Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rahayu K
"Penerapan prinsip - prinsip ergonomi ditempat kerja masih kurang tersentuh atau mendapat perhatian secara penuh terutama pada pekerjaan perawat di rumah sakit. Postur kerja perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien masih dengan postur yang janggal, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya keluhan pada sisitem musculoskeletal.
Penelitian terhadap kemungkinan timbulnya risiko ergonomi di rumah sakit lebih difokuskan pada unit perawatan ICU dengan melakukan pengamatan lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs )
Musculoskeletal Disorders terjadi karena proses penumpukan cidera atau kerusakan , kecil pada sistem Musculoskeletal akibat trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang menimbulkan rasa sakit, keluhan MSDs bersifat universal dan subyektif. Nilai subyektifitas dapat ditingkatkan menjadi obyektifitas. Agar keluhan tersebut dapat menjadi nilai obyektif maka perlu bukti pengukuran dengan menggunakan metode OWAS.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan perawat pada shift pagi, sore dan malam mengandung risiko keluhan MSDs. Kegiatan atau pekerjaan perawat yang mendominasi adanya postur janggal adalah kegiatan keperawatan pada shift pagi. Dan untuk pekerjaan perawat yang mendominasi kategori 3 dan kategori 4, yang dapat mengakibatkan kemungkinan timbulnya keluhan MSDs, adalah kegiatan memandikan, mengangkat pasien, melakukan ganti balutan luka , merubah posisi pasien dan melakukan pengukuran urine.
Hal yang mendasar, bahwa perawat bekerja dengan postur yang janggal adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi dan tingginya beban kerja perawat di unit ICU, sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat dengan memonitor sistem kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan keluhan MSDs serta membuat dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ergonomi bagi perawat.

Ergonomic Risk Analysis among Nurses who Work Awkward posture in Intensive Care Unit, Serang Hospital, Leading The Possibility of Musculoskeletal Disorders The application of ergonomic principles at work station is still lack of concern, especially at hospital. The posture of nurses dealing with serving a patient is still on awkward posture. So they complaint of Musculoskeletal Disorders ( MSDs ).
The research on the possibility of the appearance of ergonomic risk at hospital activities are more focused on the nursing group in the unit of ICU by direct field observation
Musculoskeletal Disorders are caused by the process of the accumulation of injuries or small damage in musculoskeletal system. The complaint of MSDs is universal and subjective. Subjective value can be proofed to be objectives value. The subjective complaint to be objective value, is necessary to have an evidence through the measurement using OWAS method.
The result of the research is categorized by the groups nurse who work morning, afternoon, and evening shifts . The nurse works that dominated by awkward posture are the nursing activities in morning shift. For the nursing work of the three shift dominating category 3 and category 4, where the complaint of MSDs are the activities of bathing, lifting patients, replacing injury bandage, changing position of a patient, collecting and measuring of urine.
Basically nurses who work with awkward posture are due to lack of knowledge and skill in ergonomic and heavy working at ICU. Therefore a hospital needs to be evaluated an working pattern of nurses by monitoring work system and work burden that cause MSDs complaint through training program to improve knowledge and skill in ergonomics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Rohjani
"Musculoskeletal disorder (MSD) menjadi sangat penting karena MSD merupakan penyebab terbesar hilangnya hari kerja akibat cidera di hampir setiap jenis industri. Selain itu, musculoskeletal disorders, terutama pada bagian punggung merupakan masalah kesehatan yang paling memakan biaya. Sedangkan masalah musculoskeletal disorders ini belum banyak dipahami oleh perusahaan-perusahaan, terutama di Indonesia.
Penelitian terhadap kemungkinan timbulnya musculoskeletal disorders yang disebabkan oleh risiko ergonomi pada pekerjaan di pembuatan televisi dilakukan dengan pengamatan di lapangan secara langsung dan didukung oleh survey gejala untuk mendapatkan data keluhan dari operator. dan data medis yang didapatkan secara sekunder.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan di unit Final Assembly, tepatnya pekerjaan packing II (menutup dus) merupakan pekerjaan yang mempunyai risiko yang melibatkan anggota badan terbanyak, meliputi tangan, bahu, leher dan punggung dan sekaligus mempunyai nilai risiko tertinggi.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa risiko ergonomi di dept. TV terutama disebabkan oleh work station yang tidak sesuai dengan standar kriteria, disamping faktor dari pekerja dan lingkungannya. Faktor lain dari mesin yang mendukung timbulnya musculoskeletal disorders adalah masalah maintenance mesin dan desain dari handtool.
Selain work design, faktor lingkungan juga mempengaruhi timbulnya fatigue. Hampir di seluruh area, temperature nyata berada dalam kategori `caution' atau hati-hati, dimana pekerja dapat mengalami fatigue bila terpapar pada waktu yang lama dan terus menerus. Sedangkan di area finished good, temperatur nyata berada dalam kondisi `bahaya', dimana pekerja mempunyai kemungkinan mengalami heatstroke, heat cramp atau heat exhaustion bila terpapar pada waktu yang lama.
Daftar bacaan : 25 (1990-2002)

Ergonomic Risk Analysis at Television Department of PT. X on The Possibility of Musculoskeletal Disorders 2003MSD becomes very important recently because MSD is one of the major cause of employee absenteeism due to injury in almost any industry. Other than that, musculoskeletal disorders, especially in the back area is also one of the most costly injury problem.
In order to better understand MSD- from the ergonomic point of view, a study was conducted in the television department of an electronic manufacturing company called, PT. X.
The study was an observational study hick is conducted through a direct observation from the field to look at the ergonomic risk in each task that is being observed.. The field data is supported with symptom survey to capture the input/complain from the operator, and is also backed-up by secondary medical record.
The study revealed that the task in the Final Assembly unit, especially packing task 11 (closing the box) is the work that posses the risk which involved the most body parts, which is hands, shoulder , neck and back. This task also has the highest risk score.
Besides work design, the environmental factor is also play a part in generating fatigue. Almost in all area, the real temperature is in the `caution' category which means that the worker might fell fatigue when exposed to this condition continuously for a very long time. While in finished good area, the real temperature is in `danger' condition, which means that the worker might experience heatstroke, heat cramp or heat exhaustion when exposed to this condition for a long time.
References : 25 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadilah Dewi
"Penelitian terhadap gambaran risiko ergonomi di Rumah Sakit Tria Dipa lebih difokuskan pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan melakukan pengamatan lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran risiko ergonomi untuk mengetahui tingkat risiko atau seberapa besarkah risiko MSDs pada perawat IGD. MSDs terjadi karena akumulasi cidera atau kerusakan kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang dapat menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran risiko terjadinya MSDs dengan menggunakan metode OWAS (Ovako Working Postur Analysis System).
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan perawat pada shift pagi dan sore mempunyai risiko terjadinya MSDs. Pekerjaan yang dilakukan perawat yang mendominasi adanya postur janggal dengan frekuensi yang berulang-ulang dan durasi yang lama pada setiap shift adalah pada aktifitas menjahit luka, ganti perban, memasang infus, mendorong pasien, EKG dan memberikan nebulizer. Tingkat risiko ergonomi tertinggi adalah ketika perawat sedang menjahit luka. Hal yang paling mendasar adalah bahwa perawat bekerja dengan postur janggal karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi dan tingginya beban kerja perawat di IGD. Sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap perawat dengan memonitor sistem kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan risiko MSDs serta membuat dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi bagi perawat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Selvianti
"Skripsi ini menggambarkan tingkat risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) pada aktivitas mengangkat pasien oleh perawat UGD di Rumah Sakit Atma Jaya. MSDs menyebabkan beberapa perawat UGD tidak layak kerja. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan mengidentifikasi risiko MSDs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko MSDs tertinggi terjadi pada saat mengangkat pasien dengan kesadaran menurun dan tingkat risiko terendah yaitu saat mengangkat pasien yang dapat menggeser tubuhnya sendiri. Oleh karena itu diperlukan pengendalian teknik, memperhatikan beban kerja dan sikap kerja saat mengangkat pasien dengan aman serta melakukan peregangan otot sebelum bekerja.
Focus of this study is description about risk level of Musculoskeletal Disorders (MSDs) with Rapid Entire Body Assessment (REBA) method for nurses which patient lifting activity in emergency department at Atma Jaya Hospital. MSDs causes nurses not fit to work. This research is a descriptive analysed with identifying MSDs risk. Result indicates that level of highest MSDs risk found at lifting patient which consciousness and level of low MSDs risk is when lifting patient with own activity support. Therefore some technique are needed, attention to work load and work position for safe patient lifting, good exercise with stretching before work."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Effyanti Rahayu
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Skripsi ini membahas faktor risiko ergonomic yang dapat menimbulkan
low back pain pada perawat dengan menilai faktor risiko pada pekerjaan, lingkungan dan alat kerja perawat pada perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hermina Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional.
Pengamatan di lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas berisiko tinggi LBP, metode BRIEF dan NIOSH digunakan untuk menilai tingkat risiko ergonomi, pengukuran dan analisis untuk menilai faktor alat kerja. Hasil penilaian menunjukkan bahwa aktivitas perawat seperti mendorong branchar, memasang infus, memberikan terapi injeksi dan mengukur tekanan darah memiliki risiko ergonomi sedang untuk menimbulkan low back pain. Adapun faktor lingkungan (tata letak tempat kerja dan ruang kerja IGD) tidak berisiko bagi perawat untuk
menimbulkan LBP. Namun pada faktor alat (tinggi, dan adjustability) berisiko bagi perawat untuk menimbulkan LBP. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian baik secara engineering maupun administratif sebagai upaya preventif terjadinya Low Back Pain.;Focus of this study is ergonomic risk factor lead to low back pain (LBP) to nurses with assess risk factor on task, environment, and nurses working tolls on the emergency room nurses at Hermina?s Hospital Depok. This is a descriptive observational study. A field research was conducted to identify a high risk ergonomic. Measurement and analysis are to assess the factor working tools were also applied. Research result showed that nurses activity such as pushing the branchar, giving drip therapy, giving injection therapy and blood pressure have an
medium risk of ergonomic that causes low back pain. As for the environmental factors (set of the workplace and workspace emergency room) are not a risk for nurses to cause low back pain. However, the tool factors (height and adjustability) are at risk for nurses to cause low back pain. Therefore, it is needed to take a control of both in engineering and in administrative as preventive efforts occurrence of low back pain., Focus of this study is ergonomic risk factor lead to low back pain (LBP) to nurses with assess risk factor on task, environment, and nurses working tolls on the emergency room nurses at Hermina’s Hospital Depok. This is a descriptive observational study. A field research was conducted to identify a high risk ergonomic. Measurement and analysis are to assess the factor working tools were also applied. Research result showed that nurses activity such as pushing the branchar, giving drip therapy, giving injection therapy and blood pressure have an
medium risk of ergonomic that causes low back pain. As for the environmental factors (set of the workplace and workspace emergency room) are not a risk for nurses to cause low back pain. However, the tool factors (height and adjustability) are at risk for nurses to cause low back pain. Therefore, it is needed to take a control of both in engineering and in administrative as preventive efforts occurrence of low back pain.]"
Universitas Indonesia, 2016
S62430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daifan Catur F.
"Pekerja bengkel merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko terkena keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini menggambarkan risiko ergonomi yang dapat menyebabkan MSDs di bengkel CV. Darma Jaya Serang tahun 2014. Faktor pekerjaan dilihat dengan menilaian postur pada pekerja di bengkel dengan menggunakan metode REBA. Faktor lingkungan yaitu layout workstation dengan observasi langsung dan pencahayaan menggunakan lux meter. Penelitian ini juga menggambarkan karakteristik individu seperti usia, masa kerja, IMT, perilaku merokok yang berkontribusi terhadap terjadinya MSDs. Penelitian ini menilai keluhan MSDs menggunakan kuisioner NBM, dengan jumlah responden 11 orang. Penelitian ini bersifat deksriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan risiko MSDs sangat tinggi pada pekerjaan bagian kap dan ban mobil, kemudian risiko tinggi pada pekerjaan dibagian body mobil, kelistrikan dan kolong mobil. Keluhan terbanyak adalah pada bagian pinggang (64%), leher atas dan punggung (45%). Tingkat risiko dapat diturunkan dengan upaya perbaikan secara teknis yaitu penyediaan meja dorong untuk meletakkan toolbox dan kursi kecil. Selain itu penting dilakukan oleh pekerja untuk melakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja.

Mechanic is a type of jobs at risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This study illustrates the ergonomic risk that may lead to MSDs in CV. Darma Jaya Serang in 2014. The work itself factor is viewed by assessing the posture of workers using REBA method. The environment factor, which consists of workstation layout and illumination, are evaluated by direct observation and lux meter respectively. This study also illustrates the individual characteristics such as age, job tenure, BMI, and smoking behavior that contribute to the occurrence of MSDs. The study evaluates the complaints of MSDs using NBM questionnaires with 11 respondents. It is a descriptive observational study with cross-sectional approach. The result of this study indicates a very high risk of MSDs in the workstations of car hood and tires, then high risk in the workstations of car body, electrical, and underneath parts. Most complaints are on the waist (64%) and upper neck & back (45%). The level of risk can be reduced by technical improvement, such as the provision of a cart to put the toolbox and a small chair. Additionally it is important for the workers to do muscle stretch before and after work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Octarisya
"Aktivitas penanganan barang secara manual handling merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja terkait ergonomi. Bahwa aktivitas kerja seperti manual handling, bekerja dengan gerakan yang cepat, sikap kerja yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu lama, gerakan memutar dan menunduk yang berulang), bekerja dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, gerakan yang berulang (repetitive) merupakan pemicu terjadinya ganguan MSDs. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), dan membawa (carrying) serta posisi atau postur janggal dengan timbulnya MSDs tidak hanya disebabkan oleh beratnya beban yang ditanggung otot tubuh, tetapi juga disebabkan oleh durasi yang pekerjaan yang lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tingkat risiko ergonomi dan distribusi keluhan MSDs di PT. Repex Departemen Operasional HLPA Station, RPX Center pada seluruh pekerja Departemen Operasional HLPA Station yang melakukan aktivitas manual handling dalam proses kerjanya dimana tools yang digunakan yaitu BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors) dan kuesioner survei keluhan MSDs. Terdapat 6 jenis aktivitas manual handling yang paling dominan yang dilakukan pekerja Departemen Operasional HLPA Station, yaitu mengoper barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan dokumen dengan posisi jongkok, van scan barang, van scan dokumen dengan posisi duduk.
Hasil survei keluhan MSDs dari 9 bagian tubuh yang dinilai pada 27 responden pekerja Departemen Operasional di PT. Repex, HLPA Station didapatkan hasil mayoritas keluhan pada bagian tubuh leher yaitu sebesar 81,9%, 78% merasakan keluhan pada bagian punggung, 63% mengatakan merasakan keluhan pada bagian kaki, 40,7% merasakan keluhan pada bagian bahu kanan, sebanyak 29,6% mengalami keluhan pada bahu kiri, 33,3% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan, 22,2% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri, sebanyak 7,4% mempunyai keluhan pada bagian siku kiri dan kanan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yogi Akbar
"Skripsi ini membahas analisis hubungan faktor risiko ergonomi terhadap keluhan gejala MSDs petugas luar gedung UI di Depok tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional kuantitatif yang dilakukan pada 85 pekerja. Faktor risiko ergonomi didapatkan dengan menggunakan metode REBA, sedangkan keluhan gejala MSDs didapatkan dengan menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95% pekerja mengeluhkan gejala MSDs dengan keluhan terbanyak terdapat di bagian pinggang bawah (35.3%), diikuti dengan bagian leher atas dan bawah (27.1%). Distribusi keluhan gejala MSDs berdasarkan usia paling banyak pada usia ≥ 25 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada wanita, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja > 3 tahun, berdasarkan IMT paling banyak pada pekerja dengan IMT normal, berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada pekerja yang tidak merokok, dan berdasarkan kebiasaan berolahraga paling banyak pada pekerja yang tidak biasa berolahraga. Proses kerja dengan tingkat risiko ergonomi paling tinggi adalah mengastin. Namun dari hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara faktor risiko ergonomi dengan keluhan gejala MSDs petugas kebersihan.

The focus of this study was the analysis of ergonomic risk factor in relation with the complaints of musculoskeletal disorders symptom in the outdoor cleaning workers at the University of Indonesia. This was the cross sectional quantitative study that involved 85 workers. Ergonomic risk factor required by using REBA methode, and the complaints of MSDs' symptom required by using Nordic Body Map. The result showed that 95% of workers complain MSDs' symptom mostly on the low back (35.3%), followed with upper and lower neck (27.1%). The distribution of the complaints based on age mostly on the group ≥ 25 years old, based on gender mostly on women, based on the duration of employment mostly on the workers with > 3 years employment, based on body mass index mostly on the workers with normal category, based on smoking habit mostly on the workers who has never smoke, and based on sports habit mostly on the workers who were not used to do sports. Work process with the highest level of ergonomic risk were mengastin. However, statistical test did not show that there is a relation between ergonomic risk factor and the complaints of MSDs' symptom in the outdoor cleaning workers"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Munarjinah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>