteristik penunggak bayaran, perbedaan antar kelompok penunggak pembayaran serta perbedaan karakteristik penunggak dan besarnya tunggakan antar perawatan.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan jumlah tunggakan kµrang lebih sebesar Rp. 151.030.447 setiap tahunnya, dan dalam hal besarnya.tunggakan, kelompok Askes berbeda bermakna terhadap kelompok surat perjanjian, pasien lari dan pasien kurang mampu, serta tidak berbeda bermakna dengan kelompok surat lurah.
Dilihat dari besarnya tunggakan kelas perawatan, ternyata kelas perawatan VIP berbeda dengan kelas I, kelas II, dan kelas III. Kelas perawatan I, berbeda bermakna dengan kelas III serta kelas II berbeda dengan kelas III.
Sebagai saran dari hasil penelitian ini, maka perlu kelompok penunggak dipilah-pilah berdasarkan antara lain Charitty allowance, contractual allowance, social cost dan bad debt yang berguna untuk penelitian tentang pengaruh bad debt terhadap kinerja rumah sakit. Selanjutnya dalam perencanaan pengeluaran rumah sakit tunggakan tersebut dapat dialokasikan. Disamping itu, perlu adanya evaluasi harga paket Askes untuk disesuaikan dengan pola tarif rumah sakit.
Daftar bacaan : 27 ( 1971 - 1994 )

The background which lead to this study is the magnitude of the hospital health cost and the insufficient government budget to finance this ever increasing cost of running the hospitals is also experiencing by the R.S.U Tangerang. Further more at this R.S.U Tangerang the number of patients unable to pay the cost of hospitalization keep increasing every year.
Basically the aim of this study is to show the correlation between, debt patients, their characteristics, the different between each group of debt patients and the size of each debt patients for each medical service.
This study shows that there is an increase of the debt by Rp 151.030.447 each year and as far as the size of debt is concern, the Askes group is significantly less patients with debt than those from contractual allowance, social cost and bad debt, also the charity allowance are less likely to have payment problem.
The study also shows how the size of debt distinct from one service to the others such VIP vs First class, Second class and Third class patients. First class vs Third class as well Second class Vs Third class.
There for it is recommended; The need to classify bad debt patients based on how there were' financed, such as through charity allowance, contractual allowance, social cost and bad debt, which is useful for study to determine the affect of bad debt on the hospitals operation.
In addition, this type of bad: debt should also he incorporated into the hospitals budget. Another point not less important is to evaluated the Askes cost tariff to be aligned with the overall hospitals costs.
Biblography : 27 / 1971-1994."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyafrisda
"Hingga saat ini Angka Kesakitan dan Angka Kematian di Indnonesia yang disebabkan oleh Pneumonia masih tinggi terutama pada usia balita. Pneumonia termasuk sepuluh penyakit terbanyak di Rawat inap RSU Kabupaten Tangerang yang membutuhkan antibiotika untuk infeksinya menggunakan Ceftriaxone atau Cefotaxime. Efektifitas biaya penggunaan obat tersebut perlu diteliti untuk mengetahui antibiotika yang lebih efektif biaya. Penelitian menggunakan data sekunder, diambil secara cross sectional selama Januari - Desember 2010 di Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Analisa biaya Investasi disetahunkan (Annual Investment Cost), menggunakan metoda ABC (Activity Based Costing) untuk analisis biaya.
Hasil Penelitian didapat bahwa komponen biaya terbesar pada pengobatan Pneumonia Balita adalah Biaya Operasional, yaitu sekitar 99 % dari Biaya Total, diikuti biaya Pemeliharaan 0,02 % dan kemudian biaya Investasi 0,01 %. Biaya Obat dan Bahan Habis Pakai merupakan komponen terbesar dari biaya operasional. Pada Ceftriaxone biaya operasional Rp 39.053.526,- dan pada Cefotaxime sebesar Rp. 124.228.339,-. Efektifitas pada Ceftriaxone 29 pasien dan Cefotaxime 85 pasien dengan CER Cefotaxime lebih kecil dari Ceftriaxone berdasarkan hilangnya sesak, frekuensi nafas dan leukosit normal, hilangnya demam dan hari rawat maka disimpulkan bahwa Cefotaxime lebih cost effective dari Ceftriaxone. Disarankan x Universitas Indonesia pengobatan Pneumonia Balita menggunakan Cefotaxime yang bertujuan untuk efektifitas, efesiensi dan pengendalian biaya dapat terwujud.

Until now the Morbidity Rate and Mortality Rate due to pneumonia in Indonesia would remain high, especially under 5 years old. Pneumonia disease into ten largest in Hospitalizations RSU Tangerang Regency, they need antibiotics to cure infections, such as Ceftriaxone or cefotaxime. Cost effectiveness of theme need to be investigated to find out and determine the effective and efficience. Research conducted using secondary data in crosssectional taken during January to December 2010 in the Tangerang Regency Hospital Inpatient. Annualized investment cost analysis, methods of analysis using the method of the cost calculation ABC (Activity Based Costing).
Research results indicate that the largest cost component in the treatment of Pneumonia Toddlers are Operating Costs, which is about 99% of the total cost, followed by a maintenance cost of 0.02% and then 0.01% of the investment cost. Cost of Drugs and consumables is the largest component of operating costs. At the operational costs of Rp 39.053.526,- Ceftriaxone, - and on cefotaxime at Rp 124.228.339,-. Effectiveness on Ceftriaxone was 29 patients and 85 patients on cefotaxime. CER Ceftriaxone smaller than Cefotaxime values obtained by the loss of tightness, breathing frequency and leukocyte return to normal values, fever and loss of day care is also concluded that the use of Cefotaxime more cost effective than Ceftriaxone. Thus in the treatment of Pneumocystis Toddlers xii Universitas Indonesia are expected to use cefotaxime aiming for effectiveness, efficiency and cost control can be realized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30311
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Winasis
"Latar belakang: Penyakit corona virus disease-19 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan pasien yang mempunyai komorbid berisiko mengalami keparahan berat.
Tujuan: Mengetahui  hubungan hipertensi dengan tingkat keparahan pada pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan.
Metode: Data diperoleh dari data sekunder berupa rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2021. Desain studi menggunakan cross sectional. Sampel sebanyak 146 pasien diperoleh secara random dan dianalisis menggunakan logistic regression
Hasil: Hipertensi pada pasien COVID-19 sebesar 47,3% (69 pasien). Diperoleh OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) yang menunjukkan pasien dengan hipertensi mempunyai risiko terjadinya keparahan 1,6 kali dibandingkan dengan yang tidak hipertensi setelah dikontrol oleh variabel diabetes melitus dan penyakit ginjal.
Kesimpulan: Pasien COVID-19 yang menderita hipertensi berisiko 1,6 kali lebih tinggi untuk mengalami keparahan dibandingkan pasien COVID-19 yang tidak hipertensi. Studi ini membuktikan risiko hipertensi terhadap keparahan pada pasien COVID-19.

Background: Corona virus disease-19 (COVID-19) is caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus and patients who have comorbidities are at risk of experiencing severe severity.
Objective: To determine the relationship between hypertension and severity in COVID-19 patients treated at RSU Kota Tangerang Selatan.
Methods: Data were obtained from secondary data in the form of medical records of COVID-19 patients who were treated at RSU Kota Tangerang Selatan in 2021. The study design used a cross sectional. A sample of 146 patients was obtained randomly and analyzed using logistic regression.
Results: Hypertension in COVID-19 patients was 47.3% (69 patients). Obtained OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) which shows patients with hypertension have a 1,6 times the risk of developing severity compared to those without hypertension after controlling for diabetes mellitus and kidney disease.
Conclusion: COVID-19 patients who suffer from hypertension are at risk of 1,6 times higher for experiencing severity than COVID-19 patients who are not hypertensive. This study proves the risk of hypertension on severity in COVID-19 patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Wita Ferani Kartika
"Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang juga membebani kondisi RSU Bhakti Yudha karena merupakan kasus penyakit tertinggi yang memiliki nilai defisit negatif tertinggi (-112%) untuk kasus rawat inap JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) non tindakan tahun 2021. Perhitungan Cost of Treatment (COT) DBD diperlukan sebagai evaluasi biaya pelayanan agar tercipta kendali mutu dan biaya. Tujuan Penelitian ini agar diketahui cost of treatment rawat inap DBD pada pasien JKN di RSU Bhakti Yudha tahun 2021. Metode Penelitian yaitu dengan pendeketan kuantitatif untuk memperoleh informasi cost of treatment DBD. Perhitungan cost of treatment didasari oleh perhitungan unit cost pada unit produksi pelayanan DBD yaitu IGD, Laboratorium, Radiologi, dan Rawat Inap dengan metode Activity Based Costing. Sampel penelitian yaitu 109 pasien yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan perhitungan metode Slovin. Perhitungan biaya dilakukan melalui wawancara serta studi dokumentasi dari data rekam medis, laporan keuangan, dan data terkait lainnya. Hasil penelitian diperoleh karakteristik pasien JKN dengan diagnosis DBD mayoritas kelompok umur 10-14 tahun, jenis kelamin perempuan, ruang perawatan kelas 1, dan rata-rata LOS 3,5 hari. Variasi aktivitas DBD cukup tinggi. Unit cost untuk setiap tindakan/aktivitas di unit produksi telah didapatkan untuk menghitung COT DBD. COT DBD untuk kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 secara berurutan yaitu Rp1.910.461, Rp1.639.751, dan Rp1.906.122. Kesimpulan. Telah diperoleh COT DBD untuk pasien DBD dimana hasil COT DBD masih menunjukkan selisih negatif kelas 3 dengan tarif INA-CBG. Perlu adanya upaya efisiensi yang dilakukan dengan cara menurunkan biaya tidak langsung dengan meningkatkan utilisasi pelayanan. Upaya efisiensi yang dapat dilakukan khusus untuk pelayanan DBD adalah pembuatan Clinical Pathway dan audit kepatuhannya agar tercipta kendali mutu dan kendali biaya.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health problem in Indonesia which also a burden to Bhakti Yudha General Hospital due to its highest case with the highest negative deficit value (-112%) for non-operative JKN (National Health Insurance) inpatient cases in 2021. The Cost of Treatment (COT) of DHF is needed as an evaluation of service costs in order to create quality and cost control. Purpose. This study aimed to identify the cost of treatment of DHF JKN inpatients at Bhakti Yudha General Hospital in 2021. Research method. A quantitative approach to obtain information on the costs of DHF treatment. The calculation of the cost of treatment was based on the calculation of the unit cost in production units for DHF services, namely the Emergency Room, Laboratory, Radiology, and Inpatient Care using the Activity Based Costing method. The research sample was 109 patients selected according to the inclusion criteria and the calculation of the Slovin method. Cost calculations were carried out through interviews and documentation studies from medical record data, financial reports, and other related data. Result. The results show that the significant characteristics of JKN patients with DHF were age group of 10-14, female sex, class 1 treatment room, and an average LOS of 3.5 days. The variation of DHF activity was quite high. The unit costs for each activity in the production unit were obtained to calculate the COT of DHF. COT of DHF for class 1, class 2, and class 3 respectively were Rp1,910,461, Rp1,639,751, and Rp1,906,122. Conclusion. The results of DHF COT show a negative difference with INA-CBG rates for class 3. Management should carry out efficiency efforts by reducing indirect costs by increasing service utilization. Efficiency efforts that can be made specifically for DHF services are the creation of a Clinical Pathway and compliance audit to create quality control and cost control.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa De Apna
"Pengelolan klaim pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) harus dilakukan dengan optimal agar keberlangsungan bisnis rumah sakit berjalan lancar. Besarnya klaim yang tertahan karena alasan satu dan lain hal akan berpengaruh pada arus kas bisnis rumah sakit. RSU Kota Tangerang Selatan mengalami klaim pending rata-rata 27,96% per bulan selama tahun 2022. Tujuan penelitian adalah identifikasi penyebab terjadinya klaim pending di RSU Kota Tangerang Selatan sehingga dapat memberikan rekomendasi perbaikan dalam pengelolaan klaim JKN. Penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam pada 10 informan terpilih. Telaah dokumen dan observasi juga dilakukan untuk mendukung analisis. Hasil penelitian menunjukkan penyebab klaim pending disebabkan oleh ketidaksesuaian pengisian resume medis (33,97%), konfirmasi koding diagnosa dan prosedur (30,01%), ketidaksesuaian administrasi klaim sebanyak 24,90%, konfirmasi karena ketidaklengkapan berkas penunjang klaim (9,83%) dan konfirmasi grouping (1,02%). Komponen sumber daya, komunikasi antar unit, karakteristik organisasi dalam fungsi pengawasan, sikap pelaksana dan faktor eksternal (sosial, ekonomi dan politik) mempengaruhi kejadian klaim pending RS. Rekomendasi dari penelitian ini adalah merevisi dan melakukan sosialisasi atas SOP dalam proses pengajuan klaim dan SOP penyelesaian klaim pending. Catatan penting lain adalah memberikan umpan balik kepada DPJP dan dokter di unit rawat inap tentang penyebab klaim pending. Pertemuan rutin antara tim casemix rumah sakit dengan BPJS Kesehatan juga menjadi pertimbangan dalam rekomendasi sebagai upaya mengaktifkan Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (TKMKB) dan Tim Fraud.

Effective management of Jaminan Kesehatan National (JKN) patient claims is crucial to ensure efficient operations of the hospital's business operations, a backlog of pending claims can significantly impact hospital’s cash flow. RSU Kota Tangerang Selatan experienced an average pending claims rate of 27.96% per month throughout 2022. The studi aims to identify the causes of these pending claims at RSU Kota Tangerang Selatan and subsequently offer recommendations to enhance JKN claim management. Employing a qualitative method, utilizing a case study approach through in-depth interviews with ten informants, document review and observational data. The finding highlighted several root causes of pending claims, including inconsistencies in completing medical records (33.97%), inaccurate coding of diagnoses and procedures (30.01%), incompatibility of claim administration (24.90%), incomplete supporting claim documents (9.83%) and confirmation issues tied to grouping (1.02%). A combination of factors including resource allocation, inter-departmental communication, organizational dynamics in oversight functions, staff attitudes, and external influences (social, economic, and political) collectively contribute to the occurrence of pending claims. One of the crucial recommendations that emerge from this study is the need to review and disseminate Standard Operating Procedures (SOPs) related to claims submission and the resolution of pending claims. Establishing a feedback loop with attending physicians and inpatient doctors to address the causes of pending claims is also of paramount importance. Furthermore, routine meetings between the hospital's casemix team and BPJS Health is necessary as a strategic measure to activate both the Quality Control Cost Control Team (TKMKB) and the Fraud Team, aiming to mitigate future claim discrepancies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chodidjah Alie
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan ketidak-sesuaian persepsi antara pasien dan penyedia layanan. Keadaan ini dapat mendatangkan image yang kurang baik terhadap suatu tempat pelayanan kesehatan, khususnya milik pemerintah yang selama ini sering dianggap berkualitas rendah.
Penelitian ini bertujuan mcmperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat Inap RSU Raden Mattaher Jambi sesuai dengan karakteristik dan kelas perawatan pasien terhadap pelayanan rawat Inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 100 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner secara self administered. Jenis penelitian adalah cross sectional. Menggunakan data primer dengan analisa univariat, bivariat, multivariat dan tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien di ruang rawat Inap yang tergambar dalam importance performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan rawat Inap sebesar 67% dan yang tidak puas 33%. Dari aspek pelayanan rawat Inap, proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan dokter 49%, pelayanan perawat 47%, pelayanan makanan/menu 28%, fasilitas perawatan 06% dan lingkungan perawatan 41%. Karakteristik pasien yang mempunyai hubungan signifikan (p 0,030) dan mempunyai pengaruh yang dominan (p=0,015 dan p-wa1d 0,019) dengan tingkat kepuasan pasien adalah pekerjaan.
Rata-rata harapan pasien adalah 3,43 dan rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 2,98 dengan tingkat kesesuaian 86,88%. Belum ditemukan faktor-faktor yang menjadi prioritas utama (kuadran A) yang menjadi kelemahan dalam pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi dan terdapat 9 faktor yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan keberadaannya (kuadran B) sebagai kekuatan yang dimiliki rumah sakit.
Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi masih rendah. Penulis menyarankan kepada pihak RSU Raden Mattaher Jambi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi tingkat kepuasan pasien secara kontinyu melalui kotak saran dan survei kepuasan pasien setiap 1-3 bulan. Melakukan pelatihan manajemen pelayanan rawat inap secara berkesinambungan bagi pelaksana pelayanan, melengkapi fasilitas perawatan seperti pengadaan bel pada setiap kamar perawatan dan memberikan lingkungan perawatan yang tenang, aman, nyaman serta terhindar dari segala kebisingan, mencari dana untuk memenuhi fasilitas dan lingkungan perawatan sesuai kebutuhan pasien.

Analysis of Patient Satisfaction Level at Inpatient Ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital in 2002Patient satisfaction is one of indicators to measure the quality of service in hospital. The low of patient satisfaction describes the inappropriateness perception between patient and service provider. This condition can invite bad image to a place where provide health service, especially to State Owned Enterprises, where presently considered having low quality.
The objective of this study is be obtain the description of patient satisfaction level at inpatient ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital, based on characteristic and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 100 subjects of variety classes and wards through self-administered questionnaire with cross sectional design.
The result of study showed that proportion of patient that satisfied to inpatient ward service was 67% and unsatisfied was 33%. When it seen from inpatient service aspect, the proportion of patient that satisfied to doctor service was 49%, nursing service 47%, menu service 28%, care facility 06% and care environment 41%. Characteristic of patient that having significant relationship (p=0,030) and influence that dominant (p=0,015 and p-ward=0,019) with patient satisfaction level was occupation.
The average of patient wish was 3,43 and average fact that accepted by patient was 2,92 with the appropriateness level were 86,88. It has not found yet the factors that become main priority (quadrant A), which become weakness in patient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital. There also nine factors that should be maintained and improved its availability (quadrant B) as power that owned by hospital.
The above result shows that patient satisfaction level to inpatient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital as still lower. It is recommended to Raden Mattaher Jambi General Hospital to do controlling and evaluation on patient satisfaction level continually through suggestion box and survey on patient' satisfaction every 1-3 month. Training quality management of care in patient continuously for service provider, supply facility like bell in every patient's room, and create environment caring in silent, safety, comfort and free of noising and looking relief fund for complete with facility and environment caring according to patient's necessaries.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuwanti
"Pada era globalisasi dan persaingan dalam bidang perumahsakitan saat ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien dan keadaan mutu pelayanan kesehatan secara obyektif di ruang rawat inap . Penelitian ini bersifat survei dengan pendekatan cross sectional . Data primer didapat melalui pengisian kuesioner oleh pasien dan check list oleh pengamat. Analisa statistik yang dipakai adalah analisa univariat untuk melihat gambaran deskriptif, analisa bivariat Anova untuk melihat perbedaan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat berbeda , analisa Korelasi dari Spearman dan uji Chi Square untuk melihat bagaimana hubungannya antara persepsi pasien dengan hasil pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan pasien dan hasil pengamatan mutu pelayanan masih kurang baik. Didapatkan ada perbedaan tingkat kepuasan pada ruang perawatan yang berbeda. Faktor mutu keadaan fisik mempunyai hubungan yang baik dan siknifikan antara persepsi pasien dan pengamatan obyektif Sedangkan faktor mutu lainnya mempunyai hubungan yang lemah dan tidak siknifikan.
Berdasarkan penelitian ini disarankan ; perlu dilakukan pengukuran tingkat kepuasan pasien secara berkesinambungan, memprioritaskan peningkatan faktor mutu kepedulian dan keadaan fisik agar dapat memberikan kepuasan kepada pasien yang dirawat di RSU.R.Syamsudin SH Sukabumi.

In this globalization and tough competition in business, hospitals are demanded to increase quality of health care services. One indicator to measure the quality of health care in hospital is patient satisfaction.
The goal of this research is to describe the degree of patient satisfaction and the objective quality of health service at ln-Patient Department. This research using a cross sectional approach and the primary data is taken by filling the questioner by patient and filling a check list by observer. Statistically analysis to be used are ; univariant analysis to show descriptive data , bivariant analysis with Anova to show the different degree of patient satisfaction and dimension of service quality from patient in different rooms and Spearman Correlation and Chi Square test to show how is the correlation between patient perceived and the result of the observation.
The result shows that the general degree of patient satisfaction and the observation result is not good . There is difference patient satisfaction in different service rooms. Dimension of tangibles have a meaningful correlation statistically between perceived patient and the observation , while the other dimensions has a bad correlation statistically and insignificant.
Based on the research, there are some suggestions such as ; measuring the degree of patient satisfaction, integratedly, prioritizing and increasing the dimensions of empathy and tangibles so that could give patient satisfaction at the general hospital R.Syamsudin SH Sukabumi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Young Ferry
"Program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin atau Askeskin bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan Askeskin di RSUD Kabupaten Tangerang menghadapi masalah penggunaan obat non formularium karena menjadi beban rumah sakit.
Penelitian ini keseluruhan bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan obat bagi masyarakat miskin sesuai pedoman pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Penelitian ini berada dalam lingkup farmako ekonomi dengan disain comparative non experimental study dengan cara Pengukuran Sesudah Kejadian (PSK) atau ex-post pacto.
Hasil penelitian menunjukan bahwa obat-obat formularium untuk pelayanan Askeskin tidak mencakup seluruh pelayanan obat untuk penyakit atau penderita yang di Rawat inap RSUD Kabupaten Tangerang. Dari 432 nama obat yang digunakan dalam pelayanan Askeskin terdapat 125 obat non formularium. Pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap bangsal kelas III Askeskin lebih banyak obat non formularium yang diberikan oleh dokter lama (lama kerja lebih dari 5 tahun) dan dokter dengan status kerja sebagai residen. Jenis obat non formularium banyak diberikan pada pasien lakilaki dan umumnya diberikan untuk pasien NCB KMK (Neonatus Cukup Bulan Kurang Masa Kehamilan), serta diresepkan paling banyak pada pasien yang dirawat di ICU.
Melihat apa yang dapat disimpulkan dari hasil penulisan, dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pelayanan rawat inap rumah sakit terhadap pasien miskin dan menjadi telaah bagi pihak yang berkepentingan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dan diusulkan agar jenis obat non formularium yang banyak digunakan dimasukkan ke dalam jenis formularium.

Health care program for poor community or Askeskin as a mean to upgrade access and health service quality for needy community in order to reach the optimal degree of health community. Askeskin service at Tangerang Regency Public Hospital faces a non formularium medicines?s using problem because it becomes a responsibility for hospital.
This research intends to evaluate medicines service for poor community according to health care for poor community?s manual. This research will be in farmaco economics area with comparative non experimental study design or ex-post facto.
Result of the research shows that fomularium medicines for Askeskin service do not include all medicine service for illness or the sicks who take care at Tangerang Regency Public Hospital. From 432 medicine names which used in Askeskin service contain 125 non formularium medicines. Health service for patients of class III ward Askeskin much more non formularium medicines which given by senior doctors (more than 5 years of work time ) and doctors with resident statues. Many kinds of non formularium medicine given to men patients and generally given to MNC KMK patients, the patients who stay in ICU too.
Looking at the result that can be concluded, it can be a reference to upgrade ward service of Hospital to poor community and be a study for interested parties toward upgrading of community health service on a whole scale. And suggested in order to kinds of non formularium medicines that many used may be included in formularium kinds.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41264
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Nusarita Intama
"Peningkatan jumlah pasien JKN ke Poli gigi RSU Kota Tangerang Selatan setelah kasus COVID-19 mulai jauh menurun, menuntut penyedia layanan memberikan pelayanan berkualitas  sesuai standar dan aman bagi pasien. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas layanan pasien JKN di Poli gigi RSU Kota Tangerang Selatan menurut pihak penyedia layanan (RS) dan dari persepsi pasien. Disain penelitian Convergent Mixed Methods. Disain studi kasus digunakan pada penelitian kualitatif dengan  wawancara terhadap penyedia layanan dan disain cross sectional untuk mengetahui persepsi pasien tentang kualitas layanan peserta JKN di Poli Bedah Mulut dan Penyakit Mulut. Pengambilan sampel secara consecutive sampling didapatkan 40 responden. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian jumlah dan jenis SDM, jumlah ruangan, alat dan alat penunjang medis, kebijakan peningkatan mutu layanan, monitoring pelaksanaan SPO dan pemberian layanan sesuai indikasi. Faktor-faktor yang mendapat penilaian sangat baik dari pasien yaitu: ketersediaan obat, kemampuan dokter, pemanfaatan JKN tanpa biaya tambahan untuk tindakan, karyawan yang responsif, ramah dan perhatian, serta kebersihan peralatan dan prosedur tindakan. Faktor-faktor yang masih dapat ditingkatkan diantaranya: kebersihan ruangan, alat penunjang medis, kejelasan informasi dan waktu tunggu pasien. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas layanan peserta JKN di Poli gigi RSU Kota Tangerang Selatan.

The increase in the number of JKN participant patients attending the dental clinic at RSU Kota Tangerang Selatan after COVID-19 cases began to decline, considerably requires service providers to provide quality services that meet standards and are safe for patients. This thesis discusses the factors related to the quality of service for JKN participant patients at the dental clinic at RSU Kota Tangerang Selatan in 2022 according to the provider (RS) and from patient perceptions. This research uses Convergent Mixed Methods design. The case study design was used in qualitative research by conducting interviews with service providers and a cross-sectional research design was carried out to determine patient perceptions of the quality of services for JKN participants at the Oral Surgery and Oral Medicine Polyclinic. The samples were 40 patients by using consecutive sampling technique.  The results of the study found that  the number of human resources, the availability of facilities and infrastructure, policies to improve service quality, monitoring the implementation of SOP and providing services according to indications are related to service quality. Factors received very good evaluations from patients, namely: availability of medicines, ability of doctors, utilization of JKN without additional costs for procedures, the responsiveness, friendly and caring employees, as well as sterilized of equipment and procedures. Factors that can still be improved include: cleanliness of the room, additional costs for supporting examinations outside the hospital, clarity of information and patient waiting times. Knowing these factors can be useful for efforts to improve  the quality of service for JKN participant at dental poly clinic at RSU Kota Tangerang Selatan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dince Erwina Indriyani
"ABSTRAK
Tujuan dan penelitian adalah untuk mewujudkan gambaran tentang Karakteristik Piutang Pasien Rawat Inap Bayar Sendiri dengan cara mengikuti proses masuk sampai lepas saat di RS Kanker "Dharmais".
Metodologi yang digunakan adalah Metode Telaah Kasus dan Pendekatan Pemecahan Masalah. Dengan kata lain adalah Penelitian Kualitatif-Deskriptif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan Pengamatan Berperan Serta, Focus Group Discussion (FGD), Indepth Interview dan Pengamatan Atas Bukti-bukti Tagihan Rekening yang ada dari April 1994 -September 1995.
Dari hasil penelitian,diperoleh data tentang Karakterislik Pasien Rawat inap dan Karakteristik Piutang dari Pasien Rawat Inap Bayar Sendiri yang metiputi Pelunasan Piutang Tanpa Tanggal Pembayaran; Angsuran Piutang Tanpa Tanggal Pernhayaran dan Piutang Ragu-Ragu.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Karakteristik Pasien Rawat inap seperti Pemilihan Kelas Perawatan, Lama Hari Rawat, Domisili dan Pekerjaan merupakan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya piutang. Karakteristik Piutang Dan Pasien Rawest Inap Bayar Sendiri adalah Pelunasan dan Angsuran Piutang Tanpa Tanggal Pembayaran dan Piutang Ragu-Ragu.
Saran-saran yang bisa disampaikan adalah mengoptimalkan fungsi-fungsi yang terkait dengan manajemen piutang terutama Penataan Rekening dan Penagihan. Monitoring ketat atas pemilihan kelas, pelaksanaan prosedur tetap pasien masuk dan lepas rawat serta meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja petugas melalui pendidikan, latihan dan Reward yang memadai.
vii + 99 halaman : 9 tabel, 2 gambar, 12 lampiran.

ABSTRACT
The main objective this study is to give the figure about the own expenses patient debt characteristic by following the normal procedures at "Dharmais" Cancer Hospital.
The methodology used to study case and problem solving. In another word is qualitative descriptive study which the data collecting is held through participatory observation, focus group discussion (FGD), in-depth interview and observation to bill from April 1994 - September 1995.
Based on this study have been obtained data about debt characteristic for hospitalization patient (own expenses) including payment in cash and debt installments without date payment (extra installment).
The conclusion of the study of debt characteristic for hospitalization as follows: selection of class of patient, length of stay of patient in hospital, domicile, occupation constitute potential factors to create debt.
The debt characteristic of the own expenses patient such as cash and debt installment, cash and installments before three month and bed-debt.
Suggestion which may be withdraw from this study is to optimalization various function related to the debt management, particularly bill and claim arrangement. Tight monitoring for class selection, procedures implementation for patient to improve ability and motivation staffs through education, training and reward.
vii + 99 pages: 9 tables, 2 figures, 12 attachment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>