Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trisna Setiawan
"Meningkatnya persaingan dan tuntutan mutu pelayanan terhadap puskesmas serta munculnya tuntutan kemandirian dalam aspek pembiayaan kesehatan di daerah telah mendorong puskesmas agar dikelola secara profesional. Selain itu, masih adanya kelemahan manajemen puskesmas seperti sumber daya manusia yang masih terbatas dalam kuantitas dan kualitasnya, sumber keuangan belum mencukupi, sistem informasi masih dilakukan secara manual dan sarana/prasarana puskesmas masih belum sesuai dengan kebutuhan. Dalam era otonomi, Puskesmas didorong untuk menyusun perencanaan yang matang sesuai dengan analisis situasi setempat dalam bentuk rencana strategis (renstra) puskesmas. Penyusunan renstra puskesmas semakin menjadi prioritas setelah adanya mandat berupa SK Kadinkes Kota Depok nomor 440/30/Kpts/Pr-2002 yang mengharuskan setiap puskesmas yang ada di Kota Depok menyusun renstra.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun renstra Puskesmas Cimanggis tahun 2004 - 2008, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pimpinan puskesmas sebagai acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran tahunan puskesmas. Ruang lingkup penelitian dilakukan di Puskesmas Cimanggis, Dinkes Kota Depok, BPS Kota Depok, dan sarana kesehatan yang ada di sekitar puskesmas.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, concerrsus decision making group dan kajian dokumen.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang menjadi peluang adalah lokasi puskesmas strategis, tarif murah, ekonomi stabil, tingginya kepadatan penduduk dan banyaknya industri. Faktor yang menjadi ancaman adalah meningkatnya tuntutan mutu, kebijakan dana operasional yang belum menunjang puskesmas, teknologi pesaing lebih baik, bertambahnya jumlah pesaing dan beragamnya jenis penyakit. Faktor yang menjadi kekuatan adalah puskesmas sebagai tempat rujukan, adanya layanan rawat inap, produk layanan lebih banyak, buka pagi dan sore hari serta kegiatan pemasaran yang baik. Faktor yang menjadi kelemahan adalah keuangan tidak memadai, SDM masih kurang, belum ada layanan spesialis, Organisasil manajemen dan sistem informasi belum berkembang.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah posisi puskesmas yang dianalisis dengan matriks IE berada pada sel V yaitu pelihara dan bertahan, dengan altematif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sedangkan posisi yang sesuai dengan matriks SPACE berada pada kuadran konservatif dengan alternatif strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan diversifikasi konsentrik. Pada tahap matching dihasilkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada tahap menentukan prioritas dengan QSPM terpilih pengembangan produk diikuti dengan penetrasi pasar.
Disarankan jenis kegiatan untuk strategi pengembangan pasar adalah menambah kapasitas rawat inap, membuka layanan spesialis anak, membuka layanan gigi sore hari, mengembangkan rumah bersalin dan layanan laboratorium. Sedangkan kegiatan untuk strategi penetrasi pasar adalah membuka puskesmas pembantu, mengaktifkan pusling, mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan sektor informal serta mengembang kan program dokter keluarga.

High competition and increasing demand of Public Health Center (PHC) service quality as well as requirement for regional health financing independency has drive the tendency to organize PHC professionally.
Several PHC management weakness found are : the lack of human resources, inadequate financing resource, manual information system as well as facilities and infrastructure that has not yet meet the real need. All of these factors has force PHC to make a good sequential strategic plans in the form of PHC Strategic Planning. The need for a PHC Strategic Planning has become a top priority following the mandate of SK Kadinkes Kota Depok No 440!301KptslPr-2002 that requires each PHC in Depok to compile its Strategic Planning.
This research aim to provide Strategic Planning for PHC Cimanggis for the period of 2004 - 2008, which afterwards could be used by PHC top management as a guidance in writing their Annual Budget Planning,
The research is conducted at the Public Health Center Cimanggis, Dinkes Depok, BPS Depok with its health facilities in the surrounding. Data is collected using the method of indepth interview, consensus decision making and document study.
Result of the study has disclosure : Opportunity factors are strategic location of PHC, low charge for the service, economic stability, high demography density and many industries. Threat factors are increasing requirement to quality, policy of operational financing, competitor's higher technology, as well as the increase number of competitors and various diseases existed. Strength factors are PHC use as reveral, overnight care provided, broader product services, longer open hours in the morning and afternoon as well as fine marketing activities. Weakness factors are insufficient finance, unorganized human resource, nothing specialist service, undeveloped information system and management.
In conclusion, using the 1E matrix, PHC is positioned at cell V, Hold and Maintain with alternative strategic are market penetration and product development. In the other hand, using SPACE matrix, PHC is suite to Conservative Quadrant with alternative strategic are market penetration, product development, market development and concentric diversification.
For increase the success of PHC Strategic Planning, so suggested for product development, activities recommended are adding overnight care capacity, open up pediatric services, provide dental service in the afternoon, build up maternity care with its laboratory service. For market penetration, activities recommended are open assist PHC, activate pulsing, widen cooperation and informal sector companies and initiate family doctor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
"Pembukaan UUD 1945 alinea 4 mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya amandemen UUD tahun 1945 pasal 28 H menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kesepakatan universal tentang kesehatan sebagai hak azasi manusia.
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang didasari TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, mengamanatkan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan, termasuk dalam bidang kesehatan. Selanjutnya Pemerintah menetapkan bahwa, Otonomi Daerah mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001. Keputusan ini mengantarkan pada perubahan tatanan secara besar-besaran dan mendasar.
Puskesmas Pondok Gede Sebagai salah satu puskesmas di Kota Bekasi yang diproyeksikan sebagai puskesmas perintis dalam pengembangan puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) serta perintis dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan dasar puskesmas perkotaan di Kota Bekasi, dipandang perlu untuk segera membuat arah dan tujuan serta strategi kebijakan yang berlandaskan kepada perencanaan berdasarkan fakta di lapangan. Sampai dengan saat ini Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi belum memiliki perencanaan strategis untuk tahun anggaran 2002- 2005.
Untuk menyusun perencanaan strategis Puskesmas Pondok Gede dilakukan penelitian operational (operational research) dengan analisis faktor eksternal dan internal dari data kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan menggunakan software Quantitative System for Bussines (QSB+) untuk melakukan peramalan secara berseri (Time Series Forecasting). Pada tahap pertama (Input Stage) dilakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal oleh Consensus Decission Making Group (CDMG) yang terdiri dari Unsur Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program di Puskesmas Pondok Gede. Selanjutnya pada tahap kedua (Matching Stage) CDMG melakukan analisis matrix Internal-External (IE) dan SWOT untuk menentukan posisi organisasi. Pada tahap berikutnya yaitu tahap Decision Stage digunakan matrik QSPM untuk menentukan prioritas strategi utama terpilih.
Pada penelitian ini Puskesmas Pondok Gede berada pada matrix IE posisinya pada kuadran V (Hold and Maintain), dengan strategi yang direkomendasikan adalah market penetration dan product development. Sedangkan berdasarkan TOWS Matrix berada pada posisi Internal Fix-it Quadrant dengan strategi yang direkomendasikan adalah retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration dan related diversification. Dari hasil matching ditetapkan bahwa Puskesmas Pondok Gede harus melakukan product development.
Puskesmas Pondok Gede disarankan agar segera menindaklanjuti hasil penelitian ini antara lain melalui sosialisasi visi dan misi kepada staf dan seluruh stakeholder terkait serta mengimplementasikan program yang dituangkan dalam strategic action plan.

The preamble of UUD 1945, 4th paragraph stated that Indonesia Government should protect the nation and develop the nation's welfare and further to enlighten it. Furthermore, amendment of UUD 1945 section 28 H stated that nation should get health service. The above section showing that Indonesia idolizes universal commitment about health as human rights.
UU No. 22 1999 about District Government and UU No. 25 1999 about Financial Balance Between National and District based on TAP MPR No. XV/MPR/1998 about District Autonomy, mandated operational of decentralization including health sector. Furthermore, governments determine that district autonomy starts at January 1, 2001. This decision makes big change and fundamental.
Pondok Gede Primary Health Centre as a Primary Health Centre (PHC) in Bekasi was projection as a volunteer in developed PHC with treatment facility and volunteer for developed basic health service for urban in Bekasi. It's important to make vision; goal and strategy that based on evidence based planning. For this time, Pondok Gede PHC does not have strategic planning for 2002-2005.
To make strategic planning Pondok Gede PHC used operational research with external and internal analysis factor from qualitative and quantitative data that processed with Quantitative System for Business (QSB+) software for time series forecasting. On first step (Input Stage) the external and internal environment analyzed by Consensus Decision Making Group (CDMG) that consist of Bekasi District Health Officer, Head of PHC and health programmer Pondok Gede PHC. Furthermore, the second step (Matching Stage) CDMG doing lE Matrix analysis and SWOT for organization positioning. For the next step is decision stage that used QSPM Matrix for chosen main strategy priority.
Pondok Gede PHC stay at Internal External Matrix in V quadrant (Hold and Maintain), with recommended strategy is market penetration and product development.
Based on TOWS Matrix the position is Internal Fix it Quadrant with recommended strategy is retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration and related diversification. From the Matching Stage Pondok Gede PHC must do product development.
Pondok Gede PHC suggested that as soon as possible follow up this research result pass through socialization of vision and mission to staff and related stakeholders and implemented this program with strategic action plan.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roem
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 2005-2008, lokasi penelitian Dinas kesehatan Kabupaten Siak Propinsi Riau.Disain penelitian operasional ini menggunakan analisa data primer dan sekunder. Sebagai informan adalah Bupati, DPRD, Ketua Bappeda, Sekretaris Daerah, Organisasi profesi dan Tokoh Masyarakat. Tim Consensus Decision Making Group (CDMG), adalah Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Bag Perencanaan Program, para Kepala Sub Dinas, Kepala Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas.
Visi "Kabupaten Siak Sehat 2010", dan Misi (1) Menggerakkan pembagunan daerah berwawasan kesehatan; (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau; (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.
Faktor Eksternal dan Internal; ekonomi, geografi, demografi, kebijakan umum, dana, sarana, SDM kesehatan. Strategi hasil dari IE matriks adalah Hold and Maintain dan strategi hasil analisis QSPM adalah (1) Pengembangan produk (2) Penetrasi pasar (3) Pengembangan pasar.
Balanced Scorecard program Dinas Kesehatan (1) Penataan organisasi dan Manajemen (2) Perencanaan dan Pengembangan SDM (3) Penataan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (4) Pemberdayaan Masyarakat dan Sosialisasi Pogram (5) Penataan program sub dinas (6) Negosiasi dan Avokasi dengan Tim Panitia Anggaran (7) Pengendalian, Pemantauan dan Evaluasi Kerja.
Penelitian ini menyarankan (1) Penataan Organisasi dan Infrastruktur (2) Perencanaan Kesehatan Terpadu (3) Pelayanan Kesehatan yang berorientasi kepuasan masyarakat (4) Peningkatan kemampuan petugas (5) Acuan penyusunan kegiatan tahunan dengan alat ukur kinerja
Daftar bacaan : 30 (1992 - 2003)

Riau Province Siak District Health Office Strategic Plan 2005-2008 This research has done is to get Siak district health office strategic plan 2005 --2008, research location is Siak district health office in Riau Province. The operational research design used primary and secondary data analyzing. The informants are : Bupati, DPRD, Bappeda, District professional organization, and community leader. Consensus Decision making groups ( CDMG) are : Head of Administration, division of programmer Planing Sub Division, head of Division in Siak district health office, Director of Siak district Hospital, and Head of Public Health Centre in Siak district.
Vision " Healthy Siak district 2010", and Mission are : (1) To mobilized local development in healthy circumstances (2) To encourage community in healthy life style (3) To maintain and progress good quality health service, equal, and affordable (4) To maintain and progress personal health, family and community including environmental.
Internal and external factor are : economic, geographic, demographic, public policy, budgetary, facilities, and health human resources. Output strategic from Matrix lE is Hold and Maintain, and output strategic from QSPM analyzing are : (1) Product development (2) Market Penetration (3) Market Development.
Health office Balanced Scorecard program are : (1) Management and organization structural (2) Planning and progressing human resources (3) Health information management system structural (4) Community empowerment and program socialization (5) Haelth office program structural (6) Advocacy and negotiation with local budgetary commission team (7) controlling, monitoring, and evaluating performance.
This research suggest (1) Infrastructure and organization structural (2) Integrated health planning (3) Health service based on community satisfaction (4) To increase personal skill (5) To make annual activities protocol on performance tool.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Rohetti Gunawan
"Rumah Sakit Umum R Syamsudin SH adalah rumah sakit Swadana Kelas B Non Pendidikan yang merupakan Pusat Rujukan untuk Jawa Barat bagian Selatan. Sejalan dengan perubahan paradigma perumah sakitan dalam menghadapi pasar global, yaitu rumah sakit tidak lagi bersifat sosial muri, melainkan berkembang kearah sosio-ekonomi, maka rumah sakit R Syamsudin SH telah mengembangkan unit pelayanan rawat inap Utama ( VIP ), dengan tujuan meningkatkan pendapatan serta memenuhi keinginan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik.
Dan hasil pengamatan selama ini ternyata pemanfaatan tempat tidur di ruang Utama ( Bed Occupancy Rate ) masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya ialah belum adanya suatu sistem perencanaan yang dibuat secara strategis. Untuk menyusun suatu perencanaan strategis, dilakukan analisa terhadap lingkungan internal dan ekstemal rumah sakit, khususnya yang berpengaruh terhadap pelayanan ruang rawat inap Utama. Hasil analisa lingkungan internal dan ekstemal adalah faktor-faktor kunci sukses yang merupakan kekuatan ( strengths) , kelemahan ( weaknesses ), peluang ( opportunities ), maupun ancaman (threats).
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan posisi strategis ruang perawatan Utama rumah sakit R Syamsudin SH pada saat sekarang, serta mengusulkan suatu prioritas strategi pemasaran untuk pengembangan jangka panjang rumah sakit. Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah secara deskriptif-analitik. Penelitian menggunakan alat formulasi strategi berupa matrik Intemal-Ekstemal, matrik Portofolio Produk, serta matrik TOWS.
Berdasar hasil penilaian dengan QSPM, yang merupakan suatu alat untuk pengambilan keputusan strategis, didapat urutan strategi sesuai dengan prioritasnya. Prioritas pertama ialah strategi Pengembangan Produk (Product Development ), yaitu mengembangkan atau meningkatkan mutu produk untuk pangsa pasar yang ada saat ini, dan strategi Penetrasi Pasar ( Market Penetration ), yaitu meningkatkan pangsa pasar bagi produk saat ini, antara lain dengan melakukan kegiatan pemasaran yang agresif.
Usulan strategi ini diharap dapat menjadi masukan berguna bagi penyetenggaraan pelayanan ruang Utama rumah sakit R Syamsudin SH.

Syamsudin S.H. General Hospital is a Non Educational 8 - Type ,Self - Supporting hospital which is established as a top reference hospital in the Southern part of West Java. In line with the change of hospital paradigm towards global market, a hospital is no longer pure socially functioned, but should become a socio-economic one. In cope with that, R Syamsudin SH General Hospital has developed a VIP care service unit to raise revenues and providing high quality of services.
Based on recent observation, it is found that the Bed Occupancy Rate (BOR) in the VIP unit is still below expectancies. One of the reason is, there has been no strategic planning arranged for the development of the unit. In order to arrange the strategic planning, it is required to analyze the internal and external environmental factors , which are developed into key factors : strengths weaknesses, opportunities, and threats.
The objective of the research is to determine the strategic position of the VIP care unit at present, and to propose prior marketing strategies for long term objectives of the R Syamsudin SH general hospital.
The research conducted is a case study, using an analytical descriptive method. The research uses the strategic formulation tools consist of TOWS matrix, Internal-External matrix and Product Portfolio matrices. By using the QSPM matrix, it is suggested that the prior strategies that should be applied for the VIP care unit are the "Product Development Strategy", a strategy that seeks increased sales by improving or modifying present products or services, and "Market Penetration Strategy", a strategy seeks to increase market share for present products or services.
It is expected that the strategies proposed will give valuable inputs to reach the long term objectives of the hospital, and for the development of the VIP care unit itself.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Gustina
"Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang untuk mengembangkan dirinya, diperlukan perencanaan strategis yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang tertuang dalam Perencanaan Strategis Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang Tahun 2005 - Tahun 2008.
Dalam menyusun Perencanaan Strategis Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis data kuantitatif secara deskriptif juga menggunakan metode wawancara mendalam dalam penyusunan ini melalui beberapa tahap yaitu I Input Stage terdiri data analisis lingkungan eksternal dan internal yang dilakukan CDMG yang terdiri dan Pimpinan BTKL, Kasub Bag TO, Koordinator UPF. Pada tahap II Matching Stage, didalam CDMG dilakukan analisis Internal - Eksternal Matriks, SWOT Matriks dan menggunakan konsep Balanced Scorecard dalarn menentukan inisiatif strategi. Pada tahap yang terakhir yaitu tahap III Decision Stage menggunakan Matriks QSPM dipadukan dengan konsep Balanced Scorecard untuk mendapatkan prioritas strategi.
Berdasarkan konsep Balanced Scorecard dari hasil penelitian maka didapatkan inisiatif strategi yaitu perspektif keuangan pelanggan, proses bisnis intern dan pembelajaran / pertumbuhan dan berdasarkan konsep QSPM (Quantitative Strategi PIanning Matrix) maka didapatkan 10 strategi yang tercantum dalam table plan of action.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang memiliki faktor peluang lebih besar dari faktor ancaman dan faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan, walaupun pesaing BTKL Palembang lebih unggul, tetapi masih diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitasnya.
Inisiatif strategis yang dipilih perlu diimplementasikan dengan memadukan konsep Balanced Scorecard yaitu menggunakan 4 perspektif dan dengan konsep Quantitatif Strategi Planning Matriks sehingga menghasilkan prioritas strategi.

Palembang Environmental Health Technique Hall, to develop itself needed a strategic plan matching with vision, mission and aim of Palembang Environmental Health Technique Hall as written in the Palembang Environmental Health Technique Hall Year 2005 - Year 2008
In arranging Strategic Plan of Palembang Environmental Health Technique Hall conducted some research by using qualitative method and analyze the quantitative data by descriptively also using circumstantial interview method in this compilation through some phase that is phase I, Input stage consisted of the external and internal environmental analysis conducted by CDMG which consist the Head BTKI, the Head of TU Sub unit, UPF Coordinator. At phase II, matching stage, in CDMG has been using Internal - External Matrix, SWOT Matrix also using Balanced Scorecard concept in determining initiative strategy. The last phase that is phase DI, Decision Stage using the QSPM matrix allied with Balanced Scorecard concept to get the strategy priority.
Based on Balanced Scorecard concept from research result hence initiative strategies which are client financial perspective, intern business process and the study or growth and based on the QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) concept hence 10 strategies with contained in table plan of action.
In this research concluded that Palembang Environmental Health Technique Hall got a bigger opportunity factor than threat factor and strength factor bigger than weakness factor, although the competitor of Palembang BTICL is better, but still needs an action to increase its quality.
Initiative strategic that have been selected, needed to be implementation by combining Balanced Scorecard concept which use 4 perspective and by concept of Quantitative strategy Planning Matrix so that the strategy priority can be yield.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yumidiansi Fachrurrozie
"Di dalarn GBHN tahun 1999 - 2004 ditetapkan arah kebijakan pembangunan dibidang kesehatan antara lain meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sarana , prasarana medik dan sarana penunjang secara berkelanjutan. Sarana penunjang dibidang kesehatan salah satunya adalah laboratorium kesehatan yang terdiri dari pelayanan laboratorium klinik dan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dalam upaya mendukung, penyembuhan, pemulihan juga peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Sejak berdiri tahun 1998 sampai saat ini Laboratorium Kesehatan Daerah (LKD) belum beroperasi secara reguler. Pemeriksaan hanya dijalankan pada kegiatan - kegiatan insidentil seperti pelayanan kesehatan haji, pemeriksaan rujukan spesimen dari Puskesmas atau bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit yang memerlukan pelayanan penunjang laboratorium. Belum optimalnya operasional LKD karena masih kurangnya sumber daya, sarana dan prasarana sehingga belum dapat memberikan pelayanan prima. LKD juga belum mempunyai visi dan rnisi serta struktur organisasi LKD menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) awal tahun 2001.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang organisasi LKD Kabupaten Musi Rawas, merumuskan visi dan mini , mengetahui faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam pengembangan LKD Kabupaten Musi Rawas dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Kabupaten Musi Rawas dan LKD Kabupaten Musi Rawas pada bulan Mei - Juni 2001 Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap Kepala Subdin Kesmas , Kadinkes, Kasi Rujukan, dokter klinik (Puskesmas).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal mempunyai peluang antara lain : Peningkatan pengeluaran rata - rata perbulan, peningkatan pendidikan dan adanya dukungan Pemda sedangkan ancamannya adanya pemasok, pesaing lebih unggul dan keadaan sosial, politik yang kurang stabil, belum berorientasi pelanggan dan lain - lain. Faktor internal mempunyai kekuatan : gedung sendiri, adanya pola tarif pelayanan dan kelemahannya adalah SDM secara kuantitas maupun kualitas masih kurang, manajemen mutu belum dilaksanakan. Gambaran LKD Kabupaten Musi Rawas memiliki karakteristik ekstemal dan internal yang hampir berimbang dimana LKD terletak pada sel V Strategi yang dianjurkan adalah Hold and Maintenance dengan strategi intensif yaitu market penetration dan product development.
Melihat hasil ini LKD disarankan untuk melaksanakan strategi Market Penetration yaitu meningkatkan mutu pelayanan, pemasaran aktif dan menerapkan konsep mutu sedangkan untuk Product development adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia, menambah produk pelayanan, meningkatkan sarana dan prasarana. Kemudian ditindak lanjuti dengan membuat rencana kegiatan pertahun dari tahun 2002 - 2006.

Strategic Planning for Development of Regional Health Laboratory of Musi Rawas Regency, year 2002 - 2006It is stipulated within the State Guidelines 1999 - 2004 the development policy in health sector such as improving and maintaining the institution and health service through empowerment of human resources, medical facilities, infrastructure and supporting facilities in a sustainable manner. One of the supporting facilities in health sector is health laboratory that consists of clinic laboratory service and public health laboratory service and disease prevention.
Since its establishment in 1998 until now the Regional Health Laboratory (RGL) has not operated regularly. The test is only conducted incidentally such as service for hajj or pilgrimage health, specimen referral test from Community Health center or if there is Extraordinary Event of a disease that needs the laboratory supporting service_ The below optimum operation of the RGL is due to lack of human resources, facilities and infrastructure that it cannot provide excellent service. The RGL also has the vision and mission and organization structure to become Official Technical Implementation Unit (OTIU) at the beginning of 2001.
This research is intended to obtain description regarding the RGL organization of Musi Rawas Regency, formulate to vision and mission, to identify external and internal factors that affect the development of RGL of Musi Rawas Regency with qualitative approach. The research is performed in Health and Welfare Office of Musi Rawas Regency and RGL of Musi Rawas in May - June 2001. This research is performed within-depth interview towards the Head of Sub Office of Public Health, Head of Health Office, Section Head of Referral; clinic doctors (Community Health Center).
The result of research indicates that the external factor that have the opportunity among others: increase of monthly per capita income rate, improvement of education and support of the local Government, while the threat is the lack of supplier, more competitive competitor and the lack of stability in the social and political life, the lack of customer oriented attitude etc. The internal factors which are strength factors are the own building, the existence of rate standard and the weaknesses are the lack of quantity and quality of human resources, quality management has not implemented. From the description of Musi Rawas Regency RGL, we know that it has more or less balanced internal and external characteristics in which the RGL is located in V cell. The strategy suggested is Hold and Maintenance with intensive strategy namely market penetration and product development.
Having considered this RGL it is suggested to be implemented market penetration namely improvement of service quality, active marketing and application of quality concept and product development strategy namely to improve human resource quality, to add service product, improve facilities and infrastructure stipulated in annual planning activities."
2001
T1870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Chrisnani R.
"Penelitian ini dilatarbelakangi perubahan kondisi RSPP yang sebelumnya berada dibawab Pertamina lengkap dengan fasilitas pembiayaannya, namun kini dilepaskan menjadi organisasi mandiri yang harus memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri termasuk dalam pembiayaan kegiatan pelayanannya.
Faktor tersebut mendorong RSPP membuat suatu perencanaan strategi agar tetap mampu melaksanakan kegiatan pelayanannya serta bersaing dengan rumah sakit lain seperti kondisi sebelumnya bahkan bila mungkin menjadi lebih baik.
Dari analisis situasi diketahui bahwa sebenarnya RSPP telah mempunyai perencanaan strategi, tetapi karena dalam pembuatan tidak melibatkan para karyawannya sehingga mengalami kesulitan dalam implementasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategi RSPP tahun 2003 - 2007 yang benar-benar representatif dengan melibatkan para karyawan secara aktif dalam penyusunannya.
Jenis penelitian ini adalah Operational Research dengan analisis strategik, yaitu gabungan metode deskriptif analitik dan intuisi terbaik (good intuitive judgement). Penelitian ini menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategik. Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahap dengan menggunakan empat matriks. Tahap I (input stage) mengunakan matriks EFE dan IFE. Tahap 11 (matching stage) menggunakan matriks IE dan TOWS, dan tahap III (decision stage) menggunakan QSPM. Teknik untuk analisis lingkungan, penentuan faktor sukses kritis dan penilaian (scoring) untuk setiap matriks menggunakan metode delphi dan CDMG.
Hasil penelitian untuk tahap I diperoleh nilai total EFE 3,06 dan IFE 2,65. Artinya RSPP mampu merespon dengan baik peluang dan menghindari ancaman yang ada serta memiliki posisi internal yang kuat.
Tahap II dengan matriks IE menunjukkan RSPP berada pada posisi grow and build serta dengan matriks TOWS posisi RSPP pada Future Quadrant. Strategi alternatif yang direkomendasikan oleh keduanya adalah market development, market penetration dan product development.
Pada tahap Ill dengan menggunakan QSPM diperoleh Strategi Utama untuk RSPP adalah Product Development. Produk yang akan dikembangkan kemudian dinilai lagi dengan QSPM dan menghasilkan produk prioritas yang akan dikembangkan yaitu Diabetic Center. Langkah terakhir untuk mendukung implementasi strategi yang telah disusun adalah menerjemahkannya ke dalam program kerja tahunan dan mensosialisasikannya kepada seluruh karyawan RSPP agar timbul rasa memiliki dan tanggung jawab untuk secara optimal melaksanakannya.

This research is inspired by conditional change of RSPP formerly managed by Pertamina, including financing facilities, into an independent organization entitled to comply with every single need including financing activities on owned sources at present.
This factor motivates RSPP to set a comprehensive strategic plan to maintain better services and to compete with other competitors as has been performed before.
The situational analysis found that RSPP has had a strategic plan, however, there have been too much trouble in implementing such a plan due to absence of staffs participation in format.
In purpose this research is proposed to set a strategic plan for RSPP for the period of 2003 - 2007 through which all staff are actively participated that result may represent all levels.
The type of this research was operational research through strategic analysis, a consolidated method between descriptive analysis and good intuitive judgment, that strategic decision making should be information-based. The research was strategically carried out through 3 (three) steps using 4 (four) matrixes. Step I (input stage) using EFE and WE matrix. Step II (matching stage) using IE and TOWS matrix. Step III (decision stage) using QSPM. Delphi and CDMG method were used for internal and internal analysis, critical success factors and scoring for every matrix.
The input stage resulted on EFE 3,06 and IFE 2,65 total values. It means RSPP has good respond capacity for any opportunities and at the same way overcoming the available threats, and has strong internal position either.
The matching stage with IE matrix showed RSPP is on grow and build position, and with TOWS matrix RSPP is on Future Quadrant position. Both matrixes recommended a strategic alternative on market development, market penetration and product development.
The decision stage using QSPM resulted on Product Development, proposed as Grand Strategy for RSPP. The product to develop has to be appraised using QSPM and found The Diabetic Center to be the first priority.
The last step is to support the strategic implementation has been set by realizing those into annual working program and socializing through all staffs of RSPP to get sense of belonging and responsibility for optimum performance.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Adib
"Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak dari tahun 1998 sampai tahun 2000 telah memperoleh Health Project IV dan melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pendekatan jaminan mutu yaitu mulai dari seminar sadar mutu sampai ke pelaksanaan pemecahan masalah berdasarkan tim. Pendekatan jaminan mutu ini diutamakan untuk 4 PKD yaitu pelayanan antenatal, Imunisasi, Batuk dan Kesulitan Bernafas, dan Diare. Dukungan dana HP-IV sudah berakhir pada Desember 2000 sehingga perlu adanya strategi untuk membuat kesinambungan pendekatan jaminan mutu tahun 2001 sampai 2003. Sasaran dari analisis ini hanya satu PKD yaitu pelayanan antenatal dengan tujuan agar strategi yang dihasilkan lebih spesifik, disamping data tingkat kepatuhan bidan yang terus men ingkat dalam 3 tahun terakhir.
Untuk mengetahui strategi upaya mempertahankan kesinambungan penerapan pendekatan jaminan mutu pada pelayanan Antenatal tahun 2001 - 2003, dilakukan penelitiau terapan dengan berpedoman pads SUSTAINABILITY ANALYSIS dari Primary Health Care Management Advancement Programme yaitu menganalisis peluang - ancaman 10 faktor kesinambungan yang meliputi: Besaran target populasi - Tingkat Pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran - Tingkat Kepatuhan petugas - Tingkat Kepuasan sasaran - Dukungan manajemen dan kapasitas organisasi - Komitmen politik - Sumber daya manusia Pemasukan - Pengeluaran - Lingkungan. Adapun tahapan yang dilalui yaitu: ldentifikasi pengguna, tujuan spesifik dan ruang lingkup kajian - Memperjelas sasaran kajian - Memutuskan tingkat ketelitian - Mengumpulkan data 10 faktor kesinambungan - Kajian strategik peluang dan ancaman 10 faktor kesinambungan melalui CDMG I - Memilih strategi dan membuat rumusan rencana kesinambungan melalui CDMG IL
Dari basil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa 5 faktor sebagai ancaman, 4 faktor sebagai peluang dan 1 faktor netraL Untuk menetralisasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada, maka disusun 26 altematif strategi. Setelah dilakukan penelaahan maka dilakukan penggabungan beberapa alternatif strategi sehingga tinggal 16 strategi. Dad 16 strategi disepakati bahwa 10 strategi disusun rumusan rencana kesinambungannya untuk tahun 2001 dan 5 strategi akan dimulai tahun 2002 serta 1 strategi akan dimulai tahun 2003.
Penelitian ini memberi pengalaman bahwa SUSTAINABILITY ANALYSIS dari Primary Health Care Management Advancement Programme dapat diaplikasikan untuk membuat strategi kesinambungan penerapan pendekatan jaminan mutu pada peiayanan antenatal, walaupun berbagai data sulit didapat seperti pendapatan dan pengeluaran peiayanan antenatal secara rinci, sehingga membuat penelitian ini hanya membatasi did pada kajian strategik saja. Sedangkan untuk pengumpulan data yang lain relatif mudah bahkan beberapa data sekunder biasa tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga penelitian ini juga memberi kesadaran bahwa sebetulnya banyak sekali data disekitar kita yang sernestinya dapat dioptimalkan untuk membuat suatu keputusan balk dalam rangka untuk menyelesaikan masalah maupun untuk membuat suatu perencanaan. Disamping itu penelitian ini juga memberi kita kesadaran bahwa bekerja secara tim, dapat dengan mudah/lebih ringan dalam memecahkan masalah yang komplek sekalipun.
Akhirnya peneliti menyarankan agar Tim Jaminan Mutu Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak betul-betul melaksanakan rumusan rencana kesinambungan yang telah disepakati bersama dan untuk memudahkan penerapan SUSTAINABILITY ANALYSIS pada program-program yang lain, agar ada laporan tentang tingkat kepuasan pelangganipasien secara berkala dari Puskesmas.

Analysis of Strategic Plan on the Sustainability of the Application of Quality Assurance Approach on Antenatal Service in Pontianak District West Kalimantan Province for the Year 2001 - 2003The Health Department of Pontianak District had been chosen to implement the Health Project IV of Ministry of Health since 1998 until 2000 and they had performed all series of activities of quality assurance approaches that ranged from awareness seminars to the implementation of team based problem solving. The quality assurance approach was mainly intended to improve 4 BHS, namely Antenatal Care, Immunization, Cough and Difficult Breathing, and Diarrhoea. Funding for HP-IV has been terminated since December 2000 so that now it is necessary to develop a strategy for the sustainability of quality assurance approach beginning 2001 until 2003. Analysis objective only antenatal care to get specific strategic, and data health workers' compliance rate through increase trend in three years ago.
To find out strategies or effort to sustain the application of quality assurance approach on Antenatal service for the year 2001 - 2003, an operational study was conducted by refereeing to SUSTAINABILITY ANALYSIS frame work of Primary Health Care Management Advancement Programme that analyzed opportunities and threats of 10 factors of sustainability including: Population size. Target group knowledge, attitudes and practice - Health workers' compliance rate - Clients satisfaction. Management support and organizational capacity - Political commitment - Personnel resources - Revenues - Expenditures ? Environment factors. The steps of study conducted were: Identify users, and specify the purpose and scope of the analysis - Clarify the objectives - Decide on the level of detail needed - Conduct strategic assessment on 10 factors of sustainability - Identify strategies for addressing threats and opportunities of 10 factors of sustainability by CDMG I and Select strategy and setting sustainability plan by CDMG II.
The result of study shows that there are 5 factors identified as threats, 4 factors identified as opportunities, and 1 neutral factor. To neutralize threats and utilize the existing opportunities, 26 alternative strategies were analyzed. Following the consensus of CDMG II, some strategies were combined that resulted in 16 strategies. Of the 16 agreed strategies, 10 strategies will bw implemented as inputs for setting the sustainability plan for 2001, 5 others shall commence in 2002, and I strategy shall be employed in 2003.
This study provides experience that SUSTAINABILITY ANALYSIS of Primary Health Care Management Advancement Programme is applicable for setting sustainable strategy of the application of quality assurance approach on Antenatal care, although more detailed data, including Antenatal care revenues and expenditures were hard to obtain. This will probably impact to the validity of the result. This study experienced a relatively easy data collection process. Data Inputs can be found in the existing system and it only process that similar studies/activities can be done where by existing local provider staff. This study also provides experience that teamwork helps to ease problem solving, even the complex one.
The researcher finally offers recommendations for Quality Assurance Team of Health Department of Pontianak District to execute the agreed sustainability plan and to utilize the SUSTAINABILITY ANALYSIS on other programs so that regular reports on client's level of satisfaction of Basic Health Services are available."
2001
T415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengidentifikasikan isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi sering secara isu eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu. Perencanaan kualitas proses pengambilan strategis dapat meningkatkan putusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya dissubsekuensi, kerangka rincinya dalam beberapa berapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seeprti itu, maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis."
PPEM 15 (1) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistem pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 serta disusul dengan World Trade Organization (WTO) tahun 2010 dan 2020, pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global. Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan dalam menyonsong era globalisasi maka Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan harus dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk itu Puskesmas perlu menyusun suatu rencana strategik.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan Rencana strategis Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2003 - 2007. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Operasional, analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis strategik dengan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap penyusunan rencana strategik adalah faktor peluang: demografi, Kebijakan, Pelanggan, Pemasok, Geografi dan sosial/pendidikan, dan faktor ancaman adalah ekonomi, Pesaing, teknologi dan epidemiologi. Faktor Internal yang berpengaruh adalah faktor kekuatan: fasilitas fisik dan faktor kelemahan adalah SDM, pemasaran, keuangan, sistem informasi, sistem manajemen dan produk layanan.
Dengan memakai matriks IFE dan EFE pada tahap Input, tahap Marching dengan matriks IE dan SPACE serta tahap Decision dengan QSPM maka dapat ditentukan Posisi Puskesmas berada pada posisi bersaing dengan alternatif strateginya adalah Pengembangan Produk dan Penetrasi Pasar.
Adapun rekomendasi yang disarankan untuk Pengembangan Produk adalah Pengadaan pelayanan Rumah Bersalin dan Penetrasi Pasar dengan melakukan promosi Puskesmas kepada masyarakat. Dengan mengimplementasikan strategi terpilih ke dalam program-program yang tepat diharapkan Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan akan dapat lebih berkembang dan dapat mencapai misi dan visinya.

Strategic Planning Grogol Petamburan Public Health Center Jakarta Facing healthy problem, the improvement of knowledge and science, change on healthy service system and its increasing in the future, chiefly with The ASEAN Free Trade Area (AFTA) acceptance which on going in 2003 and will be followed by The World Trade Organization (WTO) in 2010 and 2020, public services to be insisted capable giving professional service based on global standard. As a developing of in hearth service sector in facing globalization era, Grogol Petamburan public health center have to anticipate and get ready itself to be capable in competing with another health services. So it need public health center strategic planning.
This research conducted to analyze many factors that gave impact on public health center strategy. This research use operational research method with descriptive analyze and strategic analyze.
The research is concluded that external factor which gave impact to public health center strategy, the Opportunities are: demography, regulation, customer, vendor, geography and social/education. The Threats are: economic, competitive, technology and epidemiology. Internal factor which gave impact, the Strengths are: physical facility and the Weakness are: human resources, marketing, information system, management system and services product.
This research using IFE and EFE Matrix in the Input stage, the matching stage using IE Matrix and SPACE Matrix and finally the decision stage using QSP Matrix. There are potential external and internal factor that have to be follow with chosen strategy. The chosen strategy that appropriately to be applied is Competitive strategy.
As an alternative there is appropriate strategy that stated as market penetration and product development. Recommendation for product development is Birth Place and market penetration is Public Health Center Promotion. By implementing chosen strategy into the right program it is hoped that Grogol Petamburan public health center will be more developed and could reach its mission and vision."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>