Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Nurhadi
"Reaksi chemiluminescence relatif tidak umum dikenal seperti reaksi yang menghasilkan energi berupa panas. Salah satu jenis reaksi chemiluminescence yang terjadi pada organisme hidup seperti kunang-kunang dan bakteri-bakteri di laut yang dapat menghasilkan cahaya, dikenal dengan istilah bioluminescence. Fenomena ini telah banyak memberikan masukan berarti bagi perkembangan chemiluminescence. Chemiluminescence merupakan emisi radiasi elektromagnetik melalui reaksi kimia. Chemiluminescence merupakan salah satu fenomena luminescence yang tidak membutuhkan sumber energi dari luar untuk eksitasi molekul. Dari sekian banyak reaksi chemiluminescence, reaksi chemiluminescence peroksioksalat merupakan reaksi yang dapat menghasilkan foton dengan efesiensi yang besar. Reaksi ini melibatkan oksidasi suatu ester diariI oksalat dengan adanya suatu fluorofor organik. Tanpa adanya fluorofor reaksi ini tiak dapat diamati dengan aorta biasa.
Reaksi peroksioksalat pada penelitian ini melibatkan oksidasi bis-(2,4,6-trikloro fenil) oksalat (TCPO) dengan fluorofor organik 9,10-difenil antrasen (DPA) yang dikatalis oleh trietil amin. Pengukuran spektra chemiluminescence dan fluorescence DPA yang identik menunjukkan bahwa keadaan tereksitai singlet pertama dari DPA adalah emisi spesi chemiluminescent. Pengaruh konsentrasi katalis trietil amin dan konsentrasi ester TCPO terhadap reaksi ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi katalis trietil amin maka reaksi chemiluminescence berlangsung lebih cepat dan semakin besar konsentrasi TCPO intensitas emisi yang dihasilkan lebih besar. Reaksi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi reaksi seperti kemurnian pereaksi-pereaksi yang terlibat, konsentrasi dan temperatur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Atikah
"ABSTRAK
Reaksi kemiluminisensi relatif tidak umum dikenal seperti reaksi yang menghasilkan energi berupa panas. Salah satu jenis reaksi kemiluminisensi yang terjadi pada organisme hidup seperti kunang-kunang dan bakteri-bakteri di laut yang dapat menghasilkan cahaya, dikenal dengan istilah bioluminisensi. Fenomena ini telah banyak memberikan masukan berarti bagi perkembangan Kemiluminisensi selanjutnya.
Kemiluminisensi merupakan emisi radisi elektromagnetik melalui reaksi kimia. Kemiluminisensi merupakan salah satu fenomena luminisensi yang tidak membutuhkan sumber energi luar untuk mengeksitasikan molekul. Dari sekian banyak reaksi kemiluminisensi, reaksi kemiluminisensi peroksioksalat merupakan reaksi yang dapat menghasilkan foton dengan efisiensi yang besar. Reaksi ini melibatkan oksidasi suatu ester diaril oksalat dengan adanya suatu fluorofor organik. Tanpa adanya fluorofor reaksi ini
tidak dapat diamati dengan mata biasa.
Reaksi peroksioksalat pada penelitian ini melibatkan oksidasi bis-(2,4,6-trikloro fenil) oksalat (TCPO) dengan fluorofor organic 9,10-difenilantrasen (DPA) yang dikatalisis oleh trietilamin. Pada penelitian ini pengukuran spektrum kemiluminisensi yang dihasilkan mirip dengan spektrum fluoresensi DPA, hal ini menunjukkan bahwa keadaan tereksitasi
singlet pertama dari DPA adalah emisi spesi C02 hasil dekomposisi intermediet 1,2-dioksetanadion. Variasi konsentrasi trietilamin 10~4 M, 10"5 M, dan 10"6 M terhadap komposisi reaksi TCPO 10'4 M + H202 10'2 M + DPA 10~4 M + TEA menunjukkan bahwa kecepatan reaksi bertambah dengan meningkatnya konsentrasi trietilamin, sedangkan pada variasi konsentrasi ester TCPO 10-3 M, 5x10'4 M, dan 10'4 M terhadap komposisi reaksi TCPO + H20210'2 M + DPA 10'4 M + TEA 10'4 M menunjukkan bahwa intensitas emisi meningkat dengan bertambahnya konsentrasi TCPO. Reaksi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi reaksi seperti kemurnian pereaksi - pereaksi yang terlibat, konsentrasi dan temperatur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The solar energy is an alternative energy to generate electric energy along with besides the conventional energy such as fuel,gas and coal."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Nayomi
"Skripsi ini membahas pengenai peluang pemanfaatan lampu LED sebagai sumber penerangan. Lampu LED yang ada dipasaran saat ini selain menggunakan sumber tegangan AC juga sudah ada yang menggunakan sumber tegangan DC. Pemilihan penggunaan lampu LED karena usia pakai yang mencapai 50.000 jam serta intensitas terang serta efisiensi yang dihasikan tinggi. Pada lampu yang dibuat, digunakan sumber tegangan DC sehingga tidak diperlukan konverter perubah tegangan AC. Hal ini tentu sangat membantu keluarga yang tinggal didaerah yang belum teraliri sumber tegangan PLN dan mengganti sumber tegangan tersebut dengan aki atau pun baterai. Intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu hasil buatan tidak kalah terang dibandingkan dengan lampu yang sudah ada dipasaran. Penggunaan lampu LED selain menghemat daya bagi pengguna juga membawa dampak positif lainnya. Lampu LED tidak mengandung merkuri sehingga aman bagi lingkungan. Selain itu, dengan menggunakan lampu LED maka akan membantu mengurangi energi fosil yang digunakan dalam proses pembangkitan energi listrik PLN sehingga mengurangi kadar CO2 diudara.

This paper discusses the opportunities about LED lights as a source of illumination. LED lights that available in the market right now than using an AC voltage source is also using the DC voltage source. Selection of the use of LED lights for a lifetime of 50,000 hours and the intensity of light and high efficiency. In the light that's made, used DC voltage source that is not in need of change AC voltage converters. This greatly helps families who live in areas that have not PLN voltage source and replace it with a accu or battery. Intensity of the light produced by the light yield no less artificial light than the bulbs currently on the market.The use of LED lights to save power for the user in addition also bring other positive impacts. LED lights not contain mercury so it is safe for the environment. In addition, by using the LED lights will help reduce fossil fuel energy used in the electricity generation process, thereby reducing the levels of CO2 in the air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Yosua Stevanus
"Semakin berkembangnya jaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi membawa dampak pada peningkatan konsumsi energi listrik sehingga perlu dilakukan penghematan. Salah satu penghematan dengan melalui penghematan konsumsi energi listrik untuk penerangan. Seiring kemajuan teknologi ditemukanlah penerangan dari LED yang lebih hemat energi.Oleh karena itu dilakukanlah pengujian lampu penerangan dari lampu pijar, lampu hemat energi, dan lampu LED untuk menemukan adakah peluang lampu LED untuk menghemat pemakaian energi listrik.
Dari hasil pengujian dan simulasi yang diasumsikan maka diperoleh hasil bahwa 1 watt lampu LED akan setara dengan 1,36 watt lampu hemat energi 1,09 lampu hemat energi bentuk tornado, dan 12,19 watt lampu pijar sehingga memungkinkan peluang penghematan engergi listrik dari pemakaian lampu LED. Untuk saat ini memang biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian LED lebih mahal daripada jenis lampu hemat energi yang sudah ada dimana setelah pemakaian 5 tahun lampu LED akan lebih mahal Rp 110.058,00 dari lampu hemat energi biasa dan lebih mahal Rp 211.866,00 dari lampu hemat energi bentuk tornado.

The development of the era which followed with the development of technology brings impact on electrical energy consumption increase so that the savings needed to be made. One with saving through savings on energy consumption of electricity for illumination. Technology progresses in his possession was the explanation of the LEDS more energy efficient.Therefore testing of lighting lamps was did for incandescent lamps, energy-saving lamps, LED lamps to discover the opportunities of LED lamps to save electrical energy consumption.
From the results of testing and simulation assumed then retrieved the results that the 1 watt LED lamps will be the equivalent of 1.36 watts of energy-saving light bulbs, 1.09 watts of energy saving light bulb tornadoes form, and 12,19 watts of incandescent bulbs so allows saving opportunities of electric engergi LED lamps usage. For the moment LED lamps cost's are more expensive than other types of energy-saving light bulbs where after 5 years of use LED lamps will be more expensive Rp 110.058 for energy-efficient lights regular form and more expensive Rp 211.866 from energy-saving lamps tornadoes form.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andryani Widdyan
"Senyawa fenolik merupakan senyawa biologis aktif yang. telah banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang industri. Potensi senyawa fenolik yang dapat menurunkan aktivitas oksidatif senyawa lain seringkali digunakan sebagai produk antioksidan. Penggunaan polimer fenolik sebagai antioksidan juga telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Enzim peroksidase adalah salah satu enzim yang dapat digunakan untuk rilengkatalisis reaksi penggabungan oksidatif fenol oleh hydrogen peroksida dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen seperti guaiakol, eugenol, thymol, dan lain-lain. Enzim peroksidase yang digunakan, berupa ekstrak enzim kasar yang diisolasi dari taman brokoli (Brassica oleraceae var. ltalica) dan diperoleh aktivitas spesifik enzim sebesar 0,9152 U/mg protein. Parasetamol yang dikatalisis oleh enzim peroksidase dengan substrat H20 2 menghasilkan suatu produk berupa cairan kental berwarna jingga kecoklatan. Hasil analisis menggunakan KL T silika gel dengan larutan pengembang etil asetat: metanol (5: 1), diperoleh spot yang dominan pada Rt = 0,63.Produk ini dimurnikan menggunakan kromatografi kolom sehingga diperoleh suatu isolat dengan berat 0,038 gram (0,20 %), kemudia diidentifikasi menggunakan instrumen GC-MS dan FT-IR.
Hasil analisis dengan GC-MS menunjukan telah terbentuk dimer parasetamol dengan m/z=300, waktu retensi 20,84 menit, dan luas area sebesar 24,48%. Lsolat hasil pemurnian kromatografi kolom, kemudian diuji aktivitas bioaktifnya sebagai antioksidan. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode radical scavenger menggunakan radikal bebas 1, 1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH.- Diperoleh nilai JC50 untuk senyawa hasil reaksi sebesar 37,76 j.Jg/ml dan nilai IC50 untuk parasetamol sebesar 69,63 j.Jg/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 1997
S28264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdalea Bisansa Putri
"

Plastik konvensional merupakan plastik yang terbuat dari senyawa polimer yang sulit untuk terdegradasi. Bioplastik menjadi alternatif bagi plastik konvensional saat ini karena sifatnya yang dapat terdegradasi. Bioplastik umumnya disintesis dari polimer alami, salah satunya adalah polisakarida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis bioplastik dari pati tapioka dan PVA yang diikat silang menggunakan agen pengikat silang glutaraldehida dan selulosa palmitat sebagai filler. Warna dari produk selulosa palmitat yang didapat adalah jingga atau kuning kecoklatan. Bioplastik disintesis dengan lima modifikasi yaitu PVA, PVA/Pati, PVA/Pati diikat silang dengan glutaraldehida, PVA/Pati diikat silang dengan selulosa dan PVA/Pati diikat silang dengan selulosa palmitat. Bioplastik PVA memiliki nilai transparansi yang paling dekat dengan plastik konvensional, namun bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki nilai transparasi yang tidak berbeda jauh dengan plastik konvensional. Selulosa palmitat dan bioplastik dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil uji swelling dan kelarutan menunjukkan bahwa bioplastik PVA memiliki DS (Degree of Swelling) dan kelarutan yang paling tinggi, sedangkan bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki DS dan kelarutan yang paling rendah. Pada uji kuat tarik, didapatkan hasil bahwa PVA/pati yang diikat silang dengan glutaraldehid dan diperkuat oleh selulosa palmitat memiliki kuat tarik yang paling tinggi.

 


Conventional plastics are plastics made from polymer compounds that are difficult to degrade. Bioplastics are an alternative to conventional plastics today because they are degradable. Bioplastics are generally synthesized from natural polymers, one of them is polysaccharides. The purpose of this study is to synthesize bioplastics from tapioca starch and PVA which are crosslinked using glutaraldehyde as the crosslinking agent and palmitate cellulose as fillers. The color of the cellulose palmitate product obtained is orange or brownish yellow. Bioplastics were synthesized with five modifications, PVA, PVA/Starch, PVA/Starch crosslinked with glutaraldehyde, PVA/Starch crosslinked and cellulose added and PVA / Starch crosslinked and cellulose palmitate added. PVA bioplastics have the closest transparency values to conventional plastics, but PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics dont have transparency values with much differences from conventional plastics. Cellulose palmitate and bioplastics were characterized by FTIR. Swelling and solubility test results showed that PVA bioplastics had the highest DS (Degree of Swelling) and solubility, whereas PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics had the lowest DS and solubility. Tensile strength test results proved that PVA / starch which was crosslinked with glutaraldehyde and reinforced by cellulose palmitate had the highest tensile strength.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>