Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjandra Yoga Aditama
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang dilakukan dengan cara cross sectional di mana analisa data dilakukan secara kuantitatif yang kemudian didukung analisa lebih lanjut secara kualitatif.
Penelitian dilakukan pada 17 orang pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta, terdiri dari 9 rumah sakit pemerintah (termasuk ABRI) dan 8 rumah sakit swasta. Dari analisa identitas responden didapatkan 15 orang pria (88,82%) dan 2 orang wanita (11,8%), dengan umur rata-rata 50,94 tahun ± 7,6 dan lama rata-rata menjadi direktur adalah 4,14 tahun ± 3,15. Sebelas responden (64,7%) adalah dokter spesialis dan 8 responden (47,05%) telah memiliki latar belakang pendidikan manajemen kendati baru 5 responden (29,41%) yang memiliki pendidikan manajemen rumah sakit. Tiga belas orang responden (76,5%) telah mempunyai pengalaman pekerjaan baik fungsional, struktural maupun anggota direksi sebelum diangkat menjadi pimpinan kali ini, dan 35,3% responden berasal dari rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang kini dipimpinnya. Sebelas orang responden (64,7%) menapunyai gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan yang cenderung ke arah customer dan 8 responden (47,05%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan ke arah pengharapan standar tinggi. Sementara itu, 8 responden (47,1%) ternyata sangat berorieritasi memberdayakan karyawannya dan 14 responden (82,35%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang pada penilaian orientasi kepemimpinan ke arah eksperimental. Mereka yang dengan pengalaman sebagai pejabat struktural dan atau anggota direksi mempunyai orientasi yang lebih ke customer, demikian juga dengan pimpinan rumah sakit swasta.
Seluruh responden merasa perlu untuk selalu mendapat masukan tentang apa yang terjadi di rumah sakitnya, 11 responden (64,7%) scat ini telah memiliki dokumen tertulis untuk mengukur kepuasan pasien dan 6 (35,29%) responden yang lainnya akan segera membuatnya._ Enam responden (35,29%) merasa bahwa kendati sumber daya terbatas prestasi kerja yang excellence masih mungkin dapat dicapai dengan meningkatkan kreativitas dan motivasi. Semua responden merasa senang jika bawahan dapat memecahkan masalah sendiri dan bekerja sendiri secara baik pula, kendati hanya 8 responden (47,65%) yang sepenuhnya setuju bawahannya melakukan tindakan kreatif tidak memenuhi aturan untuk kepuasan pelanggan. Enam belas responden (94,11%) merasa exited dengan pekerjaannya dan sejumlah sama juga sering melakukan hal yang baru dalam pekerjaannya.
Diajukan saran untuk mengintervensi orientasi kepemimpinan para responden agar lebih mengarah ke customer, serta menggunakannya indikator kepuasan konsumen sebagai kriteria keberhasilan tugas. Juga disarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan profil pimpinan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang akan membantu dalam penentuan kriteria pimpinan rumah sakit secara lebih baik.
Daftar pustaka: 60 buah (1983-1998)

ABSTRACT
The Profiles of Hospital Directors in JakartaA survey was conducted to get information on the profiles of hospital directors in Jakarta. This is a cross sectional descriptive-analytic survey, in which the data was analyzed quantitatively and qualitatively. The Survey was done to 17 hospital directors in Jakarta, consist of 9 government and 8 private hospitals. There were 15 male (88.82%) and 2 female (11.8%), mean of age was 50.93 years with s.d 7.6 years. Eleven participants (64.7%) of this survey were specialists, 8 of them (47.05%) have a management education background, and only 5 among them (76.5%) who has a degree in hospital administration. Thirteen participants (76.5%) had an experience working as a functional as well as administrative staff within hospital, including member board of director, and 35.3% of participant were working in the same hospital before they were promoted as a director in that particular hospital.
In terms of customer orientation dimension of leadership, I I participants (64.7%) were in a categories of middle and middle-low scales. In terms of orientation to high standard dimension, 8 participants (47_05%) were also in a category of middle and middle-low scales. Meanwhile, 8 participants (47.05%) were highly oriented to empowered their employees and 14 participants (82.35%) were in a category of middle and middle-low in their orientation to experimental dimension of leadership. Those who have experience working as an administrative staff and/or board of director, and those who were working in private hospitals were more oriented to customer than provider.
Eleven participants (643%) have standard written patient satisfaction document/questionnaire in their hospitals. Six participants (35.24%) felt that their hospital could achieves excellence status even though there were a lack of resources, by improving motivation and creativity among employees. All participants allowed their staff to solve their own problem, even though only 8 participants (47.65%) will allow their staff to perform creative activities which do not follow the rule to satisfied customers. Sixteen participants (94.11%) feel exited in their job.
This study recommends that government or other responsible bodies should encourage hospital directors to be more oriented to their customers and use customer satisfaction as one of a performance appraisal index for a director. It is also proposed that further survey should be conducted to elaborate the profile of hospital directors and other related factors.
Bibliography : 60 (1983 -1998)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umiaty Yuanita
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Petugas Laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais". Latarbelakang permasalahan ini timbul karena hasil laboratorium Patologi Klinik di RS Kanker ,?Dharmais" dalam tiga tahun terakhir (2001--2003) cenderung meningkat, tetapi pencapaian perbulannya belum mencapai target terhadap rencana kerja tahunan per bulannya. Hal ini mungkin karena disiplin yang kurang, terlambat masuk, pulang cepat, pelayanan tidak prima, ruangan sering kosong, serta terjadinya waktu penyelesaian hasil pemeriksaan laboratorium lebih lama dari standar yang ditentukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja petugas laboratorium dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja petugas laboratorium ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama bertugas; karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan, kedisiplinan, dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi, sikap dan pelatihan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais" sebanyak 33 orang sebagai total sampel, serta formulir isian sebagai alat pemantauan dan lembar pemeriksaan laboratorium, serta data sekunder berupa daftar absensi bulan Maret & April 2004 dan data penerimaan pendapatan pegawai (take home pay)
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa petugas laboratorium yang mempunyai kinerja baik ada 13 orang (46%) serta yang kurang baik ada 15 orang ( 54%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bennakna antara pendidikan dengan kinerja petugas laboratorium (p=),003, yaitu p<0,05)- Dimana 90% dari responden yang pendidikannya analis/SMA mempunyai kinerja yang kurang baik.
Dari hasil penelitian ini maka disarankan dalam pengadan SDM Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ,?Dharmais" dengan pendidikan minimal D3, dan untuk tenaga analis yang ada dianjurkan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan. Kemudian dipandang perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja dan mutu petugas. HasiI penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi pihak manajemen Perjan RS Kanker ?Dharmais" dalam meningkatkan kinerja petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik.

The Officer Performance Related Factors at Laboratory Pathology Clinic Installation of Pedal: "Dharmais" Cancer Hospital in 2004This research conducted to analyze the performance of Laboratory officers related factors at Pathology Clinic Installation Perjan "Dharmais" Cancer Hospital. This background problems arise from the laboratory result of Pathology Clinic in Dharmais Hospital " in three the last year (2001-2003) tending to increase, but its month attainment not yet reached goals to annual job plan per month. This matter probably because the lack of discipline, lateness, come home quickly, service is not be prima, and careless in filing the form.
The objective of this research is to know the performance of laboratory officer and any kind of factors that related to the performance of the officer that evaluated from individual characteristic covering age, gender, mount education and old undertake; organization characteristic covering resource, leadership, discipline, and the reward and also the psychological characteristic covering motivation, attitude and training.
This research use quantitative method with device of cross sectional. Data collecting conducted by using questioner to entire laboratory worker in Pathologic Clinic Installation as much 33 people as totalize sample, and also the stuffing form as a means of monitoring from sheet of laboratory inspection, and also data secondary in the form of list of absence of March & April 2004 and data of revenue of officer (take home pay)
Result of analysis univariat indicate that laboratory worker have good performance there 13 people (46%) unfavorable and also there is 15 people (54%). Result in bivariat analyze show that there is relation between education and performance of laboratory worker (p-3,003, that is p
From this research result hence be suggested in human resource recruitment Pathology Clinic Installation Dharmais with education minimize D3, and for the suggested existing analyst energy to continue or follow the education. Later then be considered necessary to be done by a continual training to increase the performance and quality of worker
Result of this research expected to earn be of benefit to party of management of Dharmais hospital in improving performance of laboratory officers in Pathology Clinic Installation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Nirwanawati
"Di rumah sakit pelayanan gizi diberikan kepada pasien untuk mencapai kondisi yang optimal guna memenuhi kebutuhan gizi orang sakit. Kebutuhan gizi digunakan untuk metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan maupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien rawat Inap. Pelayanan gizi saat ini dilakukan oleh tim kesehatan yang kegiatannya dipusatkan pada pasien. Tujuannya adalah agar pelayanan gizi dapat tepat guna dan berhasil guna. Tim tersebut adalah group profesi kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi yang memberikan pelayanan gizi di ruang rawat Inap. Namun demikian belum semua rumah sakit melaksanakan pelayanan gizi yang dilakukan oleh tim kesehatan. Pada kenyataannya fungsi tim kesehatan sangat membantu mendorong proses penyembuhan pasien di ruang rawat Inap . Pelayanan gizi yang dilakukan di ruang rawat inap yaitu menyediakan makanan yang sesuai dengan keadaan penyakit, kemampuan pasien untuk menerima makanan dan kebiasaan makanan pasien. Dengan melihat pentingnya pelayanan gizi untuk membantu mempercepat penyembuhan pasien, maka per1u diketahui peran pemberi layanan gizi di ruang rawat inap untuk mencapai kondisi gizi yang optimal.
Penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai peran dan tanggung jawab petugas pemberi layanan gizi di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah survei yang dilakukan secara cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh petugas yang memberikan pelayanan gizi di ruang Anggrek, ruang Melati dan ruang Dahlia, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Hasil penelitian ini didapat bahwa sudah ada struktur organisasi di instalasi gizi tetapi belum terlihat hubungan kerja, tanggung jawab , kewenangan dengan unit lain dalam hubungannya melakukan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap. Peran dan tanggung jawab ahli gizi di ruang rawat inap juga belum terlihat sebagai anggota tim kesehatan. Uraian tugas yang sudah ada di instalasi gizi belum semuanya dilaksanakan.

The Study on Role and Responsibility of Nutritional Feeding Officers in the In-Patient Rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakartain hospital, the nutritional services are given to patients to reach optimal condition in order to fulfill nutritional needs of a sick person. Nutritional needs are used for metabolism of body, health improvement or correcting abnormality of metabolism so as to make the recovery efforts of patients in the in-patient rooms. The purposes are that nutritional services can be effective and efficient. The team is a health profession group comprising doctors, nurses, nutritionists managing nutritional services in-the patient rooms. Nevertheless not all hospital do make nutritional services managed by health team. In fact the function of health team is very supporting to make the recovery process of patients in the in-patient rooms. Nutritional services managed in the in-patient rooms are to serve food in accordance with sickness condition, a patient's capability to receive food and a patient's food habit. By observing the importance of nutritional services to help to speed up a patient's recovery, then it is necessary to know the role of nutritional feeding officers in the in-patient rooms in order to reach optimal condition.
The writer made a research on role and responsibility of nutritional feeding officers in the in-patient rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakarta. The research was a survey done through cross-sectional method. The research sampel was all officers serving nutritional services in Anggrek rooms, Melati rooms and Dahlia rooms, General Hospital Pasar Rebo Region. The research result was found that there already had been an organizational structure in the nutritional installation, but was not seen work relationship, responsibility, authority of other units in their relationship to make nutritional service activities in the in-patient rooms. The role and responsibility of nutritionists in the in-patient rooms also were not yet observed as the members of health team. Not all job description having already existed in the nutritional installation was implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun W. Kosim
"Sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit ,maka diperlukan unsur pendukung untuk mengantisipasi hal tersebut diatas. Salah satu unsur pendukung yang sangat penting ialah sumber daya manusia yang mengawalinya. Tidak tersedianya jumlah dan jenis tenaga yang cukup pada rumah sakit , akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit tersebut.
Tenaga yang paling banyak dan sangat mempengaruhi kelancaran aperasional rumah sakit adaleh tenaga paramedis perawatan.
Untuk dapat menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien , maka perlu diketahui beban kerja yang ada di rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan pengukuran kerja dengan metode Work Sampling, yang dilakukan di Rumah Sakit Marinir Hasil penelitian yang didapat adalah:
1. Pola kegiatan yang dilaksanakan oleh paramedic perawatan yang bertugas dibagian rawat inap.
2. Pola waktu kerja yang dilaksanakan oleh paramedis perawatan dibagian rawat inap.
3. Waktu asuhan yang diberikan oleh paramedis perawatan kepada penderita sesuai dengan masing-masing pola kegiatan.
Kemudian dengan pendekatan beberapa rumus yang masing masing mempunyai spesifikasi tersendiri , yaitu :
1. Rumus Loka Karya.
2. Rumus Gilles.
3. Rumus Nina.
4. Rata-rata dari hasil ketiga rumus tersebut di atas akan diketahui Jumlah tenaga paramedis perawatan yang diperlukan sesuai dengan pola kegiatan yang dilaksanakan.
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui jumlah kekurangan tenaga paramedis perawatan yang ada sekarang dan diusulkan beberapa saran , antara lain :
1. Merubah pola kegiatan dengan membebaskan tenaga paramedis perawatan dari kegiatan yang bersifat non fungsional.
2. Mengadakan relokasi tenaga paramedis perawatan yang ada di rumah sakit , dengan Jalan mengadakan pemindahan tenaga dari bagian lain yang beban kerjanya relatif sedikit kebagian rawat inap.
3. Memanfaatkan penunggu orang sakit dari fihak keluarga untuk membantu kegiatan paramedis Perawatan yang sedang bertugas , berupa kegiatan yang tidak membahayakan penderita.
Dari hasil penelitian dan perhitungan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan tenaga selanjutnya.

Analysist Of Total Required Nurse At In--Patient Hospitalization Department At Cilandak Marine Hospital Jakarta. In compliance with Knowledge and Technology development and hospital health services needs , it is required support element to anticipate it. One of the most important support element is human resources. The unavailability of sufficient total and type of forces at hospital will impact on qualified health services implementation at hospital.
The most labor forces and influence much the smoothness of hospital operational are nurses forces.
To make use of human resources effectively and efficiently , it needs to know the work burden at the hospital. This research constitutes a work measurement by means of work Sampling which was conducted at Marine Hospital.
The research outputs are :
1. Activity System which is carried out by nurse who is in charge at in-patient hospitalization.
2. Working schedule system which is carried out by nurse at in-patient hospitalization.
3. Treatment schedule which is given by nurse to patient , in according with each activity system.
Then by means of approaching some formulas which has self specification , that is
1. Workshop Formulas.
2. Gilles Formula.
3. Nina Formula.
4. Average of the three formulas metioned above.
The total of required nurse which is up to activity system to be implemented will be found out.
Based on the point, it is found out the total of existing nurse shortage and some suggestions are recommended, such as
1. Altering activity system by relieving the nurse from their non-functional activity.
2. Holding the exisiting nurse reallocation at the hospital by way of staff mutation from other department which has lesser work burden to in-patient hospitalization department.
3. Utilizing hospital orderly especially from the patient's relative to assist on duty undangered nurse activity for the patients.
Based on the research and estimation , it can be utilized as a basic in planning further labor forces provisions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Silvana
"Sebagian besar pasien yang mengalami kondisi kritis atau henti jantung menunjukkan minimal satu tanda klinis abnormal pada 6?8 jam sebelumnya. Karakteristik tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien di rumah sakit. Pengetahuan perawat mempengaruhi kemampuannya dalam mengidentifikasi pasien dengan perburukan kondisi.
Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik perawat, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, beban kerja dan pengalaman seminar atau pelatihan, dengan tingkat pengetahuan tentang Early Warning Score. Sebanyak 110 perawat dipilih secara total sampling.
Hasil penelitian menujukkan sebagian besar perawat memiliki pengetahuan cukup (66,7%) dan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Penelitian selanjutnya diharapkan agar meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas penerapan Early Warning Score. Pelatihan dan evaluasi rutin perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan perawat. Materi Early Warning Score sebaiknya mulai diperkenalkan kepada mahasiswa di institusi pendidikan keperawatan.

Most patients in critical condition or that experienced cardiac arrest showed at least one abnormal clinical signs in 6-8 hours before the events. Health care providers? characteristic is one of several factors that influences in-hospital patients mortality. Nurses? knowledge affects their ability to recognize the deteriorating patients.
This research is a correlation study with cross-sectional method to identify the relationship between nurses? characteristics, which are age, gender, level of education, word duration, workload and experience in training and attending workshop, with level of knowledge on Early Warning Score. 110 nurses were selected by total sampling.
The results showed most nurses have enough knowledge (66,7%) and there is relationship between gender with level of knowledge (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Next researches are expected to identify the other factors that affect the effectiveness of Early Warning Score implementation. Training and evaluation should be conducted to improve nurses knowledge. Early Warning Score should be introduced to students in nursing schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"ABSTRAK
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi selama hospitalisasi, dan dapat berakibat kepada penurunan kondisi, lamanya adaptasi dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kecemasan dapat diminimalkan apabila perawat memberikan intervensi yang tepat pada anak dengan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan anak prasekolah yang dirawat di bangsal berfasilitas dan tanpa fasilitas ruang bermain. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada 100 anak prasekolah. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar check list observasi kecemasan anak. Data dianalisis secara univariat. Hasil menunjukkan rata-rata skor kecemasan anak pada bangsal berfasilitas ruang bermain 29,70 dengan SD 6,609 sedangkan tanpa fasilitas ruang bermain 36,24 dengan SD 6,760. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata skor kecemasan anak di bangsal berfasilitas ruang bermain lebih rendah daripada yang tidak mempunyai fasilitas ruang bermain. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa perlunya fasilitas ruang bermain di bangsal perawatan anak untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi.

ABSTRACT
Anxiety is a reaction that often occurs in children during hospitalization, this condition can caused in a decrease of conditions, duration of adaptation, growth and development disorders. The growth and development disorder caused by anxiety can minimized, if the nurse gave correctly intervention to children with anxiety. This study aimed to identify the description of anxiety among preschool-age children during hospitalization at ward with playroom and without playroom facility. This study was a descriptive approach research, applied a cross sectional method, and involved 100 of preschool-age children. Sampling method was used purposive sampling. Data was collected by using observed anxiety check list. The data was analyzed by using univariat method. The result showed that mean anxiety score in ward with playroom was 29.70 with SD 6.609, while in ward without playroom was 36.24 with SD 6.760. The study concluded that mean anxiety score of children in ward with playroom was lower than without playroom. The result of this study recommended that the importance of playroom in pediatric ward to decrease hospitalization anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Fredika Kodongan
"Penulisan ini dilatarbelakangi atas perkembangan teknologi informasi yang menguasai hampir keseluruhan aspek kehidupan di dalam suatu negara, khususnya di bidang kesehatan. Dalam hal ini mengenai rekam medis elektronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Peraturan perundang-undangan tentang Rekam Medis telah mengakui adanya rekam medis elektronik, akan tetapi pengaturan yang secara spesifik mengatur penyelenggaraan rekam medis elektronik belum ada sampai dengan saat ini. Penulisan ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan pokok mengenai, pengaturan rekam medis elektronik di Indonesia, tanggung jawab hukum rumah sakit dalam penyelenggaraan rekam medis elektronik, dan penerapan rekam medis elektronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penulisan ini adalah, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 serta perubahannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016  tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan rekam medis elektronik secara hukum tidak memiliki dasar hukum yang memadai, sehingga menghambat pemanfaatan dari rekam medis elektronik itu sendiri. Akan tetapi, rumah sakit sebagai pihak yang menyelenggarakan rekam medis elektronik tetap memiliki kewajiban untuk bertanggungjawab apabila terjadi kerugian dikemudian hari
This study was motivated by the development of technology that appear almost in every aspects of life especially in the field of health. In this case the study held in electronic medical records at Cipto Mangunkusumo. The law on Conventional Medical records, have acknowledged about electronic medical records, but the regulations that are specifically governing the implementation of electronic medical records  are not regulated yet. This writing is to used to answer three main questions. The first one is the regulation of electronic medical records in Indonesia, the second one is hospital responsibility in implementing electronic medical records, and last one is the implementation of electronic medical records at Cipto Mangunkusumo Hospital. The regulations that used in this study are, Indonesian Law Number 29 Year 2004 about Medical Practice, Indonesian Law Number 11 Year  2016 about Information and Electronic Transactions, dan Minister of Health Regulations Number 269 Year 2008 about Medical Records. The result of this study has shown that the implementation of electronic medical records does not have a clear legal basis, that could be an obstacles for the development of electronic medical records itself. However, the hospital will still hold a responsibilty if there is a disadvantage about electronic medical record  in the future.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blau, Sheldon P.
New York : Macmillan, 1997
362.11 BLA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiarsih Pujilaksani
"Peningkatan biaya pelayanan kesehatan merupakan permasalaban yang dihadapi oleh banyak negrua di belaban dunia. Di Indonesia, pada kurun waktu antara tahun 1995 1arnpai dengan tahun 2002, teloh teljadi kenaikan biaya pelayanan kesehatan yang !rastis. Biaya pelayanan kesehatan indonesia tahun 1995 tercatat 5.8 trilyun dan neningkat menjadi 41 ,8 tri1yun pada tahun 2002. Pengeluaran biaya pelayanan kesehatan li Amerika Serikat pada tahun 2011 nanti diperkirakan meneapai 2.8 trilyun usd, yang berarti naik dari 1.3 trilyun di tahun 2000.
Sehagai respons terhadap biaya pelayanan kesebatan yang terus meningkat, baik pemerintah ataupun perusahaan asuransi besar di berhagai negara mengembangkan berbagai upaya pengendalian biaya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan nengembangkan sistem pembayaran prospektif sebagni altematif sistem pembayaran jasa per pelayanan (JPP).
Di Indonesia sistem pembayaran prospektif telah direrapkan oleh beberapa pihak penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan seperti PT. Jamsostek (persero) yang nenerapkan sistem pembayaran paket per hari (PPH) untuk kasus rawat inap, dan Dinas Cesehatan DKI Jakarta yang menerapkan sistem pemhayaran paket per diagnosis yang lisebut sebagai paket pelayanan kesebatan esensial (PPE).
Hasil yang diharapkan dari penerapan sistem pembayaran di atas adaloh biaya kasebatan menjadi lehih efisien ibandingkan dengan sistem JPP. Apakah sistem pembayaran tersebut efektif dalam 1engendalikan biaya rawat inap dibandingkan dengan sistem JPP l belum diketahui.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan di atas. Rancangan penelitian ini ada.iah penelitian survey yang analisisnya dilakukan ecara kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer berupa basil penelusuran okurnen rumah sakil. Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya illltuk kasus demam tphoid (tilus) dan demam berdarah denue (DBD) di kelas Ill RS X tahun 2005. Sampel enelitian adalah semua kasus tifus dan DBD yang dirawat di ke!as Ill yang tidak 1empunyai penyulit atau penyakit penyerta.
Penelitian ini melibatkan 437 kasus, yang terdiri dari 379 kasus DBD dan 54 asus tifus. Dari 437 kasus, ada sejumlah 298 merupakan jaminan Dinkes DKI, 92 kasus uninan PT. Jamsostek dan sisanya merupakan jaminan asuransi kesehatan atau erusahaan lain yang menerapkan sistem pembayaran JPP. Berdasarkan basil analisis cara univariat dan bivariat, didapatkan bahwa secara statistik ditemukan perbedaan ang signifikan antara lain hari rawat kasus DBD, pada kelompuk kasus yang dijumlah dengan sistem paket per hari dengan JPP. Berdasarkan hasil uji t independen antara kelompok sistem paket per diagnosis (PPE) dengan JPP, diperoleh basil adanya erbedaan yang signi:fikan antara rata-rata biaya rawat inap kelompok sistem PPE dengan PP. Hal ini berarti bahwa secara statistik terbukti sistem PPE yang diterapkan oleh tinkes DKI efektif untuk mengendalikan biaya rawat inap pada kasus tifus
Disarankan bagi universitas untuk beketjasama dengan organisasi profesi asuransi kesehatan, untuk melakukan penelitian serupa dengan ruang lingkup penelitian yang iperluas~ sebagai dasar pengembangan sistem pembayaran prospektif di Indonesia. Kepada Dinkes DKI Jakarta, disarankan agar seluruh tagihan rumah sakit dapat didokumentasikan secara lengkap dalam sistem data base sehingga dapat dimanfaatkan ntuk evaluas dan merubuat standar obat seperti yang dilaknkan oleh PT. Jamsostek sebagai tambahan usaha pengendalian biaya selain penerapan sistem pembayaran paket or diagnosis. Kepeda PT Iamsostek disarankan dapat meruperluas cakupan pelayanan kehatan dalam paket per hari, sehingga dapat lebih efektif. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuhari Suryasaputra
"Panitia Farmasi dan Terapi merupakan salah satu Panitia dan Komite Medik di RSU Tasikmalaya, yang fungsinya membantu Direktur rumah sakit dalam penggunaan obat dan kebijakan pengobatan di rumah sakit. Penampilan Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit dirasakan masih belum optimal. Disamping itu, pimpinan rumah sakit merasakan bahwa hal ini berhubungan dengan salah satu fungsi manajemen yaitu fungsi penggerakan.
Penelitian ini mengidentifikasi proses penggerakan Panitia Farmasi dan Terapi periode April 1996 sampai dengan Maret 1997, dengan desain studi kasus retropektif pendekatan deskriptif analitik kualitatif Diidentifikasi pula faktor pendukung dan faktor penghambat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaahan dokumen. Data proses adalah fakta yang digali melalui pengungkapan pendapat pelaku proses atas faktor-faktor.
Hasil yang didapat adalah sebagian besar proses penggerakan kurang berjalan sebagaimana mestinya, sementara sebagian kecil berjalan baik..Penelitian ini dengan mengukur dan menilai jawaban yang relevan, kelengkapan proses dan keadekuatannya. Kesimpulan pokok adalah proses penggerakan yang berkaitan dan berpengaruh terhadap komunikasi, kepemimpinan, pengarahan, motivasi dan kemudahan.
Saran yang diajukan berupa upaya yang ditujukan untuk memperkecil faktor penghambat, langsung atau tidak langsung, yaitu antara lain saran untuk Direktur rumah sakit : untuk penanggulangan sikap malas dan kurang motivasi kerja dengan diusahakan mendapatkan angka kredit fungsional bagi anggota Panitia Farmasi dan Terapi, dan mempergunakan sistim insentif serta pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Direktur agar berinisiatif menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi, dengan demikian tidak usah menunggu petunjuk pelaksanaan begitu lama dari Depkes RI. Hasil penelitian ini merupakan masukan kepada manajemen rumah sakit, khususnya Panitia Farmasi dan Terapi dalam Komite Medik.

The Analysis of Actuating Management Function of the Pharmaceutical and Therapy Committee of Medical Committee in Tasikmalaya General HospitalThe Pharmaceutical and Therapy Committee as one of the Medical Committee in Tasikmalaya general hospital, its function is to assist hospital director in drug utilization and medical treatment policy in the hospital. Within the hospital, it is felt that performance of the committee was suboptimal. Furthermore, hospital managers felt that this is related to one management function, which is actuating.
This research identifies the actuating process of Pharmaceutical and Therapy Committee during the period of April 1996 till March 1997, designing the case study of retrospective approach and qualified analyze description. We also identify supported factors and handicaps factors. The collection of the data done by using depth interview and document study. The data process is the fact that profoundly exposures through the explained opinion of process worker on the factors.
The results which can be found is that most of the actuating process did not goes as we hope, while a small part of the process goes well. This research with measures and evaluates the relevancies answers. The principal conclusion is the actuating process dealing and influencing with communication, leadership, directing, motivation and facilities.
The suggestion that can be proposed is the will especially to minimize the handicaps factor, directly or indirectly, some of them namely : the suggestion for the Director of Public Hospital : to overcome the lazy attitude and less of the work motivation tried getting functional credit point for the members of Pharmaceutical and Therapy Committee, and use the incentive system and also give reward and punishment ; the Director have to own idea for arranging the technical work and technical guidance of Medical Committee and Pharmaceutical and Therapy Committee, so is not necessary waiting too long the technical work from the Central Health Department. The result of this research is the input to the management for hospital, especially for Pharmaceutical and Therapy Committee and Medical Committee."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>